Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN GERONTIK

“PROPOSAL TAK STIMULASI KOGNITIF DENGAN TEMA


TEBAK GAMBAR”

Disusun Oleh : Kelompok 1


1. Diva Sandyra 9. Natasya Wulandari
2. Dwi Viska Yuliya 10.Nurul Hendriani
3. Fahdia Gusti Rahayu 11.Oktariani Aulia
4. Fajar Kurniawan Wilmar
5. Fira Afdila 12.Oriza Sativa
6. Kiki Patmala 13.Puput Avita Sari
7. Muhammad Novaldi 14.Putri Rahmawati
8. Nanda Ardini

Dosen Pembimbing :
Yaslina M.Kep, Ns.Sp.Kep.Kom

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan hidup
manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami penurunan
kemampuan fisik, mental dan sosial secara bertahap sampai tidak dapat melakukan
tugasnya sehari-hari lagi. Bagi kebayakan orang masa tua itu masa yang kurang
menyenangkan. Anggapan terhadap lansia adalah bingung dan tidak peduli terhadap
lingkungan, kesepian dan tidak bahagia, pikun, tidak berminat seksual dan tidak berguna
bagi masyarakat. Namun kenyataannya tidak semua usia lanjut yang mencapai
kematangan dan produktifitas mental dan materi pada usia lanjut. Oleh karna itu perawat
harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam memecahkan
masalah dan mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa keterbatasan akibat dari
ketidakmampuan fisik dan kelainan yang dideritanya. Dapat disadari bahwa pendekatan
komunikasi dalam perawat tidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis dan
proses penyembuhan dan ketenangan para klien lanjut usia.
Terapi kreatifitas tebak gambar dimulai dengan membangun hubungan dan
kepercayaan serta rasa aman dan membuat lanjut usia merasa lebih baik dengan
memanfaatkan waktu luangnya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti terapi modalitas : terapi tebak gambar klien mampu
mengenali foto siapa dan tebak nama sesuai foto, lebih banyak aktifitas dan lebih
mandiri.
2. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain, meningkatkan rasa kasih
sayang antar sesama

2) Merasa nyaman, mengurangi stress, menurunkan depresi dan kecemasan.

3) Meningakatkan perasaan dan melepaskan tekanan emosi yang dihadapi.

4) Meningkatkan kontrol diri dan perasaan berharga.


5) Mengubah prilaku.

6) Mengembangkan kreatifitas.

7) Hiburan atau kegiatan yang menyenangkan.


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Terapi Kognitif-Perilaku
1. Gambaran Terapi Kognitif-Perilaku
Terapi Kognitif-Perilaku merupakan intervensi psikologis yang mengkombinasikan
terapi kognitif serta terapi perilaku untuk menangani masalah psikologis. Terapi
Kognitif-Perilaku mengajarkan individu untuk mengenali pengaruh pola pikir
tertentu dalam memunculkan penilaian yang salah mengenai pengalaman-
pengalaman yang ia temui, hingga memunculkan masalah pada perasaan dan tingkah
laku yang tidak adaptif (Rosenvald, Oei & Schmidt, 2007; Westbrook, Kennerley &
Kirk, 2007). Prinsip dasar dari Terapi Kognitif-Perilaku antara lain (Westbrook,
Kennerley & Kirk, 2007):
a. Prinsip kognitif: masalah psikologis merupakan hasil interpretasi dari sebuah
kejadian, bukan kejadian itu sendiri.
b. Prinsip perilaku: perilaku individu dapat sangat mempengaruhi pikiran dan
emosinya.
c. Prinsip kontinum: gangguan bukanlah suatu proses mental yang berbeda dengan
proses mental normal, melainkan proses mental normal yang berlebihan hingga
menjadi masalah.
d. Prinsip here-and-now: lebih baik berfokus pada proses masa kini daripada masa
lalu.
e. Prinsip sistem yang saling berinteraksi: melihat masalah sebagai interaksi dari
pikiran, emosi, perilaku, fisiologi, dan lingkungan yang dimiliki individu.

2. Teknik Perilaku dan Kognitif dalam Terapi Kognitif-Perilaku untuk Depresi


Mengenali pikiran negatif Restrukturisasi kognitif atau pikiran. Berikut ini
penjabaran untuk masing-masing teknik yang digunakan:
a. Psikoedukasi
Psikoedukasi merupakan program terapi yang berfokus pada penyampaian
informasi sebagai bagian dari pendekatan kognitif-perilaku. Informasi yang
diberikan akan tergantung pada jenis masalah yang ingin ditangani oleh terapis.
Dalam menangani depresi, maka psikoedukasi yang diberikan adalah seputar
depresi. Melalui pemberian psikoedukasi, individu yang menjadi klien didorong
untuk memahami masalahnya dengan baik.
b. Monitor Perasaan
Monitor perasaan dilakukan untuk membantu klien mengenali hubungan antara
kegiatan yang ia lakukan dengan perasaan yang muncul ketika melakukannya.
Dengan cara ini, klien akan dapat mengetahui kegiatankegiatan yang bisa
membuat perasaannya menjadi positif dan negatif atau depresif. Kegiatan yang
meningkatkan perasaan positif dapat dipertahankan, sementara yang
menghasilkan perasaan negatif dan depresif dapat dihindarkan.
c. Relaksasi
Ketegangan fisik merupakan salah satu faktor yang dapat berkontribusi
membuat masalah psikologis tetap bertahan dalam diri individu, termasuk
depresi. Ketegangan fisik ini misalnya bisa ditandai dengan peningkatan detak
jantung, pusing pada kepala, dan lain-lain. Gejala-gejala ketegangan fisik ini
dapat diredakan dengan menggunakan teknik relaksasi.
d. Restrukturisasi Kognitif atau Pikiran
Dalam restrukturisasi kognitif atau pikiran, individu diajak memikirkan kembali
pikiran-pikiran negatif yang ada dalam dirinya dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan berupa Socratic questioning yang ditanyakan oleh terapis. Setelah
itu, individu diajarkan untuk berlatih mencari bukti-bukti yang dapat digunakan
untuk melawan pikiran negatif tersebut, serta mencari alternatif pemikiran lain
yang lebih sesuai (Westbrook, Kennerley& Kirk, 2007). Restrukturisasi kognitif
atau pikiran biasanya dilakukan dengan strategi A-B-C-D-E, yaitu:
1) A (Antecedent) merupakan peristiwa aktual yang mendasari munculnya
perasaan dan atau pikiran tertentu.
2) B (Beliefs) merupakan keyakinan yang muncul sebagai hasil dari pikiran,
biasanya berupa pikiran negatif.
3) C (Consequences) merupakan konsekuensi berupa perasaan yang muncul dari
suatu pikiran tertentu.
4) D (Dispute) merupakan usaha menantang pikiran yang sudah muncul
sebelumnya dengan menggunakan pikiran alternatif tertentu.
5) E (Evaluation) merupakan evaluasi yang dilakukan terhadap perasaan setelah
menantang pikiran negatif.
BAB III
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
“STIMULASI KOGNITIF DENGAN TEMA TEBAK GAMBAR”

A. Sesi TAK
Dan adapun Kriteria Pemilihan Anggota Terapi Aktivitas Kelompok
1. Lansia Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai.
2. Para lansia berumur >60 tahun .
3. Lansia yang mau berpartisipasi dalam terapi modalitas kognitif
4. Lansia yang di rawat di PSTW

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti terapi modalitas : terapi tebak gambar klien mampu
mengenali foto siapa dan tebak nama sesuai foto, lebih banyak aktifitas dan lebih
mandiri.
2. Tujuan Khusus
a) Meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain, meningkatkan rasa kasih sayang
antar sesama
b) Merasa nyaman, mengurangi stress, menurunkan depresi dan kecemasan.
c) Meningakatkan perasaan dan melepaskan tekanan emosi yang dihadapi.
d) Meningkatkan kontrol diri dan perasaan berharga.
e) Mengubah prilaku.
f) Mengembangkan kreatifitas.
g) Hiburan atau kegiatan yang menyenangkan.

C. Indikasi

Waktu Dan Tempat :

1. Judul : Stimulasi Kognitif Dengan Tema Tebak Gambar

2. Tanggal pelaksanaan : 06 Desember 2021

3. Waktu : 11.00 WIB / s.d selesai

4. Tempat : PSTW (Panti Sosial Tresna Werda)


D. Setting

Keterangan :

: Leader

: Co-Leader

: Penyaji

: Observer

: Fasilitator

: Dokumentasi

: Lansia

E. Struktur
Pengorganisasian sebagai berikut:
1. Leader : Fajar Kurniawan
2. Co-Leader : Natasya Wulandari
3. Penyaji 1 : Muhammad Novaldi
4. Penyaji 2 : Muhammad Novaldi
5. Fasilitator 1 : Dwi Viska Yuliya
6. Fasilitator 2 : Puput Avita Sari
7. Fasilitator 3 : Oktariani Aulia Wilmar
8. Fasilitator 4 : Nanda Ardini
9. Fasilitator 5 : Fahdia Gusti Rahayu
10. Observer 1 : Putri Rahmawati
11. Observer 2 : Oriza Sativa
12. Dokumentasi 1 : Nurul Hendriani
13. Dokumentasi 2 : Fira Afdila

F. Metode
Dinamika Kelompok

G. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih lansia yang kooperatif

1) Membuat kontrak dengan klien


2) Klien diatur membentu persegi

3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

Salam teraupetik

1) Salam dari terapis kepada klien

2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)

3) Menanyakan dan panggilan semua klien (beri pengenal)

4) Leader menyampaikan tujuan terapi menempel foto

5) Lider membuat validasi kontrak

6) Kolider membaca tatatertib


7) Leader dibantu co-lider menjelaskan langkah langkah terapi menempel

foto

3. Fase kerja

a. leader memimpin peserta dan terapis untuk menyiapkan peralatan ( gabus

mading)

b. Lalu setiap lansia menempel foto

c. Setelah menempel foto lansia di haruskan menempelkan nama sesuai dengan

foto yang telah di tempelkan

d. Setelah itu selesai hasil menempel fotonya di pasang di dinding.

4. Evaluasi

a. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti terapi menempel foto

b. Menanyakan masalah yang dirasakan

c. Leader memberikan tugas rencana tindak lanjut

d. Leader membuat kontrak untuk kegiatan yang akan dating

5. Leader menutup acara

H. Evaluasi dukumentasi kegiatan

1. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti terapi menempel foto


2. Menanyakan masalah yang dirasakan

3. Leader memberikan tugas rencana tindak lanjut

4. Leader membuat kontrak untuk kegiatan yang akan dating


BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal terapi menempel foto ini kami susun sebagai media penuntun dalam

pelaksanaan terapi modalitas yang akan dilaksanakan di PSTW ( panti sosial tresna

werdha) natar pada keperawatan gerontik semester VII program study S1 Keperawatan.

Besar harapan kami agar terapi menempel foto ini berjalan dengan lancar dan dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak terkait, terutama lansia. Atas kerjasama yang baik

dan dukungannya kami mengucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai