FISIK PAPER SOAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle L.)
PEMBERSIH WAJAH
Sutra Gustianingrum
1304015501
PENDAHULUAN
1
dalam air, fleksibel (tidak rapuh), single-use, dan penggunaanya mudah dibawa ke
mana saja. Komponen dari paper soap adalah polimer yang larut dalam air dan
sabun (Fujita et al, 1991).
Polyvinil alkohol berbentuk serbuk putih hingga berwarna krem atau serbuk
granul, tidak berbau. Mudah larut dalam air pada suhu kamar, lebih cepat larut
pada suhu lebih tinggi (Anonim, 1993). Lapisan film yang dihasilkan cenderung
lebih elastis dan memiliki fleksibilitas yang baik (Barnard, 2011). Paper soap
dibuat menggunakan PVA sebagai pembentuk film yaitu dengan konsentrasi 2%,
4%, 6%, dan 8%. Variasi konsentrasi PVA dibuat berdasarkan komposisi umum
dari hasil orientasi yang telah dilakukan.
METODE
Bahan
Ekstrak etanol daun sirih (Piper betle L.), PVA, PEG 6000, Natrium lauril
Sulfat, Asam askorbat, Metil paraben, Aqua destilata.
Alat
Timbangan analitik, cawan, gelas ukur, botol timbang (Pyrex), krusible tang,
batang pengaduk, penggaris, beaker glass, eksikator, pH meter, oven, hot plate,
alat cetak paper soap dengan menggunakan loyang ukuran 27x21 cm,
desintegration tester, mikrometer skrup.
Prosedur Penelitian
Penyiapan bahan aktif
Ekstrak etanol daun sirih yang digunakan sebagai bahan aktif diperoleh dari
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO), Bogor.
Karakteristik ekstrak etanol daun sirih
Karakteristik ekstrak etanol daun sirih dilakukan melalui pemeriksaan warna,
aroma, bentuk, rendemen, dan skrining fitokimia.
2
Penyusunan formula paper soap
3
Evaluasi sediaan paper soap
Evaluasi sediaan paper soap meliputi organoleptik (warna, bau, kelengketan),
keseragaman bobot, ketebalan, waktu hancur, susut pengeringan, uji pH, dan
tinggi busa.
Pemeriksaan Hasil
Rendemen 54,9%
Hasil
Sampel Pemeriksaan
pemeriksaan
Ekstrak Etanol
Alkaloid +
Daun Sirih
Tanin +
Flavonoid +
Triterpenoid +
Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan skrining fitokimia ekstrak etanol daun
sirih yaitu memiliki senyawa alkaloid, tanin, flavonoid, dan triterpenoid. Sesuai
dengan sertifikat penguji dari Balitro Cimanggu Bogor.
4
Orientasi PVA pada sediaan paper soap
Orientasi yang dilakukan pada PVA sebagai pembentuk film yaitu pada
konsentrasi 2%; 4%; 6%; 8%; 10%; dan 12%. Namun hasil orientasi P VA pada
konsentrasi 10% dan 12% tidak memasuki syarat pada ketebalan paper soap. Pada
konsentrasi 10% ketebalan yang didapat yaitu 614 µm dan konsentrasi 12%
ketebalan yang didapat yaitu 627 µm. Syarat pada ketebalan paper soap yaitu 10 –
500 µm. Maka dari itu hasil orientasi yang dilanjutkan evaluasi yaitu pada
konsentrasi 2%; 4%; 6%; dan 8%.
Evaluasi sediaan paper soap
Hasil evaluasi sifat fisik masing- masing formula sebagai berikut :
Organoleptis
Tabel 4. Hasil organoleptis paper soap
Formul a
Pengamatan Replika
1 2 3 4
1 CT CM CM CM
Warna 2 CT CM CM CM
3 CT CM CM CM
1 Khas Khas Khas Khas
Bau 2 Khas Khas Khas Khas
3 Khas Khas Khas Khas
1 TL TL TL TL
Kelengketan 2 TL TL TL TL
3 TL TL TL TL
Keterangan :
Khas : Khas daun sirih
CT : Coklat Tua
CM : Coklat Muda
TL : Tidak Lengket
Evaluasi organoleptik sediaan paper soap meliputi bau, warna, dan daya
lengket. Hasil yang didapat yaitu memiliki bau khas yang berasal dari ekstrak
etanol daun sirih. Warna yang dihasilkan dari semua formula berbeda beda,
semakin besar konsentrasi PVA maka warna yang dihasilkan semakin muda. Pada
uji daya lengket dilakukan sesaat setelah pengangkatan dari cetakan, pada saat
dilakukan pengangkatan sediaan dari cetakan, sediaan paper soap tidak
5
mengalami kelengketan sama sekali melainkan terbentuk tekstur fisik yang baik.
Hal ini disebabkan karena sediaan paper soap yang dihasilkan memiliki kadar air
yang sedikit.
Tinggi busa
9
8
7
Tinggi busa (cm)
6
5
4 menit ke-0
3 menit ke-5
2
1
0
F1 F2 F3 F4
Gambar 1. grafik pengukuran tinggi busa
Pengamatan tinggi busa merupakan salah satu cara untuk mengontrol produk
yang menggunakan surfaktan agar menghasilkan sediaan yang sama dalam
menghasilkan busa. Tidak ada syarat maksimum atau minimum dalam
pengukuran tinggi busa, karena busa tidak memiliki kemampuan untuk
membersihkan. Hal ini lebih dikaitkan dengan kesukaan dan estetika
konsumen.Sabun yang baik harus dapat menghasilkan busa dengan maksimal,
tidak membuat kulit kering dan iritasi. Hasil pengukuran tinggi busa sediaan
paper soap setelah dilarutkan dan dibolak-balikkan dalam gelas ukur tertutup
selama 1 menit kemudian diamati penurunan volumenya selama 5 menit. Seluruh
formula yang dibuat menunjukkan penurunan busa yang tidak besar, buih yang
dihasilkan tidak langsung hilang setelah pengocokkan. Oleh sebab itu dapat
dikatakan paper soap yang dihasilkan memiliki stabilitas busa yang baik.
Keseragaman bobot
6
paper soap yang beratnya lebih dari 2 kali batasan persentase yang diizinkan.
Evaluasi keseragaman bobot paper soap ekstrak etanol daun sirih menunjukkan
ke-empat formula memiliki keseragaman bobot yang tidak tetap dan jauh berbeda.
Keseragaman bobot paper soap yang diperoleh relatif tidak seragam, hal ini
kemungkinan disebabkan karena metode pencetakan paper soap yang dilakukan
secara manual dengan cara mencetak langsung sediaan dengan menggunakan
loyang dan kemudian dipotong menjadi bagian-bagian kecil. Sehingga dapat
mengalami penyimpangan keseragaman bobot yang besar.
Tabel 5. Hasil uji s usut pengeringan, pH, ketebalan, dan waktu hancur
F1 F2 F3 F4
Susut pengeringan (%) 2,9182 3,2827 4,4194 4,6151
pH 6,55 6,61 6,66 6,68
Ketebalan (µm) 106,67 140,00 156,67 153,33
Waktu hancur (g/detik) 1’24” 2’29” 3’32” 4’52”
7
PVA pada F2, F3, dan F4 yang lebih tinggi sehingga ketebalan paper soap pun
lebih tebal. Namun dari hasil pengukuran ketebalan semua formula paper soap
memberikan hasil yang dapat diterima karena masih memenuhi syarat yang
ditetapkan untuk sediaan paper soap yaitu 10-500 µm.
Hasil evaluasi waktu hancur menunjukkan bahwa paper soap tiap formula
memiliki waktu hancur yang cukup berbeda. Hal ini dikarenakan masing- masing
formula memiliki ketebalan yang berbeda. Sehingga membutuhkan waktu yang
relatif cukup lama untuk membuat paper soap dapat hancur dalam air. Dan juga
dikarenakan semakin tingginya konsentrasi PVA maka semakin sulit juga sediaan
paper soap untuk dapat hancur dalam air. Dapat disimpulkan bahwa semakin
tebal sediaan paper soap dan semakin tinggi konsentrasi PVA yang digunakan
maka semakin meningkat pula waktu yang dibutuhkan untuk dapat hancur dalam
air.
Analisa Statistik
Berdasarkan hasil analisa data waktu hancur dengan uji normalitas, didapat
data dengan nilai signifikansi 0,897 > 0,05 maka Ho diterima. Diperoleh nilai p
(p-value) = 1,000 pada uji homogenitas. dengan demikian pada taraf nyata = 0,05
maka Ho diterima. Sehingga dapat dilanjutkan pada uji one way ANOVA, dimana
hasil signifikan yang didapat yaitu nilai p-value = 0,001 < 0,05 maka terdapat
perbedaan bermakna antar tiap formula. Oleh sebab itu dilanjutkan pada uji
TUKEY HSD (Honestly Significant Differences) sehingga terlihat perbedaan yang
bermakna antar formula.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
dengan penggunaan PVA pada konsentrasi 2%; 4%; 6%; dan 8% sebagai
pembentuk film pada sediaan paper soap dapat meningkatkan waktu hancur yaitu
1’57” – 5’18”, ketebalan yaitu 106,67 µm – 153,33 µm dan pH yaitu 6,55 – 6,68
pada sediaan paper soap pembersih wajah.
8
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Depkes RI.Hlm. 6-455.
Butler H. 1992. Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps. 10th Editiom. Kluwer
Academic Publishers. hlm. 453.
Edoga, M. O. 2009. Comparison of Various Fatty Acid Sources for Making Soft
Soap (Part 1): Qualitative Analysis. Journal of Engineering and Applied
Science Vol. 4 No. 2, 110-112.
Fujita, T., Isoda, C., Aketa, K.,. 1991. Film-shape soap. Diambil
dari:http://www.google.ch/patents/US5062986. Diakses pada tanggal 30
September 2016.
9
Lachman L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri II edisi
Ketiga.Terjemahan: Siti Suyatmi. Depok: UI Press. hlm. 649-655.
Moeljanto RD dkk. 2003. Khasiat & Manfaat Daun Sirih Obat Mujarab dari
Masa ke Masa. Depok : PT Agromedia Pustaka. Hlm. 7-11.
Ningsih Wida dkk. 2016. Formulasi Masker Peel Off Dengan Beberapa
Konsentrasi Ekstrak Etanol Buah Naga Super Merah (Hylocereus
costaricensis (F.A.C Weber) Britton & Rose). Padang : Sekolah Tinggi
Farmasi Indonesia. Vol. 6 No. 1.
10