Anda di halaman 1dari 2

Hipopituitarisme

Infusiensi hipofisis pada umumnya memengaruhi semua kelenjar hormone


yang secara normal disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. Oleh karena itu,
manifestasi klinis dari panhipopituitarisme merupakan gabungan pengaruh
metabolic akibat kekurangan sekresi masing-masing hormone hipofisis.
Beberapa proses patologik dapat mengakibatkan infusiensi hipofisis dengan
cara merusak sel-sel hipofisis normal: (1) tumor hipofisis, (2) thrombosis vascular
yang mengakibatkan nekrosis kelenjar hipofisis normal, (3) penyakit granulomaltosa
infiltrative, dan (4) idiopatik atau mungkin penyakit yang bersifat autoimun.
Sindrom klinis yang diakibatkan oleh panhipopituitarisme pada anak-anak
dan orang dewasa berbeda. Pada anak-anak, terjadi gangguan pertumbuhan
somatic akibat defisiensi pelepasan GH. Dwarfisme hipofisis (kerdil) merupakan
kosenkuensi dari defisiensi tersebut. Ketika anak-anak tersebut mencapai pubertas,
maka tanda-tanda seksual sekunder dan genetalia eksterna gagal berkembang.
Selain itu sering pula ditemukan
berbagai derajat infusiensi adrenal dan
hipotiroidisme; mereka mungkin akan mengalami kesulitan di sekolah dan
memperlihatkan perkembangan intelektual yang lamban; kulit biasanya pucat
karena tidak adanya MSH.
Kalau hipopituitarisme terjadi pada orang dewasa, kehilangan fungsi hipofisis
sering mengikuti kronologi sebagai berikut : defisiensi GH, hipogonadisme,
hipotiroidisme dan insufisiensi adrenal. Karena orang dewasa telah menyelesaikan
pertumbuhan somatisnya, maka tinggi tubuh pasien dewasa dengan
hipopituitarisme adalah normal. Manifestasi defisiensi GH mungkin dinyatakan
dengan timbulnya kepekaan yang luar biasa terhadap insulin dan terhadap
hipoglikemia puasa. Bersamaan dengan terjadinya hipogonadisme, pria
menunjukkan penurunan libido, impotensi dan pengurangan progresif pertumbuhan
rambut dan bulu di tubuh, jenggot dan berkurangnya perkembangan otot. Pada
wanita, berhentinya siklus menstruasi atau amenorea, merupakan tanda awal dari
kegagalan hipofisis. Kemudian diikuti oleh atrofi payudara dan genetalia eksterna.
Baik laki-laki maupun perempuan menunjukkan berbagai tingkatan hipotiroidisme
dan infusiensi adrenal. Kurangnya MSH akan mengakibatkan kulit pasin ini kelihatan
pucat.
Kadang kala pasien memperlihatkan kegagalan hormone hipofisis saja. Dalam
keadaan ini, penyebab defisiensi agaknya terletak pada hipotalamus dan mengenai
hormone pelepasan yang bersangkutan.
Pada pasien dengan panhipopituitarisme, tingkat dasar hormone tropic ini
rendah, sama dengan tingkat produksi hormone kelenjar target yang dikontrol oleh
hormone-hormon tropik ini.

Pasien dengan hipopituitarisme, selain memiliki tingkat hormone basal yang


rendah, juga tidak merespons terhadap pemberian hormone perangsang sekresi. Uji
fungsi hipofisis kombinasi dapat dilakukan pada pasien ini dengan menyuntikkan
(1)insulin untuk menghasilkan hipoglikemia, (2) CRH, (3) TRH, dan (4) GnRH.
Hipoglikemia dengan kadar serum glukosa yang kurang dari 40 mg/dl, normalnya
menyebabkan pelepasan GH, ACTH, dan kortisol; CRH merangsang pelepasan ACTH
dan kortisol; TRH menrangsang pelepasan TSH dan prolaktin; sedangkan GnRH
merangsang pelepasan FSH dan LH. Pasien dengan panhipopitutarisme gagal untuk
merespon empat perangsang sekresi tersebut. Selain studi biokimia, juga
disarankan pemeriksaan radiografi kelenjar hipofisis pada pasien yang diperkirakan
menderita hipofisis, karena tumor-tumor hipofisis seringkali menyebabkan
gangguan-gangguan ini.

Anda mungkin juga menyukai