Anda di halaman 1dari 14

Gangguan kelenjar hipofisis

1. Hipopituitarisme
a. Definisi
Hipopituitarisme adalah keadaan yang timbul sebagai akibat hipofungsi
hipofisis. Hipopituitarisme merupakan defisiensi hormon tiroid, adrenal, gonad dan
hormon pertumbuhan akibat penyakit hipofisis.
Pada setiap pasien dengan defisensi hormonal ini, kemungkinan adanya defisiensi
lain harus dicari. Kadang-kadang timbul akut berupa apopleksi hipofisis dimana
terdapat infark hemoragik pad atumor hipofisis, biasanya disertainyeri disertai
kepala berat mendadak.
b. Klasifikasi
1. Hypophyseal Cachexia ( Penyakit Simmonds ):
a. Dapat terjadi pada semua usia, lebih sering pada usia dewasa.
b. Lebih sering pada wanita dengan perbandingan 2 : 1
c. Penderita dapat hidup bertahun-tahun dengan penyakitnya, kadang-kadang
sampai 30-40 tahun.Gejala-gejala klinik biasanya disebabkan oleh
insufiensi adrenal, thyroid atau gonad,yang terjadi sekunder akibat
hipopituitarisme. Kombinasi kelenjar yang mengalamiinsufiensi itu bisa
berbagai macam ; yang paling sering ialah kombinasi hipothyroidismedan
hipoadrenalisme.
2. Hypophyseal Dwarfism ( Jenis Lorain-Levi ):
a. Pada anak yang sedang tumbuh
b. Terjadi dwarfisme yang simetrik.Penyebab yang paling sering ialah ;
craniopharyngioma. Kadang-kadang juga disebabkan juga oleh : nekrosis
iskhemik, kista, atau radang.

3. Sindrom Froehlich ( Dystrophia Adiposogenitalis )


a. Obesitas jenis eunuchoid.
b. Pertumbuhan yang tidak sempurna daripada gonad dan genital.
c. Ciri-ciri sex sekunder tidak ada, disfungsi seksual, dan kulit yang halus.
d. Terjadi pada usia muda.
e. Dapat menyerang baik laki-laki maupu wanita dengan perbandingan yang
sama.
c. Etiologi
Sindrom ini disebabkan oleh kelainan destrutif pada kelenjar hipofisis.
Penyebab yang sering ialah :
1) Sheehans postpartum pituitary necrosis
2) Adenoma khoromofob
3) Craniopharyngioma
4) Kelainan-kelainan lain yang mungkin juga menimbulkan hipopitutarisme ialah
radang terutama tuberculosis, sarcoidosis. Kadang-kadang penyebab dari pada
destruksi hipofisistidak jelas dan hanya tampak sebagai fibrosis saja.
Hipopiutuitarisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau
hipotalamus. Penyebab menyangkut :
1. Infeksi atau peradangan oleh : jamur,bakteri piogenik.
2. Penyakit autoimun (Hipofisis limfoid autoimun).
3. Tumor, misalnya dari sejenis sel penghasil hormon yang dapat
mengganggu pembentukan salah satu atau semau hormon lain.
4. Umpan balik dari organ sasaran yang mengalamai malfungsi. Misalnya, akan
terjadi penurunan sekresi TSH dari hipofisis apabila kelenjar tiroid yang sakit
mengeluarkan HTdalam kadar yang berlebihan.
5. Nekrotik hipoksik (kematian akibat kekurangan O2) hipofisis atau oksigenasi
dapatmerusak sebagian atausemua sel penghasil hormon. Salah satunya
sindrom sheecan, yangterjadi setelah perdarahan maternal
d. Patofisiologi
Hipopituitarisme terfokus pada penurunan sekresi hormon-hormon hipofisis,
yangdapat penyakit pada di hipotalamus maupun hipofisis. Hipofungsi hipofisis
anterior terjadi jika 75% parenkim rusak, dan bersifat kongenital atau karena
berbagai kelainan di dapat. Untuk hipofungsi hipofisis posterior dalam bentuk
diabetes insipidus hampir selalu disebabkan oleh kelainan pada hipotalamus.
Meskipun mungkin beberapa mekanisme lain berperan pada kasus hipofungsi,
namun sebagian besar kasus ini disebabkan oleh prosesdestruktif yang secara
langsung mengenai hipofisis anterior.
1) Tumor dan lesi masa lainnya.Adenoma hipofisis, tumor jinak lain yang timbul
di dalam sella, keganasan primerdan metastasik serta kista dapat menyebabkan
hipopituitarisme. Semua lesi massa di selladapat menyebabkan kerusakan
dengan menimbulakn penekanan pada sel-sel hipofisis disekitarnya.
2) Pembedahan atau radiasi hipofisis.Eksisi adenoma hipofisis dengan bedah
dapat secara tidak sengaja mengenai bagian hipofisis yang sehat. Radiasi
hipofisis, yang dipakai untuk mencegah pertumbuhan kembali tumor setelah
pemebdahan, dapat merusak hipofisis nonadenomatosa.
3) Apopleksi hipofisis.Apopleksi hipofisis adalah perdarahan mendadak ke dalam
kelenjar hipofisis,umumnya apda adenoma hipofisis. Aplopeksi dapat
mengakibatkan nyeri kepala hebatyang mendadak, diplopia akibat tekanan
pada saraf okulomotorius, dan hipopituitarisme.
4) Nekrosis iskemik hipofisis dan sindrom sheehan.
Nekrosis iskemik hipofisis merupakan kausa isufiensi hipofisis.
Sindrom Sheehan (nekrosis pascapartum hipofisis anterior) merupakan bentuk
tersering nekrosis iskemik hipofisis anetrior. Selama kehamilan, hipofisis
anterior memebesar sampai dua kali lipat ukuran nolam. Pembesaran fisiologik
ini tidak disertai dengan peningkatan aliran darahdari sistem vena bertekanan
rendah, sehingga hipofisis mengalami anoksia relatif.Perdarahan atau syok
obstetrik yang mengakibatkan penurunan aliran darah lebih lanjut,dapat
memicu infark lobus anterior. Hipofisis posterior menerima darah secara
langsung daricabang-cabang arteri sehingga kurang rentan terhadap cedera
sistemik dalam situasiini dan biasanya tidak terpengaruh. Nekrosis hipofisis
juga dapat ditemukan pda keadaanlain, misal koagulasi intravaskular
diseminata dan anemia sel sabit, peningkatan tekananintrakranium, cedera
traumatik, dan syok apa pun sebabnya. Daerah iskemik akan diserapdan diganti
oleh ajringan ikat yang melekat ke dinding sella yang kosong seperti apa
pun patogenesisnya.
5) Kista celah Rathke.
Kista ini dilapisi epitel kuboid bersilia dengan sel gobelt dan sel
hipofisisanterio, dapat berisi cairan proteinaseosa dan membesar hingga
mengganggu kelenjarnormal.
6) Sindrom sella kosong
Sindrom ini merujuk pada adanya sella tursika yang membesar dan tidak
terisioleh jaringan hipofisis.
7) Sella kosong primer
Pada kasus ini terjadi defek pada diafragma sella sehingga araknoid mater
dancairan serebrospinal mengalami herniasi ke dalam sella, lalu sella melebar
dan hipofisistertekan. Hal ini bisa mengakibatkan gangguan endokrin, dan
dengan berkurangnya parenkim fungsional yang cukup berat dapat
menimbulkan hipopitutarisme.
8) Sella kosong sekunder
Suatu masa bisa mengakibatkan sella membesar, jika diangkat secara bedah
ataumengalami nekrosis spontan, menyebabkan berkurangnya fungsi hipofisis.
Terapi atauinfark spontan bisa mengakibatkan hipopituitarisme.

9) Defek genetik
Pada anak pernah dilaporkan defisiensi kongenital satu atau lebih
hormonhipofisis. Contohnya, mutasi di pit-I, suatu faktor transkripsi hipofisis,
meneybabkankombinasi defisiensi GH, proalktin, dan TSH.

http://medicscientist.com/hypopituitarism-diagnosis-treatment

e. Manifestasi Klinis
Pada anak-anak, terjadi gangguan pertumbuhan somatis akibat defisiensi
pelepasan GH. Dwarfisme hipofisis (kerdil) merupakan konsekuensi dari defisiensi
tersebut. Ketikaanak-anak tersebut mencapai pubertas, maka tanda-tanda seksual
sekunder dan genitaliaeksterna gagal berkembang. Selain itu sering pula ditemukan
berbagai derajat insifisiensiadrenal dan hipitiroidisme, mereka mungkin akan
mengalami kesulitan di sekolah danmemperlihatkan perkembangan intelektual yang
lamban, kulit biasanya pucat karena tidakadanya MSH.
Pasien dengan hipopituitarisme, selain memiliki tingkat hormon basal yang
rendah, juga tidak merespons terhadap pemberian hormon perangsang sekresi. Uji
fungsi hipofisis kombinasi dapat dilakukan pada pasien ini dengan menyuntikkan
insulin untuk menghasilkan hipoglikemia, CRH, TRH, dan GnRH. Hipoglikemia
dengan kadar serum glukosa yang kurang dari 40mg/dl, normalnyamenyebabkan pelepasan
GH, ACTH, dan kortisol; TRH merangsang pelepasanTSH dan prolaktin;
sedangkan GnRH merangsang pelepasan FSH dan LH. Pasiendengan
panhipopituitarisme gagal untuk merespons empat perangsang sekresitersebut.
Selain studi biokimia, juga disarankan pemeriksaan radiografi kelenjar hipofisis
pada pasien yang diperkirakan menderita penyakit hipofisis, karenatumor-tumor
hipofisis seringkali menyebabkan gangguan-gangguan ini.Pengobatan
hipopituitarisme mencakup penggantian hormon-hormon yang kurang.GH manusia,
hormon yang hanya efektif pada manusia, dihasilkan dari teknik rekombinasi asam
deoksiribonukleat (DNA), dapat diguanakan untuk mengobati pasien dengan
defisiensi GH dan hanya dapat dikerjakan oleh dokter spesialis. GHmanusia jika
diberikan pada anak-anak yang menderita dwarfisme hipofisis, dapatmenyebabkan
peningkatan tinggi badan yang berlebihan. GH manusia rekombinan juga dapat
digunakan sebagai hormon pengganti pada pasien dewasa
dengan panhipopituitarisme. Hormon hipofisis hanya dapat diberikan dengan
caradisuntikan. Sehingga, terapi harian pengganti hormon kelenjar target
akibatdefisiensi hipofisis untuk jangka waktu yang lama, hanya diberikan
sebagaialternatif. Sebagai contoh, insufisiensi adrenal yang disebabkan karena
defisiensisekresi ACTH diobati dengan memberikan hidrokortison oral.
Pemberian tiroksinoral dapat mengobati hipotitoidisme yang diakibatkan defisiensi
TSH. Pemberianandrogen dan estrogen dapat mengobati defisiensi gonadotropin
,namun pemberiangonadotropin tersebut dapat menginduksi ovulasi. Defisiensi GH
membutuhkaninjeksi GH setiap hari.Insufisiensi hipofise menyebabkan hipofungsi
organ sekunder. Hipofungsi hipofise jarang terjadi, namun dapat saja terjadi dalam
setiap kelompok usia. Kondisi inidapat mengenai semua sel hipofise
(panhipopituitarisme) atau hanya sel-seltertentu, terbatas pada satu subset sel-sel
hipofise anterior (mis: hipogonadismesekunder terhadap defisiensi sel-sel
gonadotropik) atau sel-sel hipofise posterior (mis: diabetes insipidus)
Pada orang dewasa, kehilangan fungsi hipofisis sering mengikuti kronologis
seperti defisiensi GH, hipogonadisme, hipotiroidisme, dan insufisiensi adrena.
Karena orang dewasa telah menyelesaikan pertumbuhan somatisnya, maka tinggi
tubuh pasien dewasa denganhipotuitarisme adalah normal.Adapun tanda dan
gejalanya yang mungkin ditemukan yaitu :
1) Terjadinya hipogonadisme.
2) Penurunan libido, impotensi, progresif pertumbuhan rambut dan bulu ditubuh,
jenggot, berkurangnya perkembangan otot pada pria.
3) Pada wanita, berhentinya siklus menstruasi atau aminorea yang merupakan
tanda awaldari kegagalan hipofisis. Kemudian di ikiti atrofi payudara dan
genetalia eksterna.

Sakit kepala dan gangguan penglihatan atau adanya tanda-tanda tekanan


intara kranial yang meningkat. Mungkin merupakan gambaran penyakit bila tumor
menyita ruangan yang cukup besar.
1) Gambaran dari produksi hormon pertumbuhan yang berlebih termasuk
akromegali (tangan dan kaki besar demikian pula lidah dan rahang),
berkeringat banyak, hipertensidan artralgia (nyeri sendi).
2) Hiperprolaktinemia : amenore atau oligomenore galaktore (30%), infertilitas
pada wanita,impotensi pada pria.
3) Sindrom Chusing : obesitas sentral, hirsutisme, striae, hipertensi,
diabetesmilitus,osteoporosis
4) Defisiensi hormon pertumbuhan : (Growt Hormon = GH) gangguan
pertumbuhan padaanak-anak.
5) Defisiensi Gonadotropin : impotensi, libido menurun, rambut tubuh rontok
pada pria,amenore pada wanita.
6) Defisiensi TSH : rasa lelah, konstipasi, kulit kering gambaran laboratorium
darihipertiroidism.
7) Defisiensi Kortikotropin : malaise, anoreksia, rasa lelah yang nyata, pucat,
gejala-gejala yang sangat hebat selama menderita penyakit sistemik ringan
biasa, gambaranlaboratorium dari penurunan fungsi adrenal.
8) Defisiensi Vasopresin : poliuria, polidipsia,dehidrasi, tidak mampu
memekatkan urin.
f. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan Laboratorik ditemukan Pengeluaran 17 ketosteroid dan 17
hidraksikortikosteroid dalam urin menurun, BMR menurun.
2) Pemeriksaan Radiologik / Rontgenologis ditemukan Sella Tursika.
a) Foto polos kepala.
b) Poliomografi berbagai arah (multi direksional).
c) Pneumoensefalografi.
d) CTScan.
e) Angiografi serebral.
3) Pemeriksaan Lapang Pandang.
a) Adanya kelainan lapangan pandang mencurigakan.
b) Adanya tumor hipofisis yang menekankiasma optik.
4) Pemeriksaan Diagnostik.
a) Pemeriksaan kartisol, T3 dan T4, serta esterogen atau testosteron.
b) Pemeriksaan ACTH, TSH, dan LH.
c) Tes provokasi dengan menggunakan stimulan atau supresan hormon, dan
denganmelakukan pengukuran efeknya terhadap kadar hormon serum.
d) Tes provokatif.
g. Komplikasi
1) Kardiovaskuler.
a) Hipertensi.
b) Tromboflebitis.
c) Tromboembolisme.
d) Percepatan uterosklerosis.
2) Imunologi.Peningkatan resiko infeksi danpenyamaran tanda-tanda infeksi.
3) Perubahan mata.
a) Glaukoma.
b) Lesi kornea.
4) Muskuloskeletal.
a) Pelisutan otot.
b) Kesembuhan luka yang jelek.
c) Osteoporis dengan fraktur kompresi vertebra, fraktur patologik tulang
panjang,nekrosis aseptik kaput femoris.
5) Metabolik.Perubahan pada metabolisme glukosa sindrome penghentian steroid.
6) Perubahan penampakan.
a) Muka seperti bulan (moon face).
b) Pertambahan berat badan.
c) Jerawat.
h. Penatalaksanaan
Pengobatan hipopituitarisme mencakup penggantian hormon-hormon yang
kurang. GH manusia, hormon yang hanya efektif pada manusia, dihasilkan dari
tehnik rekombinasiasam deoksiribonukleat (DNA), dapat digunakan untuk
mengobati pasien dengan defesiensi GH dan hanya dapat dikerjakan oleh dokter
spesialis.GH manusia jika diberikan pada anak-anak yang menderita dwarfisme
hipofisis,dapat menyebabkan peningkatan tinggi badan yang berlebihan. GH
manusia rekombinan juga dapat digunakan sebagai hormon pengganti pada
pasien dewasa dengan panhipopituitarisme. Hormon hipofisis hanya dapat
diberikan dengan cara disuntikan. Sehingga, terapi harian pengganti hormon
kelenjar target akibat defesiensi hipofisisuntuk jangka waktu yang lama, hanya
diberikan sebagai alternatif.

2. Hiperpituitarisme
a. Definisi
Hiperpituitarisme adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor
atau hiperplasi hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu
hormone hipofise atau lebih yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari . Hormon
hormon hipofisis lainnya sering dikeluarkan dalam kadar yang lebih rendah.
b. Etiologi
Hiperpituitari dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau
hipotalamus, penyebab mencakup :
1) Adenoma primer salah satu jenis sel penghasil hormon, biasanya sel penghasil
GH, ACTH atau prolakter.
2) Tidak ada umpan balik kelenjar sasaran, misalnya peningkatan kadar TSH
terjadi apabila sekresi HT dan kelenjar tiroid menurun atau tidak ada.
c. Manifestasi Klinis
1) Perubahan bentuk wajah : hidung, bibir, dahi, rahang serta lipatan kulit
menjadi besar dan kasar secara progresif. Rahang bawah menjadi besar dan
menonjol kedepan sehingga gigi renggang. Jaringan lunak juga tumbuh
sehingga wajah kelihatan seperti ada edema.
2) Kedua tangan dan kaki membesar secara progresif.
3) Lidah, kelenjar ludah, limpa, jantung, ginjal, hepar dan organ lainnya juga
membesar.
4) Gangguan toleransi glukosa bisa berkembang sampai timbul diabetes
mellitus.
5) Gangguan metabolisme lemak dengan akibat hyperlipidemia.
6) Cepat lelah dan lategi.
d. Patofisiologi
Hiperfungsi hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk bergantung pada
sel mana dari kelima sel-sel hipofise yang mengalami hiperfungsi. Kelenjar
biasanya mengalami pembesaran disebut adenoma makroskopik bila diameternya
lebih dari 10 mm atau adenoma mikroskopik bila diameternya kurang dari 10 mm,
yang terdiri atas 1 jenis sel atau beberapa jenis sel. Adenoma hipofisis merupakan
penyebab utama hiperpituitarisme.penyebab adenoma hipofisis belum diketahui.
Adenoma ini hampir selalu menyekresi hormon sehingga sering disebut functioning
tumor.

Kebanyakan adalah tumor yang terdiri atas sel-sel penyekresi GH,ACTH


dan prolaktin. Tumor yang terdiri atas sel-sel pensekresi TSH-,LH- atau FSH-
sangat jarang terjadi. Functioning tumor yang sering di temukan pada hipofisis
anterior adalah:
1) prolactin-secreting tumors (tumor penyekresi prolaktin) atau prolaktinoma.
Prolaktinoma (adenoma laktotropin) biasanya adalah tumor kecil, jinak, yang
terdiri atas sel-sel pensekresi prolaktin. Gejala khas pada kondisi ini sangat
jelas pada wanita usia reproduktif dan dimana terjadi tidak menstruasi, yang
bersifat primer dan sekunder, galaktorea (sekresi ASI spontan yang tidak ada
hubungannya dengan kehamilan), dan infertilitas.
2) somatotroph tumors (hipersekresi pertumbuhan)
Adenoma somatotropik terdiri atas sel-sel yang mengsekresi hormon
pertumbuhan. Gejala klinik hipersekresi hormon pertumbuhan bergantung
pada usia klien saat terjadi kondisi ini.
Misalnya saja pada klien prepubertas,dimana lempeng epifise tulang panjang
belum menutup, mengakibatkan pertumbuhan tulang-tulang memanjang
sehingga mengakibatkan gigantisme. Pada klien postpubertas, adenoma
somatotropik mengakibatkan akromegali, yang ditandai dengan perbesaran
ektremitas (jari, tangan, kaki), lidah, rahang, dan hidung. Organ-organ dalam
juga turut membesar (misal; kardiomegali). Kelebihan hormon pertumbuhan
menyebabkan gangguan metabolik, seperti hiperglikemia dan hiperkalsemia.
Pengangkatan tumor dengan pembedahan merupakan pengobatan pilihan.
Gejala metabolik dengan tindakan ini dapat mengalami perbaikan, namun
perubahan tulang tidak mengalami reproduksi.
3) corticotroph tumors (menyekresi ardenokortikotrofik /ACTH)
Adenoma kortikotropik terdiri atas sel-sel pensekresi ACTH. Kebanyakan
tumor ini adalah mikroadonema dan secara klinis dikenal dengan tanda khas
penyakit Cushings.
Ada dua perubahan fisiologis karena tumor hipofisis:
1) perubahan yang timbul karena adanya space-occupying mass dalam kranium.
2) perubahan yang di akibatkan oleh hipersekresi hormone dari tumornya itu
sendiri.
Adenoma hipofisis adalah adenoma intraselular (tumor didalam sella tursika ),
dengan besar diameter kurang dari 1cm dengan tanda-tanda hipersekresi
hormone.
Klasifikasi hipofisis/ adenoma hipofisis.
1) encapsulated (tidak ada metastasis dalam sella tursika )
2) invasive ( sella tursika rusak karena metastasis )
3) mikroadenoma ( encapsulate tumor dengan diameter kurang dari 10 mm )
4) makroadenoma ( encapsulate tumor dengan diameter lebih dari 10mm).
Perubahan neorologis bisa terjadi akibat tekanan jaringan tumor yang semakin
membesar.tekanan ini bisa terjadi saraf optic, saraf karnial III (okulomotor), saraf
karnial IV (troklear), dan saraf karnial V (trigeminal), umor yang sangat besar bisa
menginfiltrasi hipotalamus.
e. Gigantisme dan Akromegali
Gigantisme dan akromegali disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan.
Keadaan inidapat diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena
kelainan hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan. Pada
beberapa pasien dapat timbul akromegali sebagai respons terhadap neoplasia yang
menyekresiGHRA ektopik. Pada pasien ini terdapat hiperplasia hipofisis
somatotrop dan hipersekresi GH.
Bila kelebihan GH terjadi selama masa anak-anak dan remaja,
maka pertumbuhanlongitudinal pasien sangat cepat, dan pasien akan menjadi
seorang raksasa. Setelah pertumbuhan somatis selesai, hipersekresi GH tidak akan
menimbulkan Gigantisme, tetapi menyebabkan penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak.

Penderita Akromegali (http://www.medscape.com/viewarticle/730662)

Keadaan ini disebut akromegali, dan penderita akromegali


memperlihatkan pembesaran tangan dan kaki.Penderita mungkin membutuhkan ukuran
sarung tangan yang lebih besar. Kaki jugamenjadi lebih besar dan lebar, dan penderita
menceritakan mereka harus mengubahukuran sepatunya. Pembesaran ini biasanya
disebabkan oleh pertumbuhan dan penebalan tulang dan peningkatan pertumbuhan
jaringan lunak.Selain itu, perubahan bentuk raut wajah dapat membantu diagnosis
pada insepeksi.Raut wajah menjadi semakin kasar, sinus paranasalis dan sinus frontalis
membesar.Bagian frontal menonjol, tonjolan supraorbital menjadi semakin nyata,
dan terjadideformitas mandibula disertai timbulnya prognatisme (rahang yang
menjorok kedepan) dan gigi geligi tidak dapat menggigit. Pembesaran mandibula
menyebabkangigi-gigi renggang. Lidah juga membesar, sehingga penderita sulit
berbicara. Suaramenjadi lebih dalam akibat penebalan pita suara.Deformitas tulang
belakang karena pertumbuhan tulang yang berlebihan,mengakibatkan timbulnya
nyeri dipunggung dan perubahan fisiologik lengkung tulang belakang. Pemeriksaan
radiografik tengkorak pasien akromegali menunjukkan perubahan khas disertai
pembesaran sinus paranasalis, penebalan kalvarium, deformitas mandibula ( yang
menyerupai bumerang ), dan yang paling penting ialah penebalan dan destruksi sela tursika
yang menimbulkan dugaan adanya tumor hipofisis.Bila akromegali berkaitan
dengan tumor hipofisis, maka pasien mungkin mengalaminyeri kepala bitemporal
dan gangguan penglihatan disertai hemianopsia bitemporalakibat penyebaran
supraselar tumor tersebut, dan penekanan kiasma optikum.Pasien dengan
akromegali memiliki kadar basal GH dan IGF-1yang tinggi dan jugadapat diuji
dengan pemberian glukosa oral. Pada subjek yang normal, induksi hiperglikemia
dengan glukosa akan menekan kadar GH. Sebaliknya, pada pasienakromegali atau
gigantisme kadar GH gagal ditekan.
f. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratori.
Pengeluaran 17 ketosteroid dan 17 hidraksi kortikosteroid dalam urin menurun,
BMR menurun.
2) Pemeriksaan Radiologik / Rontgenologis Sella Tursika
a) Foto polos kepala
b) Poliomografi berbagai arah (multi direksional)
c) Pneumoensefalografi
d) CT Scan
e) Angiografi serebral
3) Pemeriksaan Lapang Pandang
a) Adanya kelainan lapangan pandang mencurigakan
b) Adanya tumor hipofisis yang menekan kiasma optik
4) Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan kartisol, T3 dan T4, serta esterogen atau testosteron
b) Pemeriksaan ACTH, TSH, dan LH
c) provokasi dengan menggunakan stimulan atau supresan hormon, dan
dengan melakukan pengukuran efeknya terhadapkadar hormon serum.
g. Terapi
Dikenal 2 macam terapi, yaitu:
1) Terapi pembedahan
Tindakan pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal dua
macam pembedahan tergantung dari besarnya tumor yaitu : bedah makro
dengan melakukan pembedahan pada batok kepala (TC atau trans kranial) dan
bedah mikro (TESH atau trans ethmoid sphenoid hypophysectomy). Cara
terakhir ini (TESH) dilakukan dengan cara pembedahan melalui sudut antara
celah infra orbita dan jembatan hidung antara kedua mata, untuk mencapai
tumor hipofisis. Hasil yang didapat cukup memuaskan dengan keberhasilan
mencapai kadar HP yang diinginkan tercapai pada 70 90% kasus.
Keberhasilan tersebut juga sangat ditentukan oleh besarnya tumor.
Efek samping operasi dapat terjadi pada 6 20% kasus, namun pada
umumnya dapat diatasi. Komplikasi pasca operasi dapat berupa kebocoran
cairan serebro spinal (CSF leak), fistula oro nasal, epistaksis, sinusitis dan
infeksi pada luka operasi.
Keberhasilan terapi ditandai dengan menurunnya kadar GH di bawah 5
g/l. Dengan kriteria ini keberhasilan terapi dicapai pada 50 60% kasus, yang
terdiri dari 80% kasus mikroadenoma, dan 20 % makroadenoma.
2) Terapi radiasi
Indikasi radiasi adalah sebagai terapi pilihan secara tunggal, kalau tindakan
operasi tidak memungkinkan, dan menyertai tindakan pembedahan kalau masih
terdapat gejala akut setelah terapi pembedahan dilaksanakan.
Radiasi memberikan manfaat pengecilan tumor, menurunkan kadar GH ,
tetapi dapat pula mempengaruhi fungsi hipofisis. Penurunan kadar GH
umumnya mempunyai korelasi dengan lamanya radiasi dilaksanakan. Eastment
dkk menyebutkan bahwa, terjadi penurunan GH 50% dari kadar sebelum
disinar (base line level), setelah penyinaran dalam kurun waktu 2 tahun, dan
75% setelah 5 tahun penyinaran.
Peneliti lainnya menyebutkan bahwa, kadar HP mampu diturunkan
dibawah 5 g/l setelah pengobatan berjalan 5 tahun, pada 50% kasus. Kalau
pengobatan dilanjutkan s/d 10 tahun maka, 70% kasus mampu mencapai kadar
tersebut.
h. Pencegahan
1) Primer
a) Edukasi
Program ini bertujuan merubah prilaku masyarakat, dalam hal pola makan
dan memasyarakatkan pemakaian garam beriodium.
b) Penyuntikan lipidol
Sasaran penyuntikan lipidol adalah penduduk yang tinggal di daerah
endemik diberi suntikan 40 % tiga tahun sekali dengan dosis untuk orang
dewasa dan anak di atas enam tahun 1 cc, sedang kurang dari enam tahun
diberi 0,2 cc 0,8 cc.
2) Sekunder
a) Tindakan Operasi
b) Pada struma nodosa non toksik yang besar dapat dilakukan tindakan
operasi bila pengobatan tidak berhasil, terjadi gangguan misalnya :
penekanan pada organ sekitarnya, indikasi keganasan yang pasti akan
dicurigai.
c) thyroidectomi. Pada pelaksanaannya ada yang mengangkat sebagain
kelenjar (hemithyroidectomi, subtotal thyroidectomi, isthmolobectomi),
keseluruhan (total thyroidectomi) atau bisa juga radikal thyroidectomi
pada kasus kanker. Pemilihan itu tergantung dari kasus atau kelainan yang
dijumpai.
3) Tersier
a) Cukupilah makanan ber-Yodium dalam nutrisi sehari-hari, seperti
mengkonsumsi garam beryodium.
b) Diet yang bergizi baik.
c) Olahraga yang teratur.
d) Menghindari gaya hidup yang tidak sehat dan beresiko.
e) Menaati nasehat dari Dokter dan minumlah obat yang diresepkan dengan
teratur (anti-tirod dan Yodium radioaktif).

Anda mungkin juga menyukai