PENDAHULUAN
Lansia dapat mengalami insomnia akibat tingkat stres, stres yang terjadi
pada lansia berhubungan dengan kematian pasangan, masalah keluarga
status sosial ekonomi, penyakit yang diderita oleh lansia, pensiun, serta
menurunya kondisi fisik dan mental juga dapat mengakibatkan stress pada
lansia. ( Arina 2014).
اروَّ َج َع َل ُس َبا ًتا وَّ ال َّن ْو َم لِ َباسًا الَّ ْي َل َل ُك ُم َج َع َل الَّ ِذيْ َوه َُو ُ ُن
َ ش ْورً اال َّن َه
Yang artinya : Dan Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai)
pakaian, dan tidur untu kistirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangkit
berusaha.
Ayat diatas menjelaskan bahwa: Dan di antara bukti-bukti keesaan Allah
dan kekuasaanNya adalah bahwa Dia-lah sendiri yang menjadikan untuk
kamu sekalian malam dengan kegelapannya sebagai pakaia nyang menutupi
diri kamu, dan menjadikan tidur sebagai pakaian yang menutupi diri kamu,
dan menjadikan tidur sebagai pemutusan kakegiatan kamu sehingga kamu
dapat beristirahat guna memulihkan tenaga, dan Dia juga menjadikan siang
untuk bertebaran antara lain berusaha mencari rezeki.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “Hubungan Tingkat Stres dan Gaya Hidup
dengan kejadian insomnia pada lansia di desa Bongopini Kecamatan
Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango”.
1.2 Identifikasi Masalah
1.) Pada tahun 2020, hampir separuh lansia indonesia mengalami keluhan
kesehatan, baik fisik maupun psikis 48,14%. Sementara itu, persentase
lansia yang mengalami sakit, besarannya hampir mencapai seperempat
lansia yang ada di indonesia 24,35%.
2.) Menurut National sleep Foundation, kejadian insomnia di seluruh dunia
mencapai 67% dari 1.508 orang di Asia Tenggara dan di dapatkan 50%
penduduk Amerika Serikat pernah mengalami sulit tidur dan 12%
mengatakan sulit tidur. Prevelensi sulit tidur (insomnia) pada lansia di
Amerika adalah 36% untuk laki-laki dan 54% pada wanita dan di
Hongkong terdapat 10% pada usia lanjut. (Lydia Susanti, 2018:952).
3.) Prevelensi insomnia di Indonesia pada lansia masih tergolong tinggi yaitu
sekitar 67%. Angka ini diperoleh dari populasi yang berusia diatas 65
tahun. Menurut jenis kelamin, didapatkan bahwa insomnia dialami oleh
perempuan sebesar 78,1% pada usia 60-74 tahun . (Erwani & Nofriandi, 2
017:124)
4.) Tingginya angka insomnia pada lansia dapat menyebabkan berbagai
dampak yang ditimbulkan. Dampak dari insomnia pada lansia antara lain
dapat mengakibatkan gangguan fungsi mental, stress dan depresi, sakit
kepala, kecelakan, kecenderungan untuk bunuh diri. (Sari & Leonard,
2018:117)
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas maka rumusan masalah yang akan diteliti
ini adalah Apa saja “Hubungan Tingkat Stres dan Gaya Hidup dengan
kejadian insomnia pada lansia?”
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi insmonia pada lansia di desa Bongopini"
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden ( Usia, Jenis Kelamin,
Pendidikan, status pernikahan. Tempat tinggal, Pekerjaan dan
Penyakit)
2. Untuk mengidentifikasikan hubungan tingkat stres dengan kejadian
insomnia pada lansia di Desa Bongopini.
3. Untuk mengidentifikasi hubungan gaya hidup dengan kejadian
insomnia pada lansia di Desa Bongopini
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan,
pengalaman, dan wawasan ilmiah, serta bahan penerapan ilmu metode
penelitian, khususnya mengenai hubungan tingkat stress dan gaya hidup
dengan kejadian insomnia pada lansia.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan perawat
khususnya dalam hal perawatan gerontik mengenai hubungan tingkat
stres dan gaya hidup dengan kejadian insomnia pada lansia.
2. Bagi Instansi
Manfaat yang bisa diperoleh bagi instansi kesehatan adalah data
dan hasil yang diperoleh dapat dijadikan sumber informasi dan
masukan untuk optimalisasi program pencegahan dan penanganan
gangguan tidur pada lansia. Data yang didapatkan di masyarakat
terkait dengan kualitas tidur yang buruk pada lansia dapat dijadikan
masukan pada instansi kesehatan setempat bahwa kebutuhan tidur
pada lansia juga penting untuk dipenuhi selain kebutuhan dasar lansia
lainnya
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini bisa menjadiin formasi untuk meningkatkan
pengetahuan dalam dukungan yang diberikan keluarga terhadap
lansia penderita insomnia. Pengetahuan tersebut dapat menjadi dasar
bagi masyarakat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
lansia.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh peneliti lain
sebagai bahan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut,
teruama yang terkait dengan penanganan insomnia pada lansia yang
disebabkan oleh stress dan dari gaya hidup.