PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
baik fisik, sosial, mental, dan moral spiritual, yang keseluruhannya saling kait
mengait antara satu bagian dengan bagian yang lainnya. Secara umum menua
antara lain: kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis
yang menetap, rambut kepala mulai beruban, gigi mulai lepas, penglihatan dan
pendengaran mulai berkurang, mudah lelah dan mudah jatuh, mudah terserang
tentang kesejahteraan lanjut usia, yang di maksud dengan lanjut usia (lansia)
harapan hidup, data dari UN- world population prospect, the 2012 revision
pada tahun 2010 – 2015 rata-rata usia harapan hidup di dunia 70 tahun
sedangkan usia harapan hidup di Indonesia 70,7 tahun. Pada tahun 2013
jumlah penduduk dunia sebesar 7,2 milyar orang, jumlah penduduk lansia di
negara berkembang sebeesar 554 juta orang, jumlah penduduk lansia di negara
1
maju sebesar 287 juta orang. Sedangkan persentase pertambahan jumlah
penduduk lansia dari (60+ tahun) di Indonesia dan dunia pada tahun 2013,
pesat sejak tahun 2013 yaitu 8.9% di Indonesia dan 13.4 % di dunia, tahun
2050 yaitu sebesar 21.4 % di Indonesia dan 25.3 % di dunia dan tahun 2100
yaitu sebesar 41% di Indonesia dan 35.1% di dunia (infodatin Kemenkes RI,
2013).
Data dari badan pusat statistik tahun 2014 Indonesia memiliki jumlah
penduduk lansia sebesar 7,59% dari total jumlah penduduk, yaitu sebesar
umur 65-69 tahun sebesar 4.979.817 orang, umur 70-74 tahun sebesar
3.667.008 orang, dan umur 75+ tahun sebesar 4.068.364 orang. Dengan
Sulawesi utara jumlah lansia sebesar 8,45% dari total jumlah penduduk, yaitu
sebesar 202.358 orang (Kemenkes RI, 2015). Tahun 2014 di kota Manado
jumlah lansia sebesar 32.434 orang dengan persentase 7,65% dari total jumlah
perubahan ini bersifat patologis yang dapat membuat lansia lebih rentan
terhadap beberapa penyakit. Salah satu dampak yang menjadi perhatian adalah
pada perubahan pola tidur. Menurut National Sleep Foundation sekitar 67%
2
dari 1508 lansia di Amerika usia 65 tahun keatas melaporkan mengalami
perubahan dalam pola tidurnya dari kondisi normal yaitu adanya gangguan
tidur dan sebanyak 7,3% lansia mengeluh sulit untuk memulai dan
tidur dialami sekitar 50% orang yang berusia 65 tahun. Masalah tidur lansia
dan sekitar 17% diantaranya mengalami gangguan tidur serius (Boedi, 2009).
kenal dengan activity of daily living (ADL) (Padila, 2013). Menurut data
survey awal yang diperoleh peneliti sekitar 2301 orang jumlah total lansia di
wilayah kerja puskesmas wawonasa (7,1% dari total jumlah lansia kota
Manado) pada tahun 2015 dan 455 jumlah lansia di wilayah kelurahan
wawonasa pada tahun 2015. Dari data kunjungan posyandu lansia dan
B. Rumusan Masalah
Puskesmas wawonasa.
3
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
kelurahan Wawonasa.
kelurahan Wawonasa.
D. Manfaat penelitian
1 Bagi Masyarakat
bagi lansia tentang perubahan pola tidur yang terjadi pada lansia serta cara
mengantisipasinya.
2 Bagi Puskesmas
3 Bagi Institusi
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan data referensi
4
hubungan gangguan pola tidur dengan aktivitas sehari-hari lansia di
4 Bagi peneliti
yang berkaitan dengan gangguan pola tidur dan aktivitas sehari-hari lansia
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terjaga. Pola tidur adalah model, bentuk atau corak tidur dalam jangka
waktu yang relative menetap dan meliputi (1) jadwal jatuh (masuk) tidur
dan bangun, (2) irama tidur, (3) frekuensi tidur dalam sehari, (4)
suara, dan lampu. Sepertiga dari waktu dalam kehidupan manusia adalah
disebabkan oleh gangguan mental lain, kondisi medik umum, atau zat.
6
Gangguan tidur ini dibagi dua yaitu disomnia dan parasomnia.
diklasifikasikan.
diklasifikasikan.
bangun.
7
c. Gangguan tidur akibat kondisi medik umum
pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur, mata
cepat menutup dan terbuka, nadi cepat dan irrreguler, tekanan darah
2006).
3. Tahapan tidur
Untuk merekam otak orang yang sedang tidur, digunakan poligrafi EEG.
Dengan cara ini kita dapat merekam stadium tidur adalah sebagai berikut :
8
a. Stadium jaga (wake) / mengantuk
kompleks K.
b. Stadium I
EEG: terdiri dari campuran gelombang alfa, beta dan kadang teta.
c. Stadium II
EEG : terdiri atas gelombang campuran alfa, teta dan delta. Terlihat
rileks.
d. Stadium III
tidur.
9
EMG : gambaran tonus otot yang jelas dari stadium II
e. Stadium IV
kumapran tidur.
f. Stadium REM
EEG : terlihat gelombang campuran alfa, beta dan teta. Tidak tampak
EMG : tonus otot sangat rendah, frekuensi nadi tinggi dan ereksi.
dan IV sebagai tidur dalam. Stadium I, II, III, dan IV disebut stadium non
stadium ini juga disebut sebagai paradoxical sleep. Pada stadium REM,
10
Mengantuk
Perry,2005).
tahun kebutuhan tidur sampai 8,5 jam, berkurang menjadi 8 jam pada usia
20 tahun, 7 jam pada usia 40 tahun , 6 jam pada usia 60 tahun atau lebih
alasan yang juga menyertai terbangunnya lanjut usia pada malam hari
meliputi jalan ke kamar mandi, susah bernapas, kram kaki, dan suara
11
berbaring ditempat tidur. Pada lansia kebutuhan tidur semakin menurun
mengalami sleep apnea atau kondisi medis lainnya yang dapat menggangu
tidur. Tidur lansia kurang dalam, lebih sering terbangun, tidur delta
circardian tidur bangun lansia juga sering terganggu. Jam biologik lansia
lebih pendek dan fase tidurnya lebih maju, seringnya terbangun malam
hari menyebabkan keletihan, mengantuk, dan mudah jatuh tidur pada siang
hari.
oleh kemampuan organ dalam tubuh yang menurun juga seperti jantung,
sering menyerang. Hal ini terjadi sebagai efek samping (sekunder) dari
12
akan teratasi. Pada kondisi seperti ini obat tidur bukanlah solusi yang
tepat, lansia amat mudah lelah sehingga tertidur pada siang hari (Narto,
2011).
penuaan yang berdampak pada peningkatan jumlah jam tidur pada tahap I
& II, penurunan jumlah jam tidur pada tahap III & IV, waktu yang lama
untuk dapat tidur, sulit untuk tidur, sering terbangun pada malam hari,
jumlah total jam tidur berkurang dan mengantuk pada siang hari (Loftis
13
Tabel 2. Perubahan dalam struktur tidur pada usia lanjut
kebutuhan tidur yang cukup dari tidur REM dan NREM (Kozier and
pengkajian yang data subjektif dan data objektif. Data subjektif biasa
pagi hari (Craven and Hirnle, 2000). Data objektif berupa pemeriksaan
14
penampilan seperti adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu,
dan konjungtiva merah. Dapat dilhat juga dari perilaku dan tingkat
lambat, sering menguap, menarik diri dan bingung, postur tubuh tidak
(Stabb and Hodges, 1996). Perubahan tidur pada lansia paling umum
1995).
15
6. Berbagai gangguan tidur pada lansia
DOES).
Penyakit fisik
lebih pendek.
16
Stres emosional
melalui sistem saraf simpatis dan akan mengurahi tahap REM dan
NREM.
amfetamin.
Nutrisi
Makanan seperti keju, susu, daging dan ikan tuna dapat mempercepat
tidur.
Lingkungan
Motivasi
17
8. Penatalaksanaan gangguan tidur
a. Farmakologik
b. Non farmakologik
- Hygiene tidur
18
3. Jangan menonton TV, membaca, makan, dan menelepon di
tempat tidur.
sebelum tidur.
19
- Terapi relaksasi dan biofeedback
1. Definsi
merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri. ADL meliputi antara lain
(2002), ADL adalah aktifitas perawatan diri yang harus pasien lakukan
ADL adalah keterampilan dasar dan tugas okupasional yang harus dimiliki
20
dengan perannya sebagai pribadi dalam keluarga dan masyarakat
(Sugiarto, 2005).
2. Macam-macam ADL.
uang.
b. Kesehatan fisiologis
21
pada salah sistem tubuh maka akan berpengaruh pada pelaksanaan
aktivitas sehari-hari.
c. Fungsi kognitif
d. Fungsi psikososial
sesuatu hal yang lalu dan menampilkan informasi pada suatu cara yang
e. Tingkat stres
kebutuhan. Stressor dapat timbul dari tubuh atau lingkungan atau dapat
f. Ritme biologi
22
sirkadium membantu aktifitas meliputi tidur, temperature tubuh dan
hormon.
g. Status mental
diungkapkan cahya yang dikutip dari baltes, salah satu yang dapat
h. Pelayanan kesehatan
posyandu kualitas hidupnya akan lebih baik daripada lansia yang tidak
1. Definisi lansia
3,4 tentang kesehatan, usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai
usia ≥ 60 tahun.
2. Karakteristik lansia
23
proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan
bahwa ada berbagai penyakit yang sering terjadi pada kaum lansia
(Nugroho,2000).
berikut :
maladaptive.
3. Tipe lansia
tersebut diantaranya :
b. Tipe mandiri
24
c. Tipe tidak puas
banyak menuntut.
d. Tipe pasrah
e. Tipe bingung
a. Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis yang
menetap.
25
5. Kebutuhan hidup lansia
2010).
26
BAB III
A. Kerangka konsep
tidur lansia yaitu total jam tidur dimalam hari, waktu untuk memulai tidur,
sehari-hari yaitu makan, mandi, perawatan diri, berpakaian, Buang air kecil,
buang air besar, penggunaan toilet, transfer, mobilitas, dan naik turun tangga
(Padila, 2013).
Ket :
= Diteliti
27
B. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada hubungan yang bermakna antara
C. Definisi operasional
28
Aktivitas Keterampilan Aktivitas Observasion Ordinal - Mandiri (skor
sehari- atau kemampuan sehari-hari al kuesioner 13 -17)
hari yang harus lansia meliputi: berdasarkan - Ketergantung
lansia dimiliki lansia - Makan indekz Katz an (skor 0 -
dalam merawat - Mandi yang telah 13)
dirinya secara - Perawatan dibakukan.
mandiri untuk diri Jika Mandiri
memenuhi - Berpakaian =2
perannya - BAK Bergantung
sebagai pribadi, - BAB =1
dlm keluarga - Penggunaan
dan masyarakat toilet
- Berpindah
BAB IV
29
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian yang di ukur
dan dikumpulkan secara simultan, sesaat atau satu kali saja dalam satu waktu
(Setiadi, 2007).
oktober 2016. Pembuatan proposal penelitian dimulai pada bulan juli 2016 -
1. Populasi
lansia.
2. Sampel
30
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek penelitian
Kriteria sampel penelitian terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
31
E. Instrumen penelitian
insomnia rating scale yang sudah di uji oleh KSPBJ-IRS pada 175 pasien non
psikiatrik pada poliklinik umum untuk keluhan gangguan tidur terdiri 8 item
F. Pengolahan data
1. Editing
2. Coding
menganalisa.
32
b. Aktivitas sehari-hari lansia
1. Bergantung =0
2. Mandiri =1
c. Karakteristik responden
1. Umur : 60 -64 =0
65-69 =1
>70 =2
Perempuan =1
3. Agama : Islam =0
Kristen =1
Hindu =2
Budha =3
SD =1
SMP =2
SMA =3
PT =4
Menikah =1
Duda / Janda =2
33
3. Skoring
Dengan ketentuan jawaban yaitu untuk gangguan pola tidur dari 8 item
sesuai dengan indeks Katz yang telah dibakukan terdiri dari 17 item
untuk ketergantungan.
4. Entry
5. Cleaning
34
G. Analisa data
Data yang dihasilkan dalam penelitian ini mempunyai skala ordinal, maka
analisa data yang digunakan peneliti adalah uji statistic Chi-Square dengan ɑ
proporsi / presentase antara beberapa kelompok data. Dari segi data uji Chi-
observasi dengan nilai frekuensi ekspetasi sama, maka dikatakan tidak ada
observasi dan nilai frekuensi harapan berbeda, maka dikatakan ada perbedaan
H. Etika penelitian
35
2. Kerahasiaan (confidentialy)
maupun alamat asal subjek dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk
kuesioner.
4. Keadilan (justice)
5. Kejujuran (veracity)
36
I. Jadwal penelitian
37
DAFTAR PUSTAKA
38
Marlina,Y.,Napitupulu, N.2013. Hubungan Aktivitas sehari-hari dan Succesful
Aging Pada Lansia di akses di www.psikologi.ub.ac.id pada tanggal 4 april 2016
Narto , 2001. Pola Tidur Usia Dewasa dan Usia Lanjut. Diakses pada tanggal 4
April 2016 di www.artikelbaru.com
Nugroho, 2010. Keperawatan gerontik dan geriatric. Jakarta : Kedokteran EGC
Nursalam, 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
Jakarta : salemba Medika
Padila. 2013. Buku ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha medika
Potter, P.A & Perry, A. G. 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep
Proses dan Praktik Edisi 5 Volume 2. Jakarta : EGC
Prayitno, A. 2002. Gangguan Pola Tidur pada Kelompok Lanjut Usia dan
Penatalaksanaanya. Jurnal Kedokteran Trisakti, 21(2), 23-30. Diakses di
www.academia.edu pada tanggal 4 April 2016
Setiadi, 2007. Konsep dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta : Graha ilmu
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-
18. Bandung: Alfabeta.
Suyanto. 2011. Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta :
Nuha Medika
Syahdrajat , Tantur. 2015. Panduan Menulis Tugas Akhir Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta : Prenadamedia Group
39