Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH GERONTIK

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


DENGAN IMSONIA

Oleh:
Daris putra pratama
NIM: 2022207209277

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT maha pencipta alam semesta,

Puji syukur atas limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah keperawatan gerontik yang berjudul “ Laporan Pendahuluan

dan Asuhan Keperawatan pada Gangguan Insomnia”.

Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengajar mata kuliah

Gerontik, Ibu Ns. Rani Ardina, M.Kep. yang telah membimbing perkuliahan mata

ajaran Gerontik

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Makalah ini masihjauh

darikata sempurna, untuk itu kritik dan saran daripembaca sangat kami harapkan guna

perbaikan dan penyemurnaan makalah berikutnya, Atas konstribusi tersebut saya

ucapkan terimakasih.

Lampung Tengah, 16 September 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi

Insomnia adalah gangguan tidur yang sering dikeluhkan lansia yang ditandai

dengan kesulitan untuk tidur dan mempertahankan tidur. Menurut National Sleep

Foundation (2010) 67% dari 1.508 lansia di Amerika usia 65 tahun keatas

melaporkan mengalami gangguan tidur atau insomnia dan 7,3% lansia

melaporkan gangguan dalam memulai tidur dan mempertahankan tidur.

Prevalensi insomnia di Indonesia pada lansia tergolong tinggi yaitu sekitar 67%

(Amir, 2015. P 24).

Dampak insomnia pada lansia dapat mengakibatkan perubahan pada

kehidupan sosial, psikologi dan fisik. Selain itu juga akan berdampak pada

ekonomi dimana hilangnya produktivitas serta biaya pengobatan pada pelayanan

kesehatan. Insomnia dapat meningkatkan risiko penyakit generatif seperti

hipertensi dan jantung, depresi dan stress juga merupakan (Amir, 2015. P. 27).

Manifestasi dari insomnia pada lansia (Ghaddafi, 2010). Selain itu insomnia

meningkatkan resiko jatuh pada lansia (Helbig, et al., 2013).

Insomnia merupakan gejala yang dapat mengganggu aktivitas dan

produktifitas lansia. Oleh karena itu, lansia harus mendapatkan terapi yang

sesuai. Terapi pada penderita insomnia dapat berupa farmakologi atau non-

farmakologi. Dari penelitian yang dilakukan, terapi non-farmakologi menjadi


pilihan karena biaya lebih murah dan lebih efektif. (Potter & Perry, 2013, p.57).

Menurut World Health Organization (2014) lanjut usia adalah seseorang yang

memasuki umur 60 tahun atau lebih. Menurut Data WHO, di kawasan Asia

Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050

diperkirakan populasi lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun

2000 jumlah Lansia sekitar 5.300.000 (7,4%) dari total populasi, sedangkan pada

tahun 2010 jumlah lansia 24.000.000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020

diperkirakan jumlah lansia mencapai 28.000.000 (11,34%) dari total populasi.

Sedangkan di Indonesia sendiri pada tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia

sekitar 80.000.000 (Kemenkes RI, 2015).

Menurut United Nations (2015) Indonesia memiliki jumlah lansia urutan ke-4

terbesar didunia, setelah negara China, India dan Amerika. Menurut Data Badan

Pusat Statistik (2014) menyebutkan bahwa jumlah lansia di Indonesia mencapai

20,04 juta orang atau sekitar 8,05% dari seluruh penduduk Indonesia

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Untuk bisa dan mampu menerapkan dalam mengatasi masalah pada dengan

gangguan tidur (INSOMNIA).

2. Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin penulis capai di dalam Asuhan Keperawatan

Gerontik adalah penulis mampu

a. Melakukan pengkajian keperawatan gangguan tidur (INSOMNIA).

b. Merumuskan diagnosa keperawatan Gangguan tidur (INSOMNIA).

c. Membuat rencana keperawatan Gangguan tidur (INSOMNIA).

d. Melakukan tindakan keperawatan dengan Gangguan tidur (INSOMNIA)


BAB II
PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN

Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang

telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada

manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok

yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging

Process atau proses penuaan. Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang

ditandai dengan tahapan tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang

ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit

yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan

pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. Hal

tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam

struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada

umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada

akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara

umum akan berpengaruh pada (Fatmah, 2017).

Insomnia adalah kondisi yang menggambarkan dimana seseorang kesulitan

untuk tidur. Kondisi ini bisa meliputi kesulitan tidur, masalah tidur, sering

terbangun di malam hari, dan bangun terlalu pagi. Kondisi ini mengakibatkan

perasaan tidak segar pada siang hari dan kesulitan dalam melakukan aktivitas
sehari – hari dan tidak tercukupinya kebutuhan tidur yang baik (Respir, 2014).

Dalam kesehatan kondisi tidur yang baik itu biasanya berlangsung sekitar 6

hingga 9 jam. Jumlah tidur yang seseorang butuhkan adalah yang cukup bagi

seseorang untuk membangkitkan perasaan segar dan dapat beraktivitas secara

optimal di siang hari. Dan jumlah tidur pada seseorang lebih banyak berubah

ketika akan beranjak dewasa (Driver et al., 2012)

1. Etiologi dan Patofisiologi

Tidur merupakan suatu ritme biologis yang bekerja 24 jam yang

bertujuan untuk mengembalikan stamina untuk kembali beraktivitas.Tidur dan

terbangun diatur oleh batang otak, thalamus, hypothalamus dan beberapa

neurohormon dan neurotransmitter juga dihubungkan dengan tidur. Hasil

yang diproduksi oleh mekanisme 6 serebral dalam batang otak yaitu serotonin.

Serotonin ini merupakan neurotransmitter yang berperan sangat penting dalam

menginduksi rasa kantuk, juga sebagai medula kerja otak(Guyton & Hall,

2008). Dalam tubuh serotonin diubah menjadi melatonin yang merupakan

hormone katekolamin yang diproduksi secara alami oleh tubuh.Adanya lesi

pada pusat pengatur tidur di hypothalamus juga dapat mengakibatkan keadaan

siaga tidur. Katekolamin yang dilepaskan akan menghasilkan hormone

norepineprin yang akan merangsang otak untuk melakukan peningkatan

aktivitas. Stress juga merupakan salah satu faktor pemicu, dimana dalam
keadaan stress atau cemas, kadar hormone katekolamin akan meningkat dalam

darah yang akan merangsang sistem saraf simpatetik sehingga seseorang akan

terus terjaga (Perry, dalamIswari & Wahyuni

2. Klasifikasi Insomnia

a. Insomnia Akut

Insomnia akut sering dijumpai dan sebagian besar individu sering

mengalami insomnia akut ini, dimana insomnia ini ditandai dengan

keadaan stress terhadap pekerjaan maupun masalah hidup atau gagal ujian,

tetapi tidak disertai komplikasi yang dapat mengganggu aktivitas sehari –

hari (Nugroho, 2012, p. 34.)

b. Insomnia Kronik

Insomnia kronik yaitu insomnia yang dapat mengganggu kualitas

hidup, gangguan mental maupun fisik.Dimana penderita insomnia kronik

ini rawan mengalami kecelakaan akibat dari insomnia yang mengganggu

aktivitas sehari–hari ( Nugroho, 2012,p,35).

c. Komplikasi insomnia

Akibat dari insomnia dapat mempengaruhi fungsi otak yang tepat.

Otak menggunakan tidur sebagai proses aktif dimana pada saat seseorang

tidur otak akan melatih semua sel saraf dengan melewatkan sinyal
aktivitas listrik melalui semua sel saraf. Ketika sel saraf otak tidak

mendapatkan jumlah tidur yang cukup maka kerja fungsi otak dalam hal

menyimpan atau mengambil informasi dan kemampuan untuk

mentoleransi situasi stress dan berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi

dapat terganggu dan tidak optimal (Driver et al., 2012).

B. PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian Keperawatan

Nama pasien, riwayat penyakit dahulu,

a. Keluhan utama : tanyakan keluhan utama pada pasien

b. Riwayat kesehatan:

 Riwayat penyakit sekarang: riwayat penyakit keluhan saat ini

bagaimana uraian yang telah pasien deritadari mulai timbulnya rasa

dan keluhan yang pasien rasakan.

 Riwayat penyakit dahulu :riwayat kesehatan masa lalu seperti apakah

dan apakah ada riwayat penyakit keturunan atau genetic dari keluarga

 Pola kebiasaan sehari-hari : pengkajian pada klien adalah aktivitas apa

saja yng dilakukan oleh pasien sehubungan dengan adanya gangguan

tidur

 Pemeriksaan fisik meliputi TTV


 Pola persepsi kesehatan : pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

pola tidur, pola kesehatan dan konsep diri, pola mekanisme

penggulagan stress dan koping pola tata nilai

 Pengkajian kebutuhan pada klien

 Aktivitas dan latihan

 Tidur dan istirahat

 Kenyamanan dan nyeri

 Pemeriksaan fisik meliputi TD,N,S, dan Pernafasan

2. . Diganosa keperawatan

 Gangguan pola tidur b.d kurang control tidur

 Keletihan b.d gangguan tidur

 Ansietas b.d tingkat kecemasan

NO Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
1. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan Dukungan tidur:
b.d kurang control intervensi pola tidur 1. Identifikasi pola
tidur menurun dengan aktivitas dan tidur
indikator sebagai 2. Identifikasi faktor
berikut: pengganggu tidur
1. Keluhan sulit tidur 3. Tetapkan jadwal
1-5 2. Keluhan rutin tidur
sering terjaga 1-5 4. Anjurkan menepati
2. Keluhan tidak puas kebiasaan tidur
tidur 1-5 5. Anjurkan
3. Keluhan pola tidur menghindari
berubah 1-5 5. makanan/minu man
Keluhan istirahat 15 yang mengganggu
tidur
2. Keletihan b.d Setelah dilakukan Edukasi
gangguan tidur intervensi tingkat aktivitas/istirahat
keletihan menurun 1. Identifikasi
dengan indikator kesiapan dan
sebagai berikut: kemampuan
1. Lesu 1-5 menerima
2. Sakit kepala informasi.
1=5 2. Jelaskan
3. Gelisah 1-5 pentingnya aktivitas
atau olahraga secara
rutin
3. Anjurkan menyusun
jadwal dan
aktivitas/ istirahat

3. Setelah dilakukan Terapi relaksasi


Ansietas b.d intervensi tingkat 1. Identifikasi tehnik
kebutuhan tidak ansietas menurun relaksasi yang
terpenuhi dengan indikator pernah dilakukan
sebagai berikut: 2. Gunakan pakaian
1. Perilaku gelisah 1-5 yang longgar
2. Konsentrasi 1-5 3. Jelaskan, tujuan
3. Pola tidur 1-5 manfaat dan batasan
4. Perasaan dan jenis relaksasi
keberdayaan 1-5 yang tersedia 4.
Anjurkan untuk
mengulangi tehnik
relaksasi yang telah
dipilih.

3. Evaluasi keperawatan
Evaluasi yang diharapkan pada asuhan keperawatan lanjut usia dengan gangguan

tidur INSOMNIA dengan intervensi keperawatan

a. Gangguan pola tidur b.d kurang control tidur bisa teratsi dengan baik

b. Keletihan b.d gangguan tidur bisa teratsi dengan baik

c. Ansietas b.d tingkat kecemasan bisa teratsi dengan baik

Anda mungkin juga menyukai