Anda di halaman 1dari 5

Gejala/Indikator

Penyebab PENCEMARAN Akibat

Pengendalian
(Biologi, Regulasi, PAL)

Materi polutan yang memasuki perairan dapat dibagi atas 3 kategori, yakni :
Kategori Sumber Contoh
Natural (alami) Gunung berapi, rawa- H2O, SO2, hidrokarbon,
(man not involved) rawa, semburan minyak, zat-zat organik dan
(manusia tidak terlibat) banjir anorganik terlarut,
partikel-partikel padat
Generated Penggunaan air, Perubahan
(dibangkitkan) aktivitas pertanian, keseimbangan air, erosi
(exploited by man) kehutanan, tanah, timbunan
(dieksploitasi oleh pertambangan, sampah, penyebaran
manusia) ubanisasi logam-logam, reklamasi
pantai
Synthetic (Sintetis) Plastik, pestisida, radio- DDT, PCB, Sr90, I131
(Created by man) isotop
(dibuat oleh manusia)

Dari uraian di atas, nampak bahwa materi polutan yang masuk ke


dalam perairan, baik yang sumbernya alami maupun yang disebabkan oleh
manusia (langsung atau tidak langsung), semuanya dikategorikan polutan.
Benarkan demikian ? Bagaimana definisi pencemaran yang sebenarnya ?
Apakah mencakup material yang sumbernya alami atau tidak ? Untuk
menjawab hal tersebut, maka hal penting yang perlu dipelajari adalah definisi
pencemaran.
Definisi Pencemaran dan Kontaminasi
Menurut definisi dari GESAM (Group of Experts on the Scientific
Aspect of Marine Pollution) dan ICES (International Council for the
Exploration of the Sea), pencemaran (pollution) adalah masuk atau
dimasukkannya zat atau energi oleh manusia, baik secara langsung maupun
tidak langsung, ke dalam lingkungan laut yang menyebabkan pengaruh yang
merugikan, misalnya berbahaya bagi sumberdaya hayati, membahayakan
kesehatan manusia, menghalangi aktivitas di laut termasuk kegiatan
perikanan, menurunnya kegunaan air laut dan berkurangnya kenyamanan di
laut. Sedangkan kontaminasi (contamination) adalah bertambahnya
konsentrasi zat atau bahan dalam badan air, sedimen atau biota laut, di atas
konsentrasi awalnya secara alamiah dalam lingkungannya (Adianto, 1997).
Lebih lanjut dikatakan bahwa kontaminasi dapat dijadikan tanda peringatan
dini bagi terjadinya pencemaran.
Menurut Fardiaz (1992), polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air
dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Sedangkan menurut
Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.
02/MENKLH/1988 yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran air adalah
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen
lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan (komposisi) air oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukannya. Definisi ini mengalami perkembangan
pada Undang Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang : Pengelolaan Lingkungan
Hidup, yang mendefenisikan pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke
dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Definisi pencemaran yang terbaru,
yakni pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pencemaran lingkungan
hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan.

Materi polutan dapat pula diklasifikasi berdasarkan sifatnya, yakni :


1. Degradable Waste : materi polutan yang terdiri dari bahan-bahan
organik, yang dapat diuraikan oleh bakteri. Contohnya, limbah rumah
tangga, limbah pertanian, limbah pengolahan makanan, buangan
pabrik kertas, dan limbah-limbah lain yang dapat diuraikan oleh
bakteri pengurai.
2. Dissipating Waste : materi polutan yang efek negatifnya dapat
menghilang secara cepat jika mengalami pengenceran. Jadi, efek
merusaknya hanya terbatas pada daerah dimana dia
dibuang/dialirkan. Dengan demikian, tingkat bahaya dari materi
polutan ini ditentukan oleh laju pembuangan dan kuatnya arus.
Contoh : panas, yang dihasilkan oleh air pendingin dari pembangkit
tenaga listrik dan pabrik-pabrik. Contoh lain, adalah partikulat (debu,
clay, tali rafia maupun jaring dari rumpon atau kapal penangkap ikan.
3. Conservatif Waste : materi polutan yang tidak dapat didegradasi oleh
bakteri dan tidak dapat diencerkan. Materi polutan ini cenderung
diakumulasi oleh tumbuhan dan hewan dan konsentrasinya meningkat
melalui rantai makanan. Contoh : logam berat (merkuri, timbal,
tembaga, dll), hidrokarbon berhalogen (DDT, PCB dan sebagainya),
dan radioaktif.
Catatan : Berkaitan dengan conservatif waste, terdapat istilah yang perlu
diketahui sebagai berikut :
- Bioakumulasi : up take polutan dari air oleh organisme, dan tidak
tergantung pada tingkat tropik rantai makanan, sehingga terdapat
konsentrasi yang relatif lebih tinggi pada organisme dibandingkan
konsentrasi dalam air.
- Biomagnifikasi : kenaikan secara bertahap dari polutan dalam tubuh
organisme sesuai dengan kedudukannya di dalam rantai makanan.
Karnivora lebih banyak dari herbivora. Herbivora lebih banyak dari
tumbuhan (sebagai produsen).

Istilah dalam Toksisitas


Lethal Concetration: konsetrasi toksikan yang menghasilkan/menyebabkan
kematian pada organisme uji
LC50 :: didefinisikan sebagai median 50% lethal concentration= konsentrasi
yang membunuh 50% dari organisme yang didedahkan, pada suatu lama
observasi tertentu
Contoh: LC50 96 jam = .. mg/l
LD50 :

Tl50 = median toleransi limit: konsentrasi zat yang diujikan, dimana 50%
organisme uji mampu bertahan hidup pada lama pendedahan tertentu (istilah
ini sebutan lain untuk LC50)
LT50 : Median lethal time: lamanya pendedahan dimana 50 % dari
organisme uji mati pada suatu konsentrasi toksikan tertentu
Contoh: LT50 100 ppm=jam
- Dosis : banyaknya toksikan yang masuk ke dalam tubuh organisme.
- Konsentrasi : ukuran yang menunjukkan banyaknya suatu zat/toksikan X
dalam air. Misalnya : mg/l atau mL/L
- Toksisitas/ Daya racun: efek merusak dari polutan, (umumnya racun)
terhadap organisme uji. Merupakan resultan dari konsnetrasi dan waktu.
- Waktu pendedahan: lamanya organisme uji didedahkan pada larutan uji.
- Toksisitas akut: efek letal ataupun efek lainnya yang terjadi dalam jangka
waktu yang relatif singkat. Biasanya: dalam waktu 4 hari untuk ikan X dan
makroinvertebrata, 2 hari untuk hewan yang lebih kecil.
- Dosis Letal: Dosis yang menyebabkan kematian terhadap organisme uji.
- Toksisitas Kronik: Efek jangka panjang yang berkaitan dengan perubahan
nafsu makan, pertumbuhan, metabolisme, reproduksi dan bahkan
kematian atau mutasi.
- Dosis Subletal: Dosis yang tidak menyebabkan kematian terhadap
organisme uji.

Anda mungkin juga menyukai