_____________________________
Kelompok 2
Adelia Agustin 1701011438
Anisa Indah Lestari 1701011304
Aryani Safira 1701011458
Eliza Zulhera 1701011154
Erlina Sari 1701011313
Pricilla Anggraini 1701011168
Mhd. Ridho Alfarinous 1701011358
A. Patofisiologi
B. Klasifikasi hiperlipidemia
C. Manifestasi klinis
D. Penyebab hiperlipidemia
Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
kadar kolesterol dengan atau tanpa peningkatan kadar trigliserida dalam darah.
Hiperlipidemia
Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas
fraksi lipid dalam darah atau lebih dikenal dengan dislipidemia. Pada
dislipidemia terdapat kenaikan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dan
penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL), sedangkan pada
hiperlipidemia hanya terdapat kenaikan LDL tanpa penurunan kadar HDL.
Secara umum, hiperlipidemia dapat dibedakan menjadi 2 sub kategori yaitu
1. hiperkolesterolemia
2. hipertrigliseridemia
LDL & HDL
Lipid merupakan senyawa organik yang kaya energi dan dipergunakan untuk
metabolisme tubuh. Lipid yang penting seperti kolesterol, trigliserida, fosfolipid,
dan asam lemak adalah unsur-unsur yang terkandung dalam plasma. Lipid-lipid
tersebut berikatan dengan protein agar dapat diangkut ke dalam sirkulasi.
Kolesterol bebas maupun ester, trigliserida, dan fosfolipid berikatan 10 dengan
protein tertentu yang disebut apoprotein membentuk senyawa lipoprotein
HDL berfungsi sebagai pengakut kelebihan kolesterol pada jalur reverse cholesterol
transport dari jaringan ekstra hepatik ke hepar.21 Partikel HDL memiliki ukuran
partikel 7,5-10,5 nm dengan inti dominannya berupa ester kolesterol.
A. Patofisiologi
Secara umum, hiperlipidemia terjadi berdasarkan beberapa
mekanisme.
b. Tipe II, yaitu kenaikan kolesterol dengan kadar trigliserida yang normal
d. Tipe IV, kenaikan trigliserida, munculnya aterom dan kenaikan asam urat
4. Hiperlipoproteinemia tipe IV sering dijumpai dan terjadi pada usia dewasa pasien yang
mengalami obesitas, diabetes, dan hiperurisemia dan tidak memiliki xantoma. Itu mungkin
sekunder akibat konsumsi alkohol dan dapat diperburuk oleh stres, progestin, kontrasepsi oral,
tiazid, atau block² blocker (Barbara et al., 2005).
5. Tipe V ditandai dengan nyeri perut, pankreatitis, xantoma erupsi, dan polineuropati perifer.
Pasien-pasien ini umumnya mengalami obesitas, hiperurisemia, dan diabetes; asupan alkohol,
estrogen eksogen, dan insufisiensi ginjal cenderung faktor-faktor yang memperburuk. Risiko
aterosklerosis meningkat dengan kelainan ini (Barbara et al., 2005).
D. Penyebab hiperlipidemia
Penyebab utama hiperlipidemia meliputi perubahan kebiasaan gaya hidup di mana faktor
risikonya terutama Pola makan yang buruk yaitu dengan asupan lemak lebih dari 40
persen dari total kalori, asupan lemak jenuh lebih besar dari 10 persen dari total kalori
dan asupan kolesterol lebih dari 300 miligram per hari atau dapat diobati (Durrington,
1995).
Kadar kolesterol abnormal adalah hasil dari gaya hidup yang tidak sehat termasuk
mengambil diet tinggi lemak dan faktor gaya hidup lainnya seperti kelebihan berat
badan, merokok, dan mengonsumsi alkohol Faktor-faktor lain termasuk diabetes,
penyakit ginjal, kehamilan, dan kelenjar tiroid yang kurang aktif (Kelly, 2010).
Selain itu, obat-obatan seperti diuretik, beta-blocker dan obat-obatan
digunakan untuk mengobati depresi juga telah dilaporkan meningkatkan kadar
kolesterol (Lipman et al., 2000).
Pada pasien hiperlipidemia, kadar kolesterol LDL yang ikut beredar dalam
darah sangat tinggi. Bila terjadi defek pada dinding pembuluh darah terutama
pembuluh arteri maka LDL akan mudah menempel dan mengendap membentuk
gumpalan lipid. Gumpalan inilah yang akan menyebabkan terjadinya penyakit
kardiovaskuler seperti penyakit jantung koroner. Kadar kolesterol LDL yang tinggi
(>160 mg/dl atau 4,2 mmol/l) dan dengan kadar kolesterol total yang tinggi (>240
mg/dl atau 6,2 mmol/l) merupakan faktor risiko yang sangat signifikan untuk
insidensi PJK. Selain itu, lipoprotein lain yaitu HDL, memiliki fungsi untuk
mengangkut kolesterol yang menempel di dinding arteri. Kadar kolesterol HDL
yang tinggi (>60 mg/dl atau 1,6 mmol/l) menjadi faktor protektif untuk insidensi
PJK.
Terapi Farmakologi
yaitu obat golongan inhibitor HMG KoA reduktase (statin), obat golongan
resin pertukaran anion, asam nikotinat, fibrat, dan inhibitor pada absorpsi
(statins ).
2. Mengurangi asupan lemak total menjadi 25 hingga 35 persen dari kalori harian
4. Makan 20 hingga 30 g sehari serat larut, yang ditemukan dalam gandum, kacang
stanol tanaman atau sterol, zat yang ditemukan dalam kacang-kacangan, minyak
Contoh obat dari golongan ini adalah statin, obat penurun lipid yang paling baru.
Obat ini sangat efektif dalam menurunkan kolesterol total dan dan LDL. Inhibitor
HMG KoA reduktase memblok sintesis kolesterol dalam hati (Neal, 2005).
2. Resin pertukaran anion Resin menurunkan kadar kolesterol dengan cara
mengikat asam
empedu dalam saluran cerna, mengganggu sirkulasi enterohepatik
sehingga ekskresi steroid yang bersifat asam dalam tinja meningkat.
Penurunan kadar asam empedu ini oleh pemberian resin akan
menyebabkan meningkatnya produksi asam empedu yang berasal dari
kolesterol. Karena sirkulasi enterohepatik dihambat oleh resin maka
kolesterol yang diabsorpsi lewat saluran cerna akan terhambat dan
keluar bersama tinja (Suyatna, 2008)
3. Asam Nikotinik Mekanisme mengurangi pelepasan VLDL dan kemudian
menurunkan trigliserida plasma (sekitar 30%-50%). Asam nikotinat juga
menurunkan kolesterol (sebanyak 10%-20%) dan meningkatkan HDL (Neal, 2005).
Asam nikotinat pada jaringan akan menghambat hidrolisis trigliserid oleh hormone-
sensitive lipase sehingga mengurangi transport asam lemak bebas ke hati dan
mengurangi sintesis trigliserid hati. Penurunan sintesis trigliserid akan
menyebabkan berkurangnya produksi VLDL sehingga kadar LDL menurun. Selain
itu asam nikotinat juga meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase yang akan
menurunkan kadar kilomikron dan trigliserid VLDL (Suyatna, 2008)
4. Fibrat akan menyebabkan penurunan ringan pada LDL (sekitar 10%) dan
peningkatan HDL (sekitar 10%). Sebaliknya fibrat akan menyebabkan
penurunan yang bermakna pada trigliserida plasma (sekitar 30%). Fibrat
bekerja sebagai ligan untuk reseptor transkripsi nukleus, reseptor alfa
peroksisom yang diaktivasi proliferator (PPAR-α, peroksisome proliferator-
activated receptor alpha) dan menstimulasi aktivitas lipoprotein lipase (Neal,
2005).
5. Inhibitor pada absorpsi kolesterol usus Obat golongan ini menurunkan penyerapan
kolesterol dan menurunkan kolesterol LDL. Sekitar 18% dengan sedikit perubahan
pada kolesterol HDL. Hal ini mungkin sinergis dengan statin sehingga menjadi
terapi kombinasi yang baik (Neal, 2005).
Thank You