Anda di halaman 1dari 7

DISLIPIDEMIA

Disusun Oleh:
Ronaldo E N Jemadu
2443019271
Golongan Z

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

SURABAYA

2019/2020
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KONDISI PATOFISIOLOGIS
2.1 Kondisi patofisiologis Dislipidemia………………………………………………………
2.2 Mekanisme terjadinya penyakit Dislipidemia…………………………………………….
2.3 Analisis laboratorium Dislipidemia……………………………………………………….
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Dislipidemia yaitu kelainan metabolisme lipid (lemak) atau kadar lemak darah terlalu
tinggi atau rendah yang ditandai dengan peningkatan kadar kolestrol total, trigliserida, kolestrol
LDL dan penurunan kadar kolestrol HDL dalam darah.
Dislipidemia meningkatkan, kemungkinan penyumbatan arteri (aterosklerosis) dan
serangan jantung, stroke, atau masalah sirkulasi darah lainnya, terutana pada perokok. Pada
orang dewasa, ini sering berhubungan dengan obesitas, diet yang tidak sehat, dan kurang
olahraga.
Pengelolaan dislipidemia adalah upaya non farmakologis yang berupa diet, latihan jasmani,
serta pengelolaan berat badan. Tujuan terapi diet adalah menurunkan resiko penyakit jantung koroner
dengan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol serta mengembalikan keseimbangan kalori.
Perbaikan keseimbangan kalori biasanya memerlukan peningkatan penggunaan energi melalui kegiatan
jasmani serta pembatasan asupan kalori.
BAB II
KONDISI PATOFISIOLOGIS

A. Kondisi patofisiologis pasien Dislipidemia


Asupan asam lemak jenuh yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan dalam
tubuh adalah 10% dari energi total perhari dan kolesterol >300mg/ hari. Konsumsi asam lemak
dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL. LDL bertugas membawa kolesterol dari hati ke
jaringan perifer yang didalamnya terdapat reseptor-reseptor yang akan menangkapnya
(termasuk pembuluh darah koroner) untuk keperluan metabolik jaringan. Kolesterol yang
berlebihan akan diangkut lagi ke hati oleh HDL untuk menjadi deposit. Jika kolesterol LDL
meningkat serta HDL menurun, maka akan terjadi penimbunan kolesterol di jaringan perifer
termasuk pembuluh darah (Kradjan, 2009).

Kelainan metabolisme lipid (lemak) ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total,
trigliserida, kolesterol LDL, dan atau penurunan kadar kolesterol HDL dalam darah. Kolesterol
merupakan faktor penting terjadinya aterosklerosis. Kolesterol yang terakumulasi di dalam
arteri berkontribusi terhadap terjadinya plak dan menghambat aliran darah yang mengakibatkan
peninggian tahanan perifer pembuluh darah sehingga tekanan darah meningkat (Benowitz,
1998).

Kenaikan kadar LDL meningkatkan risiko penyakit jantung iskemia. Penyakit tersebut
disebabkan karena terjadi plak pembuluh darah yang menebal, yang dinamakan ateroma.
Pembuluh darah tersebut bisa pecah dan terjadi trombosis sehingga menyebabkan infark
miokardial. Proses penebalan pada dinding pembuluh darah, akibat terjadi ateroma yang
mengandung lipid, termasuk kolesterol dan trigliserida yang dinamakan atheroskloreosis
(Nugroho, 2012).
B. MEKANISME TERJADINYA PENYAKIT
MEKANISME

Berdasarkan mekanisme, penyakit ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan
sekunder. Berikut penjelasannya:

1. Dislipidemia primer

Jenis primer diturunkan dari anggota keluarga yang juga menderita penyakit ini. Jenis ini dapat dibagi
lagi menjadi beberapa subtipe, yaitu:

 Familial combined hyperlipidemia

Jenis ini yang paling banyak ditemukan dalam kasus dislipidemia. Kondisi ini disebabkan oleh
tingginya kadar kolesterol jahat dan trigliserida.

Kasus ini banyak ditemukan pada pasien berusia remaja atau 20 tahun ke atas. Jenis ini juga dapat
meningkatkan risiko Anda terkena serangan jantung.

 Familial hypercholesterolemia  dan polygenic hypercholesterolemia

Keduanya ditandai dengan tingginya kadar kolesterol total. Anda dapat menghitung kolesterol total
dengan cara menghitung kadar kolesterol LDL dan HDL Anda, bersama dengan setengah dari kadar
trigliserida Anda.

 Familial hyperapobetalipoproteinemia

Dalam kondisi ini, Anda memiliki kadar apolipoprotein B yang berlebihan di dalam tubuh Anda.
Apolipoprotein B adalah salah satu jenis protein yang terdapat di kolesterol LDL.

2. Dislipidemia sekunder

Sementara itu, jenis sekunder disebabkan oleh faktor gaya hidup atau kondisi kesehatan yang dapat
memengaruhi kadar lipid di dalam tubuh Anda.

Penyebab umum dislipidemia sekunder adalah:

 Obesitas
 Diabetes
 Hipotiroidisme
 Minum alkohol berlebihan
 Sindrom PCOS
 Sindrom metabolik
 Banyak mengonsumsi makanan berlemak
 Sindrom Cushing
 Penyakit radang pencernaan (IBS)
 Infeksi parah, seperti HIV
 Aneurisma aorta pada perut

Dislipidemia adalah kondisi yang bisa disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak dapat Anda ubah,
misalnya karena keturunan alias bawaan genetik.

Penyebab gangguan lipid turunan perlu ditinjau apabila terdapat riwayat penyakit keluarga, terutama
apabila penyakit kardiovaskular terjadi pada anggota keluarga di usia yang muda (di bawah 55 tahun
pada pria dan di bawah 65 tahun pada wanita).

C. ANALISIS LABORATORIUM
Pada pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosa. Parameter
yang diperiksa: kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserid.

• Analis kolesterol total dan trigliserida dilakukan dengan metode ensimatik

• Analis kolesterol HDL dan Kol-LDL dilakukan dengan metode presipitasi dan ensimatik Kadar
kolesterol LDL sebaiknya diukur secara langsung, atau dapat juga dihitung menggunakan rumus
Friedewaid kalau kadar trigliserida < 400 mg/d, sebagai berikut :

Kadar kol. LDL = Kol.Total – kol.HDL – 1/5 trigliserida

Interpretasi Data
LDL (low density lipoprotein) Nilai normal : < 3,36 mmol/L Nilai batas : 130 - 159 mg/dL SI: 3,36 -
4,11 mmol/L Risiko tinggi: ≥160 mg/dL SI: ≥ 4,13 mmol/L Deskripsi : LDL adalah B kolesterol
HDL (High density lipoprotein) Nilai normal : Dewasa: 30 - 70 mg/dL SI = 0,78 - 1,81 mmol/L
Trigliserida Nilai normal : Dewasa yang diharapkan Pria : 40 - 160 mg/dL SI: 0,45 - 1,80 mmol/L
Wanita : 35 - 135 mg/dL SI: 0,4 - 1,53 mmol/L Deskripsi : Trigliserida ditemukan dalam plasma lipid
dalam bentuk kilomikron dan VLDL (very low density lipoproteins)
DAFTAR PUSTAKA
Suarjana, Made Dwija. 1999. Hubungan Kadar Ketonuria dengan Kadar Dislipidemia pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2. Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Semarang.
Pedoman Intrepretasi Data, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011

Anda mungkin juga menyukai