Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini penyakit hiperlipidemia termasuk penyebab kematian pada penduduk


Indonesia. Yang dapat mengakibatkan terjadinya Hiperlipidemia merupakan keadaan
yang terjadi akibat kadar kolesterol dan/atau trigliserida meningkat melebihi batas
normal (Price & Wilson, 2006). Parameter yang digunakan untuk mendiagnosis
adanya hiperlipidemia salah satunya adalah trigliserida, yaitu lemak darah yang
dibawa oleh serum lipoprotein. Trigliserida dipakai dalam tubuh terutama untuk
menyediakan energi bagi berbagai proses metabolik, suatu fungsi yang hampir sama
dengan fungsi karbohidrat. Trigliserida adalah penyebab utama penyakit-penyakit
arteri dan bila terjadi peningkatan konsentrasi trigliserida maka terjadi peningkatan
Very Low Density Lipoprotein (VLDL), yang menyebabkan hiperlipoproteinemia.
Kondisi hiperlipidemia bila berkelanjutan memicu terbentuknya aterosklerosis
(hilangnya elastisitas disertai penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri).
Pada sebagian besar penderita hiperlipidemia dapat dikontrol dengan diet dan
olahraga. Namun, bisa juga dengan bantuan obat penurun kadar lipid darah atau
antihiperlipidemia. Obat antihiperlipidemia sedikitnya dikelompokkan dalam tujuh
golongan senyawa. Ada klofibrat, asam nikotinat, probukol, gemfibrosil, penghambat
absorpsi lemak, golongan statin/mevinolin, dan hormon dekstrotirosin. Namun,
penggunaan obat- obatan sintetik relatif mahal dan tak sedikit menimbulkan efek
samping yang merugikan.
Hiperlipidemia atau kadang-kadang disebut dislipidemia terjadi akibat jumlah
lipid utama (lemak) dalam darah (kolesterol atau trigliserida) berlebih, karena
gangguan metabolisme atau kelainan transportasi lipid yang dapat juga merupakan
kelainan genetik (keturunan) dari penyakit lain (seperti diabetes, gangguan tiroid,
penyakit hati, atau ginjal).Hiperlipidemia disebabkan adanya lemak nabati /
kolesterol yang terlalu tinggi. Jika kalori dalam makanan yang dikonsumsi melebihi
dari batas yang diperlukan oleh tubuh, kalori yang berlebihan akan tersimpan di
dalam otak dalam bentuk trigliserida dan menjadi lemak, lalu hal tersebut
menyebabkan kandungan lemak dalam darah meningkat. Dalam makalah ini akan
dibahas tentang obat-obat yang digunakan untuk pengobatan antihiperlipidemia serta
mekanisme kerja dari obat tersebut khususnya obat simvastatin.
Hiperlipidemia masih berperan menjadi penyebab berbagai macam penyakit
kardiovaskuler yang merupakan penyebab kematian yang paling banyak selain
kanker. Pada penelitian tentang hiperlipidemia banyak perlakuan yang mana
pemberian model diet tinggi lemak dilakukan dengan berbagai macam komposisi
agar tercapai hiperlipidemia tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu hiperlipidemia?
2. Apa yang dimaksud dengan obat antihiperlipidemia ?
3. Apa sajakah macam-macam golongan hiperlipidemia ?
4. Bagaimana hubungan struktur aktifitas hiperlipdemia ?
5. Bagaimana mekanisme kerja hiperlipidemia ?
6. Apa nama obat generic atau paten (Spesialite) dari antihiperlipidemia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi hyperlipidemia dan obat antihiperlipidemia.
2. Untuk mengetahui macam-macam golongan hiperlipidemia.
3. Untuk mengetahui hubungan struktur aktifitas hiperlipidemia.
4. Untuk mengetahui mekanisme kerja hiperlipidemia.
5. Untuk mengetahui nama obat generic atau paten (Spesialite)
antihiperlipidemia.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
1. Lipid
Di dalam darah kita ditemukan tiga jenis lipid, yaitu kolesterol, trigliserid, dan
fosfolipid. Oleh karena sifat lipid yang susah larut dalam lemak maka perlu dibuat
bentuk yang terlarut. Untuk itu dibutuhkan suatu zat pelarut, yaitu suatu protein yang
dikenal dengan nama apolipoprotein atau apoprotein. Pada saat ini dikenal sembilan
jenis apoprotein yang diberi nama secara alfabetis, yaitu Apo A, Apo B, Apo C, dan
Apo E. senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal dengan nama lipoprotein. Setiap
jenis lipoprotein mempunyai Apo tersendiri. Sebagai contoh untuk VLDL, IDL, dan
LDL mengandung Apo B100, sedang Apo B48 ditemukan pada kilomikron. Apo A1,
Apo A2, dan Apo A3 ditemukan terutama pada lipoprotein HDL dan kilomikron
(Sudoyo et al., 2007).
Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang relatif mempunyai makna
klinis penting sehubungan dengan aterogenesis. Lipid tidak larut dalam plasma
sehingga lipid terikat pada protein sebagai mekanisme transpor dalam serum. Ikatan
ini menghasilkan empat kelas utama lipoprotein: (1) kilomikron, (2) lipoprotein
densitas sangat rendah (VLDL), (3) lipoprotein densitas rendah (LDL), (4)
lipoprotein densitas tinggi (HDL). Kadar relatif lipid dan protein berbeda-beda pada
setiap kelas tersebut. Dari keempat kelas lipoprotein yang ada. LDL yang Paling
tinggi kadar kolesterolnya, sedangkan kilomikron dan VLDL paling tinggi kadar
trigliseridanya. Kadar protein tertinggi terdapat pada HDL (Price & Wilson, 2006).

2. Trigliserida
Trigliserida yang disebut juga dengan triasilgliserol termasuk jenis lipid yang
paling banyak dan merupakan bahan bakar utama bagi hampir semua organisme.
Trigliserida adalah ester dari alkohol gliserol dengan tiga molekul asam lemak.
Trigliserida terutama berfungsi sebagai lemak penyimpan (Lehninger, 1982).
Trigliserida dapat berasal dari hidangan yang dimakan atau dibuat sendiri oleh tubuh.
Kadar trigliserida dalam darah yang diinginkan maksimal 150 mg/dl. Makanan yang
mengandung lemak terutama lemak jenuh meningkatkan tingkat trigliserida di dalam
darah dan cenderung meningkatkan kadar kolesterol jahat. Dapat ditambahkan disini
bahwa lemak berasal dari buah-buahan seperti kelapa, durian, alpukat, tidak
mengandung kadar kolesterol, tetapi kadar trigliseridanya relatif tinggi (Soeharto,
2001).
Lipid darah diangkut dengan 2 cara: (1) jalur eksogen dan (2) jalur endogen. Pada
jalur eksogen, trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus
dikemas sebagai kilomikron yang akan diangkut dalam saluran limfe lalu ke dalam
darah via duktus torasikus. Di dalam jaringan lemak, trigliserida dalam kilomikron
mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada permukaan sel
endotel. Akibat hidrolisis ini maka akan terbentuk asam lemak dan kilomikron
remnan. Asam lemak bebas akan membentuk endotel dan masuk ke dalam jaringan
lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali (cadangan) atau
dioksidasi (energi). Pada jalur endogen, trigliserida dan kolesterol yang disintesis
oleh hati diangkut secara endogen dalam bentuk VLDL kaya trigliserida dan
mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis
kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan LDL. Liquid
density Lipoprotein (LDL) merupakan lipoprotein yang mengandung kolesterol yang
paling banyak (60-70%). LDL mengalami katabolisme melalui reseptor seperti diatas
dan jalur non reseptor. Jalur katabolisme reseptor dapat ditekan oleh produksi
kolesterol endogen (Suyatna, 2008).

3. Hiperlipidemia
Hiperlipidemia (hiperlipoproteinemia, dislipidemia) ialah kelainan metabolisme
lipid yang ditandai dengan kelainan (peningkatan) fraksi lipid dalam plasma.
Hiperlipidemia merupakan kelainan metabolik yang paling sering ditemukan.
Obat antihiperlipidemia adalah golongan obat yang digunakan untuk
menurunkan kadar lipida darah yang melebihi ambang batas normal.
Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kadar kolesterol total yang tinggi, kadar
trigliserid yang tinggi, dan kadar kolesterol HDL yang rendah. Dalam proses
terjadinya aterosklerosis, ketiganya memiliki peran yang penting dan sangat erat
kaitannya satu sama lain.

Hiperlipoproteinemia dapat menimbulkan:


1) Aterosklerosis yang mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner.
2) Nyeri perut berulang, yang disebabkan oleh penigkatan kadar trigliserida
darah, dan dapat terjadi pankreatitis akut yang membahayakan jiwa bila kadar
trigliserida darah cukup tinggi.
3) Xantoma, ialah tumor lipid di kulit, tendon, terutama ditendon achillis (Staf
pengajar farmakologi UNSRI, 2008).
Hiperlipidemia adalah peningkatan kosentrasi setiap fraksi lipid dalam plasma,
meliputi hipertrigliseridemia, hiperkolesterolemia dll. Disebut pula hiperlipemia,
lipemia, atau lipidemia. Lipid utama dalam plasma tidak bersikurlasi dalam bentuk
bebas. Asam lemak bebas (secara bervariasi dinamai FFA/free fatty acid, UFA atau
NEFA) terikat oleh albumin sedangkan kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid
diangkut dalam bentuk kompleks lipoprotein. Kilomikron merupakan kompleks
lipoprotein yang sangat besar, dibentuk dalam mukosa usus selama absorbsi produk
pencernaan lemak kemudian memasuki sirkulasi melalui duktus limpatikus. Setelah
itu banyak partikel kilomikron dalam darah sehingga plasma mempunyai penampilan
seperti susu (lipemia). Lipoprotein lipase yang terletak pada permukaan endotel
kapiler akan membersihkan kilomikron dari sirkulasi. Enzim ini akan mengkatalisis
pemecahan trigliserida dalam kilomikron kebentuk FFA atau gliserol yang kemudian
memasuki sel adipose dan direesterifikasi, bila terjadi kegagalan proses tersebut maka
akan terjadi peningkatan kadar lipid plasma (Ganong, 1995).

2.2 Mekanisme terbentuknya Hiperlipidemia

Dalam keadaan normal konsumsi lemak (fat) sekitar 80-120 g/hari. Lemak ini
akan dihidrolisis oleh enzim lipase dari pankreas, diserap oleh sel mukosa usus halus
dan disekresikan ke dalam saluran limfe mesenterikus dalam bentuk kilomikron.
Kemudian kandungan trigliserida (TG) - kilomikron ini dihidrolisis menjadi asam
lemak, gliserol dan kolesterol dengan perantaraan enzim lipoprotein lipase (LPL)
yang terdapat pada permukaan endotel kapiler, sehingga menjadi kilomikron remnan.
Karena permukaan kilomikron remnan ini mengandung apo B-48 dan apo E yang
mempunyai affmitas tinggi dengan reseptor membran hepatosit, maka kilomikron ini
akan terikat dengan hepatosit, mengalami internalisasi dan degradasi oleh enzim
lisosom dengan melepaskan kandungan kolesterolnya ke dalam hepatosit. VLDL
berfungsi mengangkut TG dan sejumlah kolesterol (sintesa de novo) yang dilepaskan
oleh hepatosit dan masuk sirkulasi. Kandungan TGnya juga mengalami degradasi
oleh LPL dan dilepaskan ke jaringan tepi sehingga VLDL berubah menjadi VLDL
remnan ( VLDL) atau IDL. Permukaan IDL ini mengandung apo B-100 dan apo E
yang juga beraffinitas tinggi dengan hepatosit. Tetapi hanya sedikit sekali IDL yang
mengalami internalisasi, sebagian besar diubah menjadi LDL dan tetap beredar dalam
sirkulasi. Dalam keadaan normal VLDL ini beredar dalam darah dengan kadar yang
rendah, namun pada kelainan kandungan apeE-nya, kadarnya dapat meningkat dan
bersifat aterogenik (tipe III hiperlipoproteinemia). LDL sendiri tetap mengandung
banyak kolesterol dan apo B-100 yang beraffmitas tinggi dengan reseptor LDL
jaringan hepar dan diluar hepar, dan melepaskan kolesterolnya ke jaring-an tadi.
Karena bersihan LDL ini berjalan lambat, maka sebagian besar kolesterol yang
beredar terikat dalam LDL ini. Pada keadaan kekurangan reseptor LDL akan timbul
kelainan tipe IIa hiper-lipoproteinemia yang bersifat aterogenik; selain itu prekursor
HDL dibentuk oleh hepatosit dan menjadi matang selama memasuki sirkulasi dengan
menarik kolesterol dan kelengkapan apoprotein (C-2). Apo C-2 inilah yang
menyebabkan pecahnya kandungan TG kilomikron dan VLDL dalam hepatosit oleh
LPL. Subpopulasi HDL (HDL2) berfungsi mengangkut kolesterol jaringan
tepi(terutama dari dinding uteri) kembali ke hepar, sehingga lipoprotein ini berguna
untuk mencegah timbulnya PJK. Individu dengan kadar HDL tinggi mempunyai
korelasi positif terhindar PJK Ketidakseimbangan antara produksi lipoprotein yang
dilepas oleh jaringan tertentu dengan bersihan lipoprotein itu sendiri dari plasma akan
menimbulkan hiperlipoproteinemia dengan manifestasi klinik tertentu Sifat
aterogenik LDL dan VLDL telah banyak dibuktikan. Peninggian kadar salah satu atau
keduanya mempunyai korelasi positif menyebabkan aterosklerosis. Kadar LDL
meninggi karena adanya defisiensi reseptor LDL pada hepatosit atau membran sel
jaringan lainnya, sehingga apo B-100 LDL tidak dapat terikat pada sel jaringan tadi
dan tetap bebas beredar dalam plasma. Pada keadaan normal genesis reseptor LDL ini
diatur oleh langsung kadar kolesterol. Apabila kadar kolesterol meninggi, hal ini akan
menghambat transkripsi messenger RNA(m-RNA) yang akan membentuk reseptor
LDL, demikian pula sebaliknya keadaan inilah yang disebut dengan
hiperlipidemia. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi langsung kadar
lipoprotein adalah :
1. Diet : kalori total perhari, jumlah kalori dari lemak, asupan kolesterol
2. Antropometrik : ratio berat - tinggi badan (obesitas)
3. Kebiasaan merokok, kurang gerak, asupan alkohol.
4. Ras
5. Genetika
6. Seks : kadar estrogen (endogen/eksogen)
7. Penyakit lain : diabetes mellitus, hipotiroidea, uremia, sindroma nefrotik.

2.3 Sintesis dan Metabolisme


1. Kilomikron
Kilomikron adalah lipoprotein yang paling besar, dibentuk di usus dan membawa
trigliserida yang berasal dari makanan. Beberapa ester kolestril juga terdapat pada
kilomikron. Kilomikron melewati duktus toraksikus ke aliran darah. Trigliserida
dikeluarkan dari kilomikron pada jaringan ekstrahepatis melalui suatu jalur yang
berhubungan dengan VLDL yang mencakup hidrolisi oleh sistem lipase lipoprotein
(LPL), suatu penurunan progresif pada diameter partikel terjadi ketika trigliserida di
dalam inti tersebut dikosongkan. Lipid permukaan , yakni apo-A-1, apo-A-II, dan
apo-C, ditransfer ke dalam hepatosit.
2. Lipoportein berdensitas sangat rendah (VLDL)
Hati mensekresikan VLDL yang berfungsi sebagai sarana untuk mengekspor
trigliserida ke jaringan perifer. VLDL mengandung Apo-B-100 dan Apo-C.
trigliserida VLDL dihidrolisis oleh lipase lipoprotein menghasilkan asam lemak bebas
untuk disimpan didalam jaringan seperti di otot jantung dan otot rangka. Hasil dari
deplesi trigliserida menghasilkan sisa yang disebut lipoprotein berdensitas menengah
(IDL). Partikel LDL mengalami endositosis secara langsung oleh hati, sisa HDL
dikonversi menjadi LDL dengan menghilangkan trigliserida yang diperantaraioleh
lipase hati. Proses tersebut menjelaskan fenomena klinis pergeseran beta (beta shift).
Peningkatan VLDL dalam plasma dapat disebabkan karena peningkatan sekresi
precursor VLDL dan juga penurunan katabolisme LDL.
3. Lipoprotein berdensitas rendah (LDL)
Katabolisme LDL terutama terjadi didalam hepatosit dan dalam sebagian besar
sel bernukleus melibatkan endositosis yang diperantarai oleh reseptor berafinitas
tinggi. Ester kolesteril dari inti LDL kemudian dihidrolisis, yang menghasilkan
kolesterol bebas untuk sintesis membrane sel. Ses-sel juga mendapatkan kolesterol
dari sintesis de-novo melalui suatu jalur yang melibatkan pembentukan asam
mevalonat yang dikatalisis oleh HMG koA reduktase. Hati memainkan peran utama
dalam pengolahan kolesterol tubuh. Tidak seperti sel lainnya, hepatosit mampu
mengeliminasi kolesterol dari tubuh melalui sekresi kolesterol dalam empedu dan
mengkonversikan kolesterol menjadi asam empedu yang juga disekresikan dalam
empedu.

4. Lipoprotein Berdensitas Tinggi (HDL)


Apolipoprotein disekresi oleh hati dan usus. Sebagian besar lipid dari permukaan
satu lapis kilomikron dan VLDL selama liposis. HDL juga mendapatkan kolesterol
dari jaringan perifer dari suatu jalur yang melindungi homeostasis kolesterol sel. HDL
juga dapat membawa ester kolestril langsung ke hati melalui suatu reseptor pengait/
docking (reseptor scavenger, SR-BI) yang tidak melakukan endositosis terhadap
lipoprotein (Bertram, Katzung).
Komposisi Lipoprotein dari Subjek Normal (dipiro, 2005)
Komposisi berat (% b/b)
Kolesterol
Kelas Range Diameter
Lipoprotein density (nm) Protein trigliserida bebas ester Fosfolipid
(g/mL)
kilomikron <0.94 75-1200 1-2 80-95 1-3 2-4 3-9
VLDL 0.94-1.006 30-80 6-10 55-80 4-8 16-22 10-20
LDL 1.006- 18-25 18-22 5-15 6-8 45-50 18-24
1.063
HDL 1.063-1.21 5-12 45-55 5—10 3-5 15-20 20-30

Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah serta dibuang
dengan cara yang sedikit berbeda. Misalnya, kilomikron berasal dari usus dan
membawa lemak jenis tertentu yang telah dicerna dari usus ke dalam aliran darah.
Serangkaian enzim kemudian mengambil lemak dari kilomikron yang digunakan
sebagai energi atau untuk disimpan di dalam sel-sel lemak. Pada akhirnya, kilomikron
yang tersisa (yang lemaknya telah diambil) dibuang dari aliran darah oleh hati. Tubuh
mengatur kadar lipoprotein melalui beberapa cara :
1. Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein
yang masuk ke dalam darah.
2. Meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari
dalam darah.
Kadar lemak yang abnormal dalam sirkulasi darah (terutama kolesterol) bisa
menyebabkan masalah jangka panjang. Resiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit
arteri koroner atau penyakit arteri karotis meningkat pada seseorang yang memiliki
kadar kolesterol total yang tinggi. Kadar kolesterol rendah biasanya lebih baik
dibandingkan dengan kadar kolesterol yang tinggi, tetapi kadar yang terlalu rendah
juga tidak baik. Kadar kolesterol total yang ideal adalah 140-200 mg/dL atau kurang.
Jika kadar kolesterol total mendekati 300 mg/dL, maka resiko terjadinya serangan
jantung adalah lebih dari 2 kali.
Tidak semua kolesterol meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung.
Kolesterol yang dibawa oleh LDL (disebut juga kolesterol jahat) menyebabkan
meningkatnya resiko; kolesterol yang dibawa oleh HDL (disebut juga kolesterolbaik)
menyebabkan menurunnya resiko dan menguntungkan. Idealnya, kadar kolesterol
LDL tidak boleh lebih dari 130 mg/dL dan kadar kolesterol HDL tidak boleh kurang
dari 40 mg/dL. Kadar HDL harus meliputi lebih dari 25 % dari kadar kolesterol total.
Sebagai faktor resiko dari penyakit jantung atau stroke, kadar kolesterol total tidak
terlalu penting dibandingkan dengan perbandingan kolesterol total dengan kolesterol
HDL atau perbandingan kolesterol LDL dengan kolesterol HDL. Apakah kadar
trigliserida yang tinggi meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung atau stroke,
masih belum jelas. Kadar trigliserida darah diatas 250 mg/dL dianggap abnormal,
tetapi kadar yang tinggi ini tidak selalu meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis
maupun penyakit arteri koroner. Kadar trigliserid yang sangat tinggi (sampai lebih
dari 800 mg/dL) bisa menyebabkan pankreatitis.
Kadar lipid plasma normal,batas dan tinggi.

Kadar kolesterol Total Kategori Kolesterol Total

kurang dari 200 mg/dL Bagus

200-239 mg/dL Ambang batas atas

240 mg/dL dan lebih Tinggi

Kadar LDL Kategori LDL

Kurang dari 100 mg/dL Optimal

100-129 mg/dL Di atas optimal

130-159 mg/dL Ambang batas atas

160-189 mg/dL Tinggi

190 mg/dL dan lebih Sangat tinggi

Kadar HDL Kategori HDL

Kurang dari 40 mg/dL Rendah

60 mg/dL dan lebih Tinggi

Kadar Trigliserida Kategori Trigliserida

Kurang dari 150 mg/dL Normal

150-199 mg/dL Ambang batas atas

200-499 mg/dL Tinggi

500 mg/dL dan lebih Sangat tinggi


Sumber : diadaptasi dari National Institutes of Health, Detection, Evaluation dan
Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adults Treatment Panel III)
2.4 Macam - Macam Hiperlipidemia (Hiperlipoproteinemia, Dislipidemia):
1. Hiperlipidemia primer.
Hiperlipidemia primer dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni:
a) Hiperkolesterolemia dengan peningkatan kadar LDL (dan kolesterol total).
Gangguan pada metabolisme lemak ini merupakan gangguan yang paling
umum dan kurang lebih 5% dari kasus adalah familial (keturunan), tetapi
dalam 95% dari kasus tidak diketahui penyebabnya.
b) Hipertrigliseridemia, pada mana kadar trigliserida meningkat. Kilomikron
yang terbentuk dari lemak pangan dinding usus terdiri untuk kurang lebih
85% dari trigliserida dan hanya kurang lebih 4% dari kolesterol. Dalam
kapiler jaringan-otot dan –lemak, trigliserida dirombak dibawah pengaruh
lipoproteinlipase menjadi produk yang masih banyak trigliserida dan
kolesterol. Produk ini lazimnya diolah lebih lanjut oleh hati. Tetapi bila
karena sesuatu sebab pengolahan tidak sempurna, maka sisanya setelah
makan masih bersirkulasi dalam darah untuk jangka waktu lama. Demikian
terjadinya hipertrigliseridemia (Tjay & Raharja, 2007).
c) Hiperlipidemia herediter ( hiperlipoproteinemia) adalah kadar kolseterol dan
trigliserida yang sangat tinggi, yang sifatnya diturunkan. Hiperlipidemia
herediter mempengaruhi system tubuh dalam fungsi metabolisme dan
membuang lemak (Balai Informasi Tekhnologi Lipi, 2009). Terdapat 5 jenis
hiperlipoproteinemia yang masing-masing memiliki gambaran lemak darah
serta resiko yang berbeda :
1. Hiperlipoproteinemia tipe I
Disebut juga hiperkilomikronemia familial, merupakan penyakit keturunan
yang jarang terjadi dan ditemukan pada saat lahir. Dimana tubuh penderita tidak
mampu membuang kilomikron dari dalam darah. Anak-anak dan dewasa muda
dengan kelainan ini mengalami serangan berulang dari nyeri perut. Hati dan limpa
membesar, pada kulitnya terdapat pertumbuhan lemak berwarna kuning pink
(xantoma eruptif). Pemeriksaan darah menunjukkan kadar trigliserida yang sangat
tinggi. Penyakit ini tidak menyebabkan terjadi aterosklerosis tetapi bisa menyebabkan
pankreatitis, yang bisa berakibat fatal Penderita diharuskan menghindari semua jenis
lemak (baik lemah jenuh, lemak tak jenuh maupun lemak tak jenuh ganda).
2. Hiperlipoproteinemia tipe II
Disebut juga hiperkolesterolemia familial, merupakan suatu penyakit
keturunan yang mempercepat terjadinya aterosklerosis dan kematian dini, biasanya
karena serangan jantung. Kadar kolesterol LDLnya tinggi. Endapan lemak
membentuk pertumbuhan xantoma di dalam tendon dan kulit. 1 diantara 6 pria
penderita penyakit ini mengalami serangan jantung pada usia 40 tahun dan 2 diantara
3 pria penderita penyakit ini mengalami serangan jantung pada usia 60 tahun.
Penderita wanita juga memiliki resiko, tetapi terjadinya lebih lambat. 1 dari 2 wanita
penderita penyakit ini akan mengalami serangan jantung pada usia 55 tahun. Orang
yang memiliki 2 gen dari penyakit ini (jarang terjadi) bisa memiliki kadar kolesterol
total sampai 500-1200 mg/dL dan seringkali meninggal karena penyakit arteri
koroner pada masa kanak-kanak. Tujuan pengobatan adalah untuk menghindari faktor
resiko, seperti merokok, dan obesitas, serta mengurangi kadar kolesterol darah
dengan mengkonsumsi obat-obatan. Penderita diharuskan menjalani diet rendah
lemak atau tanpa lemak, terutama lemak jenuh dan kolesterol serta melakukan olah
raga secara teratur. Menambahkan bekatul gandum pada makanan akan membantu
mengikat lemak di usus. Seringkali diperlukan obat penurun lemak.
3. Hiperlipoproteinemia tipe III
Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, yang menyebabkan
tingginya kadar kolesterol VLDL dan trigliserida. Pada penderita pria, tampak
pertumbuhan lemak di kulit pada masa dewasa awal. Pada penderita wanita,
pertumbuhan lemak ini baru muncul 10-15 tahun kemudian. Baik pada pria maupun
wanita, jika penderitanya mengalami obesitas, maka pertumbuhan lemak akan
muncul lebih awal. Pada usia pertengahan, aterosklerosis seringkali menyumbat
arteri dan mengurangi aliran darah ke tungkai. Pemeriksaan darah menunjukkan
tingginya kadar kolesterol total dan trigliserida. Kolesterol terutama terdiri dari
VLDL. Penderita seringkali mengalami diabetes ringan dan peningkatan kadar asam
urat dalam darah. Pengobatannya meliputi pencapaian dan pemeliharaan berat badan
ideal serta mengurangi asupan kolesterol dan lemak jenuh. Biasanya diperlukan obat
penurun kadar lemak. Kadar lemak hampir selalu dapat diturunkan sampai normal,
sehingga memperlambat terjadinya aterosklerosis.

4. Hiperlipoproteinemia tipe IV
Merupakan penyakit umum yang sering menyerang beberapa anggota
keluarga dan menyebabkan tingginya kadar trigliserida. Penyakit ini bisa
meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis. Penderita seringkali mengalami
kelebihan berat badan dan diabetes ringan. Penderita dianjurkan untuk mengurangi
berat badan, mengendalikan diabetes dan menghindari alkohol. Bisa diberikan obat
penurun kadar lemak darah.
5. Hiperlipoproteinemia tipe V
Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, dimana tubuh tidak
mampu memetabolisme dan membuang kelebihan trigliserida sebagaimana mestinya.
Selain diturunkan, penyakit ini juga bisa terjadi akibat :
- Penyalahgunaan alkohol
- Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
- Gagal ginjal
- Makan setelah menjalani puasa selama beberapa waktu.
Jika diturunkan, biasanya penyakit ini muncul pada masa dewasa awal.
Ditemukan sejumlah besar pertumbuhan lemak (xantoma) di kulit, pembesaran hati
dan limpa serta nyeri perut. Biasanya terjadi diabetes ringan dan peningkatan asam
urat. Banyak penderita yang mengalami kelebihan berat badan. Komplikasi utamanya
adalah pankreatitis, yang seringkali terjadi setelah penderita makan lemak dan bisa
berakibat fatal. Pengobatannya berupa penurunan berat badan, menghindari lemak
dalam makanan dan menghindari alkohol. Bisa diberikan obat penurun kadar lemak.
Klasifikasi Hiperproteinuremia menurut Fredrickson-Levy-Less :
Tipe Evaluasi Lipoprotein
I Kilomikron
Iia LDL
Iib LDL + VLDL
III IDL (LD1)
IV VLDL
V VLDL + kilomikron

Keterangan :
LDL = Low Density Protein
VLDL = Very Low Density Protein
IDL = Intermediate-Density Protein

Klasifikasi dari tipe-tipe Hiperlipidemia (Hiperlipoproteinemia) :


Tipe I
Tipe I, sangat jarang, dikarakteristik dengan tingginya kilomikron dan trigliserida
di dalam darah. Tipe ini merupakan penyakit genetik karena kekurangan enzim
lipoprotein lipase atau apo C-II yang merupakan kofaktor untuk aktivitas enzim LPL,
sehingga menyebabkan ketidakmampuan pembersihan kilomikron dan VLDL
trigliserida dari darah secara efektif.
Tipe II
Tipe ini ditandai dengan peningkatan LDL yang dapat merupakan kondisi awal
(primer) ataupun kelanjutan (sekunder) dari kondisi hiperlipidemia lainnya.
Hiperlipoprotein primer disebabkan oleh beberapa kondisi genetik, sedangkan
hiperlipoprotein sekunder dapat disebabkan oleh endokrinopati (hipotiroid,
hipopituitari, diabetes melitus) dan biasanya dapat pulih dengan terapi hormon.
Tipe II terdiri atas 2 tipe yaitu hiperlipidemia tipe IIa dan IIb :
A. Tipe IIa, ditandai dengan tingginya kadar LDL di dalam darah tapi kadar
VLDLnya normal. Tipe ini dapat disebabkan beberapa kondisi genetik yaitu
hiperkolesterol familial, defective apolipoprotein B familial,
hiperkolesterolemia poligenik.
B. Tipe IIb, ditandai dengan tingginya kadar LDL dan VLDL, kolesteroldan
trigliserida dalam darah. Tipe ini disebut kombinasi hiperlipidemia familial.
Penyakit ini disebabkan karena meningkatnya produksi hepatik Apo B
(merupakan protein utama pada LDL dan VLDL). Xanthoma pada tipe ini
jarang terjadi, tetapi tipe ini ditandai dengan predisposisi CAD (Coronary
Artery Disease) prematur.
Tipe III
Karakteristiknya yaitu meningkatnya kadar IDL dan VLDL remnant. Tipe ini
terkait dengan abnormalitas pada Apo E (merupakan petanda pengenalan oleh
reseptor -reseptor sel hati untuk menghilangkan kilomikron remnant) dan
ketidaksempurnaan konversi VLDL dalam plasma dan terjadi peningkatan kadar IDL.
Kondisi ini dapat pula terjadi pada hipotiroidisme. Gangguan ini terjadi lebih awal
pada pria dibandingkan pada wanita. Abnormalitas pada toleransi glukosa dan
hiperurikemia dapat terjadi.
Tipe IV
Karakteristiknya yaitu peningkatan kadar trigliserida plasma yang terkandung di
dalam VLDL dan kemungkinan akan berkembang menjadi aterosklerosis. Kondisi
berhubungan dengan abnormalitas toleransi glukosa ( resisten insulin) dan obesitas.
Kadar kolesterol total normal atau meningkat sedangkan kadar HDL rendah.
Tipe V
Karakteristiknya terjadi peningkatan kadar VLDL dan kilomikron sehingga dapat
disebut sebagai hipertrigliseridemia. Kadar lipoproteinlipase umumnya normal. Tipe
ini merupakan gangguan yang jarang terjadi. Penyebabnya terkadang dipengaruhi
faktor keluarga, terkait dengan ketidaksempurnaan pembersihan trigliserida eksogen
maupun endogen yang tidak sempurna dapat dan ancaman resiko pancreatitis seumur
hidup. Pada beberapa pasien dapat diakibatkan alkohol dan diabetes.
Dalam tabel ini menerangkan hubungan antara jenis-jenis hiperlipidemia dengan
fenotipe sebab resiko penyakit jantung koronernya.
Jenis Hiperlipidemia Kelainan Resiko Fenotipe Fredrickson
PJK
Hiperkolesterolemia Defek pada reseptor +++ IIa, IIb
LDL
Hiperkilomikronemia Defisiensi – I, kadang-kadang IV
lipoprotein lipase
Hiperlipidemia Gangguan konversi +++ IIa, IIb, IV dan V
campuran VLDL ke LDL
Disbeta Defisiensi +++ III
lipoproteinemia apoprotein protein
III
Hipertrigliseridemia Sintesis VDL↑ ++ IV kadang-kadang V

Katabolisme VDL e
Hiperlipoproteinemia Konversi VLDL ke 0/+ V+IV (efek alkohol,
tipe V LDL terganggu estrogen, diabetes dll)

Tabel. Hubungan antara jenis hiperlipidemia familial dengan fenotipe


lipoprotein dan risiko PJK

2. Hiperlipidemia Sekunder
Hiperlipidemia sekunder terjadi akibat penderita mengidap suatu penyakit
tertentu, seperti infeksi, stres, atau kurang gerak (olahraga). Berbagai macam obat
juga bias meningkatkan kadar lemak darah. Perempuan yang telah masuk masa
menopause (berhenti haid) jika diberi terapi estrogen mengalami risiko kenaikan
kadar kolesterol darahnya (Wiryowidagdo & Sitanggang, 2002).
Hiperlipidemia sekunder merupakan gangguan yang disebabkan oleh faktor
tertentu seperti penyakit dan obat-obatan. Beberapa jenis penyakit penyebab
hiperlipidemia :
A. Diabetus melitus
Penderita NIDDM umumnya akan menyebabkan terjadinya hipertrigliseridemia.
Penyebabnya pada glukosa darah tinggi akan menginduksi sintesis kolesterol dan
glukosa akan dimetabolisme menjadi Acetyl Co A. Acetyl Co A ini merupakan
prekusor utama dalam biosintesis kolesterol. Sehingga akan menyebabkan produksi
VLDL-trigliserida yang berlebihan oleh hati dan adanya pengurangan proses lipolisis
pada lipoprotein yang kaya trigliserida.
B. Hipotiroidisme
Pengaruh hipotiroidisme pada metabolisme lipoprotein adalah peningkatan kadar
kolesterol-LDL yang diakibatkan oleh penekanan metabolik pada reseptor LDL,
sehingga kadar-LDL akan meningkat antara 180-250 mg/dL. Di samping itu, bila
penderita ini menjadi gemuk kaqrena kurangnya pemakaian energi oleh jaringan
perifer, maka kelebihan kalori ini akan merangsang hati untuk meningkatkan
produksi VLDL-trigliserida dan menyebabakan peningkatan kadar trigliserida juga.
C. Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik akan menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Hal ini
diakibatkan oleh adanya hipoalbuminemia yang akan merangsang hati untuk
memproduksi lipoprotein berlebih.
D. Gangguan hati
Sirosis empedu primer dan obstruksi empedu ekstra hepatik dapat menyebabakan
hiperkolesterolemia dan peningkatan kadar fosfolipid plasma yang berhubungan
dengan abnormalitas lipoprotein, kerusakan hati yang parah dapat menyebabakan
penurunan kadar kolesterol dan trigliserida. Hepatitis akut juga dapat menyebabkan
kenaikan kadar VLDL dan kerusakan formasi LCAT.
E. Obesitas
Pada orang yang obesitas, karena kurangnya pemakaian energi oleh jaringan
perifer akan meyebabkan kelebihan kalori yang dapat merangsang hati untuk
menungkatkan produksi VLDL-trigliserida dan peningkatan trigliserida.

Penyebab Hiperlipidemia Sekunder (ATP III, 2002)


Penyebab
Penyakit Obat-obatan
Hiperkolesterolemia Hipotiroidisme, penyakit Progestin, diuretik tiazid,
hati obstruktif, sindrom glukokortikoid, β-bloker,
nefrotik, anorexia nervosa, isotretionin, inhibitor
intermiten porphyria akut. protease, siklosforin,
mirtazapin, sirolimus.
Hipertrigliseridemia Obesitas, diabetes melitus, Alkohol, estrogen,
lipodystrophy, sepsis, isotretionin, β-bloker,
kehamilan, hepatitis akut, glukokortikoid, resin asam
lupus erythematosis empedu, tiazid, asparaginase,
sistemik. Monoklonal interperon, antijamur
gammathophy: multiple golongan Azol, mirtazopin,
myeloma, lymphoma steroid anabolik, sirolimus,
bexaroten.
HDL rendah Obesitas, malnutrisi Non-ISA β-bloker, steroid
anabolik, probukol,
isotretionin, progestin

2.5 Hubungan Struktur Aktifitas Hiperlipdemia


2.6 Mekanisme Kerja Obat Hiperlipidemia

1) Inhibitor HMG KoA reduktase (statin)


Obat yang sangat efektif dalam menurunkan kolesterol total dan LDL. Statin
mempunyai sedikit efek samping dan merupakan obat pilihan pertama. Inhibitor
HMG KoA reduktase memblok sintesis kolesterol dalam hati (yang mengambil
sebagian besar obat). Hal ini menstimulasi ekspresi lebih banyak enzim, cenderung
untuk mengembalikan sintesis kolesterol menjadi normal bahkan pada saat terdapat
obat. Akan tetapi, efek kompensasi ini tidak lengkap dan pengurangan kolesterol
dalam hepatosit menyebabkan peningkatan ekspresi reseptor LDL, yang
meningkatkan bersihan kolesterol dari plasma. Statin menurunkan kolesterol plasma
terutama dengan meningkatkan jumlah reseptor LDL, adalah kegagalan obat untuk
bekerja pada pasien dengan hiperkolesterolemia familial homozigot (yang tidak
mempunyai reseptor LDL).
Contoh :
1. Lovastatin (Belvas, Cholestra, Kolvastatin, Lipovas, Lofacol, Lotivas, Lotyn,
Minipid, Vastachol, Mevinacor)
2. Pravastatin (Pravasin, Liprevil)
3. Simvastatin (Detrovel, Nofet, Rechol, Simcor, Sinova, Valemia, Vaster,
Denan, Zocor)
4. Fluvastatin (Cranoc, LOCOL)
5. Atorvastatin (Sortis)
6. Cerivastatin (LIPOBAY, Zena)

2) Resin
Resin merupakan kadar kolesterol dengan cara mengikat asam empedu dalam
saluran cerna, mengganggu sirkulasi eterohepatik sehingga ekskresi steroid bersifat
asam dalam tinja meningkat. Penurunan kadar empedu ini oleh pemberian resin akan
menyebabkan produksi asam empedu yang berasal dari kolesterol. Karena sirkulasi
enterohepatik dihambat oleh resin maka kolesterol yang diabsorbsi lewat saluran
cerna akan terhambat dan keluar bersama tinja. Kedua hal ini akan menyebabkan
penurunan kelosterol dalam hati. Selanjutnya penurunan kolesterol dalam hati akan
menyebabkan terjadinya 2 hal : pertama, meningkatkan jumlah reseptor LDL
sehingga katabolisme LDL meningkat dan meningkatnya aktivitas HMG CoA
reduktase. Peningkatan aktifitas HMG CoA akan mengurangi efek penurunan
kolesterol oleh resin.
Contoh :
1. Kolestiramin(Quantalan)
2. Kolestipol(Colestid Granulat)
3. Sitosterol (Sito-Lande)

3) Asam nikotinat
Yaitu obat yang mengurangi pelepasan VLDL dan kemudian menurunkan
trigliserida plasma (sekitar 30-50%). Asam nikotinat juga menurunkan kolesterol
(sebanyak 10-20%) dan meningkatkan HDL. Asam nikotinat merupakan obat
penurun lipid pertama untuk mengurangi mortalitas keseluruhan pada pasien dengan
penyakit arteri koroner, namun penggunaannya dibatasi karena efek samping yang
meliputi kemerahan yang diperantarai prostaglandin, pusing, dan palpitasi.
Contoh :
1. Asam Nikotinat ( Niconacid )
2. Piridilmetanol ( Radecol )
3. Asipimoks ( Olbemox )

4) Fibrat
Obat Fibrat yaitu (misalnya gemfibrozil, bezafibrat) menghasilkan penurunan
ringan pada LDL (sekitar 10%) dan peningkatan HDL (sekitar 10%). Sebaliknya,
fibrat menyebabkan penurunan bermakna pada trigliserida plasma (sekitar 30%).
Fibrat bekerja sebagai ligan untuk reseptor trnskripsi nukleus, reseptor alfa
peroksisom yang diaktivasi proliferator (PPAR-α, peroxisomeproliferator-activated
receptor alpha), dan menstimulasi aktivitas lipoprotein lipase. Fibrat merupakan obat
lini pertama pada pasien dengan kadar trigliserida plasma yang sangat tinggi yang
beresiko mengalami pankreatitis.
Empat mekanisme kunci obat golongan fibrat:
1. Meningkatkan lipolysis
2. Meningkatkan asupan asam lemak hati dan menurunkan produksi
trigliserida hati
3. Meningkatkan asupan LDL oleh reseptor LDL
4. Menstimulasi transport kolesterol balik sehingga meningkatkan HDL
Contoh :
1. Gemfibrozil ( Dubrozil, Fetinor, Fibralib, Grospid, HYpofyl, Gevilon )
2. Klofibrat ( Clofibrat STADA 500 )
3. Bezafibrat ( Cedur )
4. Etofibrat ( LipoMerz )
5. Fenofibrat ( Hipolip, Lipanthyl, Trolip, Yosenop, Zumafib, Normalip )

(5) Inhibitor pada absorpsi kolesterol usus


Ezetimib menurunkan penyerapan kolesterol (dan fitosterol) dan menurunkan
kolesterol LDL sekitar 18% dengan sedikit perubahan pada kolesterol HDL. Hal ini
mungkin sinergis dengan statin sehingga menjadi terapi kombinasi yang baik (Neal,
2005).

(6) Asam lemak omega-3


Minyak ikan, kaya akan asam lemak omega-3 yaitu asam eicosapentaenoic (EPA)
dan asam docasahexaenoic (DHA). Minyak ikan menurunkan sintesis VLDL, dengan
demikian dapat juga menurunkan kadar kolesterol. Contoh obatnya: Maxepe yang
terdiri atas 18% asam eicosapentaenoic dan 12% asam docasahexaenoic diberikan
dengan dosis 10 kapsul sehari.
2.7 Obat-obat Antihiperlipidemia (Hipolipidemik) atau Spesialite sebagai
berikut :

Obat-obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lemak dalam darah adalah: Asam
Nikotinat, Klofibrat, Kolesteramin, Kolestipol, Prabukol, Gemfibrozil dan Lovastatin.
Perbandingan cara kerja, indikasi, efek samping dan interaksi obat-obat antihiperlipidemia
ini disimpulkan dalam table ini.

Kolesteramin Klofibrat Gemfibrozil Neomisin Asam Nikotinat


Sulfat
Cara Kerja Mengikat as.Sintesa kol.Produk VLDLAbsorpsi Pelepasan as.
empedu Menurun menurun kolesterol Lemak bebas
dikurangi
Indikasi Tipe IIA, IIB Tipe III, IV danTipe III, IV danTipe IIA Semua tipe kecuali
V. Tipe IIV tipe I
kurang
Efek Sal cerna Sal cerna Sal cerna,Sal cerna, Muka merah,
Samping erupsi kulit pruritus,
Konstipasi Batu empedu Kolik usus
hepatotoksik,
Gangguan
Glukosa intolerance,
Steatore Gangguan fungsi hati Kerusakan
hipourikemia
Fungsi hati, ginjal,
Kulit merah,
libido menurun, telinga bila
iritasi lidah +
BB bertambah IV
perianal
Interaksi Gang. AbsorpsiMe+ efekMe+ efekSinergis Sinergis dengan
Obat obat hipopro- hipopro- dengan anti-obat vasodilatasi,
klorotiazid, thrombin thrombin koagulan blokade ganglion
digitalis, Fe antikoagulan antikoagulan

Tabel Cara kerja, indikasi, efek samping obat-obat antihiperlipidemia

Pemberian obat tunggal lebih baik, tetapi bila perlu dapat dipertimbangkan untuk
menggunakan 2 macam obat bila monoterapi tidak memberikan manfaat. Karena
pengobatan hiperlipidemia memerlukan pengobatan jangka panjang, maka diagnosis
harus ditegakkan seteliti mungkin dengan pertimbangan “cost benefit ratio”
penggunaan obat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengobatan hiperlipidemia diantaranya adalah:

1. Obat yang menurunkan kadar kolesterol yaitu: Resin pengikat asam empedu
(kolestipol dan kolesteramin), Asam Nikotinat, Prabukol, D-tiroksin.
2. Obat yang menurunkan kadar trigliserida yaitu: Klofibrat, Bezafibrat (analog
fibrat), Gemfibrozil, Asam Nikotinat.

Pengobatan hiperlipidemia campuran (termasuk dalam hal ini adalah fenotip IIb
dan III), yang terbaik adalah asam fibrat yaitu Klofibrat, Bezafibrat dan Gemfibrozil.
Tetapi bila tidak berhasil dapat dikombinasi dengan resin (Kolestipol dan
Kolesteramin).

Pengobatan lain dapat berupa:

1. Operasi “partial ileal bypass”, merupakan pilihan terakhir bila pemberian


obat-obatan tidak berhasil terutama pada hiperkolesterolemia familial bentuk
homozygot.
2. Plasmaferesi
3. Karbon aktif dapat menurunkan kolesterol dengan baik tetapi juga harus
dipertimbangkan karena selain mengikat kolesterol juga mengikat obat lain
dan zat makanan. “HMG Co-A reductase inhibitor” obat yang menghambat
kerja enzim hidroksimetil glutaril koenzim A yang berperan dalam
pembentukan kolesterol dari asetat setelah jadi asam mevalonat.

Pengobatan pada kolesterol HDL yang rendah (hipoalfalipoproteinemia) seperti


pada hiperkolesterolemia atau hipertriglisedemia belum ditemukan cara yang tepat.
Usaha yang dianggap bermanfaat ialah pengaturan diet sama seperti pada
hiperlipidemia, olahraga dan penghentian merokok dapat meningkatkan HDL.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih kolesterol, kolesterol


ester, fosfolipid atau trigliserid. Hiperlipidemia merupakan penyakit yang dapat
bersifat primer atau sekunder, tergantung penyebabnya. Hiperlipidemia primer
berasal dari kelainan gen tunggal yang diwarisi atau lebih sering, disebabkan
kombinasi faktor genetik lingkungan. Hiperlipidemia sekunder merupakan penyakit
metabolik yang lebih umum seperti diabetes mellitus, asupan alkohol yang
berlebihan, hipotiroidisme, atau sirosis biliar primer.

2. Obat antihiperlipidemika adalah golongan obat yang digunakan untuk


menurunkan kadar lipida darah yang melebihi ambang batas normal.

3. Terapi non farmakologi umumnya diet dan terapi farmakologinya yaitu obat-obat
golongan Resin, fibrat, niasin, HMG-CoA reduktase inhibitor, kobinasi obat serta
minyak ikan.

3.2 Saran

Dengan selesainya makalah ini pembaca dapat mengambil manfaat dan


pengetahuan dari makalah ini serta dapat menjaga kesehatan. Sebaik mungkin
menjaga kesehatan dengan makan-makanan yang bergizi, istirahat cukup. Olah raga
untuk membakar lemak dalam tubuh dan mengkonsumsi vitamin yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

ATP III, 2002, US Departemen of Health and Human Service Public Health Service,
National Institut of Health, National Health and blood Institut.

Katzung, Bertram,G.,2002, Farmakologi Dasar dan Klinik,Penerbit Salemba Medika,


Jakarta.

Mycek Mary J, dkk. Obat-Obat Antihiperlipidemik, In: Farmakologi Ulasan


Bergambar. 2nded: 2001. p.209-9

http://perdossijaya.org/perdossijaya/index.php?view-artikel&id-71-hiperlipidemia

Anda mungkin juga menyukai