Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan riwayat kasus, masalah kesehatan yang sering

didapatkan pada lansia adalah individu dengan arthritis (radang sendi),

menurunnya pendengaran dan penglihatan, kehilangan massa otot serta

kekuatannya, penurunan progresif dalam kapasitas untuk latihan fisik,

menurunnya daya ingat, stress, gangguan tidur, serta peningkatan penyakit

infeksi akan menyebabkan dokter mengansumsi pada lansia. Seorang

lansia akan membutuhkan waktu lebih lama untuk masuk tidur (berbaring

lama di tempat tidur sebelum tertidur) dan mempunyai lebih sedikit atau

lebih pendek waktu tidur nyenyaknya. Perubahan pola tidur dapat menjadi

bagian dari proses penuaan normal. Namun, banyak gangguan ini mungkin

terkait dengan proses patologis yang tidak dianggap sebagai bagian normal

dari penuaan.

Gangguan Tidur pada lansia dipengaruhi beberapa faktor seperti

usia, kondisi medis (hipertiroid, penyakit neurologi, penyakit paru,

hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, obesitas), psikiatri (depresi,

stress, gangguan anxietas), konsumsi obat-obatan, lingkungan, cahaya,

suhu, pola makan, konsumsi alkohol, dan konsumsi kafein.5,6 Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas tidur pada lansia di

Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis


gangguan tidur pada lansia, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

tidur pada lansia serta gambaran karakteristik lansia di Kecamatan

Kayangan, Lombok Utara.

Dalam penelitian (Sakinah et al., 2020), banyak hal yang dirasakan

orang tua yang mempunyai tekanan darah tinggi, juga menyatakan bahwa

kebanyakan responden mempunyai kapasitas tidur yang buruk hingga

94,9%. Latensi tidur mengungkapkan bahwa kurang dari setengah

responden mendapat skor 3, sebuah kekalahan 43,0%. Waktu tidur hanya

<5 jam, sebanyak 53 ( 67,1 % ).Respon melaporkan hanya tidur beberapa

jam karena sering terbangun malam. Salah satunya tentang penurunan

kualitas tidur, yang disebabkan oleh meningkatnya stress yang dialami

pasien, sehingga terganggunya keseimbangan tubuh akibat efek

peningkatan tekanan darah yang mengakibatkan peningkatan tekanan

darah ( sari, 2008 ). Menurut ( R.-Q.Liu et al., 2016 ) juga menyatakan

bahwa orang dengan tekanan darah tinggi akan mudah mendapat gangguan

tidur dari pada mereka yang mempunyai tekanan darah normal.

Penyakit kronis yang diderita pasien lansia dapat menyebabkan

banyak perubahan, baik pada kondisi fisik maupun psikologis pasien.

Salah satu kondisi psikofisiologis pasien lansia dengan penyakit kronis

yang terganggu adalah kualitas tidur. Selain proses penuaan yang terjadi

secara fisiologis, penyakit kronis yang diderita pasien lansia dapat

menambah penurunan kualitas tidurnya (Bernell & Howard, 2016).


Proses penuaan yang dialami lansia menjadi penyebab kejadian

dan dapat meningkatkan keparahan insomnia. Lansia mengalami struktur,

durasi, kedalaman, dan kontinuitas tidur yang berubah dari kondisi

sebelumnya (Eliopoulos, 2018). Lansia mengalami tidur yang lebih

pendek, lebih ringan, dan lebih terputus-putus. Secara fisiologi, lansia

lebih banyak masuk ke dalam tidur fase 1 dan 2, dan lebih sedikit masuk

ke dalam tidur fase 3 dan 4. Lansia memiliki durasi tidur rata-rata lebih

pendek dibandingkan dengan dewasa muda (Ruiter et al., 2009).

Perubahan fisiologi tidur yang dialami lansia merupakan bagian

normal dari proses penuaan dan menjadi penyebab gangguan tidur primer.

Namun, penyebab gangguan tidur sekunder, seperti penyakit kronis yang

dialami lansia, perlu mendapatkan perhatian khusus. Penegakan diagnosis

gangguan tidur pada lansia secara tepat, dapat membuat penatalaksanaan

gangguan tidur pada lansia juga menjadi lebih tepat dan dapat

meningkatkan kualitas tidur lansia (Yaremchuk, 2018).

Faktor penyebab yang terkait kualitas tidur lansia perludikaji lebih

dalam untuk menentukan tatalaksana yang tepat (Widasari et al., 2020).

Faktor lingkungan, seperti cahaya dan kebisingan merupakan salah satu

faktor penyebab gangguan tidur lansia (Ruiter et al., 2009).

Kualitas tidur pasien lansia juga dapat dipengaruhi oleh tingkat

depresi dan rendahnya aktivitas fisik yang dilakukan pasien lansia (Wu et

al., 2012). Hasil penelitian lainnya juga menunjukkan depresi pada lansia

menyebabkan kualitas tidur menjadi berkurang (Chang et al., 2014).


Faktor lainnya adalah keluhan nyeri dapat menurunkan kualitas tidur

pasien lansia, baik lansia yang memiliki kognitif normal, memiliki

gangguan kognitif ringan, ataupun lansia dengan demensia (Azri et al.,

2016).

Pasien lansia dengan penyakit kronis dapat mengalami gangguan

tidur sehingga menyebabkan kualitas tidur yang buruk yang meningkatkan

morbiditas dan mortalitas (Praharaj et al., 2018). Penelitian faktor

penyebab yang mempengaruhi kualitas tidur pasien lansia dengan penyakit

kronis belum banyak dilakukan sehingga penelitian ini dapat menambah

bukti untuk menunjang dalam penegakan diagnosis dan tatalaksana

intervensi terhadap kualitas tidur yang buruk menjadi lebih tepat.

Pengumpulan data kualitas tidur menggunakan kuesioner Pi2sburg

Sleep Quality Index yang telah diadaptasi ke Bahasa Indonesia (Buysse et

al., 1989; Khasanah & Hidayati, 2012). Analisis data menggunakan uji

statistic Chi-square untuk varibel 2 x 2, dan uji Mann-whitney untuk

variable K x 2 (Dahlan, 2016). Penelitian ini telah mendapatkan

persetujuan etik penelitian yang dikeluarkan oleh Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin dengan nomor etik: 547/UN4.6.4.5.31/

PP36/2020.

Lansia merupakan suatu proses penuaan yang terjadi pada setiap

individu atau manusia dimulai sejak usia 65 tahun keatas yang ditandai

dengan perubahan fisiologis, fisik, psikososial dan penurunan daya ingat

(Maryam R.Siti, Mia Fatma Ekasari dkk, 2008). Aktivitas fisik yang
terstruktur, terencana dan dapat dilakukan berulang disebut olahraga,

namun aktivitas fisik yang kurang baik dapat mempengaruhi kesehatan

tubuh dan fungsi organ yang lain. Sejalan dengan proses penuaan banyak

perubahan yang dialami oleh lansia mulai perubahan fisik, psikologis,

sosial, spiritual dan daya ingat.

Pada zaman sekarang ini banyak lansia yang kurang mengetahui

tentang pentingnya aktivitas fisik apa saja yang baik dilakukan seperti

senam lansia, memasak, menyapu dengan waktu yang sesuai. Tetapi

banyak lansia yang masih kurang melakukan aktifitas seperti itu, akan

tetapi lansia sering melakukan aktifitas fisik yang kurang baik bagi

kesehatannya seperti mengepel lantai rumah, membersihkan debu pada

jendela, mengasuh cucunya. aktifitas tersebut bisa mengakibatkan seorang

lansia merasa ketidaknyamanan pada saat istirahat dan tidur. Kejadian

seperti itu dapat mengakibatkan seorang lansia mengalami masalah seperti

mudah capek, merasa lelah, letih, dan tidur kurang nyaman sehingga lansia

juga mengalami gangguan tidur dan kualitas tidurnya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada

lansia adalah penyakit, lingkungan, latihan dan kelelahan, kecemasan,

alkhohol, obat-obatan dan nutrisi. Latihan dan kelelahan dapat

mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur karena keletihan akibat

aktivitas yang tinggi seperti mengepel rumah, membersihkan debu di meja

dan kursi, membersihkan halaman rumah.


Akibat aktivitas tersebut maka lansia akan memerlukan lebih

banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan.

Hal tersebut dapat terlihat pada orang yang telah melakukan aktivitas dan

mencapai kelelahan maka orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat

tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya atau Non Rapid Eye

Movement (NREM) diperpendek (Hidayat, 2008). Hal tersebut akan

mengakibatkan ketidaknyamanan pada pola hidup lansia dan dapat

menggangu kualitas tidur pada lansia karena lansia merasa pola tidurnya

tidak maksimal. Pola hidup seperti itu sangat tidak bagus pada semua

lansia yang melakukan aktivitas fisik secara berlebihan (Tamher S, 2009).

Berdasarkan uraian diatas upaya yang dapat dilakukan adalah

menganjurkan dan mengatur waktu aktifitas fisik yang baik untuk

dilakukan seorang lansia. Adapun aktifitas yang dapat dilakukan oleh

seorang lansia seperti olahraga yang teratur,senam lansia, memasak,

menyapu, dengan waktu yang sesuai. Dengan begitu lansia dapat

melakukan aktivitas fisiknya secara teratur dan lansia dapat melakukan

gerakan sesuai dengan kemampuannya sehingga kualitas tidurnya tetap

terjaga.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor apakah yang

mempengaruhi kualitas tidur pada lansia di Puskesmas Lubuk Tarok.


C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan gangguan

kualitas tidur pada lansia di Puskesmas Lubuk Tarok.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dengan ualitas

tidur pada lansia

b. Menganalisis hubungan antara hipertensi dengan kualitas tidur

pada lansia

c. Menganalisis hubungan antara penyakit kronis dengan kualitas

tidur pada lansia

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas Lubuk Tarok

Manfaat yang bisa diperoleh bagi instansi kesehatan adalah data

dari hasil yang diperoleh dapat dijadikan sumber informasi dan masukan

untuk optimalisasi program pencegahan dan penanganan gangguan tidur

pada lansia.

2. Bagi tenaga kesehatan

Manfaat yang bisa diperoleh bagi tenaga kesehatan adalah dapat

dijadikan tambahan pengetahuan bagi tenaga kesehatan tentanga faktor

yang mempengaruhi kualitas tidur pada lansia.


3. Bagi Institusi Pendidikan

Manfaat yang bisa diperoleh bagi institusi pendidikan adalah dapat

menambah pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi kualitas tidur

pada lansia dan juga dapat dijadikan sebagai referensi untuk mahasiswa

dalam melakukan penelitian selanjutnya.

4. Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti adalah memperoleh pengetahuan dan

wawasan mengenai faktor – faktor yang berhubungan dengan kualitas

tidur pada lansia.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Manfaat bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan referensi bagi

peneliti selanjutnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini tentang Faktor Faktor Yang

Mempengaruhi Kualitas Tidur Pada Lansia Di Puskesmas Lubuk Tarok

Tahun 2022. Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Lubuk Tarok.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen yang terdiri

dari faktor-faktor ( pengetahuan, pencegahan dan penyebab gangguan tidur

pada lansia ) dengan menggunakan lembar kuisioner. Sedangkan vadiabel

dependennya adalah Kualitas Tidur Pada Lansia. Penelitian ini rencananya

akan dilakukan pada bulan Juni Tahun 2022.

Anda mungkin juga menyukai