Anda di halaman 1dari 9

LTM Patobiokimia

Khusna Millati Azka, Farmasi Reguler 2014, 1406544936


email: khusnamillatiazka@gmail.com

HIPERLIPOPROTEINEMIA

A. Definisi
Hiperlipoproteinemia adalah gangguan metabolik yang ditandai oleh peningkatan
jumlah partikel lipoprotein yang melebihi ambang batas dalam plasma darah. Nama lain
hyperlipoproteinemia adalah hyperlipidemia atau dyslipidemia. Hiperlipoproteinemia
mengacu pada kondisi di mana terjadi abnormalitas profil lipid dalam plasma . Bebeberapa
kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
trigliserida (TG), serta penurunan kolesterol HDL. Hiperlipoproteinemia merupakan salah
satu faktor risiko utama aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.

B. Etiologi
Faktor yang mempengaruhi hiperlipoproteinemia dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Penyebab primer, yaitu faktor yang disebabkan oleh faktor keturunan (genetik)
Faktor genetik merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya dislipidemia. Dalam
ilmu genetika menyebutkan bahwa gen untuk sifat – sifat tertentu (spesific – trait) diturunkan
secara berpasangan yaitu kita memerlukan satu gen dari ibu dan satu gen dari ayah, sehingga
kadar hiperlipidemia tinggi dapat diakibatkan oleh faktor dislipidemia primer karena faktor
kelainan genetik.
2. Penyebab sekunder, yaitu faktor-faktor yang didapat karena suatu hal yang terjadi
pada tubuh, seperti :
a. Faktor Jenis Kelamin
Risiko terjadinya dislipidemia pada pria lebih besar daripada wanita. Hal tersebut
disebabkan karena pada wanita produktif terdapat efek perlindungan dari hormon reproduksi.
Pria lebih banyak menderita aterosklerosis, dikarenakan hormon seks pria (testosteron)
mempercepat timbulnya aterosklerosis sedangkan hormon seks wanita (estrogen) mempunyai
efek perlindungan terhadap aterosklerosis. Akan tetapi pada wanita menopause mempunyai
risiko lebih besar terhadap terjadinya aterosklerosis dibandingkan wanita premenopouse.
b. Faktor Usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin menurun, begitu
juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak perlemakan dalam tubuh
semakin meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi, sedangkan
kolesterol HDL relatif tidak berubah. Pada usia 10 tahun bercak perlemakan sudah dapat
ditemukan di lumen pembuluh darah dan meningkat kekerapannya pada usia 30 tahun.
c. Faktor Kegemukan
Kegemukan erat hubungannya dengan peningkatan risiko sejumlah komplikasi yang
dapat terjadi sendiri – sendiri atau bersamaan. Kegemukan disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara energi yang masuk bersama makanan, dengan energi yang dipakai.
Kelebihan energi ini ditimbun dalam sel lemak yang membesar. Pada orang yang kegemukan
menunjukkan output VLDL trigliserida yang tinggi dan kadar trigliserida plasma yang lebih
1
tinggi. Trigliserida berlebihan dalam sirkulasi juga mempengaruhi lipoprotein lain. Bila
trigliserida LDL dan HDL mengalami lipolisis, akan menjadi small dense LDL dan HDL,
abnormalitas ini secara tipikal ditandai dengan kadar HDL kolesterol yang rendah.
d. Faktor Olah Raga
Olah raga yang teratur dapat menyebabkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan
trigliserida menurun dalam darah, sedangkan kolesterol HDL meningkat secara bermakna.
Lemak ditimbun dalam di dalam sel lemak sebagai trigliserida. Olahraga memecahkan
timbunan trigliserida dan melepaskan asam lemak dan gliserol ke dalam aliran darah.
e. Faktor Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, dan
menekan kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok, rokok akan merusak dinding
pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap rokok akan merangsang hormon
adrenalin, sehingga akan mengubah metabolisme lemak yang dapat menurunkan kadar
kolesterol HDL dalam darah.
f. Faktor Makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan aterosklerosis.
Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol total dan LDL
sehingga mempunyai risiko terjadinya dislipidemia.
g. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
h. Gagal ginjal
i. Kelenjar tiroid yang kurang aktif
j. Obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu metabolisme lemak seperti
estrogen, pil KB, kortikosteroid, diuretik tiazid (pada keadaan tertentu)
Sayangnya penyakit yang potensial berbahaya ini, gejala awalnya kurang bisa
diketahui secara awam, sehingga sering pengidap hiperlipidemia ditemukan secara kebetulan
waktu medical check up.

C. Gejala
 Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadang-kadang,
jika kadarnya sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan
yang disebut xantoma di dalam tendon dan di dalam kulit.
 Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800 mg/dL atau lebih) bisa
menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala - gejala dari pankreatitis
(misalnya nyeri perut yang hebat).

D. Diagnosa
Dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol total. Untuk mengukur
kadar kolesterol LDL, HDL dan trigliserida, sebaiknya penderita berpuasa dulu minimal
selama 12 jam.

2
E. Pengobatan
Diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL. Olah
raga bisa membantu mengurangi kadar kolesterol LDL dan menambah kadar kolesterol HDL.
Biasanya pengobatan terbaik untuk orang-orang yang memiliki kadar kolesterol atau
trigliserida tinggi adalah :
• Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan.
• Berhenti merokok.
• Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam makanannya.
• Menambah porsi olah raga.
• Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan).
Jika kadar lemak darah sangat tinggi atau tidak memberikan respon terhadap tindakan
diatas, maka dicari penyebabnya yang spesifik dengan melakukan pemeriksaan darah khusus
sehingga bisa diberikan pengobatan yang khusus.

F. Klasifikasi
Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Hiperlipidemia Primer
Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik, seperti gangguan pembentukan
enzim, gangguan pembentukan apoprotein, dan gangguan pembentukan reseptor lipoprotein.
Biasanya kelainan ini ditemukan pada waktu pemeriksaan laboratorium secara kebetulan.
Pada umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada keadaan yang agak berat tampak adanya
Xantoma (penumpukan lemak di bawah jaringan kulit).
2. Hiperlipidemia Sekunder
Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit tertentu,
misal : diabetes mellitus, gangguan tiroid, penyakit hepar, dan penyakit ginjal.
Hiperlipidemia sekunder bersifat reversible ( berulang ). Ada juga obat-obatan yang
menyebabkan gangguan metabolisme lemak, seperti β – Bloker , diuretik, kontrasepsi
oral (estrogen, gestagen).

3
Hiperlipidemia diklasifikasikan menurut klasifikasi Fredrickson yang didasarkan
pada pola lipoprotein pada elektroforesis atau ultrasentrifugasi. Hal itu kemudian diadopsi
oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Hiperlipidemia Tipe I
Hiperlipidemia / hiperlipoproteinemia tipe 1 (hiperkolesterolemia murni) adalah suatu
kondisi yang mengganggu pemecahan lemak dalam tubuh, sehingga mengakibatkan kadar
kilomikron (triasilgliserida) dalam darah tinggi.

Penyebab
Penyebab hiperlipidemia tipe 1 adalah karena defisiensi enzim lipoprotein lipase atau
apo C-II. Hal ini bisa disebabkan karena adanya mutasi pada gen LPL (Lipoprotein Lipase).
Gen LPL memacu produksi lipoprotein lipase, dan membutuhkan apo C-II sebagai
kofaktornya. Enzim lipoprotein lipase ini akan memecah lipoprotein (kilomikron) yang
biasanya membawa molekul lemak dari usus ke dalam darah. Ketika lipoprotein dipecah,
lipoprotein melepaskan asam lemak dan gliserol. Asam lemak disimpan oleh jaringan adiposa
atau digunakan sebagai energi untuk otot; sementara gliserol akan digunakan oleh hati untuk
sintesis lainnya, misalnya sintesis lemak.
Jika terjadi mutasi pada gen LPL atau memang terjadi defisiensi apo C-II, lipoprotein
tidak akan terurai secara efisien. Hal ini akan menyebabkan akumulasi drastis kilomikron
dalam plasma; walaupun dalam keadaan puasa.

Gejala
 Pankreasitis
 Sakit perut
 Pembesaran hati, diakibatkan oleh kerja hati yang berlebihan dalam membentuk
triasilgliserida.
 Lesi kulit berwarna kuning (xanthoma eruptif)

4
Patofisiologi
Lipid yang dikonsumsi terdiri atas kolesterol dan trigliserid. Apabila terjadi keadaan
hiperlipidemia, akan menyebabkan kelainan metabolisme lipid. Kelainan metabolisme lipid
pada keadaan hiperlipidemia dapat terjadi pada saat produksi atau penggunaan lipoprotein.
Lemak akan dihidrolisis oleh enzim lipase dari pankreas, diserap oleh sel mukosa usus
halus dan disekresikan ke dalam saluran limfe mesenterikus dalam bentuk kilomikron.
Kemudian kandungan trigliserida (TG) - kilomikron ini dihidrolisis menjadi asam lemak,
gliserol dan kolesterol dengan perantaraan enzim lipoprotein lipase (LPL) sehingga menjadi
kilomikron remnan. Kilomikron ini akan terikat dengan hepatosit, mengalami degradasi oleh
enzim lisosom.

Parameter Klinis
 Lipoprotein lipase menurun
 LDL rendah (kadar normal = 100 mg/dL)
 Level kolesterol total meningkat (kadar normal = 160 – 200 mg/dL)
 Trigliserida tinggi hingga 1000 mg/dL bahkan 10.000 mg/dL (kadar normal = 150
mg/dL)

Hiperlipidemia Tipe II
Hiperlipidemia tipe II yang disebut juga hiperkolesterolemia familial merupakan
suatu penyakit keturunan yang mempercepat terjadinya aterosklerosis dan kematian dini,
biasanya karena serangan jantung. Kadar kolesterol LDLnya tinggi. Endapan lemak
membentuk pertumbuhan xantoma di dalam tendon dan kulit.

Klasifikasi
Hiperlipidemia tipe II terbagi 2, yaitu :
1. Hiperlipidemia Tipe II A
Hiperlipidemia tipe II A (Familial Hypercholesterolemia) ditandai dengan
peningkatan LDL darah yang meningkat drastis dengan kadar VLDL normal karena
5
penghambatan dalam degradasi LDL sehingga terdapat peningkatan klesterol serum,
tetapi triasilgliserol normal. Disebabkan karena berkurangnya reseptor LDL normal.
Penyakit jantung iskemik terjadi sangat dipercepat.
Hiperkolesterolemia ini dikatakan heterozigot jika level kolesterol totalnya
berkisar antara 275-500 mg/dl. Hiperkolesterolemia heterozigot biasanya akan
berkembang menjadi xanthomas pada orang dewasa dan berpeluang menjadi penyakit
vaskuler jika ternyata pada golongan usia 30-50 tahun. Sedangkan hiperkolesterolemia
dengan level kolesterol total lebih dari 500 mg/dl dikategorikan sebagai
hiperkolesterolemia homozigot yang berkembang menjadi xanthomas pada orang
dewasa dan menjadi penyakit vaskuler pada anak-anak. Selain itu terdapat juga
Hiperkolesterolemia defectif Apo B-100 dan Poligenik hiperkolesterolemia.
2. Hiperlipidemia Tipe II B
Hiperlipidemia Tipe II B (Familial Combined Hypercholesterolemia) ditandai
dengan tingginya kadar kolesterol dan trigliserida, yang disebabkan oleh peningkatan
LDL dan VLDL. Hal ini disebabkan oleh mutasi pada domain reseptor apolipoprotein
B-100 yang merupakan komponen utama dari LDL dan VLDL.
Pada Tipe ini terjadi peningkatan plasma apo B. Tingkat apo B tinggi untuk
plasma LDL-C karena adanya partikel LDL kecil yang padat, yang merupakan
karakteristik dari sindrom ini dan sangat aterogenik. Tingginya kadar LDL, kolesterol,
dan trigliserida disebabkan karena disregulasi dari 3-hydroxy-3-methylglutaryl A
reduktase (HMG-CoA reductase), yang merupakan enzim pengendali dalam
biosintesis kolesterol.

Penyebab
Faktor penyakit-penyakit atau abnormalitas tertentu dan obat-obat juga dapat menjadi
pemicu perkembangan hiperlipidemia tipe II. Hiperkolesterolemia dapat dipicu oleh keadaan-
keadaan berikut:
 Hipotiroidism
 Penyakit obstruktif hati
 Sindrome Nefrotik
 Anorexia nervosa
 Porphyria akut

Hiperlipidemia Tipe III


Hiperlipidemia tipe III merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, yang
menyebabkan tingginya kadar VLDL (trigliserida) dan IDL (trigliserida dan kolesterol).
Disebut sebagai disbetalipoproteinemia. Hiperlipidemia tipe III jarang terjadi dan hanya
terjadi pada 1 dari 5000 orang. Penyakit ini diturunkan dari orang tua ke anak, tetapi hanya 1
dari 4 anak yang positif menderita.

6
Penyebab
Tipe ini terkait dengan abnormalitas pada gen yang menyandikan Apolipoprotein E
(Apo E) dan ketidaksempurnaan konversi VLDL dalam plasma. Kondisi ini dapat pula terjadi
pada hipotiroidisme.

Gejala
 Terjadi xanthoma (penimbunan lemak). Pada pria terjadi pertumbuhan lemak di kulit
pada masa dewasa awal. Sedangkan pada wanita, pertumbuhan lemak terjadi pada 10-
15 tahun kemudian.
 Terjadi aterosklerosis pada usia dini.
 Nyeri perut sebagai akibat pembesaran hati dan limpa yang disebabkan oleh tingginya
kadar trigliserida.

Patofisiologi
Apolipoprotein E berperan penting untuk metabolisme lipoprotein kaya trigliserida
(VLDL dan IDL). Mutasi pada gen penyandi Apo E dapat terjadi karena perubahan asam
amino sistein menjadi arginin dan genotip Apo E-3 menjadi Apo E-2. Apo E yang cacat akan
mengakibatkan akumulasi lipoprotein kaya trigliserida, seperti sisa kilomikron dan VLDL (β-
VLDL) dalam plasma.
Remnant VLDL atau IDL mengandung trigliserida, kolesterol, Apo B, dan Apo E
yang akan masuk ke hati melewati reseptor LDL atau reseptor Apo B-100 atau Apo E. Tetapi
Apo E yang mengalami mutasi tidak dapat berikatan dengan reseptor ini sehingga IDL tidak
dapat masuk ke hati dan terjadi penumpukan IDL dalam darah. Dengan tingginya kadar IDL
(trigliserida dan kolesterol), akan meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis, stroke, dan
penyakir kardiovaskuler lainnya.

Diagnosis
 Uji darah puasa, yakni pengambilan sampel darah saat puasa. Akan terdapat
kenaikan kadar kolesterol dan trigliserida, sekitar 10 mmol/L.
 Pola tipikal dari tipe III ini berbeda dari dislipidemia herediter lainnya, yakni
peningkatan kadar partikel sisa makanan dan mengandung trgliserida dan kolesterol.
Kadar LDL seringkali normal atau bahkan rendah.

Hiperlipidemia Tipe IV
Disebut juga hipertrigliseridemia adalah kondisi medis yang ditandai dengan kadar
trigliserida dalam darah yang lebih tinggi dari normal. Kadar Trigliserida yang diperlukan
oleh tubuh di bawah 150 mg/dL (1,7 mmol/L). Sedangkan kadar di atas 200 mg/dL (2,3
mmol/L) mengindikasikan adanya hipertrigliseridemia

Penyebab
Hipertrigliseridemia dapat disebabkan oleh berikut :
 Genetika
 Usia Tua

7
 Reaksi Pengobatan, seperti :
 Estrogen
 Interferon
 Isotretionin
 Diuretik tiazid
 Beta-bloker
 Antifugi azole
 Glukokortokoid
 Mirtazipin
 Steroid anabolik
 Sirolimus
 Asparaginase
 Diabetes
 Faktor Gaya Hidup
 Obesitas
 Kondisi Medis Lainnya

Gejala
 Tanpa gejala, ini biasanya terjadi pada saat-saat awal terjadinya hiperlipidemia
 Nyeri abdomen berat
 Pankreatitis
 Xanthomas eruptif
 Polineuropati perifer
 Hipertensi

Patofisiologi
Kadar VLDL meningkat, sedangkan kadar LDL normal atau berkurang,
mengakibatkan kolesterol normal atau meningkat dan peningkatan kadar gliserol yang
berbeda. Peningkatan kadar triasilgliserol yang terkandung di dalam VLDL dan kemungkinan
akan berkembang menjadi aterosklerosis. Kondisi berhubungan dengan abnormalitas toleransi
glukosa (resisten insulin) dan obesitas.

Diagnosis
Hiperlipidemia Tipe IV ditandai oleh peningkatan VLDL dan kadar trigliserida hampir
selalu kurang dari 1000 mg / dL. Kadar kolesterol serum normal. Tipe IV Penyakit ini
ditandai dengan keruhnya serum dan tingkat kolesterol normal atau hanya sedikit lebih tinggi
dari kadar normal. Hyperlipoproteinemia dapat bersifat primer, yang dihasilkan dari
karakteristik diwariskan, atau sekunder, yang disebabkan oleh diabetes yang kurang
terkontrol, alkoholisme, sindrom nefrotik, gagal ginjal kronis, dan dysgammaglobulinemia.
Disebut juga dengan Familial Hyperlipemia. Cacat metabolik utama berasal dari
familial hypertriglyceridemia (FHTG) yang meningkatkan sintesis trigliserida di hati disertai
dengan akumulasi trigliserida kaya VLDL dalam plasma, akibat dari kejenuhan proses
katabolik.

8
Hiperlipidemia Tipe V
Hiperlipidemia Tipe V merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, dimana
tubuh tidak mampu memetabolisme dan membuang kelebihan trigliserida sebagaimana
mestinya.
Penyebab
 Faktor genetik
 Penyalahgunaan alkohol
 Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
 Gagal ginjal
 Makan setelah menjalani puasa selama beberapa waktu

Gejala
 Eruptive xanthoma
 hepatosplenomegali
 sakit perut
 Pankreatitis

Patofisiologi
Kadar VLDL dan kilomikron serum meningkat. LDL normal atau berkurang.Ini
menyebabkan kadar kolesterol meningkat dan triasilgliserol sangat meningkat. Penyebabnya
adalah peningkatan produksi atau penurunan bersihan VLDL dan kilomikron. Biasanya suatu
kelainan genetik. Paling sering terjadi pada orang dewasa yang gemuk dan/atau diabetes.

Diagnosis
Tipe V ditandai dengan tingginya kadar kilomikron dan VLDL. Lapisan serum pada
tipe ini terlihat mirip susu pada layer bagian atas dan kotor pada layer bagian bawah. Kadar
trigliserida selalu lebih besar dari 1000 mg / dL, dan kadar kolesterol total selalu
meningkat. Kadar kolesterol LDL biasanya rendah. Kadar trigliserida lebih besar dari 1000
mg / dL akan meningkatkan risiko pankreatitis akut.

Referensi:
 Murray, R. (2012). Harper's illustrated biochemistry. 1st ed. New York, N.Y.:
McGraw-Hill Education LLC.
 (2015). Retrieved 14 October 2015, from http://www.bit.lipi.go.id/pangan-
kesehatan/documents/artikel_kolesterol/kolesterol_tinggi.pdf
 Academia.edu,. (2015). HIPERLIPIDEMIA. Retrieved 14 October 2015, from
https://www.academia.edu/4576166/HIPERLIPIDEMIA
 News-Medical.net,. (2009). Apakah Hiperlipidemia?. Retrieved 14 October 2015, from
http://www.news-medical.net/health/What-is-Hyperlipidemia-(Indonesian).aspx

Anda mungkin juga menyukai