PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terbaik, selain berfokus pada kondisi kesehatan, semua tindakan harus memiliki dampak
kepuasan bagi pasien. Kepuasan pasien adalah tingkatan kepuasan pelayanan dan persepsi pasien
atau keluarga terdekat (Soejadi,2006). Menurut WHO (2008) dikutip dari Tjandra Yoga Aditomo
(2010) menyatakan bahwa keperawatan adalah ilmu dan seni sekaligus. Disebutkan bahwa
pelayanan keperawatan bertugas membantu individu keluarga dan kelompok untuk mencapai
potensi optimalnya dibidang fisik, mental dan sosial dalam ruang lingkup kehidupan dan
pekerjaannya. Perawat harus mampu untuk melakukan upaya promosi dan pemeliharaan
kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit keperawatan juga meliputi kegiatan perencanaan
dan pemberian perawatan pada saat sakit, maka perencanaan dan pemberian perawatan kesehatan
fisik, mental dan sosial yang seluruhnya akan mempengaruhi status kesehatan terjadinya
Kepuasan pasien akan tercapai bila diperoleh hasil yang optimal bagi setiap klien atau
keluarganya. Ada perhatian terhadap keluhan, kondisi lingkungan fisik dan tanggap atas
kebutuhan pasien. Tetapi ironisnya masih banyak ditemukan keluhan pasien tentang pelayanan
rumah sakit yang tidak memuaskan, keluhan tersebut tidak hanya berkaitan dengan fasilitas
peralatan yang modern dan gedung rumah sakit yang megah serta tersedianya dokter ahli tetapi
juga menyangkut komunikasi antara staf rumah sakit dengan pasien sehingga merasakan
Sinar Kasih Tentena mengalami hal yang sama yaitu masih adanya keluhan ketidak puasan
pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diketahui melalui kotak saran yang berlaku. Namun
sejauh ini hubungan antara kualitas pelayanan keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien di
RSU Sinar Kasih Tentena masih belum jelas, RSU Sinar Kasih Tentena merupakan rumah sakit
swasta. Apabila pasien mengalami ketidakpuasan akan pelayanan maka jumlah pasien akan terus
Masih rendahnya mutu pelayanan keperawatan dari harapan pasien bukan saja
disebabkan oleh terbatasnya jumlah tenaga perawat, tetapi dikarenakan oleh terbatasnya
kemampuan professional yang dimiliki oleh sebagian besar perawat. Selain itu faktor sosial
ekonomi dan sosial budaya yang berbeda-beda juga akan berpengaruh terhadap tuntutan terhadap
Penilaian masyarakat terhadap pelayanan yang tidak bermutu ini menyebabkan ketidakpuasan
terhadap penerima jasa pelayanan, sehingga tidak mengherankan jika banyak terjadi gugatan
terhadap pelayanan yang diberikan (Netha Damayantie,2008). Adapun peran perawat yang dapat
dilakukan dalam meningkatkan kepuasan pasien meliputi promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.
keperawatan melalui pemberian Asuhan Keperawatan yang sesuai standart. Peran preventif yaitu
melalui pemberian pelayanan prima. Peran kuratif yaitu memperbaiki citra perawat melalui sikap
dan perilaku asertif terhadap pelayanan keperawatan. Peran rehabilitatif yaitu memberikan
dukungan agar selalu tetap meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan melalui seminar dan
pelatihan perawat. Dan adapun ketidak puasan pasien di rumah sakit meliputi pelayanan yang
kurang memuaskan, lingkungan rumah sakit yang kurang bersih, penampilan dokter atau perawat
kurang ramah.
Asuhan keperawatan bermutu merupakan jawaban atas tuntutan kepuasan pasien, dan hal
tersebut hanya dapat dicapai dan dipertahankan apabila disertai dengan kegiatan dan rencana
untuk mempertahankan mutu asuhan tersebut. Dalam keperawatan, tujuan asuhan bermutu
adalah untuk menjamin mutu sambil pada saat yang sama mencapai tujuan institusi yang telah
Berdasarkan hal tersebut diatas dan menyadari akan pentingnya kepuasan pasien dalam
memperoleh pelayanan keperawatan sehingga penulis ingin meneliti tentang hubungan kualitas
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut :
2. Bagaimana kualitas pelayanan perawatan di ruangan mawar RSU Sinar kasih Tentena.
3. Bagaimana tingkat kepuasan pasien di ruangan mawar RSU Sinar Kasih Tentena.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tentena.
b. Mengidentifikasi tingkat kepuasan pasien di Ruangan mawar RSU Sinar Kasih Tentena.c.
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi Penelitian
4. Bagi Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Services) adalah upaya untuk membantu individu baik sakit maupun sehat dari lahir sampai
meninggal dunia dalam bentuk peningkatan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
sehingga individu tersebut dapat secara optimal melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
pengkajian terhadap penyebab utama tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia penentuan
a. Tenaga medis yang pintar dan terlatih, sehat dan bertanggung jawab serta bermoral baik
b. Peralatan kedokteran, obat-obatan yang cukup dan bermutu lebih menjamin memberikan
c. Metode, diagnosis, terapi yang sesuai dalam upaya pengobatan akan lebih menjamin
keberhasilan.
d. Ruang operasi atau suatu lingkup yang memenuhi syarat steril, terang, tenang akan lebih
pasien, hak-hak dokter dan hak-hak paramedis beserta kewajiban masing-masing akan
f. Pencatatan dan laporan medik yang memenuhi syarat selain untuk evaluasi pelaporan juga
jaminan keadilan dan kepuasan bagi pasien maupun dokter dan rumah sakit.
4. Pelayanan Keperawatan
Menurut Fandy Tjiptono (2007) penguna jasa menilai kualitaas pelayaann yang diterima
a. Reability (keyakinan): Kemampuan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan
memuaskan.
b. Daya tanggap (responsiveness): Keinginan selalu membantu para pelanggan dan memberi
pelayanan segera mungkin yang tampak dari seberapa tanggap produsen dalam membantu
kompetensi yang memadahi ramah tamah, memiliki kredibilitas tinggi, bebas dari bahaya
d. Empaty (emphaty): Suatu kempuan untuk memberi perhatian kepada pelanggan sehingga
e. Bukti fisik (tangibles): Meliputi fasilitas fisik perlengkapan, pegawai dan sarana
komunikasi.
Hubungan mutu dan aspek-aspek pelayanan kesehatan dan cara-cara peningkatan kualitas
pelayana kesehatan melalui pendekatan institusional atau individu pada umumnya untuk
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya, tenaga, biaya, peralatan, perlengkapan dan
material yang diperlukan dengan menggunakan teknologi tinggi atau dengan kata lain
Pelayanan rawat inap adalah suatu kelompok pelayanan kesehatan yang terdapat di rumah
sakit yang merupakan gabungan dari beberapa fungsi pelayanan. Kategori pasien yang masuk
rawat inap adalah pasien yang perlu perawatan intensif ataau observasi ketat karena penyakitnya.
Menurut Revans (2006) bahwa pasien yang masuk pada pelayanan rawat inap akan mengalami
rumah sakit.
3). Tahap Treatment,yaitu berdasarkan diagnosis pasien dimasukkan dalam program perawatan
dan terapi.
4). Tahap Inspection,yaitu secara continue diobservasi dan dibandingkan pengaruh serta respon
5). Tahap Control,setelah dianalisa kondisinya, pasien dipulangkan, pengobatan diubah atau
diteruskan.
Menurut Jacobalis (2010) kualitas pelayanan kesehatan di ruang rawat inap rumah sakit
Aspek ini menyangkut pengetahuan, sikap daan perilaku dokter dan perawat dan tenaga
profesi laainnya.
Aspek ini menyangku pemanfaatan semua sumber daya di rumah sakit agar dapat
Aspek ini menyangkut kepuasan fisik, mental, dan sosial pasien terhadap lingkungan
Menurut Adji Muslihuddin (2016), mutu asuhan pelayanan rawat inap dikatakan baik
apabila :
1). Memberikan rasa tentram kepada pasiennya yang biasanya orang sakit.
2). Menyediakan pelayanan yang benar-benar profesional dari setiap strata pengelola rumah
sakit. Pelayanan ini bermula sejak masuknyaa pasien ke rumah sakit sampai pulangnya
pasien.
Tenaga medis merupakan unsur yang memberikan pengaruh paling besar dalam
menentukan kualitas dari pelayanan yang diberikan kepada pasien di rumah sakit. Fungsi
utamanya adalah memberikan pelayanan medik kepada pasien dengan mutu sebaik-baiknya,
menggunakan tata cara dan teknik berdasarkan ilmu kedokteran dan etik yang berlaku serta
Donabean (1980), mengatakan bahwa perilaku dokter dalam aspek teknis manajemen
terpadu, manajemen kontinuitas, dan koordinasi kesehatan dan penyakit harus mencakup
Pelayanan perawatan dirumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan rumah
sakit secara menyeluruh, yang sekaligus merupakan tolok ukur keberhasilan pencapaian tujuan
rumah sakit, bahkan sering menjadi faktor penentu citra rumah sakit di mata masyarakat.
Keperawataan sebagai suatu profesi di rumah sakit yang cukup potensial dalam
menyelenggarakan upaya mutu, karena selain jumlahnya yang dominan juga pelayanannya
1). Pelayana keperawatan (Nursing Service) adalah seluruh fungsi, tugas, kegiatan dan tanggung
2). Asuhan keperawatan (Nursing Care) adalah suatu pelayanan keperawatan langsung berupa
Standart peralatan yaang harus dimiliki oleh rumah sakit sebagai penunjang untuk
melakukan diagnosis, pengobatan, perawatan dan sebagainya tergantung dari tipe rumah sakit,
disamping tersedianya sarana penunjang medik juga perlu tersedia alat-alat keperawatan. Dalam
rumah sakit, obat merupakan sarana yang mutlak diperlukan, sebagian farmasi bertanggung
jawab atas pengawasan dan kualitas obat. Persediaan obat harus cukup, penyimpanan efektif,
Definisi kualitas pelayanan kesehatan ditinjau dari kualitas jasa. Dalam mendefinisikan
kualitas produk, ada lima pakar utama dalam manajemen mutu terpadu (Total Quality
Management) diantaranya (Juran Hunt, 2013), kualitas produk adalah kecocokan penggunaan
produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Untuk produk
yang dimaksudkan agar dapat bertahan lama (long lived product), beberapa faktor-faktor yang
berorientasi waktu perlu diperhatikan yang berkaitan dengan fitness for use, yaitu:
pelayanan dari sumber energi, komunikasi, transport dan lain – lain, untuk menjaga
kelangsungan ini perlu upaya – upaya, agar senantiasa tersedia produk (availability).
b. Reability (daya tahan atau kehandalan) : adalah kemungkinan dari suatu produk tampil tanpa
tingkat dimana desain produk dapat disiapkan dengan fasilitas – fasilitas dan proses yang
sesuai dengan yang disyaratkan atau yang distandarkan. Suatu produk mempunyai kualitas
apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan
konsumen. Perusahaan harus benar – benar dapat memahami apa yang dibutuhkan konsumen
(full customer satisfaction). Suatu produk berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan
sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu
produk.
Garvin dan Davis (2012) menyatakan, bahwa kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, menusia atau tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang
Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan tersebut dalam
memenuhi keinginan pelanggan (Wyckof dalam Tjiptono, 2016). Ada dua faktor yang
mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu expected service dan perceived service (Parasuraman et
al., 2015). Apabila jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang
diharapkan, maka kualitas pelayanan akan dinilai baik dan memuaskan. Jika kualitas pelayanan
yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan dinilai sebagai kualitas
yang ideal, sebaliknya bila kualitas pelayanan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan,
Meskipun tidak ada definisi kualitas yang diterima secara universal, namun kelima
Definisi kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta
Menurut Wyckof (dalam Lovelock, 1998) kualitas jasa adalah tingkat keunggulan tersebut
untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dengan kata lain, ada dua faktor utama yang
mempengaruhi kualitas jasa, yaitu espected service dan percevide service (Parasuraman, et al.,
2015). Apabila jasa yang diterima atau dirasakan (expected service) sesuai dengan yang
diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik atau memuaskan. Jika jasa yang diterima
melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal.
Sebaliknya, jika jasa yang diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas jasa
dipersepsikan buruk. Maka dapat disimpulkan, baik buruknya kualitas pelayanan jasa tergantung
pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.
a. UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa pelayanan kesehatan harus
d. Semakin disadari bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu justru lebih murah dibandingkan
dengan pelayanan yang tidak bermutu karena dapat dicegah pemborosan yang tak perlu.
e. Pelayanan yang memperhatikan mutu akan memberikan kepuasan yang baik pada pemberi
pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai
dengan tingkat kepuasan rata – rata penduduk, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standart
Kualitas pelayanan yang baik bagi pasien dikaitkan dengan kesembuhan dari penyakit,
kepuasan terhadap lingkungan fisik dan tarif yang dianggap memadai. Kualitas pelayananyang
buruk lebih disebabkan oleh perawatyang bermuka cemberut, betapapun sangat cekatan dan
kasehatan adalah :
B. Konsep Kepuasan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, puas diartikan sebagai merasa senang (lega,
gembira karena sudah terpenuhi hasratnya) sedangkan kepuasan sendiri diartikan sebagai perihal
Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seorang yang merupakan hasil dari
membandingkan penampilan atau outcome product yang dirasakan dalam hubungannya dengan
Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil
yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya (Kotler, 2014). Teori kepuasan menekankan
pemahaman faktor-faktor dalam individu yang menyebabkan mereka dengan cara tertentu
memenuhi kebutuhan tersebut, artinya individu akan bertindak atau berperilaku dengan cara
yang menyebabkan kepuasan kebutuhan (Stones, 2006 dikutip dalam Wirawan, 2014).
Kepuasan pasien adalah satu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari
kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkan dengan apa yang
2. Puas : 56 – 75%
a. Pendekatan dan perilaku petugas, perasaan pasien terutama saat pertama kali datang.
perawat profesional secara positif dipengaruhi oleh tuntunan perawat yang memberikan
ungkapan jujur yang berfokus pada perasaan, mengenai pasien dengan perhatian,
mendengarkan keluhan dan ide serta meningkatkan kerjasama (Russel C. Swasturg 2011)
b. Mutu informasi yang diterima seperti apa yang dikerjakan apa yang dapat diharapkan.
Memberikan informasi atau memberitahukan sebelumya hal – hal yang berkaitan dengan
upaya atau tindakan medik yang akan dilaksanakan tentu akan lebih menyenangkan pasien
(Djoko, W, 2008).
c. Prosedur Perjanjian
Pelanggan akan dilayani baik oleh karyawan yang memiliki tingkat kompetensi yang
memadai, ramah tamah, memiliki kreadibilitas tinggi, bebas dari bahaya dan mampu memberi
rasa aman menurut Russel. C Swanburg prosedur perawatan pasien harus memberitahu
perubahan dan perlengkapan baru pada praktek perawatan pasien harus memberitahukan,
perlengkapan baru pada praktek perawatan pasien. Prosedur harus memberitahukan dimana,
d. Waktu tunggu
Fasilitas sendiri merupakan aspek fisik yang menunjang pelayanan yang diberikan dan
dapat berfungsi dengan baik serta fasilitas tersebut dapat diberdayakan secara umum oleh
pasien. Apabila dalam pelayanan kesehatan faktor fasilitas kurang diperhatikan sudah barang
tentu pelayanan yang diberikan akan mengalami hambatan dan kepuasan yang diharapkan
kemungkinan tidak dicapai, karena fasilitas merupakan faktor yang harus ada dalam
f. Fasilitas perhotelan untuk pasien, seperti mutu, makanan, privaty dan pengaturan kunjungan.
dipergunakan sebagai alat untuk lebih jauh lagi mencakup karakteristik administrasi dan
kualifikasi dari profesi kesehatan, struktur disini berarti pula harta benda, sumber daya yang
dipergunakan untuk memberikan pelayanan. Dari penelitian yang telah dilakukan terdapat 3
responden (10%) yang mengatakan tidak puas karena dipengaruhi oleh beberpa faktor yaitu
alat – alat yang ada dirumah sakit kurang begitu mencukupi untuk menunjang pelayanan
kesehatan pasien.
Salah satu dari out come dari penggunaan pengalaman pasien adalah kepuasan atau
ketidakpuasan terhadap jasa pelayanan (Djoko,W, 2006). Hasil terapi dan pengobatan yang
diterima di pengaruhi banyak hal salah satunya adalah pelayanan yang diberikan mengacu
pada prosedur pelayanan yang baik, dan terorganisir dengan baik antar sektor. Menurur Djoko
Wijono (2007) penilaian terhadap out come adalah eveluasi hasil akhir terhadap kesehatan dan
kepuasan bahwa evaluasi dalam banyak hal memberikan bukti atau fakta akhir dimana
pelayanan kesehatan adalah baik, buruk atau diabaikan yang disebabkan karena keadaan sosial
masyarakat yang mendasar dan dalam arti luas. Serta dapat pula dikatakan bahwa out come
adalah petunjuk aktif tudaknya proses. Pelayanan medis harus disediakan dan diberikan
kepada pasien sesuai dengan ilmu pengetahuan kedokteran mutahir serta memanfaatkan
kemampuan dan fasilitas rumah sakit secara optimal setiap jenis pelayanan medis harus sesuai
dengan masing – masing standar pelayanan medis standar pelayanan medis profesi. Tujuan
pelayanan medis ialah mengupayakan kesembuhan pasien secaraoptimal melalui prosedur dan
Definisi kepuasan yang banyak diacu didasarkan pada disconfirmation paradigma menurut
Oliver (2007) yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2010) berdasarkan paradigma tersebut
kepuasan pelanggan dirumuskan sebagai evolusi setelah beli. Dimana persepsi terhadap kinerja
alternatif produk atau jasa yang dipilih memenuhi atau melebihi harapan sebelum pembelihan.
Apabila persepsi terhadap kinerja dapat memenuhi harapan maka yang akan terjadi adalah
ketidak puasan.
Menurut Fandy Tjiptono (2012) menyatakan pelanggan mengeluh karena tidak puas. Ia
tidak puas karena harapannya tidak terpenuhi. Dengan demikian semakin tinggi harapan setelah
pembelian seorang pelanggan, maka semakin besar kemungkinan ia tidak puas terhadap jasa
yang dikonsumsinya, oleh karena itu kunci komunikasi dalam pemasaran jasa adalah menejemen
harapan pelanggan.
Menurut Bruce (2011), ada lima unsur dasar yang dapat membuat pasien puas antara lain :
pilihan terhadap metode, informasi yang disampaikan kepada klien, kemampuan teknis para
penyelenggara pelayanan, hubungan pribadi antara penyelenggara pelayanan dengan klien serta
mekanisme pelayanan tindak lanjut yang mengacu pada penerapan standart dan kode etik profesi
apabila dilaksanakan dengan baik maka akan memuaskan pasien sebagai pengguna jasa
pelayanan kesehatan.
Kepuasan pasien, menurut Kuncoro dkk, 2008 ditentukan oleh tiga factor yaitu :
Menurut Griffith (2007) ada beberapa aspek-aspek yang mempengaruhi perasaan puas
a. Sikap pendekatan staff pada pasien yaitu sikap staff terhadap pasien ketika pertama kali datang
di rumah sakit.
b. Kualitas perawatan yang diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah dilakukan oleh
pemberi layanan kepada pasien, seberapa pelayanan perawatan yang berkaitan dengan proses
kesembuhan penyakit yang diderita pasien dan kelangsungan perawatan pasien selama berada
di rumah sakit.
c. Prosedur administrasi yaitu berkaitan dengan pelayanan administrasi pasien dimulai masuk
rumah sakit selama perawatan berlangsung sampai keluar dari rumah sakit.
d. Waktu menunggu yaitu berkaitan dengan waktu yang diperbolehkan untuk berkunjung
maupun untuk menjaga dari keluarga maupun orang lain dengan memperhatikan ruang tunggu
yang memenuhi standart-standart rumah sakit antara lain : ruang tunggu yang nyaman, tenang
fasilitas yang memadai misalnya televisi, kursi, air minum dan sebagainya.
e. Fasilitas umum yang lain seperti kualitas pelayanan berupa makanan dan minuman, prifasi dan
kunjungan. Fasilitas ini berupa bagaimana pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan pasien
seperti makanan dan minuman yang disediakan dan prifasi ruang tunggu sebagai sarana bagi
f. Fasilitas ruang inap untuk pasien yang harus rawat. Fasilitas ruang inap ini disediakan
g. Hasil treatmen atau hasil perawatan yang diterima oleh pasien yaitu perawatan yang berkaitan
dengan kesembuhan penyakit pasien baaik berupa operasi, kunjungan dokter atau perawat.
Tingkat kepuasan antar individu satu dengan individu lain berbeda. Hal ini terjadi karena
adanya pengaruh dari faktor jabatan, umur, kedudukan social, tingkat ekonomi, pendidikan, jenis
Kepuasan pasien atau konsumen berdasarkan teori-teori diatas tidak hanya dipengaruhi
oleh jasa yang dihasilkan oleh suatu rumah sakit semata, tetapi juga dipengaruhi oleh pelayanan
yang diberikan oleh petugas rumah sakit baik dokter, perawat, dan karyawan-karyawan lainnya.
BAB 111
A. Kerangka konsep
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, variable yang akan diteliti yaitu
tingkat kepuasaan pasien ditinjau dari pelayanan dokter, pelayanan perawat dan keadaan
ruangan rawat.
Gambar 3.1
Pelayanan Perawatan
B. Hipotesis
penelitian (Nursalam, 2008).Dalam penelitian ini berarti ada hubungan yang signifikan
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu yang sangat penting dalam penelitian yang
merupakan jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data
varibel independen dan dependen hanya satu kali, pada saatu saat. Tidak semua subyek
penelitin harus diobservasi pada hari atau waktu yang sama, akan tetapi baik variabel
independen maupun variabel dependen dinilai hanya satu kali saja. Dengan studi ini akan
diperoleh prevalensi atau efek suatu fenomena (varibel dependen) dihubungkan dengan
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang
diteliti. Populasi juga dapat diartikan sebagai populasi target, yaitu suatu populasi yang
memenuhi sampling kriteria dan menjadi sasaran akhir penelitian (Siti Pariani dan
Nursalam, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap di
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan “sampling” tertentu
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2003).
Dalam penelitian ini yang termasuk kriteria inklusi adalah :
2). Pasien yang tidak bersedia melanjutkan menjadi responden karena merasa
3. Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki
C.variabel Penelitian
(Nursalam, 2007). Variabel independen dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan
keperawatan. Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh oleh
variabel lain (Nursalam, 2007). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat
kepuasan pasien.
D. Definisi operasional
Definisi operasional adalah menjelaskan variabel dan istilah yang akan digunakan