PIRAI
Disusun oleh :
Kelas A
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas semua rahmat yang telah
diberikan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah untuk memenuhi syarat mata
kuliah Farmakoterapi dan Terminologi Klinik dengan judul “PIRAI”. Makalah ini kami buat
sehubungan dengan tugas yang telah diberikan oleh Prof. Dr. Ellín Yulinah S, Apt dalam
rangka memenuhi nilai mata kuliah tersebut. Kami sangat menyadari masih banyak terdapat
kekurangan di dalam penyusunan makalah ini, namun kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi yang membaca. Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat darah
diatas normal. Secara biokomiawi akan terjadi hipersaturasi yaitu kelarutan asam urat di
serum yang melewati ambang batasnya. Batasan hiperurisemia secara ideal yaitu kadar asam
urat diatas 2 standar deviasi hasil laboratorium pada populasi normal.1,2 Namun secara
pragmatis dapat digunakan patokan kadar asam urat >7 mg% pada laki-laki, dan >6 mg%
pada perempuan, berdasarkan berbagai studi epidemologi selama ini. Keadaan hiperurisemia
akan beresiko timbulnya arthritis gout, nefropati gout, atau batu ginjal. Hiperurisemia dapat
terjadi bisa terjadi akibat peningkatan metabolisme asam urat (overproduction), penurunan
ekskresi asam urat urin (underexcretion), atau gabungan keduanya.1,3. Sedangkan gout
(pirai) adalah penyakit yang sering ditemukan, merupakan kelompok penyakit heterogen
sebagai akibat deposisi kristal monosodium urat pada jaringan, akibat gangguan metabolism
berupa hiperurisemia. Manifestasi klinik deposisi urat meliputi arthritis gout, akumulasi
kristal di jaringan yang merusak tulang (tofus), batu urat, dan nefropati gout.
Dengan memakan makanan yang mengandung lemak jenuh yang akan berhubungan
dengan peningkatan kadar lemak darah dan selanjutnya meningkatkan risiko penyakit jantung
koroner dan stroke. Makanan yang tinggi kolesterol seperti daging babi, sapi juga termasuk
pada makanan yang tinggi purin, sehingga ada kecenderungan makanan yang dengan
kandung kolesterol yang tinggi juga diikuti pula dengan kandungan purin yang tinggi.
Konsumsi purin tinggi merupakan salah satu faktor penyebab dari hiperurisemia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Asam urat adalah senyawa nitrogen yang dihasilkan dari proses katabolisme purin
baik dari diet maupun dari asam nukleat endogen (asam deoksiribonukleat DNA ). Asam urat
sebagian besar dieksresi melalui ginjal dan hanya sebagian kecil melalui saluran cerna.
Ketika kadar asam urat meningkat, disebut hiperuresemia, penderita akan mengalami pirai
(gout). Penyebab hiperuresemia karena produksi yang berlebihan atau ekresi yang menurun
(seperti pada gagal ginjal). Produksi yang berlebihan didapatkan pada penderita dengan
keganasan, terjadi turnover purin dan DNA sangat tinggi. Penyebab lain hiperuresemia adalah
mellitus, gagal ginjal, stress, keracunan timbal,dan dehidrasi akibat pemakaian diuretik.
Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga
menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Penyakit pirai merupakan penyakit bawaan metabolik,
proses sintesa dan ekskresi asam urat dalam urin tidak berjalan baik. Tiga kemungkinan
patogenesisnya ialah: produksi urat meningkat, ekskresi urat berkurang, atau kombinasi dari
Pirai adalah nama sekelompok gangguan pada metabolisme purin dan asam urat,
dimana kadar berlebih dalam plasma menimbulkan pengendapan kristal natrium urat disendi
dan cairan sinovialnya. Yang paling sering terdapat adalah encok sendi (arthritis urice).
Selain sendi, yang juga dihinggapi oleh gangguan ini terutama jaringan ikat kulit (tophi,
cellulites) dan ginjal (neuopathy, batu kalsium urat fosfat), seperti rematik encok berlangsung
bergelombang dan bila tidak segera diobati akhirnya terjadi ortrose, karena tulang rawan
berangsur-angsur dirusak. Pirai merupakan suatu penyakit inflamasi arthritis kronis yang
menyebabkan serangan rasa nyeri yang tiba-tiba, kemerahan pada kulit, suhu meningkat
Berbagai studi menunjukkan kadar asam urat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin,
kadar keratin serum, dan kadar nitrogen urea darah. Prevalensi ini meningkat pada pria
dengan kisaran usia 40 tahunan, 10 kali lebih besar dari pada wanita pada usia yang sama.
Kebanyakan adalah pria usia antara 30-60 tahun, sedangkan resikonya meningkat pada
wanita yang telah mengalami menopause. Pirai dapat ditemukan diseluruh dunia, pada ras
semua manusia.
1. Genetik
Pirai lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita, dan lebih sering terjadi pada
Orang dengan bobot berlebih memiliki lebih banyak jaringan yang tersedia untuk
urat.
4. Alkohol
yang dapat meningkatkan pengendapan asam urat karena pH yang terlalu asam.
Akibatnya pengeluaran asam urat terhambat sehingga terjadi penurunan ekskresi asam
urat.
5. Makanan
Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung purin seperti jeroan, daging ham
8. Pembedahan, stress, diet ketat, penyakit akut, kemoterapi luka pada sendi, tekanan
Nilai normal
Darah
Urine
jaringan, yang bisa menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti : peradangan sendi akut
(arthritis gout), timbulnya tofi (benjol-benjol) akibat akumulasi kristal MSU (di persendian,
tulang rawan, atau jaringan lunak), terganggunya fungsi ginjal (netropati gout), dan
terbentuknya batu asam urat di ginjal. Beberapa penyebab terjadinya hiperurisemia antara
phosphoribosil transferase)
b) Adanya kelainan gen yang bisa menurun (herediter) lainnya yang mengakibatkan
sintetase)
kepiting, kerang, keju, kacang tanah, bayam, buncis, dan kembang kol
d) Penyakit seperti mudah pecahnya sel darah merah (hemolisis) dan leukemia
untuk mengeluarkan asam urat yang berlebihan dari dalam tubuh, karena:
a) Minum obat tertentu seperti pirazinamide (obat TB paru), HCT (obat diuretik),
dan salisilat.
b) Dalam keadaan kelaparan (seperti puasa, diet terlalu ketat) dan ketosis.
Sebagai akibat pembakaran lemak akan terbentuk zat keton yang dapat
sarkoidosis.
g) Hipertensi esensial
h) Gagal ginjal
i) Keracunan timah
disebabkan oleh gabungan produksi purin endogen yang meningkat dan asupan purin
yang tinggi disertai dengan sekresi asam urat melalui ginjal yang berkurang.
Kontras radiologi menyebabkan kadar asam urat dalam serum menurun dan kadar
Obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam serum: alkhol, asam
Obat-obatan yang menurunkan kadar asam urat dalam serum: alopurinol, aspirin dosis
Obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam urine: asam askorbit,
Kadar asam urat darah yang tinggi dapat menyebabkan kesemutan, pegal-pegal, linu-linu,
persendian terasa kaku, nyeri sendi, rematik asam urat, sampai pada penyakit jantung dan
tekanan darah tinggi. Rasa ngilu itu biasanya ia rasakan di kaki kanan dan tangan kiri. Jika
sudah menyerang tangan kiri, rasa ngilu itu akan terus merambat ke bahu dan leher. Pada
setiap orang berbeda-beda. Ada yang bertahun-tahun sama sekali tidak muncul gejala, tetapi
akut dan hebat, 90% lokalisasi di jari empu (podagra), tetapi semua
Stadium IV: Pada stadium ini penderita terus menderita artritis yang
kronis dan tophi sekitar sendi, juga pada tulang rawan dari telinga.
1. Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosa dengan cara ini bertujuan untuk mengetahui apakah yang terdapat dalam
sendi yang terkena pirai : kristal monosodium urat, leukosit polimorfonukleat, kristal
kalsium, atau bakteri. Diagnosa ini dilakukan dengan pengambilan cairan sinovial dari
sendi yang terkena pirai dengan menggunakan alat suntik. Cairan tersebut kemudian
Diagnosa dengan menggunakan X-ray berguna untuk melihat keparahan sendi yang
terkena pirai sehingga dapat ditentukan terapi apa yang harus diambil. Diagnosa ini
tidak terlalu dapat diandalkan untuk mendeteksi keadaan serangan awal pada pirai
akut, karena hasilnya tidak spesifik. Adanya ketidaknormalan pada persendian dapat
Berdasarkan penyebabnya:
1. Gout Primer
Merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau
2. Gout Sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam
urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat-obat
tertentu.
1. Hiperurisemia asimtomatik
Pasien tidak menunjukan gejala-gejala selain dari peningkatan asam urat serum
2. Atritis Pirai Akut
Terjadi pembengkakan mendadak dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi
3. Tahap interkritis
Pasien mengalami serangan pirai berulang dari beberapa bulan sampai setahun
Penyakit tersering yang ditimbulkan oleh hiperurisemia setelah arthritis gout adalah
gangguan fungsi ginjal. Pada jaringan ginjal bisa terbentuk mikrotofi akibat gout dan
hiperurisemia. Mikrotofi dapat menyumbat dan merusak saringan ginjal yang disebut
glomerulus. Ada dua tipe nefropati gout yaitu nefropati urat dan nefropati asam urat. Pada
nefropati urat terdapat endapan kristal monosodium urat di dalam jaringan ginjal.
kemampuan pemekatan ginjal dan terdapatnya protein pada urin. Sedangkan nefropati asam
urat terjadi akibat peningkatan konsentrasi asam urat dalam urin. Keadaan ini akan meningkat
menjadi kristal asam urat dan terbentuknya batu asam urat. Selain batu juga terjadi nefropati
obstruktif akibat presipitasi kristal asam urat yang berlebihan di tubulus ginjal. Keadaan ini
bisa menyebabkan nefropati asam urat akut. Akibatnya timbul gagal ginjal akut.
Batu urat di ginjal dapat ditemukan pada 10-25% penderita gout. Kelainan ini terjadi
akibat tingginya konsentrasi asam urat di dalam urin. Bila kadar asam urat darah >13 mg/dl,
atau ekskresi asam urat di urin >1100 mg/dl, timbulnya batu asam urat akan meningkat
menjadi 50% sehingga pasien perlu menghindari porsi protein dan garam yang tinggi dalam
3. Jantung
Kristal asam urat dapat pula mengendap di jantung sehingga dapat mengakibatkan
4. Hipertensi
Dengan meningkatnya konsentrasi asam urat di dalam darah maka akan meningkatkan
kekentalan darah yang menyebabkan tekanan darah meningkat sehingga terjadi hipertensi.
Asam urat ternyata juga merangsang sistem renin angiotensin, sehingga memacu peninggian
tekanan darah. Kadar asam urat darah yang tinggi menyebabkan penebalan dinding arteri di
Tujuan dari terapi gout pada penderita adalah untuk mengobati serangan sendi yang akut,
mencegah serangan gout susulan, mencegah terjadinya pengendapan kristal asam urat dan
mengobati topus dengan cara menurunkan kadar asam urat di dalam darah. Terapi yang
dilakukan dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu terapi non farmakologi dan terapi
farmakologi.
Terap Terapi non farmakologi adalah pengobatan yang dilakukan tanpa menggunakan
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gout adalah
dengan mengatur jumlah kalori yang masuk ketubuh dan jenis makan yang boleh
dimakan. Meski bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap kadar asam
urat didalam darah, makanan mempunyai andil dalam produksi dan pembuangan
asam urat melalui ginjal. Beberapa zat nutrisi yang berpengaruh terhadap asam
glukosa darah dan dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat, untuk itu
dianjurkan jumlah konsumsinya hanya 5-10% dari total kalori, contoh karbohidrat
sederhana yaitu madu, sirup, gula pasir, permen, manisan buah dan lain-lain.
hiperurisemia karena akan meningkatkan keluarnya asam urat melalui urin. Jenis
nutrisi yang kedua adalah protein yang merupakan sumber dari asam urat
mengandung protein tinggi agar kadar asam urat di tubuh tidak meningkat. Selain
karbohidrat dan protein kitapun harus bisa menjaga asupan lemak ke dalam tubuh
keton didalam darah (ketosis) yang bisa menyebabkan penurunan ekskresi asam
urat dari tubuh. Untuk minuman beralkohol meskipun bukan merupakan sumber
dari purin tetapi harus dihindari oleh penderita hiperurisemia karena alokohol
Makanan yang sebaiknya dihindari adalah makanan yang banyak mengandung purin
adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jeroan, udang, remis, kerang, sardin,
herring, ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta makanan dalam kaleng.
Golongan B: Makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg/100 gram makanan)
adalah ikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi, kerang-kerangan, kacang-
kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun
pepaya, kangkung.
Golongan C: Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50 mg/100 gram
Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dl dengan
tidak mengonsumsi bahan makanan golongan A dan membatasi diri untuk mengonsmsi bahan
makanan golongan B. Juga membatasi diri mengonsumsi lemak serta disarankan untuk
banyak minum air putih. Apabila dengan pengaturan diet masih terdapat gejala-gejala
peninggian asam urat darah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terdekat untuk
2. Air putih
Konsumsi air putih yang banyak akan membantu pengeluaran asam urat melalui
ginjal, untuk itu dianjurkan untuk mengkonsumsi air putih 8-10 gelas per hari.
3. Olahraga
Olahraga yang teratur dapat memperbaiki kondisi kekuatan dan kelenturan sendi
dan sangat berguna untuk memperkecil terjadinya kerusakan sendi akibat radang
mendapat pasokan darah. Juga dapat mengurangi berat badan yang membenani
sendi anda.
4. Stop alcohol
Alkohol tidak mengandung purin. Namun alkohol harus dihindari oleh penderita
obatan. Tujuan pengobatan dengan terapi farmakologi dapat dibagi menjadi dua yaitu
pengobatan untuk serangan akut yang bertujuan mengurangi peradangan dan pengobatan
jangka panjang yang bertujuan menurunkan kadar asam urat. Obat-obat yang digunakan
untuk pengobatan serangan akut yaitu, obat-obat anti inflamasi nonsteroid (AINS) yang dapat
menurunkan aktivitas fagosit dari granulosit dan kortokosteroid yang mencegah produksi sel-
sel dan faktor dalam reaksi inflamasi. Sedangkan obat-obat yang digunakan untuk
pengobatan jangka panjang yaitu obat urikosurik yang dapat meningkatkan pengeluaran asam
urat (probenesid dan sulfinpirazon) dan obat urikostatik yang menghambat pembentukan
Tujuan terapi serangan Arthritis gout akut adalah menghilangkan simtom. Penting
untuk menghindarkan fluktuasi konsentrasi urat dalam serum karena dapat memperpanjang
serangan atau memicu episoda lebih lanjut. Sebab itu hipourisemik seperti alopurinol tidak
diberikan sampai paling sedikit tiga minggu setelah serangan akut berhenti dan diteruskan
pada pasien yang mengalami serangan pada saat minum alopurinol. Sendi yang sakit harus
diistirahatkan dan terapi obat dilaksanakan secepat mungkin untuk menjamin respons yang
cepat dan sempurna. Ada tiga pilihan obat untuk Arthritis gout akut: NSAID, kolkhisin,
kortikosteroid. Setiap obat ini memiliki keuntungan dan kerugian. Pemilihan untuk pasien
tetentu tergantung pada beberapa faktor, termasuk waktu onset dari serangan yang
berhubungan dengan terapi awal, kontraindikasi terhadap obat karena adanya penyakit lain,
efikasi versus resiko potensial.NSAID biasanya lebih dapat ditolerir dibanding kolkhisin dan
piroxikam, sulindak. Indometasin cenderung paling sering dipakai, walau tidak ada
perbedaan yang signifikan antara obat ini dengan obat NSAID lain. Pemakaian aspirin harus
dihindarkan sebab mengakibatkan retensi asam urat, kecuali kalau dipakai dalam dosis tinggi.
Tergantung pada keparahan serangan dan waktu antara onset dan permulaan terapi, dosis 50-
100mg indometasin oral akan menghilangkan nyeri dalam dua-empat jam. Dapat diikuti
menjadi 150-200mg sehari, dengan dosis dikurangi bertahap menjadi 25mg tiga kali sehari
untuk 5 sampai 7 hari, hingga nyeri hilang. Cara ini dapat mengurangi toksisitas
pasien, walau pasien dengan kronik membutuhkan terapi NSAID lebih lama untuk
mengendalikan simtom. Pemanfaatan NSAID menjadi terbatas karena efek sampingnya, yang
menimbulkan masalah terutama pada manula dan pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Pada
manula, atau mereka dengan riwayat PUD (Peptic Ulcer Disease), harus diikuti dengan H2
antagonis, misoprostol atau PPI (Proton Pump Inhibitor). Untuk Misoprostol, perlu kehati-
hatian dalam pemakaiannya, kontraindikasi untuk wanita hamil, dan penggunaannya masih
sangat terbatas di Indonesia. Untuk pasien dengan gangguan ginjal, NSAID harus
dihindarkan sedapat mungkin, atau diberikan dengan dosis sangat rendah, apabila keuntungan
masih lebih tinggi dibanding kerugian. Apabila demikian maka harus dilakukan pemantauan
i. Kolkhisin
Kolkhisin dipakai untuk Arthritis gout akut, sebagian rematologis menganggap tidak
efektif, karena cenderung menyebabkan diare berat terutama bagi pasien dengan mobilitas
terbatas. Sebaiknya dipakai untuk pencegahan saja atau sebagai pilihan terakhir. Kolkhisin
telah dipakai sejak tahun 1920. Kolkhisin adalah antimitotik, menghambat pembelahan sel,
dan diekskresi melalui urin. Tidak menurunkan kadar urat dalam serum, dan kalau menjadi
pilihan maka harus diberikan secepat mungkin saat serangan terjadi agar efektif. Kolkhisin
dapat juga dipakai untuk mencegah serangan, dan direkomendasikan untuk diberikan dalam
dosis rendah sebelum memulai obat penurun urat, kemudian dilanjutkan sampai 1 tahun
setelah urat dalam serum menjadi normal. Bila diberikan secara oral maka diberikan dosis
awal 1 mg, diikuti dengan dosis 0,5 mg. Walau BNF menganjurkan diberikan setiap 2 jam
sampai timbul diare atau total pemberian 8 mg, kenyataan jarang diikuti. Kebanyakan pasien
merespons dalam waktu 18 jam dan inflamasi menghilang pada 75-80% pasien dalam 48 jam.
Reaksi yang tidak dikehendaki dari kolkhisin adalah gangguan gastrointestinal, disfungsi
sumsum tulang belakang, dan disfungsi neuromuskular. Hal ini lebih sering terjadi pada
pasien dengan gangguan ginjal atau hati dan manula. Kolkhisin sebagai vasokonstriktor dan
mempunyai efek stimulasi pada pusat vasomotor, sebab itu hatihati bagi pasien dengan gagal
jantung kronis.
ii. Kortikosteroid
bermasalah, misalnya pada pasien dengan gagal jantung kronis atau gangguan ginjal atau
hati. Ini juga sangat berguna untuk Arthritis gout akut yang terbatas hanya sendi atau bursa
tunggal. Bagaimanapun harus dipastikan bahwa penyakit ini bukan Arthritis septik, sebelum
menyuntikkan steroid. Kortikosteroid dapat diberikan secara oral dalam dosis tinggi (30-
40mg) atau intramuskular, berangsur-angsur diturunkan selama 7-10 hari, terapi ini baik
untuk pasien yang tidak dapat mentolerir NSAID, kolkhisin ataupun gagal dengan terapi ini,
juga bagi mereka dengan serangan poliartikular. Hati-hati bagi pasien dengan gagal jantung.
Gout Kronis
Pengobatan gout kronis membutuhkan waktu jangka panjang untuk mereduksi serum
urat sampai dibawah normal. Harus dijaga agar tidak terjadi serangan gout akut, mengurangi
volume tofi, mencegah perusakan selanjutnya. Terapi penurunan urat hendaknya tidak
direkomendasikan saat terjadi serangan akut. Sebelum memberi pasien alopurinol, beberapa
hal harus dipertimbangkan apakah pasien adalah kandidat yang tepat untuk urikosurik.
• Gout kronis yang berkaitan dengan kerusakan ginjal atau batu ginjal urat
Alopurinol adalah drug of choice untuk menurunkan urat dalam serum. Alopurinol
menghambat pembentukan asam urat. Risiko untuk menimbulkan serangan gout akut pada
awal pengobatan dapat dihindarkan dengan memakai dosis awal yang rendah (50-100mg),
dan ditingkatkan bila perlu. Kolkhisin atau NSAID ditambahkan sebagai pencegahan
terjadinya episode akut.Dosis 50-600mg sehari untuk mengurangi kadar urat. Normalisasi
kadar urat dalam serum biasanya terlihat dalam 4 minggu dan serangan gout akut berhenti
dalam 6 bulan dengan terapi yang kontinyu. Reduksi tofi memakan waktu tahunan. Kadang-
Peringatan :
• Banyak interaksi, terutama dengan antikoagulan oral, teofilin, azatioprin.
• Karena ekskresi hanya lewat ginjal, hati-hati bagi yang mengalami kerusakan ginjal, sebab
iv. Urikosurik
pada proksimal tubule. Karena mekanisme ini ada kemungkinan terjadi batu ginjal atau batu
di saluran kemih. Untuk mencegah risiko ini dosis awal harus rendah ditingkatkan perlahan-
lahan, dan hidrasi yang cukup. Tidak boleh dipakai pada kondisi overproduction atau
nefrolitiasis ginjal. Obat ini ternyata dapat dipakai untuk hiperurisemia yang disebabkan
diuretik. Probenesid dan sulfinpirazon sebaiknya tidak dipakai untuk pasien dengan
kerusakan ginjal Benzbromaron suatu alternatif dari alopurinol, untuk pasien normal dan
pasien dengan fungsi ginjal yang terganggu, hasilnya bagus. Telah dipakai pula untuk pasien
yang tidak mengalami kemajuan dengan pengobatan alopurinol, dan pada pasien transplan
ginjal dalam terapi siklosporin. Ada kekhawatiran tentang hepatoksisita, dan pemakaiannya
pada pasien yang alergi alopurinol dengan gangguan ginjal belum diteliti lebih lanjut. Dosis
dipakai untuk terapi hipertensi, menghambat reabsorpsi tubular ginjal sebab itu bekerja
sebagai urikosurik. Losartan juga menunjukkan penurunan urat dalam serum yang meningkat
akibat diuretik. Obat ini berguna sebagai terapi tambahan pada pasien dengan hipertensi dan
hiperurisemia.Saat ini Fenofibrat obat penurun lipid, ternyata mempunyai efek urikosurik
juga. Penurunan sebesar 20-35% terjadi. Akan berguna bagi pasien dengan hiperlipidemia
dan gout/hiperurisemia. Terapi kombinasi dari fenofibrat atau losartan dengan obat anti-
hiperurisemik, termasuk benzbromaron(50mg sekali sehari) atau alopurinol (200mg dua kali
sehari), secara signifikan mengurangi urat dalam serum sesuai dengan peningkatan ekskresi
asam urat. Kombinasi ini adalah pilihan yang baik untuk terapi pasien gout dengan
Pirai Interkitikal
Pasien dengan pirai, pada saat ada periode bebas simtom di antara seranganserangan
disebut interkritikal pirai.. Hiperurisemia mungkin masih menetap dan kristal MSU mungkin
ada dalam cairan sinovial. Interkritikal gout adalah saat di mana pasien harus proaktif
mengendalikan kadar asam urat dan mengambil langkah lain untuk menurunkan risiko
serangan gout lain. Evaluasi kondisi pasien yang berkaitan dengan dasar penyebab disorder
(misalnya: peminum alkohol dengan gout, dll) identifikasi dan obati penyakit yang berkaitan
dengan gout bila ada: hipertensi, obesitas, peminum alkohol, pemakaian diuretik, hipotiroid,
Regimen Dosis
Drug Dose
Indomethacin* 50 mg PO tid
q8h
Local corticosteroids
BAB III
KESIMPULAN
Penyakit pirai adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat di
dalam darah. Penyakit ini banyak kita temukan di masyarakat, penyebabnya antara lain
karena gangguan metabolisme asam urat di dalam tubuh sehingga produksi asam urat dalam
tubuh meningkat, pembuangan asam urat yang berkurang karena gangguan ginjal atau karena
faktor lain seperti asupan purin yang terlalu banyak. Pirai dapat menyebabkan komplikasi
berbagai penyakit antara lain gangguan fungsi ginjal, gagal ginjal, jantung dan hipertensi.
Apabila seseorang telah di dapati hiperurisemia maka dianjurkan untur mengatur pola makan
agar kadar purin di dalam darah berkurang dan kembali normal. Tetapi untuk orang yang
mengalami pirai akut di anjurkan untuk mengkonsumsi obat-obat NSAID untuk mengurangi
nyeri kemudian dilanjutkan dengan penggunaan kolkisin sebagai profilaksis dan pereda nyeri.
Bila orang tersebut telah mengalami pirai kronik dianjurkan menggunakan obat-obat
yang dapat di lakukan untuk mencegah terserang penyakit pirai adalah dengan mengatur pola
makan (purin, karbohidrat, lemak), tidak mengkonsumsi alkohol, banyak minum air putih dan
DAFTAR PUSTAKA
1. Joseph,T., Dipiro,T.,Pharmacoterapy Handbook, edisi 5 dan 6, Internasional edition,
2. Bagian Farmakologi fakultas Kedokteran UI, Farmakologi dan Terapi, edisi 4, Gaya
Baru, Jakarta,1995.
3. Hoan Tjay, Tan., Rahardja, Kirana, Obat – Obat Penting, Penerbit PT Media
Komputindo, Jakarta,2002.
5. Faisal, Yatim, Penyakit Tulang dan Persendian, edisi pertama, PT Gramedia Pustaka
6. Mansjoer, Arif, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid Kedua, Media
7. Sylvia, A., Price and Lorraine, M., Wilson, Patofisiologi Penyakit, edisi 4, Penerbit Buku
8. Robert, K., Murray, Darly, K., Granner, Peter, A., Mayes, Biokimia Harper, edisi 24,