PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi hyperlipidemia dan obat antihiperlipidemia.
2. Untuk mengetahui macam-macam golongan hiperlipidemia.
3. Untuk mengetahui hubungan struktur aktifitas hiperlipidemia.
4. Untuk mengetahui mekanisme kerja hiperlipidemia.
5. Untuk mengetahui nama obat generic atau paten (Spesialite)
antihiperlipidemia.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
1. Lipid
Di dalam darah kita ditemukan tiga jenis lipid, yaitu kolesterol, trigliserid, dan
fosfolipid. Oleh karena sifat lipid yang susah larut dalam lemak maka perlu dibuat
bentuk yang terlarut. Untuk itu dibutuhkan suatu zat pelarut, yaitu suatu protein yang
dikenal dengan nama apolipoprotein atau apoprotein. Pada saat ini dikenal sembilan
jenis apoprotein yang diberi nama secara alfabetis, yaitu Apo A, Apo B, Apo C, dan
Apo E. senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal dengan nama lipoprotein. Setiap
jenis lipoprotein mempunyai Apo tersendiri. Sebagai contoh untuk VLDL, IDL, dan
LDL mengandung Apo B100, sedang Apo B48 ditemukan pada kilomikron. Apo A1,
Apo A2, dan Apo A3 ditemukan terutama pada lipoprotein HDL dan kilomikron
(Sudoyo et al., 2007).
Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang relatif mempunyai makna
klinis penting sehubungan dengan aterogenesis. Lipid tidak larut dalam plasma
sehingga lipid terikat pada protein sebagai mekanisme transpor dalam serum. Ikatan
ini menghasilkan empat kelas utama lipoprotein: (1) kilomikron, (2) lipoprotein
densitas sangat rendah (VLDL), (3) lipoprotein densitas rendah (LDL), (4)
lipoprotein densitas tinggi (HDL). Kadar relatif lipid dan protein berbeda-beda pada
setiap kelas tersebut. Dari keempat kelas lipoprotein yang ada. LDL yang Paling
tinggi kadar kolesterolnya, sedangkan kilomikron dan VLDL paling tinggi kadar
trigliseridanya. Kadar protein tertinggi terdapat pada HDL (Price & Wilson, 2006).
2. Trigliserida
Trigliserida yang disebut juga dengan triasilgliserol termasuk jenis lipid yang
paling banyak dan merupakan bahan bakar utama bagi hampir semua organisme.
Trigliserida adalah ester dari alkohol gliserol dengan tiga molekul asam lemak.
Trigliserida terutama berfungsi sebagai lemak penyimpan (Lehninger, 1982).
Trigliserida dapat berasal dari hidangan yang dimakan atau dibuat sendiri oleh tubuh.
Kadar trigliserida dalam darah yang diinginkan maksimal 150 mg/dl. Makanan yang
mengandung lemak terutama lemak jenuh meningkatkan tingkat trigliserida di dalam
darah dan cenderung meningkatkan kadar kolesterol jahat. Dapat ditambahkan disini
bahwa lemak berasal dari buah-buahan seperti kelapa, durian, alpukat, tidak
mengandung kadar kolesterol, tetapi kadar trigliseridanya relatif tinggi (Soeharto,
2001).
Lipid darah diangkut dengan 2 cara: (1) jalur eksogen dan (2) jalur endogen. Pada
jalur eksogen, trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus
dikemas sebagai kilomikron yang akan diangkut dalam saluran limfe lalu ke dalam
darah via duktus torasikus. Di dalam jaringan lemak, trigliserida dalam kilomikron
mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada permukaan sel
endotel. Akibat hidrolisis ini maka akan terbentuk asam lemak dan kilomikron
remnan. Asam lemak bebas akan membentuk endotel dan masuk ke dalam jaringan
lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali (cadangan) atau
dioksidasi (energi). Pada jalur endogen, trigliserida dan kolesterol yang disintesis
oleh hati diangkut secara endogen dalam bentuk VLDL kaya trigliserida dan
mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis
kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan LDL. Liquid
density Lipoprotein (LDL) merupakan lipoprotein yang mengandung kolesterol yang
paling banyak (60-70%). LDL mengalami katabolisme melalui reseptor seperti diatas
dan jalur non reseptor. Jalur katabolisme reseptor dapat ditekan oleh produksi
kolesterol endogen (Suyatna, 2008).
3. Hiperlipidemia
Hiperlipidemia (hiperlipoproteinemia, dislipidemia) ialah kelainan metabolisme
lipid yang ditandai dengan kelainan (peningkatan) fraksi lipid dalam plasma.
Hiperlipidemia merupakan kelainan metabolik yang paling sering ditemukan.
Obat antihiperlipidemia adalah golongan obat yang digunakan untuk
menurunkan kadar lipida darah yang melebihi ambang batas normal.
Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kadar kolesterol total yang tinggi, kadar
trigliserid yang tinggi, dan kadar kolesterol HDL yang rendah. Dalam proses
terjadinya aterosklerosis, ketiganya memiliki peran yang penting dan sangat erat
kaitannya satu sama lain.
Dalam keadaan normal konsumsi lemak (fat) sekitar 80-120 g/hari. Lemak ini
akan dihidrolisis oleh enzim lipase dari pankreas, diserap oleh sel mukosa usus halus
dan disekresikan ke dalam saluran limfe mesenterikus dalam bentuk kilomikron.
Kemudian kandungan trigliserida (TG) - kilomikron ini dihidrolisis menjadi asam
lemak, gliserol dan kolesterol dengan perantaraan enzim lipoprotein lipase (LPL)
yang terdapat pada permukaan endotel kapiler, sehingga menjadi kilomikron remnan.
Karena permukaan kilomikron remnan ini mengandung apo B-48 dan apo E yang
mempunyai affmitas tinggi dengan reseptor membran hepatosit, maka kilomikron ini
akan terikat dengan hepatosit, mengalami internalisasi dan degradasi oleh enzim
lisosom dengan melepaskan kandungan kolesterolnya ke dalam hepatosit. VLDL
berfungsi mengangkut TG dan sejumlah kolesterol (sintesa de novo) yang dilepaskan
oleh hepatosit dan masuk sirkulasi. Kandungan TGnya juga mengalami degradasi
oleh LPL dan dilepaskan ke jaringan tepi sehingga VLDL berubah menjadi VLDL
remnan ( VLDL) atau IDL. Permukaan IDL ini mengandung apo B-100 dan apo E
yang juga beraffinitas tinggi dengan hepatosit. Tetapi hanya sedikit sekali IDL yang
mengalami internalisasi, sebagian besar diubah menjadi LDL dan tetap beredar dalam
sirkulasi. Dalam keadaan normal VLDL ini beredar dalam darah dengan kadar yang
rendah, namun pada kelainan kandungan apeE-nya, kadarnya dapat meningkat dan
bersifat aterogenik (tipe III hiperlipoproteinemia). LDL sendiri tetap mengandung
banyak kolesterol dan apo B-100 yang beraffmitas tinggi dengan reseptor LDL
jaringan hepar dan diluar hepar, dan melepaskan kolesterolnya ke jaring-an tadi.
Karena bersihan LDL ini berjalan lambat, maka sebagian besar kolesterol yang
beredar terikat dalam LDL ini. Pada keadaan kekurangan reseptor LDL akan timbul
kelainan tipe IIa hiper-lipoproteinemia yang bersifat aterogenik; selain itu prekursor
HDL dibentuk oleh hepatosit dan menjadi matang selama memasuki sirkulasi dengan
menarik kolesterol dan kelengkapan apoprotein (C-2). Apo C-2 inilah yang
menyebabkan pecahnya kandungan TG kilomikron dan VLDL dalam hepatosit oleh
LPL. Subpopulasi HDL (HDL2) berfungsi mengangkut kolesterol jaringan
tepi(terutama dari dinding uteri) kembali ke hepar, sehingga lipoprotein ini berguna
untuk mencegah timbulnya PJK. Individu dengan kadar HDL tinggi mempunyai
korelasi positif terhindar PJK Ketidakseimbangan antara produksi lipoprotein yang
dilepas oleh jaringan tertentu dengan bersihan lipoprotein itu sendiri dari plasma akan
menimbulkan hiperlipoproteinemia dengan manifestasi klinik tertentu Sifat
aterogenik LDL dan VLDL telah banyak dibuktikan. Peninggian kadar salah satu atau
keduanya mempunyai korelasi positif menyebabkan aterosklerosis. Kadar LDL
meninggi karena adanya defisiensi reseptor LDL pada hepatosit atau membran sel
jaringan lainnya, sehingga apo B-100 LDL tidak dapat terikat pada sel jaringan tadi
dan tetap bebas beredar dalam plasma. Pada keadaan normal genesis reseptor LDL ini
diatur oleh langsung kadar kolesterol. Apabila kadar kolesterol meninggi, hal ini akan
menghambat transkripsi messenger RNA(m-RNA) yang akan membentuk reseptor
LDL, demikian pula sebaliknya keadaan inilah yang disebut dengan
hiperlipidemia. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi langsung kadar
lipoprotein adalah :
1. Diet : kalori total perhari, jumlah kalori dari lemak, asupan kolesterol
2. Antropometrik : ratio berat - tinggi badan (obesitas)
3. Kebiasaan merokok, kurang gerak, asupan alkohol.
4. Ras
5. Genetika
6. Seks : kadar estrogen (endogen/eksogen)
7. Penyakit lain : diabetes mellitus, hipotiroidea, uremia, sindroma nefrotik.
Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah serta dibuang
dengan cara yang sedikit berbeda. Misalnya, kilomikron berasal dari usus dan
membawa lemak jenis tertentu yang telah dicerna dari usus ke dalam aliran darah.
Serangkaian enzim kemudian mengambil lemak dari kilomikron yang digunakan
sebagai energi atau untuk disimpan di dalam sel-sel lemak. Pada akhirnya, kilomikron
yang tersisa (yang lemaknya telah diambil) dibuang dari aliran darah oleh hati. Tubuh
mengatur kadar lipoprotein melalui beberapa cara :
1. Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein
yang masuk ke dalam darah.
2. Meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari
dalam darah.
Kadar lemak yang abnormal dalam sirkulasi darah (terutama kolesterol) bisa
menyebabkan masalah jangka panjang. Resiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit
arteri koroner atau penyakit arteri karotis meningkat pada seseorang yang memiliki
kadar kolesterol total yang tinggi. Kadar kolesterol rendah biasanya lebih baik
dibandingkan dengan kadar kolesterol yang tinggi, tetapi kadar yang terlalu rendah
juga tidak baik. Kadar kolesterol total yang ideal adalah 140-200 mg/dL atau kurang.
Jika kadar kolesterol total mendekati 300 mg/dL, maka resiko terjadinya serangan
jantung adalah lebih dari 2 kali.
Tidak semua kolesterol meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung.
Kolesterol yang dibawa oleh LDL (disebut juga kolesterol jahat) menyebabkan
meningkatnya resiko; kolesterol yang dibawa oleh HDL (disebut juga kolesterolbaik)
menyebabkan menurunnya resiko dan menguntungkan. Idealnya, kadar kolesterol
LDL tidak boleh lebih dari 130 mg/dL dan kadar kolesterol HDL tidak boleh kurang
dari 40 mg/dL. Kadar HDL harus meliputi lebih dari 25 % dari kadar kolesterol total.
Sebagai faktor resiko dari penyakit jantung atau stroke, kadar kolesterol total tidak
terlalu penting dibandingkan dengan perbandingan kolesterol total dengan kolesterol
HDL atau perbandingan kolesterol LDL dengan kolesterol HDL. Apakah kadar
trigliserida yang tinggi meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung atau stroke,
masih belum jelas. Kadar trigliserida darah diatas 250 mg/dL dianggap abnormal,
tetapi kadar yang tinggi ini tidak selalu meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis
maupun penyakit arteri koroner. Kadar trigliserid yang sangat tinggi (sampai lebih
dari 800 mg/dL) bisa menyebabkan pankreatitis.
Kadar lipid plasma normal,batas dan tinggi.
4. Hiperlipoproteinemia tipe IV
Merupakan penyakit umum yang sering menyerang beberapa anggota
keluarga dan menyebabkan tingginya kadar trigliserida. Penyakit ini bisa
meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis. Penderita seringkali mengalami
kelebihan berat badan dan diabetes ringan. Penderita dianjurkan untuk mengurangi
berat badan, mengendalikan diabetes dan menghindari alkohol. Bisa diberikan obat
penurun kadar lemak darah.
5. Hiperlipoproteinemia tipe V
Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, dimana tubuh tidak
mampu memetabolisme dan membuang kelebihan trigliserida sebagaimana mestinya.
Selain diturunkan, penyakit ini juga bisa terjadi akibat :
- Penyalahgunaan alkohol
- Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
- Gagal ginjal
- Makan setelah menjalani puasa selama beberapa waktu.
Jika diturunkan, biasanya penyakit ini muncul pada masa dewasa awal.
Ditemukan sejumlah besar pertumbuhan lemak (xantoma) di kulit, pembesaran hati
dan limpa serta nyeri perut. Biasanya terjadi diabetes ringan dan peningkatan asam
urat. Banyak penderita yang mengalami kelebihan berat badan. Komplikasi utamanya
adalah pankreatitis, yang seringkali terjadi setelah penderita makan lemak dan bisa
berakibat fatal. Pengobatannya berupa penurunan berat badan, menghindari lemak
dalam makanan dan menghindari alkohol. Bisa diberikan obat penurun kadar lemak.
Klasifikasi Hiperproteinuremia menurut Fredrickson-Levy-Less :
Tipe Evaluasi Lipoprotein
I Kilomikron
Iia LDL
Iib LDL + VLDL
III IDL (LD1)
IV VLDL
V VLDL + kilomikron
Keterangan :
LDL = Low Density Protein
VLDL = Very Low Density Protein
IDL = Intermediate-Density Protein
Katabolisme VDL e
Hiperlipoproteinemia Konversi VLDL ke 0/+ V+IV (efek alkohol,
tipe V LDL terganggu estrogen, diabetes dll)
2. Hiperlipidemia Sekunder
Hiperlipidemia sekunder terjadi akibat penderita mengidap suatu penyakit
tertentu, seperti infeksi, stres, atau kurang gerak (olahraga). Berbagai macam obat
juga bias meningkatkan kadar lemak darah. Perempuan yang telah masuk masa
menopause (berhenti haid) jika diberi terapi estrogen mengalami risiko kenaikan
kadar kolesterol darahnya (Wiryowidagdo & Sitanggang, 2002).
Hiperlipidemia sekunder merupakan gangguan yang disebabkan oleh faktor
tertentu seperti penyakit dan obat-obatan. Beberapa jenis penyakit penyebab
hiperlipidemia :
A. Diabetus melitus
Penderita NIDDM umumnya akan menyebabkan terjadinya hipertrigliseridemia.
Penyebabnya pada glukosa darah tinggi akan menginduksi sintesis kolesterol dan
glukosa akan dimetabolisme menjadi Acetyl Co A. Acetyl Co A ini merupakan
prekusor utama dalam biosintesis kolesterol. Sehingga akan menyebabkan produksi
VLDL-trigliserida yang berlebihan oleh hati dan adanya pengurangan proses lipolisis
pada lipoprotein yang kaya trigliserida.
B. Hipotiroidisme
Pengaruh hipotiroidisme pada metabolisme lipoprotein adalah peningkatan kadar
kolesterol-LDL yang diakibatkan oleh penekanan metabolik pada reseptor LDL,
sehingga kadar-LDL akan meningkat antara 180-250 mg/dL. Di samping itu, bila
penderita ini menjadi gemuk kaqrena kurangnya pemakaian energi oleh jaringan
perifer, maka kelebihan kalori ini akan merangsang hati untuk meningkatkan
produksi VLDL-trigliserida dan menyebabakan peningkatan kadar trigliserida juga.
C. Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik akan menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Hal ini
diakibatkan oleh adanya hipoalbuminemia yang akan merangsang hati untuk
memproduksi lipoprotein berlebih.
D. Gangguan hati
Sirosis empedu primer dan obstruksi empedu ekstra hepatik dapat menyebabakan
hiperkolesterolemia dan peningkatan kadar fosfolipid plasma yang berhubungan
dengan abnormalitas lipoprotein, kerusakan hati yang parah dapat menyebabakan
penurunan kadar kolesterol dan trigliserida. Hepatitis akut juga dapat menyebabkan
kenaikan kadar VLDL dan kerusakan formasi LCAT.
E. Obesitas
Pada orang yang obesitas, karena kurangnya pemakaian energi oleh jaringan
perifer akan meyebabkan kelebihan kalori yang dapat merangsang hati untuk
menungkatkan produksi VLDL-trigliserida dan peningkatan trigliserida.
2) Resin
Resin merupakan kadar kolesterol dengan cara mengikat asam empedu dalam
saluran cerna, mengganggu sirkulasi eterohepatik sehingga ekskresi steroid bersifat
asam dalam tinja meningkat. Penurunan kadar empedu ini oleh pemberian resin akan
menyebabkan produksi asam empedu yang berasal dari kolesterol. Karena sirkulasi
enterohepatik dihambat oleh resin maka kolesterol yang diabsorbsi lewat saluran
cerna akan terhambat dan keluar bersama tinja. Kedua hal ini akan menyebabkan
penurunan kelosterol dalam hati. Selanjutnya penurunan kolesterol dalam hati akan
menyebabkan terjadinya 2 hal : pertama, meningkatkan jumlah reseptor LDL
sehingga katabolisme LDL meningkat dan meningkatnya aktivitas HMG CoA
reduktase. Peningkatan aktifitas HMG CoA akan mengurangi efek penurunan
kolesterol oleh resin.
Contoh :
1. Kolestiramin(Quantalan)
2. Kolestipol(Colestid Granulat)
3. Sitosterol (Sito-Lande)
3) Asam nikotinat
Yaitu obat yang mengurangi pelepasan VLDL dan kemudian menurunkan
trigliserida plasma (sekitar 30-50%). Asam nikotinat juga menurunkan kolesterol
(sebanyak 10-20%) dan meningkatkan HDL. Asam nikotinat merupakan obat
penurun lipid pertama untuk mengurangi mortalitas keseluruhan pada pasien dengan
penyakit arteri koroner, namun penggunaannya dibatasi karena efek samping yang
meliputi kemerahan yang diperantarai prostaglandin, pusing, dan palpitasi.
Contoh :
1. Asam Nikotinat ( Niconacid )
2. Piridilmetanol ( Radecol )
3. Asipimoks ( Olbemox )
4) Fibrat
Obat Fibrat yaitu (misalnya gemfibrozil, bezafibrat) menghasilkan penurunan
ringan pada LDL (sekitar 10%) dan peningkatan HDL (sekitar 10%). Sebaliknya,
fibrat menyebabkan penurunan bermakna pada trigliserida plasma (sekitar 30%).
Fibrat bekerja sebagai ligan untuk reseptor trnskripsi nukleus, reseptor alfa
peroksisom yang diaktivasi proliferator (PPAR-α, peroxisomeproliferator-activated
receptor alpha), dan menstimulasi aktivitas lipoprotein lipase. Fibrat merupakan obat
lini pertama pada pasien dengan kadar trigliserida plasma yang sangat tinggi yang
beresiko mengalami pankreatitis.
Empat mekanisme kunci obat golongan fibrat:
1. Meningkatkan lipolysis
2. Meningkatkan asupan asam lemak hati dan menurunkan produksi
trigliserida hati
3. Meningkatkan asupan LDL oleh reseptor LDL
4. Menstimulasi transport kolesterol balik sehingga meningkatkan HDL
Contoh :
1. Gemfibrozil ( Dubrozil, Fetinor, Fibralib, Grospid, HYpofyl, Gevilon )
2. Klofibrat ( Clofibrat STADA 500 )
3. Bezafibrat ( Cedur )
4. Etofibrat ( LipoMerz )
5. Fenofibrat ( Hipolip, Lipanthyl, Trolip, Yosenop, Zumafib, Normalip )
Obat-obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lemak dalam darah adalah: Asam
Nikotinat, Klofibrat, Kolesteramin, Kolestipol, Prabukol, Gemfibrozil dan Lovastatin.
Perbandingan cara kerja, indikasi, efek samping dan interaksi obat-obat antihiperlipidemia
ini disimpulkan dalam table ini.
Pemberian obat tunggal lebih baik, tetapi bila perlu dapat dipertimbangkan untuk
menggunakan 2 macam obat bila monoterapi tidak memberikan manfaat. Karena
pengobatan hiperlipidemia memerlukan pengobatan jangka panjang, maka diagnosis
harus ditegakkan seteliti mungkin dengan pertimbangan “cost benefit ratio”
penggunaan obat.
1. Obat yang menurunkan kadar kolesterol yaitu: Resin pengikat asam empedu
(kolestipol dan kolesteramin), Asam Nikotinat, Prabukol, D-tiroksin.
2. Obat yang menurunkan kadar trigliserida yaitu: Klofibrat, Bezafibrat (analog
fibrat), Gemfibrozil, Asam Nikotinat.
Pengobatan hiperlipidemia campuran (termasuk dalam hal ini adalah fenotip IIb
dan III), yang terbaik adalah asam fibrat yaitu Klofibrat, Bezafibrat dan Gemfibrozil.
Tetapi bila tidak berhasil dapat dikombinasi dengan resin (Kolestipol dan
Kolesteramin).
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3. Terapi non farmakologi umumnya diet dan terapi farmakologinya yaitu obat-obat
golongan Resin, fibrat, niasin, HMG-CoA reduktase inhibitor, kobinasi obat serta
minyak ikan.
3.2 Saran
ATP III, 2002, US Departemen of Health and Human Service Public Health Service,
National Institut of Health, National Health and blood Institut.
http://perdossijaya.org/perdossijaya/index.php?view-artikel&id-71-hiperlipidemia