com
DISLIPIDEMIA
ABSTRAK
TUJUAN
OBJEKTIF
Pada tinjauan literatur ini akan dipelajari mengenai definisi, tanda dan gejala
dislipidemia, tatalaksana terapinya, serta faktor-faktor risikonya.
1
plcindonesia.com
1. Definisi
2. Etiologi
Terdapat 3 faktor penyebab peningkatan kadar lipid plasma yaitu genetik, nutrisi,
dan penyakit metabolik2. Berdasarkan Dipiro et al., (2014), ada dua faktor
penyebab abnormalitas lipid yaitu genetik dan penyebab sekunder.
Penyebab Genetik
Beberapa tipe dislipidemia disebabkan oleh masalah genetik, yang dapat berupa
gangguan sintesis apoprotein, kekurangan reseptor LDL, gangguan reseptor LDL
atau gangguan penanganan kolesterol intraselular. Gangguan atau kekurangan
reseptor LDL dalam gangguan genetik disebut sebagai hiperkolesterolemia familial.
Kadar kolesterol darah meningkat pada orang yang menderita gangguan tersebut.
Walaupun heterozigot umumnya meningkatkan kadar kolesterol dari sejak lahir,
mayoritas kondisi ini tidak mengalami gejala sampai usia dewasa, ketika xanthoma
menyerang terlihat deposit kolesterol berkembang sepanjang tendon dan
aterosklerosis dapat muncul. Gangguan genetik homozigot umumnya lebih parah,
yang mengembangkan xanthoma kulit pada anak-anak dan mungkin mengalami
infark miokard pada usia kurang dari 20 tahun. Dislipidemia yang disebabkan oleh
mutasi gen terbagi menjadi kelas I, IIA, IIB, III, IV dan V 2.
2
plcindonesia.com
Penyebab Sekunder
Penyebab sekunder pada abnormalitas kadar lipid dapat dilihat pada Tabel 1.
Peningkatan trigliserida dan VLDL-C Gangguan ginjal kronis, Diabetes melitus tipe 2,
• Usia
• Genetik
Pasien yang memiliki orang tua yang terkena dislipidemia atau gangguan
kardiovaskular lainnya lebih berisiko untuk terkena dislipidemia
• Diabetes melitus
3
plcindonesia.com
• Obesitas
• Merokok
• Konsumsi alkohol
4
plcindonesia.com
Tanda 1
Gejala 1
Nyeri dada (dapat terjadi atau tidak), palpitasi, berkeringat, ansietas (rasa cemas),
kesulitan bernafas, kehilangan kesadaran atau kesulitan dalam berbicara atau
bergerak, nyeri abdominal, kematian secara tiba-tiba.
5. Patofisiologi
Kilomikron terbentuk dari diet lemak yang dilarutkan oleh garam empedu di sel
mukosa intestinal. Dalam kondisi normal, kilomikron tidak berada di plasma setelah
berpuasa 12-14 jam dan dikatabolisme oleh lipoprotein lipase (LPL) dan diaktifkan
5
plcindonesia.com
oleh ApoC-II serta lipase hepatik untuk membentuk kilomikron remnan. Kandungan
trigliserida pada VLDL selama di dalam pembuluh darah dieliminasi oleh LPL. Obat-
obatan yang meningkatkan aktivitas LPL seperti fibrat meningkatkan proses
eliminasi lipid dan menurunkan kadar trigliserida di dalam darah. Trigliserida yang
dieliminasi diubah menjadi asam lemak dan disimpan sebagai energi di dalam
jaringan adiposa. Pengeleminasian trigliserida dari VLDL menjadikan VLDL menjadi
lebih kecil dan relatif mengandung kolesterol yang lebih sedikit. Partikel yang
terbentuk dari sisa VLDL ini disebut intermediate-density lipoprotein (IDL) dan LDL.
Sekitar 50% sisa VLDL serta IDL dieliminasi dari sirkulasi sistemik oleh reseptor
yang terdapat pada permukaan hati (LDL atau B-E reseptor) dan 50% sisanya
dieliminasi menjadi partikel LDL. Sisa VLDL ditemukan di dinding arteri meskipun
dalam jumlah yang lebih kecil dari LDL 4. Partikel LDL membawa 60% sampai 70%
kolesterol darah total dan memberikan kontribusi yang besar terhadap
perkembangan aterosklerosis. Oleh sebab itu, LDL-C (kolesterol yang dibawa LDL)
merupakan target utama dalam terapi penurunan kolesterol. Sekitar setengah dari
partikel LDL dieliminasi dari sirkulasi sistemik oleh hati, setengah lainnya dapat
diserap oleh sel perifer atau disimpan di dalam ruang intimal koroner, karotis, dan
arteri perifer lainnya, di mana aterosklerosis dapat berkembang 4. Terdapat bukti
kuat hubungan antara kolesterol LDL dengan kejadian kardiovaskular berdasarkan
studi luaran klinis, sehingga kolesterol LDL merupakan target utama dalam
tatalaksana dislipidemia 5. HDL membawa kolesterol dari sel perifer (misalnya lipid
yang kaya mediator inflamasi di dinding arteri) kembali ke hati, dan proses ini
disebut dengan transport balik kolesterol). Berlawanan dengan LDL-C, peningkatan
kadar HDL-C sangat diinginkan karena kolesterol dieliminasi dari pembuluh darah
dan tidak memicu/menyebabkan aterogenesis. Adenosin trifosfat mengikat
transporter A-1 (ABCA-1) dan transporter G-1 di sel perifer sehingga membantu
pengeluaran kolesterol dan fosfolipid. HDL kemudian membawa keduanya langsung
ke hati melalui interaksi reseptor HDL pada hepatosit (SR-B1), atau mentransfernya
ke VLDL dan LDL melalui mekanisme Cholesterol Ester Transfer Protein (CETP)
dalam pertukaran trigliserida sehingga menjadikan HDL partikel yang miskin
kolesterol. Kolesterol yang diperoleh dari sel perifer oleh HDL diubah menjadi
6
plcindonesia.com
bentuk ester melalui mekanisme enzim lesitin kolesterol asetil transferase (LCAT)
4 . Sel menghasilkan kolesterol melalui dua cara yaitu dengan sintesis intraseluler
atau menyerap dari sirkulasi sistemik. Kolesterol di dalam setiap sel disintetis
melalui serangkaian tahapan biokimia, yang dikatalisasi oleh banyak enzim.
Tahapan awal dan penting di dalam sintetis kolesterol adalah konversi β-hydroxyl-
<100 Optimal
7
plcindonesia.com
160-189 Tinggi
<200 Diinginkan
≥ 240 Tinggi
<40 Rendah
HDL
≥ 60 Tinggi
<150 Normal
7. Penatalaksanaan Terapi
- Modifikasi diet
Diet yang dapat dipakai untuk menurunkan kolesterol LDL adalah diet asam lemak
tidak jenuh karena faktor diet yang paling berpengaruh terhadap peningkatan
konsentrasi kolesterol LDL adalah asam lemak jenuh. Asam lemak trans dapat
meningkatkan kolesterol LDL dan menurunkan kolesterol HDL. Sumber asam lemak
trans di dalam diet biasanya berasal dari produk yang terbuat dari minyak
terhidrogenasi parsial seperti biskuit asin, kue kering manis, donat, roti, dan
makanan lain seperti kentang goreng atau ayam yang digoreng memakai minyak
nabati yang dihidrogenasi. Sehingga penggunaan asam lemak trans sebaiknya
dihindari 6 .
Makanan yang direkomendasikan untuk pasien dislipidemia adalah susu dan yogurt
skim, pemanis tanpa kalori, sayuran (contoh: kacang polong), produk unggas
(misalnya ayam) tanpa bagian kulit, dan buah-buahan segar. Cara memasak yang
disarankan adalah memanggang, merebus, atau mengkukus 6.
8
plcindonesia.com
- Aktivitas Fisik
Tujuan melakukan aktivitas fisik secara teratur adalah mencapai berat badan ideal,
mengurangi risiko terjadinya sindrom metabolik, dan mengontrol faktor risiko
penyakit jantung koroner. Pengaruh aktivitas fisik terhadap parameter lipid
terutama berupa penurunan TG dan peningkatan kolesterol HDL. Olahraga aerobik
dapat menurunkan konsentrasi TG sampai 20% dan meningkatkan konsentrasi
kolesterol HDL sampai 10%. Efek penurunan TG dari aktivitas fisik sangat
tergantung pada konsentrasi TG awal, tingkat aktivitas fisik, dan penurunan berat
badan. Tanpa disertai diet dan penurunan berat badan, aktivitas fisik tidak
berpengaruh terhadap kolesterol total dan LDL. Aktivitas fisik yang dianjurkan
adalah aktivitas yang terukur seperti jalan cepat 30 menit per hari selama 5 hari per
minggu. Beberapa jenis latihan fisik lainnya antara lain berjalan cepat (4,8-6,4 km
per jam) selama 30-40 menit, berenang selama 20 menit, bersepeda baik untuk
kesenangan atau transportasi, jarak 8 km dalam 30 menit, bermain voli selama 45
menit, menyapu halaman selama 30 menit, menggunakan mesin pemotong rumput
yang didorong selama 30 menit, bermain basket selama 15 hingga 20 menit, dan
berdansa selama 30 menit 6.
Indeks Massa Tubuh (IMT) dan lingkar pinggang dipakai sebagai ukuran untuk
menilai obesitas umum dan obesitas abdominal. Obesitas terutama dihubungkan
dengan sindrom metabolik. Untuk semua pasien dengan kelebihan berat badan
hendaknya diusahakan untuk mengurangi 10% berat badan. Walaupun ukuran
antropometri lain seperti lingkar pinggang atau rasio pinggul terhadap pinggang
dapat menambah informasi. IMT adalah prediktor kuat untuk mortalitas secara
keseluruhan. Lingkar pinggang normal untuk Asia adalah <90 cm untuk pria dan
<80 cm untuk wanita. Bertambahnya mortalitas secara progresif akibat
peningkatan IMT terutama berhubungan dengan mortalitas penyakit vaskular.
Walau pengaruh penurunan berat badan terhadap kolesterol total dan LDL hanya
sedikit, untuk semua pasien dengan kelebihan berat badan direkomendasikan
untuk mengurangi 10% berat badan. Setiap penurunan 10 kg berat badan
9
plcindonesia.com
Terapi Farmakologi
Guideline terapi Dislipidemia berdasarkan Burns et.al., 2016 adalah seperti pada
Gambar 1.
10
plcindonesia.com
-Simvastatin -Atorvastatin
-Lovastatin -Rosuvastatin
-Pravastatin -Pitavastatin
-Fluvastatin
Statin sangat efektif dalam menurunkan kadar LDL, dan dapat menurunkan risiko
gangguan kardiovaskular, stroke, dan kematian. Mekanisme kerja statin adalah
menghambat perubahan HMG-CoA menjadi asam L-mevalonat, dan selanjutnya
menjadi kolesterol. Statin menurunkan kadar kolesterol sebesar 25%-62%, dan
memiliki efek moderat dalam menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan
kadar HDL. Statin umumnya ditoleransi dengan baik, namun terdapat beberapa efek
samping yang dapat timbul yaitu peningkatan parameter fungsi hati (SGOT,SGPT),
miopati termasuk rabdomiolisis. Golongan statin selain pravastatin dan pitavastatin
mengalami metabolisme melibatkan sitokrom P-450. Sehingga konsumsi
bersamaan dengan obat lain yang dimetabolisme pada enzim yang sama harus
dihindari. Waktu untuk mencapai efek maksimum dari golongan statin umumnya
4-6 minggu.
-Ezetimibe
11
plcindonesia.com
Ezetimibe dengan simvastatin dapat menurunkan risiko ASCVD pada pasien infark
miokardial dibandingkan dengan penggunaan simvastatin tunggal.
-Kolestiramin -Kolesevelam
-Kolestipol
Resin merupakan molekul yang dapat berikatan dengan kompleks asam empedu
yang dikemudian dieksresikan melalui feses. Resin memiliki efek moderat dalam
penurunan LDL, tapi tidak dapat menurunkan trigliserida. Penurunan kolesterol HDL
oleh resin berkisar antara 15-30%, dan dapat meningkatkan HDL (3%-5%). Resin
dapat digunakan dalam kombinasi dengan statin untuk menurunkan kolesterol
aterogenik. Karena obat ini tidak diabsorpsi, maka efek samping yang terjadi
umumnya adalah efek samping pada saluran cerna. Pasien harus menyiapkan obat
pada golongan ini pada cairan non-karbonasi (biasanya adalah air atau jus).
Peningkatan asupan cairan sebaiknya dilakukan untuk mencegah konstipasi.
Interaksi resin umumnya melibatkan proses absorpsi yaitu mencegah penyerapan
beberapa obat yaitu digoksin, warfarin, tiroksin, tiazida, beta blocker, vitamin larut
lemak, dan asam lemak. Sehingga, solusi yang dapat dilakukan adalah
mengkonsumsi resin 1 jam sebelum atau 4 jam sesudah obat yang berinteraksi
dengan golongan ini.
Niasin dapat digunakan secara luas, yaitu sebagai suplemen dan sebagai penurun
kadar lipid pada dosis yang lebih tinggi. Niasin menghambat pelepasan asam lemak
dari jaringan adiposa dan produksi asam lemak serta trigliserida di sel hati.
Mekanisme ini menurunkan jumlah partikel VLDL yang disekresikan, sehingga
menyebabkan penurunan kolesterol LDL. Niasin diindikasikan untuk pasien dengan
12
plcindonesia.com
e. Fibrat
-Gemfibrozil
-Fenofibrat
Efek utama dari Fibrat adalah menurunkan kadar trigliserida sebesar 20%-50% dan
meningkatkan HDL sebesar 9%-30%. Golongan Fibrat direkomendasikan pada
pasien hipertrigliseridemia parah (TG >500 mg/dL) 3. Mekanisme kerja dari
golongan Fibrat adalah dengan mengaktivasi Peroxisome Proliferator-activated
receptor alpha (PPAR-α), sehingga terjadi penurunan lipoprotein tinggi trigliserida
(VLDL dan IDL), dan peningkatan HDL. Efek samping umum dari golongan fibrat
adalah dispepsia, nyeri abdominal, diare, ruam, nyeri otot, dan kelelahan. Efek
samping miopati dan rabdomiolisis dapat terjadi, dan lebih berisiko pada pasien
dengan gangguan ginjal atau penggunaan bersamaan dengan obat golongan statin.
Jika harus digunakan bersamaan dengan golongan statin, maka Fenofibrat lebih
direkomendasikan dibandingkan Gemfibrozil karena memiliki efek inhibisi
glukoronidasi statin yang lebih rendah. Kadar kreatinin kinase pasien harus dicek
sebelum terapi dengan golongan Fibrat dan saat timbul gejala rabdomiolisis. Fibrat
dapat meningkatkan kolesterol pada empedu dan menyebabkan gangguan pada
kandung dan saluran empedu, seperti kolelitiasis dan kolesistitis. Fibrat
13
plcindonesia.com
Daftar obat untuk penanganan dislipidemia beserta dosisnya terdapat pada Tabel 3.
Fibrat
Gemfibrozil 600 mg, dua kali sehari 600 mg, dua kali sehari
Kolestiramin 4 g, dua kali sehari, sebelum 8 g, dua kali sehari, sebelum makan
Kolestipol 5 g serbuk atau 4 g tablet, dua kali 10 g serbuk atau 8 g tablet, dua kali
Niasin
14
plcindonesia.com
Frammingham risk score merupakan nilai untuk estimasi risiko penyakit atau
gangguan kardiovaskular dalam 10 tahun kedepan.
• Langkah ke-1
Pria Wanita
Usia
30-34 0 0
35-39 2 2
40-44 5 4
45-49 7 5
50-54 8 7
55-59 10 8
60-64 11 9
65-59 12 10
70-74 14 11
75+ 15 12
HDL-C (mg/dL)
>61.9 -2 -2
50.3-61.9 -1 -1
46.4-49.9 0 0
34.8-46 1 1
<34.8 2 2
<158.6 0 0
158.6-200.7 1 1
201.1-239.4 2 3
239.8-278.4 3 4
>278.4 4 5
15
plcindonesia.com
dioba dioba
ti ti
<120 -2 0 -3 -1
120-129 0 2 0 2
130-139 1 3 1 3
140-149 2 4 2 5
150-159 2 4 4 6
160+ 3 5 5 7
Merokok Ya 4 3
Tidak 0 0
Tidak 0 0
Total Poin
• Langkah ke-2
Gunakan poin total pada langkah ke-1 untuk menentukan risiko gangguan
kardiovaskular dalam 10 tahun (%)
Pria Wanita
-2 1,1 <1
-1 1,4 1
0 1,6 1,2
1 1,9 1,5
2 2,3 1,7
3 2,8 2
4 3,3 2,4
16
plcindonesia.com
5 3,9 2,8
6 4,7 3,3
7 5,6 3,9
8 6,7 4,5
9 7,9 5,3
10 9,4 6,3
11 11,2 7,3
12 13,3 8,6
13 15,6 10
14 18,4 11,7
15 21,6 13,7
16 25,3 15,9
17 29,4 18,51
18 >30 21,5
19 >30 24,8
20 >30 27,5
• Langkah ke-3
Gunakan poin total pada langkah ke-1 untuk menentukan usia jantung (tahun).
30 0
31 1
32 1
34 2 2
36 3 3
38 4
17
plcindonesia.com
39 4
40 5
42 6 5
45 7 6
48 8 7
51 9 8
54 10
55 9
57 11
59 10
60 12
64 13 11
68 14 12
72 15
73 13
76 16
79 14
• Langkah ke-4
Kategori risiko Kriteria dimulainya terapi Target utama (LDL- Target tambahan
C)
Tinggi (skor risiko Pertimbangkan terapi ≤ 2 mmol/L atau -Apo B ≤ 0,8 g/L atau
LDL-C mmol/L
18
plcindonesia.com
Intermediet (skor -LDL-C ≥3,5 mmol/L ≤ 2 mmol/L atau -Apo B ≤ 0,8 g/L atau
risiko 10-19%) -Jika LDL-C <3,5 mmol/L. ≥50% penurunan -Non HDL-C ≤2,6
C ≥4,3 mmol/L
Rendah (skor Statin secara umum tidak Statin secara umum Statin secara umum
Seorang pria (36 tahun) memiliki tekanan darah 120/80 mmHg, kadar HDL-C 41
mg/dL, dan kadar kolesterol total 200 mg/dL. Pria tersebut tidak merokok dan tidak
memiliki penyakit lain.
19
plcindonesia.com
- Merokok : Skor 4
Skor dari tabel 4 adalah 8. Maka untuk jenis kelamin pria, usia jantungnya
adalah 48 tahun.
• Berdasarkan tabel 7, skor risiko 6,7% (skor <10%) termasuk kategori risiko
rendah dan penggunaan Statin secara umum tidak diindikasikan.
8. Pengontrolan 7
20
plcindonesia.com
• Interaksi Obat
• Resin pengikat asam empedu : Menurunkan absorpsi asam folat dan vitamin
larut lemak (vitamin A,D,E,K).
Terapi untuk dislipidemia dibedakan menjadi terapi non farmakologi dan terapi
farmakologi. Terapi non farmakologi diantaranya adalah pengaturan diet, aktivitas
fisik, dan penurunan berat badan . Sedangkan, terapi farmakologinya adalah
menggunakan golongan inhibitor HMG CoA-reduktase (statin), resin pengikat asam
empedu, inhibitor absorpsi kolesterol, fibrat, dan niasin. Pengontrolan yang harus
dilakukan selama terapi adalah kadar profil lipid pada serum (LDL, HDL, kolesterol
total, trigliserida), efek samping dan interaksi obat yang mungkin terjadi, dan risiko
komplikasi pada penyakit lain.
21
plcindonesia.com
DAFTAR PUSTAKA
1. Dipiro JT, Talbert RL, Yee GC, Matzke GR, Welss BG, Posey LM.
Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 9th Ed. McGraw Hill Company.
United States of America. 2014:712-769.
3. Jellinger PS, Handelsman Y, Rosenblit PD, Bloomgarden ZT, Fonseca VA, Garber
AJ, Grunberger G, Guerin CK, Bell DSH, Mechanick JI, Pollack RP, Wyne K, Smith
D, Brinton EA, Fazio S, Davidson M. American Association of Clinical
Endocrinologists and American College of Endocrinology Guidelines for
Management of Dyslipidemia and Prevention of Cardiovascular Disease. AACE
Guidelines. 2017 : 23(2).
4. Alldredge BK, Corelli RL, Ernst ME, Guglielmo BJ, Jacobson PA, Kradjan WA,
Williams BR. Koda-Kimble & Young’s Applied therapeutics: the clinical use of
drugs 10th ed. Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia. 2013:
252-289.
7. Burns, MAC, Schwinghammer TL, Wells BG, Malone PM, Kolesar JM, Dipiro JT.
Pharmacotherapy Principles & Practices 4th edition. McGraw Hill Company.
United States of America. 2016: 207-226.
22
plcindonesia.com
23