PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang (Nugroho,
yang bersangkutan. Lanjut usia merupakan tahap lanjut dari proses kehidupan
lingkungan. Proses ini pada umumnya dimulai sejak usia 45 tahun dan akan
Jumlah pertumbuhan penduduk lanjut usia pada tahun 2000, berkisar 15,8
juta (7,6%) dari jumlah penduduk di Indonesia dan pada tahun 2005, jumlah
lanjut usia meningkat menjadi 18,2 juta (8,2 %). Pada tahun 2010 meningkat
menjadi 19,3 juta (7,4%) jumlah penduduk, dan pada tahun 2015, diperkirakan
meningkat sekitar kurang lebih 24,4 juta (10%). Sedangkan tahun 2020,
diperkirakan lanjut usia meningkat sekitar kurang lebih 29 juta (11,4%) dari
bahwa perempuan memiliki usia harapan hidup lebih lama dari laki-laki. Kondisi
ini di sebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat, laki-laki biasanya merokok,
akan mempengaruhi sistem imun mereka sehingga resiko terkena berbagai jenis
resiko penyakit yang disebabkan karena adanya faktor degeneratif , penyakit atau
gangguan umum yang sering terjadi pada lanjut usia. Menurut The National Old
People’s Welfare Counci di Inggris, ada dua belas macam gangguan yang sering
terjadi pada lanjut usia meliputi depresi mental, gangguan umum pendengaran,
bronchitis kronis, gangguan pada tungkai, gangguan pada koksa atau sendi
bervariasi luas, secara umum diperkirakan 25% populasi lanjut usia menunjukan
gejala gangguan mental yang bermakna. Gangguan mental yang sering dijumpai
Indonesia pada kelompok lanjut usia 60 tahun, hanya terdapat 7% kasus yang
mengeluh gangguan tidur hanya dapat tidur tidak lebih dari lima jam sehari. Hal
yang sama juga ditemukan pada kelompok usia 70 tahun yang menunjukan bahwa
22% kasus mengeluh gangguan tidurnya itu apabila pada saat tidur terbangun
lebih awal.
adanya depresi pada lanjut usia. Depresi adalah perasaan sedih, tidak beradaya,
stres kronis, dan menggunakan obat. Faktor biologik misalnya faktor genetik,
perubahan struktural otak, faktor resiko vaskular, dan kelemahan fisik, sedangkan
faktor fisiologik pencetus depresi pada lanjut usia yaitu tipe kepribadian hubungan
kehilangan minat, kesenangan dan mudah menjadi lelah. Depresi sedang ditandai
sedangkan depresi berat ditandai dengan gelisah, tegang, kehilangan harga diri,
dan keinginan untuk bunuh diri. Depresi membuat lanjut usia mengalami
gangguan tidur, insomnia merupakan salah satu gangguan tidur yang sering
Insomnia pada lanjut usia dapat disebabkan karena kecemasan dan depresi.
Menurut Soejono dan Setiadji (2000), menjelaskan pada tahun 2020 depresi akan
sehingga banyak kasus depresi pada lanjut usia yang tidak di kenali dan tidak
diobati.
Salah satu usaha sosial dari pemerintah untuk tetap melakukan pembinaan
yang tidak mempunyai keluarga, mempunyai masalah dengan keluarga, atau tak
keluarganya dan ingin sekali dikunjungi anak-anak dan cucu lansia. Rasa rindu
hubungan antara depresi dengan insomnia di Panti Sosial Tresna Werdha Madago
A. Rumusan Masalah
masalah yang diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut: “apakah ada hubungan
B. Kerangka Pikir
Depresi merupakan keadaan yang sering dialami para lansia karena pada
umumnya lansia sering merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, merasa diri
terasing karena tidak dapat lagi melakukan kegiatan ekstra sebagaimana ketika
saat masih muda dulu. Selanjutnya merasa tidak nyaman pada lingkungan sekitar
khususnya dalam penataan kamar, lansia pada umumnya tidak mau hari-harinya
hanya di lewatinya dengan berdiam diri saja, mereka mau bekerja sesuai dengan
dan untuk mendapat sedikit penghasilan, itu semua dilakukan lansia untuk
alur kerangka pikir seperti gambar 1.1 dimana yang menjadi variabel independent
Depresi Insomnia
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum:
2. Tujuan Khusus:
Madago Tendeadongi
Madago Tendeadongi
E. Manfaat Penelitian
2. Bagi STIK IJ
3. Bagi Peneliti
pada lansia secara lengkap lebih khusus dapat menerapkan teori yang telah
pada lansia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
Indonesia, istilah untuk kelompok usia ini belum baku, orang memiliki
sebutan yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan istilah usia lanjut ada
pula lanjut usia. Atau jompo dengan padanan kata dalam bahasa inggris
disebut the aged, the elders, older adult, serta senior citizen. ( S.Tamher,
2009).
tampak mencolok. Penuaan akan terjadi pada semua sistem tubuh manusia
dan tidak semua sistem akan mengalami kemunduran pada waktu yang
tidak seorang pun mengetahui dengan pasti penyebab penuaan atau mengapa
2. Klasifikasi
batasan usia lanjut sebagai berikut: orang tua pertengahan usia antara 45-59
tahun, antara 60-74 tahun, tua usia antara 75-90 tahun dan dikatakan sangat
tua berusia diatas 90 tahun. Pada saat ini, ilmuwan sosial yang
Usia antara 65-74 tahun yang biasanya aktif dan bugar. (Papalia,Olds &
Ferman, 2005)
b. Tipe Mandiri
menuntut.
d. Tipe Pasrah
a. Tipe Optimis
b. Tipe Konstruktif
sesuatu)
berfungsi dengan baik. Mereka menjadi sibuk dengan pikiran dan perasaan
didalam diri mereka sendiri dan karenanya sangat kebinguan jika harus
ketika tubuh menjadi perubahan saat beranjak tua, proses mental juga
yang dilakukan, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarga yang
ditinggalkan dirumah.
pada lansia yang tinggal dipanti. Mereka yang berusia lanjut umumnya
perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami
semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya saja cepat lambatnya
antara lain:
kebahagiaan seseorang.
kara.
terpelihara kelestariannya.
1. Pengertian
dengan suatu penderitaan. Dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri
menyerang sekitar 120 juta orang. Bagi seseorang yang sedang merasa
terpukul, perasaan yang paling sering muncul adalah rasa ingin menyendiri.
(Rebecca, 2010)
sedih, menangis, rasa hampa, mudah marah, dan dapat muncul ide-ide
2006)
2. Penyebab
a. Faktor Internal
4. Penyakit kronis
b. Faktor eksternal
3. Gejala
1. Pandangan kosong
3. Inisiatif menurun
5. Aktifitas menurun
7. Mengeluh tidak enak badan dan kehilangan semangat, sedih, atau cepat
“depresi klinis” yang dapat digolongkan menjadi ringan sedang atau berat.
Dalam bentuk yang paling serius, depresi berat diikuti oleh gejala psikotis,
seperti halusinasi atau delusi. Disisi lain, depresi ringan yang berlangsung
tindakan:
lanjut usia memahami dan menyatakan perasaan positif dan negatif yang
d. Jika anda merasa perlu, usulkan pada dokter untuk memakai anti
depressant.
diri.
klien lanjut usia. Misalnya anda kelihatan sedih hari ini. Apa yang
waktu.
menyebabkan kesulitan.
a) Kesedihan
b) Hilang “ketertarikan”
c) Hilangnya Kekuatan
d) Hilang Kosentrasi
linglung.
e) Kemurungan
sesuatu.
f) Kekhilafan
g) Perasaan bersalah
h) Ketidakmampuan
lebih mempunyai rasa antusias dan energi pada pekerjaan, bila kita
diluar jangkauan.
5. Penatalaksanaan
b) Jangan makan terlalu banyak, tetapi jangan pula tidur dalam keadaan
lapar.
tidur. Ini akan membuat kebiasaan pada tubuh anda untuk tidur pada
jam-jam tertentu.
h) Bangunlah lebih awal, ini akan membuat anda cepat tidur pada malam
harinya.
C. Konsep Insomnia
1. Pengertian
untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun.
Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya
suatu permasalahan pikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis
insomnia adalah terapi kognitif dalam terapi tersebut, seorang klien di ajari
kuantitas tidur tiga hari dalam seminggu selama satu bulan. Menurut
(Machira, 2007)
2. Penyebab
a) Pola tidur
b) Aktivitas fisik
pemakaian obat-obatan. Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda
maupun usia lanjut, dan sering kali timbul bersama dengan gangguan
orang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah. Dengan
menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini,
walaupun normal sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak
cukup tidur.
Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia
lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam
kemudian dan sulit untuk tertidur kembali. Kadang mereka tidur dalam
keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari,
pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi. Orang yang pola
tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.
3. Pengobatan
beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang
nyaman dikamar tidur, cahaya yang redup dan tidak berisik. Jika
penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu.
Alternatif lain untuk mengatasi insomnia tanpa obat-obatan dengan adanya
cacer soviety menemukan bahwa mereka yang dilaporkan tidur sekitar 7 jam
yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih tinggi tingkat
kematiannya. Tidur selama 8,5 jam atau lebih setiap malam dapat
dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam (laki-laki) juga dapat menyebabkan
kenaikan sebesar 15% tingkat kematian. Setelah mengontrol durasi tidur dan
kematian.
diatas sangat mudah untuk dilakukan. Tetapi diperlukan peran besar dari
4. Ciri-ciri
lain kesulitan tidur, merasa lelah dan tidak segar saat bangun tidur, mudah
marah, sering terbangun tengah malam dan tidak dapat tidur lagi, dan sakit
kepala dipagi hari. Selain itu, ada juga ciri yang mudah diamati pada wajah
penderita, seperti wajah memerah, tampak garis hitam pada kelopak mata
aktivitas fisik, kebiasaan buruk saat tidur misalnya terlalu sering berganti
posisi tidur dan faktor psikologis misalnya perubahan dalam rutinitas, dan
masalah ekonomi. Selain itu, konsumsi alkohol atau kafein, serta konsumsi
usia yaitu:
apakah ada perubahan atau tidak setelah dilakukan terapi. Jika masih
kepala serta leher, lalu minum susu hangat, memikirkan hal-hal yang
c. Terapi farmakologi
D. Kerangka Teori
Gambar 2.1
Kerangka Konsep Penelitian
E.Hopotesis
Ada hubungan antara depresi dan insomnia pada lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Madago Tendeadongi Kecamatan Pamona Utara Kabupaten Poso.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
2002).
Variabel independen:
Depresi
Depresi pada lansia terjadi karena adanya pandangan kosong, kurang atau
makan, mengeluh tidak enak badan dan kehilangan semangat, sedih, atau
Insomnia
Insomnia merupakan masalah susah tidur yang sering dialami oleh lansia
dan itu sering terjadi pada malam hari sehingga mengganggu keadaan
C. Pengumpulan Data
1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui kuisioner
a. Wawancara
(responden).
b. Observasi
2. Data sekunder yakni data yang diperoleh dari Panti Sosial Tresna Werdha
tahun 2012.
D. Pengolahan Data
1. Editing Data
di peroleh.
2. Coding Data
Dilakukan untuk memberi tanda pada nomor jawaban yang telah diisi oleh
3. Entry Data
4. Cleaning
5. Describing
1. Analisa Univariat
2. Analisis Bivariat
nilai signifikan 0,000. Jadi ada hubungan antara depresi dengan insomnia
F. Penyajian data
1. Populasi
n = N
1 + N (d2)
Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
n= 58
1 + 58 (0,05) ²
= 58
1+ 0,145
= 58
1,145
= 51
ini adalah:
1. Lansia yang bisa baca tulis.
Agustus 2012 dengan 51 responden, yang dilakukan pada lanjut usia di Panti
Kabupaten Poso.
Pamona Utara Kabupaten Poso didirikan pada tahun 1980 oleh Pemerintah
Dinas Sosial Propinsi Sulawesi Tengah dan dihuni pada tahun 1981. Berada di
desa Tendeadongi dengan luas lahan 4,5 Ha. Panti Sosial Tresna Werdha
daya tampung 100 orang, dengan jumlah lansia yang ada saat ini yaitu 74 orang
yang dilakukan oleh lansia dipanti juga beragam. Rata-rata dari mereka
depresi dengan insomnia pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Madago
digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat dan analisa bivariat.
B. Hasil Penelitian
Tabel 4.1
Distribusi usia responden di Panti Sosial Tresna Werdha Madago
Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden yang berusia 75-
Tabel 4.2
Distribusi jenis kelamin responden di Panti Sosial Tresna Werdha
Madago Tahun 2012
Tabel 4.3
Distribusi depresi responden di Panti Sosial Tresna Werdha Madago tahun
2012
4. Insomnia Responden
Tabel 4.4
Distribusi insomnia responden di Panti Sosial Tresna Werdha Madago
Tahun 2012
Berdasarkan hasil uji “Chi square” nilai p : 0,003 (p.value < 0,05). Berarti
dengan nilai Odds Ratio (OR) = 7,333. Dimana yang mengalami depresi lebih
C. Pembahasan
Hasil analisis pada tabel 4.5 yakni distribusi hubungan depresi dengan
didapat hasil korelasi, berarti ada hubungan antara depresi dengan insomnia
pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Madago Tendeadongi. Lansia yang
depresi dan lansia yang mengalami insomnia lebih banyak dibandingkan lansia
pada lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Madago Tendeadongi adalah
sulit tidur khususnya pada lanjut usia. Berdasarkan fakta, stres merupakan
penyebab paling sering pada insomnia dan depresi adalah penyebab paling
keluarganya dan ingin sekali untuk mengunjungi anak-anak dan cucu yang
berada ditempat lain sebaliknya ingin dikunjungi anak atau keluarga. Namun,
lansia tidak memiliki biaya. Ataupun dari anak atau keluarga itu sendiri tidak
sempat untuk datang mengunjungi orang tua atau keluarga mereka. Rasa rindu
mempengaruhi jiwa lansia tersebut. Selain itu, ada juga lansia yang hidup
hanya sebatang kara dan merasa diri tersisihkan dan membatasi diri untuk
mengalami depresi (52,9 %), yang tidak mengalami depresi (47,1%), lansia
yang mengalami insomnia (60,8%), dan lansia yang tidak mengalami depresi
(39,2%).
seiring dengan penuaan dan sensitif terhadap obat. Kurang dari 90% pasien
depresi yang dirawat inap memperlihatkan berbagai bentuk EEG yang
pola tidur. Gangguan yang sering dijumpai pada lansia adalah insomnia.
Sepertiga dari populasi yang lebih tua dari 65 tahun mengalami insomnia.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
nilai Odds Ratio (OR) = 7,333 dimana P value 0,003 < 0,05.
B. Saran
pada lanjut usia yang mengalami depresi dan insomnia dengan cara
melakukan aktifitas fisik selama kurang lebih satu jam setiap hari,
nyaman.
2. Institusi Pendidikan
3. Peneliti Selanjutnya
kebutuhan dasar manusia terkait dengan lanjut usia yang tinggal di panti
dan rasa memiliki, rasa berharga dan harga diri, dan aktualisasi lanjut
usia.