Anda di halaman 1dari 6

Formula Granul Effervescent Ekstrak Etanol Daun Limus (Mangifera foetida L.

Bahan Berat (%)


Ekstrak Etanol Mangifera foetida Lour 30
Asam Sitrat 9,4
Asam Tartrat 18,7
Natrium Bikarbonat 23,4
Dekstrin 15
Aspartam 1,5
PVP 2

No Gambar Keterangan

Sediaan granul
effervescent ekstrak
1 etanol daun manga
(Mangifera foetida
Lour)

Granul merupakan gumpalan-gumpalan dan partikel-partikel yang kecil.


Umumnya berbentuk tidak merata dan menjadi seperti tunggal yang lebih besar.
Bentuk granul biasanya lebih stabil secara fisik dan kimia dari pada serbuk saja.
Granul bisanya lebih tahan terhadap pengaruh udara. Effervescent merupakan
bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia
larutan. Gas yang dihasilkan saat pelarutan effervescent adalah karbondioksida
sehingga dapat memberikan efek sparkling (rasa seperti air soda).
Granul effervescent merupakan produk granul atau serbuk kasar sampai kasar
sekali yang mengandung unsur obat dalam campuran yang kering, biasanya terdiri
dari natrium karbonat, asam karbonat dan asam tartat. Campuran ini bila ditambah
dengan air, asam dan karbonat akan bereaksi dan membebaskan karbondioksida
yang menghasilkan effervescent. Keuntungan sediaan granul effervescent
diantaranya dapat memberi cita rasa yang menyenangkan karena karbonasi,
menutup rasa zat aktif yang tidak menyenangkan, mudah digunakan setelah
dilarutkan, nyaman dan merupakan bentuk sediaan mengandung sediaan zat aktif
yang telah terukur, dapat dikemas secara individual untuk mencegah masuknya
kelembaban sehingga menghindari masalah ketidakstabilan kandungan selama
masa penyimpanan.
Pada formula granul effervescent ini menggunakan 2 macam asam yaitu asam
sitrat dan asam tartat karena jika hanya satu jenis asam yang digunakan akan
menimbulkan kesukaran dalam pembentukan buih. Apabila hanya asam sitrat yang
digunakan akan menghasilkan campuran yang lekat dan sukar menjadi granul,
sedangkan jika asam tartrat saja yang digunakan granul yang dihasilkan akan
mudah kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal. Penggunaan natrium
bikarbonat tujuannya untuk pembentuk reaksi basa dan bertindak dalam
menetralisir asam sitrat dan asam tartrat serta dapat menghasilkan buih dan
membebaskan karbondioksida, kemudian adanya penambahan dekstrin yang
berfungsi sebagai bahan pengisi, sedangkan pemanis yang digunakan pada formula
ini yaitu aspartam dan pengikat yang digunakan yaitu PVP (polivinil pirolidon).
Dengan formulasi berupa campuran asam sitrat, asam tartrat dan natrium karbonat
ini maka derajat kelarutan bahan-bahan ini akan sedikit berkurang sewaktu
ditambahkan air. Namun reaksi pembuihan yang cepat serta tidak terkendali dapat
berkurang. Sehingga reaksi pembentukan buih yang terjadi tidak sampai
menumpahkan effervescent yang dapat menyebabkan berkurangnya bobot isi dari
larutan tersebut.
Dalam pembuatan granul effervescent dilakukan beberapa langkah seperti
bahan-bahan yang berbentuk kristal di serbukan terlebih dahulu dengan cara
digerus kemudian dilakukan pengayakan dengan mesh no 60, kemudian dilakukan
pengeringan dengan cara di oven pada suhu 50oC sampai kering dan dilakukan
pengayakan kembali dengan mesh no 14 untuk membuat granul. Setelah terbentuk
granul maka selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap granul yang bertujuan untuk
mengetahui kualitas dari granul dan formula yang digunakan apakah memenuhi
standar pembuatan granul effervescent.
Evaluasi Granul Hasil Evaluasi Granul Gambar

Uji pH pH 5

10 g granul selama 3
Uji Kecepatan Aliran detik

Uji Sudut Diam 30°

Bentuk : serbuk kecil


kasar

Warna : kuning coklat


Organoleptik
Bau : bau khas lemah

Estetika kurang

Karbonasi berhenti 3.10

Waktu dispersi menit

Larut 7.40 menit

(10 gram selama 10


Kadar air
menit ,70oC) 4%
Evaluasi sifat fisik sediaan granul effervescent yang pertama ialah uji
organoleptik. Tujuan dari uji organoleptik ini ialah untuk mengamati keadaan
fisik dari sediaan yang telah dibuat yang meliputi bentuk, warna dan bau. Dari
hasil uji diperoleh hasil dari sediaan yang telah dibuat memiliki bentuk berupa
serbuk kasar dengan warna kuning coklat dan bau khas lemah. Namun dari segi
bentuk dan warna adanya ketidak seragaman bentuk dan warna untuk setiap
butir serbuk halusnya sehingga dapat dikatakan secara estetika bentuk dan
warna dari granul yang dibuat kurang indah karena syarat bahwa granul
dikatakan baik secara organoleptik yakni memiliki bentuk, warna dan bau yang
seragam antara satu dengan lainnya. Evaluasi selanjutnya mengenai uji waktu
dispersi. Tujuan dari evaluasi ini ialah untuk mengetahui waktu larut (daya
larut) suatu granul yang dibuat terhadap suatu cairan dan syarat waktu disperse
yang baik untuk sediaan granul ialah harus ≤ 5 menit. Berdasarkan pengujian
kemarin dari sediaan granul effervescent yang telah dibuat memiliki waktu
larut (disperse) selama 8 menit sehingga dapat dikatakan waktu dispersinya
kurang baik. Hal tersebut terjadi mungkin karena adanya perbandingan
formulasi yang kurang tepat sehingga perlu dilakukan perubahan
komposisinya. Evaluasi selanjutnya ialah mengenai uji kadar air. Tujuan dari
evaluasi ini ialah untuk mengetahui kadar air yang terkandung di dalam granul
effervescent yang telah dibuat. Syarat bahwa suatu granul yang baik harus
memiliki kadar air berkisar 2-5 %. Adanya kandungan air yang berlebih
berhubungan dengan pertumbuhan mikroba sehingga akan mempengaruhi
kualitas dan daya simpan sediaan tersebut. Berdasarkan uji kemarin dengan
menggunakan moisture analyzer diperoleh hasil kandungan air dari sediaan
granul effervescent yang telah dibuat yakni sebesar 4 % sehingga dapat
dikatakan sediaan tersebut baik secara kandungan airnya karena memenuhi
persyaratan kadar air yang telah ditentukan.
Selanjutnya dilakukan evaluasi sediaan granul effervescent yaitu pH dimana
pengujian ini dilakukan untuk mengetahui derajat keasaman dan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh sediaan.
Berdasarkan pengujian dengan menggunakan Indikator pH Universal
diperoleh hasil dari sediaan granule ffervescent yang telah dibuat yakni sebesar
5, dimana pH tersebut dalam rentang asam, biasanya nilai pH larutan
effervescent adalah 7 karena terjadi reaksi penggaraman yang optimal pada
rasio asam : basa yang sesuai. Hal ini terjadi kemungkinan karena adanya
kelebihan mol asam yang tidak bereaksi dengan sejumlah basa yang tersedia.
Makin meningkat konsentrasi asam, maka makin asam larutan yang dihasilkan
dan pH yang sedikit asam dapat menambahkan rasa segar pada sediaan
effervescent. Selanjutnya dilakukan evaluasi sudut diam, dimana evaluasi ini
dilakukan bertujuan untuk mengetahui daya alir, karena besarnya suatu sudut
diam berhubungan dengan kecepatan aliran. Berdasarkan pengujian kemarin
dengan menggunakan Flow Tester diperoleh hasil dari sediaan granule
ffervescent yang telah dibuat yakni sebesar 30⁰ dimana perolehan tersebut
menunjukkan bahwa sediaan granul effervescent tersebut mudah mengalir dan
memenuhi syarat yang berada pada rentang 30⁰-38⁰. Pengujian selanjutnya
yaitu kecepatan daya alir dari sediaan granul effervescent, pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui daya alir suatu granul yang dibuat dan
berhubungan dengan keseragaman bentuk dan ukuran dari butiran yang dibuat.
Berdasarkan pengujian dengan menggunakan Flow Tester diperoleh hasil dari
sediaan granul effervescent yang telah dibuat yakni sebesar 10 g granul selama
3 detik. Dimana hal ini menunjukkan kecepatan daya alir granul tersebut jelek
dan tidak memenuhi persyaratan. Dimana granul yang memenuhi persyaratan
jika 10 g granul dalam 1 detik.

Anda mungkin juga menyukai