PENYAKIT HIPERLIPIDEMIA
Disusun Oleh:
2010262030
Dosen Pengampu:
Renowati M,Biomed
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur, kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT Tuhan yang maha Pengasih
dan Maha Penyayang, karena atas segala karunia dan ridho-Nya yang telah dilimpahkan
kepada hamba-Nya, sehingga penyusunan Makalah mata Kuliah Analisa Klinik 1 tentang
penyakit hiperlipidemia selesai tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak salah dan
kekurangannya. oleh karena itu, kami mengucapkan maaf jika masih ada penulisan kata
ataupun materi yang masih kurang tepat didalam pembuatan makalah ini.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lemak (disebut juga lipid) merupakan zat kaya kalori yang berfungsi sebagai sumber
utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk di
dalam tubuh, terutama di hati dan disimpan didalam sel-sel lemak untuk digunakan di
kemudian hari. Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan membantu melindungi
tubuh terhadap cedera. Lemak merupakan komponen penting dari selaput sel, selubung saraf
yang membungkus sel-sel saraf serta empedu (Suyatna, 2007). Dua lemak utama dalam
darah adalah kolesterol dan trigliserida. Lemak tidak larut dalam cairan plasma sehingga
harus terikat pada protein tertentu agar dapat mengikuti aliran darah. Gabungan antara lemak
dan protein ini disebut lipoprotein.
Kurang bergerak, pola makan tinggi kalori, kaya lemak dan karbohidrat,
menyebabkan penumpukan kelebihan energi dari glukosa, lemak dan protein yang tidak
terpakai. Penimbunan lemak ini dapat menyebabkan pembesaran jaringan adiposa yang
membuat seseorang menjadi gemuk terutama pada bagian perut yang lambat laun nampak
membuncit. Kondisi ketika kadar lemak di dalam darah meningkat di atas batas normal
dinamakan hiperlipidemia atau yang sering disebut sebagai dislipidemia. Pada pasien
hiperlipidemia, total kolesterol menjadi tinggi, LDL (Low Density Lipoprotein) atau
trigliserida tinggi, HDL (High Density Lipoprotein) rendah, atau kombinasi kelainan lain,
(Wells et al., 2009). Makalah ini membahas tentang lipid yang mencakup metabolisme dan
transportasi lipid serta tentang penyakit hiperlipidemia yang mencakup defenisi, etiologi,
klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis, hinggan diagnosis penyakit.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Hiperlipidemia
B. Patofisiologi
Kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid diangkut dalam aliran darah sebagai kompleks
lipid dan protein yang dikenal sebagai lipoprotein. Klasisikasi nilai kolesterol total, LDL dan
HDL pada orang dewasa dapat dilihat pada Tabel 2.6 Peningkatan trigliserida, kolesterol
LDL, dan kolesterol total serta penurunan HDL dalam darah berhubungan dengan
perkembangan penyakit jantung koroner (PJK) (Dipiro, 2005).
C. Klasifikasi Hiperlipidemia
D. Etiologi
Sebagian besar kasus peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol total bersifat
sementara dan tidak berat, dan terutama merupakan akibat dari makan lemak. Pembuangan
lemak dari darah pada setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda. Seseorang bisa makan
sejumlah besar lemak hewani dan tidak pernah memiliki kadar kolesterol total lebih dari 200
mg/dL, sedangkan yang lainnya menjalani diet rendah lemak yang ketat dan tidak pernah
memiliki kadar kolesterol total dibawah 260 mg/dL. Perbedaan ini tampaknya bersifat
genetik dan secara luas berhubungan dengan perbedaan kecepatan masuk dan keluarnya
lipoprotein dari aliran darah.
1. Hiperlipidemia primer
a. Hiperlipidemia tipe I
b. Hiperlipidemia tipe II
Tipe ini sama dengan tipe IIA kecuali adanya peningkatan VLDL,
menyebabkan triasilgliserol serum dan kolesterol meningkat. Yang disebabkan karena
produksi VLDL oleh hati berlebihan. Pengobatan untuk hiperlipidemia tipe IIA ini
yaitu dengan pembatasan kolseterol dan lemak jenuh dalam diet serta alkohol. Terapi
obat sama dengan IIA kecuali heterozigot juga menerima niasin (UPT-Balai Informasi
Teknologi LIPI, 2009).
Gejala klinik muncul pada masa remaja berupa berupa xantoma pada telapak
tangan dan kaki, dan kelainan tuberoeruptif di siku, lutut, atau bokong yang mungkin
bersifat karakteristik. Penyakit koroner, kardiovaskuler dan pembuluh darah tepi
terjadi lebih cepat yaitu pada usia 40-50 tahun; intoleransi glukosa serta hiperurisemia
terdapat pada 40% penderita.
d. Hiperlipidemia tipe IV
e. Hiperlipidemia tipe V
2. Hiperlipidemia Sekunder
Hiperlipidemia sekunder ditandai dengan kelainan pada lipid sebagai akibat dari
kelainan suatu penyakit atau efek samping dari terapi obat dimana hal tersebut tercatat
memiliki presentasi hingga 40% dari semua tipe pada hiperlipidemia. Penyebab sekunder
yang paling sering adalah gaya hidup dengan asupan makanan yang berlebihan lemak jenuh,
kolesterol, dan lemak trans dalam jumlah besar. Penyebab sekunder lainnya adalah diabetes
mellitus, konsumsi alkohol yang berlebihan, penyakit ginjal kronis, hipotiroidisme, primary
biliary cirrhosis, dan penyakit hati kolestatik lainnya. Selain itu obat-obatan seperti tiazid,
beta bloker, retinoid, ARV, estrogen dan progestin, serta glukokortikoid.
Agen farmakologi tersebut meliputi agen yang dapat meningkatkan kadar LDL dan
menurunkan kadar HDL meliputi: progestin, steroid anabolik, kortikosteroid dan beberapa
antihipertensi seperti beta bloker dan diuretik. Beta bloker tanpa aktivitas intrinsic (ISA)
cenderung menurunkan HDL dan menaikkan trigliserida. Tiazid dan diuretic loop dapat
menyebabkan peningkatan pada LDL. Pill KB dapat menyebabkan hipertrigliserida pada
beberapa wanita.
a. Hiperkolesterolemia
Kelebihan kolesterol dalam darah akan menimbulkan suatu proses kompleks pada
pembuluh darah. Mulai dari terjadinya plaque (penimbunan lemak) dalam pembuluh darah,
perlekatan monosit, agregasi platelet, dan pembentukan trombus. Berbagai proses tersebut
akhirnya dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Akibatnya, organ-
organ yang disuplai pembuluh darah akan mengalami kekurangan atau penghentian suplai
darah. Kondisi inilah yang pada akhirnya akan bermanifestasi sebagai penyakit jantung
koroner (PJK), stroke, atau penyakit vaskuler lainnya. Idealnya, kadar kolesterol LDL tidak
boleh lebih dari 130 mg/dL dan kadar kolesterol HDL tidak boleh kurang dari 40 mg/dL.
Kadar HDL harus meliputi lebih dari 25% dari kadar kolesterol total.
b. Hipertrigliserida
Kadar trigliserida yang tinggi belum tentu meningkatkan resiko terjadinya penyakit
jantung atau stroke, masih belum jelas. Kadar trigliserida darah diatas 250 mg/dL dianggap
abnormal, tetapi kadar yang tinggi ini tidak selalu meningkatkan resiko terjadinya
aterosklerosis maupun penyakit arteri koroner. Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai
lebih dari 800 mg/dL) bisa menyebabkan pancreatitis.
F. Diagnosis
Hiperlipidemia merupakan kondisi dimana kadar lemak dalam darah tinggi. Pada
penderita hiperlipidemia, tidak ada gejala spesifik yang dapat langsung diamati untuk
penegakan diagnosis. Oleh karena itu, diagnosis dilakukan dengan empat cara, berikut:
Pengukuran kadar kolesterol total, trigliserida, dan HDL dalam plasma darah setelah
puasa selama 12 jam atau lebih merupakan hal yang penting. Karena pada kondisi tidak
puasa, kadar trigliserida dapat meningkat.
3. Pengukuran Apoprotein B
Apoprotein B merupakan protein yang terikat pada VLDL dan LDL. Jika
dibandingkan dengan pengukuran kadar lipoprotein dalam darah, pengukuran Apoprotein B
lebih akurat dalam menyatakan jumlah lipoprotein yang terdapat dalam darah. Hal ini
dikarenakan 1 molekul Apoprotein B terikat hanya pada 1 molekul lipoprotein. Sedangkan
pada pengukuran lipoprotein, yang diukur adalah massa kolesterol yang dibawa oleh
lipoprotein, bukan jumlah molekul dari tiap jenis lipoprotein. Jika jumlah Apoprotein B
dalam plasma tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah VLDL dan LDL dalam darah
juga tinggi.
4. Elektroforesis lipoprotein dalam gel agarosa
Metode ini digunakan untuk mengetahui secara langsung jenis lipoprotein yang
kadarnya tinggi di dalam darah. Prinsip dari metode ini adalah skrining lipoprotein dalam gel
agarose dan setiap jenis lipoprotein akan terelusi berdasarkan densitasnya. Pada gel agarose,
pita yang muncul berturut-turut dari atas adalah α lipoprotein-β (HDL), (LDL), pre da
(VLDL). Hasil skrining gel agarose dari pasien akan dibandingkan dengan gel agarose
standar. Gel agarose standar merupakan gel agarose yang berisi ketiga jenis lipoprotein
dengan kadar normal. Jika pada hasil skrining gel agarose dari pasien, terdapat 1 atau lebih
pita yang lebih gelap daripada pita yang terdapat pada gel agarose standar, maka dapat
disimpulkan bahwa jenis lipoprotein yang diwakili oleh pita tersebut memiliki kadar yang
tinggi dalam darah pasien.
1. Usia, untuk laki-laki lebih dari 45 tahun dan wanita lebih dari 55 tahun atau mengalami
menopause dini tanpa terapi penggantian esterogen.
2. Riwayat keluarga pada penyakit kardiovaskuler dini, infark miocard atau kematian
mendadak dari keluarga ayah dengan usia kurang dari 55 tahun atau dari keluarga ibu dengan
usia kurang dari 65 tahun.
3. Kebiasaan merokok.
4. Hipertensi dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg ataupun sedang mengkonsumsi
obat antihipertensi.
Oleh karena itu, berdasarkan faktor resiko utama yang dimiliki dan persentase resiko
PJK dalam 10 tahun ke depan, penderita hiperlipidemia diklasifikasikan menjadi 4 kategori
yaitu resiko tinggi (high risk), resiko cukup tinggi (moderately high risk), resiko sedang
(moderate risk), dan resiko rendah (low risk) (Tabel 2.9). Kategori ini digunakan untuk
menentukan jenis terapi yang dapat diberikan kepada penderita hiperlipidemia dan
konsentrasi LDL (mg/dL) yang harus dicapai melalui terapi tersebut.
Untuk menentukan kategori dari seorang penderita hiperlipidemia, perlu dilakukan
beberapa langkah berikut:
1. Mengukur kadar kolesterol total, LDL, HDL, dan tekanan darah dari
penderita. Data pengukuran ini akan digunakan untuk menentukan persentase resiko
PJK dalam 10 tahun kedepan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan informasi mengenai
penyakit hiperlipidemia dan tatacara penanganannya melalui terapi-terapi yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/156.pdf
http://publikasi.lldikti10.id/index.php/endurance/article/view/146
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/35450923/hubunga_fitokimia_dengan_klorofil-
libre.pdf?1415310006=&response-content-
disposition=inline%3B+filename%3DPOTENSI_BUNGA_KARAMUNTING_Melasto
ma_mala.pdf&Expires=1677493663&Signature=JuxtPnDHZSVhpwL3gymVGQ4I6YM
vefTaVBGkO~MbCwOUciKnaCEi8B96euhx73wra7so6S5jKnr3IHG04UFywvVkljV3F
C6wJ-
hd0bCLiJB1JVAWIpwmTsdq5c2Tb4QHaQ0H5lynOTKKagS34dzbXJijQEz66Mra3m
-g0stsYKWh5R0djm-
Ew1U18R472ARX1XTANIjn~mvuiWKuKS98f0JB1qjU8WL1hbCdlBuPya2xsuWaTHj
BpZxUZ13MEaMgReP6s-axxyWAtEDLWpDbQ164nyGs0Xby0-
veXndk9w2AXQBjmlGLRfCm7HlWOjITggkExA-D6atqKeyADnVjYw__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
https://doktersehat.com/penyakit-a-z/hiperlipidemia/
https://halosehat.com/penyakit/kolesterol-tinggi/hiperlipidemia
https://tirto.id/mengenal-penyakit-hiperlipidemia-atau-kolesterol-cara-mencegahnya-
elSw