I.PENDAHULUAN
Limnologi adalah ilmu yang mempelajari tentang air tawar dengan segala
aspeknya baik fisik, kimia, dan biologi. Limnologi dapat di artikan pula sebagai
cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat dan struktur dari perairan
daratan yang meliputi mata air, sungai danau, kolam dan lingkungan seperti
parameter fisik, kimia sertainteraksinya dengan kehidupan dari berbagai jenis air
(Barus, 2002)
Air menutupi lebih dari 70% permukaan bumi. Sifat-sifat fisika dan kimia air
sangat penting dalam ekologi. Air merupakan media pengangkutan yang ideal
bagi molekul-molekul melalui tubuh organisme, karena air merupakan pelarut yang
kuat tanpa menjadi sangat aktif secara kimia. Tegangan permukaan air yang tinggi
menyebabkan pergerakan air melewati organisme, dan juga bertanggung jawab bagi
kenaikkan tinggi air tanah. Rapatan air yang tinggi tidak hanya mendukung bobot
Walaupun habitat air tawar menempati sebagian kecil dari permukaan bumi
bila dibandingkan dengan habitat lainnya, namun mempunyai arti yang sangat
penting. Sebagai pelarut yang baik, air mengandung zat-zat kimia yang terlarut
Badan air tawar dibagi menjadi dua kategori umum, yaitu air diam seperti kolam,
danau, situ, rawa, telaga dan waduk serta air mengalir (sungai). Air diam
digolongkan sebagai sistem lentik sedangkan air mengalir disebut sistem lotik . Studi
mengenai air tawar dikenal sebagai Limnologi. Penelitian-penelitian badan air tawar
mencakup kajian sifat-sifat fisika dan kimia air, tumbuhan serta hewan yang hidup di
A.2.1 Tujuan
perairan
A.2.2 Manfaat
contoh fisik, kimia, dan biologinya serta hubungannya antara lingkungan dan
II.TINJAUAN PUSTAKA
Perairan adalah tempat hidup bagi seluruh biota air dan merupakan tempat
yang sangat penting. Suatu perairan terdiri dari biotik dan abiotik yang akan saling
berinteraksi satu sama lain. Perairan terdiri dari laut, sungai, rawa, dan danau, dan
kesemua itu merupakan tempat yang cocok untuk kegiatan budidaya perairan.
B.2.1 Suhu
permukaan air cenderung menjadi lebih cepat panas dibanding air di bawahnya.
Diantara kedua lapisan ini terdapat wilayah peralihan yang tipis yang dinamakan
tertentu yang sangat berperan bagi pertumbuhan, inkubasi telur, konversi pakan dan
resistensi terhadap penyakit. Organisme air akan mengalami stres bila terpapar pada
suhu diluar kisaran yang dapat ditoleransi. Pada dasarnya suhu rendah memungkinka
air mengandung oksigen lebih tinggi, tetapi suhu rendah menyebabkan stres
pernapasan pada ikan berupa menurunnya laju pernapasan dan denyut jantung
(Irianto 2005)
5
B.2.2 Kecerahan
diteruskan. Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan yang diungkapkan
dengan satuan meter sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran dan
padatan tersuspensi. Selain itu kecerahan sangat dipengaruhi oleh kedalaman perairan
karena semakin dalam perairan maka daerah yang dalam tidak mampu lagi dijangkau
Kekeruhan air berbeda dengan yang lain, karena langsung dapat dilihat oleh
panca indera. Jika keruhnya oleh plankton, hal itu sangat baik untuk nafsu makan
namun jika keruhnya karena lumpur yang terlalu tebal itu akan menggangu.
Kandungan lumpur yang terlalu pekat dalam air akan mengganggu penglihatan
organisme sehingga menjadi salah satu sebab kurangnya nafsu makan ( Susanto,
1991).
meloloskan cahaya yang jatuh kebadan air, apakah cahaya tersebut kemudian
disebarkan atau diserap oleh air. Semakin kecil tingkat kekeruhan suatu perairan,
semakin dalam cahaya dapat masuk kedalam badan air, dan demikian semakin besar
kesempatan bagi vegetasi akuatis untuk melakukan proses fotosintesis (Asdak, 2007).
B.2.3 Kedalaman
Kedalaman adalah lokasi sebuah titik yang diukur secara vertikal terhadap
ketinggian titik acuan. Kedalaman merupakan jarak dari permukaan sampai dasar.
6
Sungai harus memiliki kedalaman yang berbeda-beda untuk dapat berfungsi dengan
baik. Dasar yang dangkal di sekitar tepian dan bagian yang lebih dalam di daerah
Padatan terlarut total atau Total Dissolved Solid (TDS) adalah bahan bahan
terlarut dalam air yang tidak tersaring dengan kertas saring Millipore dengan ukuran
pori pori 0,45µm. bahan bahan terlarut ini di analisa dengan caara menyaring air
Kecepatan arus dari suatu badan air sangat berpengaruh terhadap kemampuan
badan air untuk mengasimilasi dan mengangkut bahan pencemar. Kecepatan arus
mencapai suatu lokasi tertentu apabila bagian hulu suatu badan air mengalami
secara langsung maupun secara tidak langsung. Hal ini karena kecepatan arus
B.3.1 pH
7
Ion-ion hidrogen (asam) dan ion-ion hidroksil (basa) keduanya dihasilkan dari
pengisian air. dengan demikian, setiap perubahan konsentrasi salah satu ion ini
bilangan yang disebut skala pH digunakan untuk mengukur keasaman atau kebasaan
air dan bilangan tersebut menyatakan konsentrasi ion hidrogen secara tidak langsung
(Barus 2002).
melihat tingkat keasaman atau kebasaan air yang dikaji, terutama oksidasi sulfur dan
nitrogen pada proses pengasaman dan oksidasi kalsium dan magnesium pada proses
pembasaan. Angka indeks yang umum digunakan mempunyai kisaran antara 0-14 dan
merupakan angka logaritmik negatif dari konsenterasi ion hidrogen didalam air
(Asdak, 2007).
Sumber utama oksigen terlarut berasal dari atmosfer dan proses fotosintesis
tumbuhan hijau. Oksigen dari udara diserap melalui difusi langsung atau agitasi
permukaan air oleh angin dan arus. Jumlah oksigen yang terkandung dalam air
tergantung pada struktur komunitas, suhu, konsentrasi garam terlarut, dan intensitas
cahaya matahari. Dalam air tanpa gangguan vegetasi yang tebal, aktivitas
mencapai maximum pada sore hari dan mencapai titik minimum pada pagi hari (titik
B.4.1 Flora
tumbuhan yang hidup di air Bersauh (berakar dalam lumpur dan dasar air) atau tidak.
Golongan hidrofolok cenderung melintas memotong golongan lainnya dan dengan itu
seberat 100 gr kemudian di masukan kedalam alat Automatic Gravel Seiver selama
10 menit. Setelah itu butiran sedimen yang telah tersaring pada tiap-tiap mata
ukuranya
9
dengan interval waktu 1 jam. Praktek ini di mulai pada pukul 07.00 WITA sampai
BAHAN
Mangrove ( Soniratia Sp)
Nhypa
10
Parameter Fisika
C.3.1 Suhu/Temperatur
C.3.2 Kecerahan
Menurunkan sedikit lagi hingga tidak nampak, kemudian angkat secara perlahan
2. Memanaskan mangku perselen bersih pad tanur 55°C atau oven 103-105°C
selama 30 menit.
5. Memasukan air sampel dengan pipet sebanyak 100 ml, mengaduk saring dengan
perlatan filtrasi yang telah di siapkan dan menuang air tersaring je dalam
mangkuk porselin.
6. Menguapkan air dalam mangkuk, dari kompor listrik atau hot plate sampai agak
danau pada titik yang terdalam. Pengukuran secara langsug dengan menggunakan
echosounder atau tongkat berskala atau tali berskala yang di beri pemberet.
Pengukuran secara tidak langsung dapat di baca dengan peta balthymetrik. Selain itu
pula di kenal juga beberapa kedalaman yang merupakan satu rangkaian pengkuran
kedalaman yaitu kedalaman relatif, kedalaman rata-rata dan kemiringan rata-rata yang
parameter yang di ukur seperti salinitas, suhu, kecerahan, dan kecepatan arus.
stasiun penelitian.
Sampel sedimen yang telah kering di timbang dengan timbangan digital seberat 100
Setelah itu butiran sedimen yang telah tersaring pada tiap-tiap mata saringan di ambil
Tabel 2. Klasifikasi ukuran butiran sedimen menurut Davis and Bennet (1971
dalam Gerlsnch)
Jenis butirsn sedimen Ukuran (µm)
Very coarse sand (pasir sangat kasar) 2000-1000
Coarse sand (pasir kasar) 1000-500
Medium sand (pasir sedang) 500-250
Find sand (pasir halus) 250-100
Very find sand (pasir sngat halus) 100-50
Silt (Lumpur) 50-20
Clay (Lempung) 20-2
Mud (Liat) <2
menunggu sampai tali layanggan arus yang panjangnya 3 meter menjadi tegang
Parameter Kimia
parameter kimia. Parameter kimia yang terambil hampir semua dapat di analisa di
Pengambilan air di lapangan di lakukan dengan hati-hati sehingga kontak air dengan
Beberapa alat yang di gunakan dalam pengambilan air, contoh adalah kammerer
dan Van Dorn water sampler. Cara pengoperasian alat ini yaitu kemmer dalam posisi
terbuka kemudian di masukan secara tegak lurus kedalam perairan sampai kedalaman
yang di kehendaki, dan di luncurkan pemberat sehingga tutup karet di kedua ujung
tabung akan menutup tabung kammerer. Air contoh dalam tabung siap di angkat ke
permukaan. Pengeluaran air contoh di lakukan dengan membuka penjepit pada slang
pengeluaran di bagian bawah dan slang pengeluaran di bagian atas, demikian halnya
cara pengoperasian van dorn sampler. Beberapa alat lain yang di gunakan untuk
pengambilan sampel air ini adalah hale`s water sampler, irwin sampling devices,
bottle train sampler, weighted bottle sampler, column sampler, serta pada kondisi
terbatas di lapangan dapat menggunakan botol akua, walaupun alat ini tidak di
rekomendasikan karena beberapa hal yaitu : kedalaman air pada saat pengambilan
yang sangat terbatas hanya permukaan saja, salinitas botol yang tidak di perhatikan
Parameter biologi
hidup dan tumbuh di sekitar periran, lalu kemudian di pastikan bahwa tumbuhan
pengamatan di lakukan di bagian jembatan wanggu lepo lepo. Sungai ini sangat
panjang tidak terlalu besar karena lebarnya kira kira 4,5 meter badan sungainya
D.2 Hasil
15
D.2 Pembahasan
yaitu berkisar antara 16,2 – 40,2 mg/l. Sedangkan hasil yang di dapatkan pada sampel
yang tidak terdapat organisme yaitu berkisar antara 6 – 32,8 mg/l. Sedagkan hasil
yang kami dapat di lapangan yang bertempat di sunggai wanggu oksigen terlarutnya
5,2 mg/l jadi dapat di simpulkan bahwa di sekitar tempat praktek kami organisme
yang hidup di sana kurang karna, pada sampel yang terdapat organisme mempunyai
kadar oksigen yang lebih tinggi, karena terdapat aerator yang berfungsi sebagai
penyuplai oksigen dan juga di sebabkan oleh kesalahan pengambilan sampel pada
waktu praktikum. Namun semestinya pada sampel yang tidak terdapat organismelah
yang lebih tinggi kadar O2 terlarutnya, karena di sampel yang terdapat organisme
proses dekomposisi bahan organik dan oksidasi bahan anorganik, juga tanaman air
Beberapa jenis ikan dapat bertahan hidup pada perairan dengan konsentrasi
oksigen 3-4 ppm akan tetapi nafsu makannya rendah atau tidak sama sekali, sehingga
pertumbuhannya menjadi terhambat. Ikan akan mati atau mengalami stres bila
konsentrasi oksigen mencapai nol. Namun konsentasi minimum yang masih dapat di
terima oleh sebagian besar spesies ikan untuk hidup dengan baik adalah 5 ppm (
Di dalam perairan kadar O2 sangat tergantung pada faktor fisika, kimia, dan
aktifitas biokimia yang terjadi di dalam suatu perairan. Ada dua metode yang dapat
membran elektroda didasarkan pada laju difusi molekul O2 yang melintasi suatu
D.2.3 Kadar Oksigen yang Baik dan Kurang Baik bagi Organisme
Kebutuhan oksigen untuk tiap jenis biota air berbeda-beda, tergantung dari
jenisnya dan kemampuan untuk mentolelir naik turunnya oksigen. Pada umumnya
semua biota yang dibudidayakan tidak mampu mentolelir perubahan oksigen yang
mendadak. Kadar oksigen terlarut pada perairan alami biasanya kurang dari 10
mg/liter. Oksigen terlarut dalam air 5-6 ppm di anggap paling ideal untuk tumbuh dan
Apabila O2 dalam air berkurang maka akan mengganggu sistem pernapasan dan
Oksigen dalam air merupakan salah satu faktor yang harus ada diperairan,
aktivitas. Bila O2 kurang, aktivitas ikan akan terhambat dan pertumbuhan ikan akan
Tanaman air dalam satu perairan hanya dapat tumbuh pada pH tertentu,
tanaman air akan melakukan fotosintesis yang akan menghasilkan oksigen. Kadar
oksigen yang terlarut diperairan sangat bervariasi tergantung pada suhu, salinitas, dan
turbulensi air. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian dan musiman
respirasi, dan limbah yang masuk ke badan air. Semakin tinggin suhu, kelarutan
oksigen dan gas-gas lain semakin berkurang dengan meningkatnya salinitas. Pada
siang hari CO2 dapat berkurang karena digunakan untuk fotosintesis, sedangkan pada
Suhu sangat berpengaruh terhadap kadar oksigen, apabila suhu pada perairan
meningkat maka oksigen dalam air akan berkurang karena dengan meningkatnya
D.2.6 Pada Saat kapan Oksigen Terlarut Tinggi atau Rendah di Perairan
19
Oksigen dalam air dapat bertambah apabila proses difusi yang di bantu oleh
angin dan ombak dari atmosfer sangat besar dan hasil dari fotosintesis tumbuhan laut
dan fitoplankton. Sedangkan oksigen dapat berkurang karena suhu yang meningkat
dan pada malam hari yang tidak terjadi fotosintesis. Kekurangan oksigen dalam
perairan dapat juga di pengaruhi dari padatnya penebaran ikan dan banyaknya
oksigen di atmosfir, transfer oksigen dari udara ke perairan terjadi melalui proses
difusi dan penghilangan oksigen dari perairan ke udara akan terjadi jika kondisi jenuh
kelarutan oksigen dari udara ke dalam perairan tawar alami pada tekanan udara
maka berakibat fatal organisme yang ada di perairan. Kondisi tersebut tidak dapat
dibiarkan berlangsung terus setiap hari karena dapat menghambat pertumbuhan dan
sistem aerasi untuk memasukan O2 dengan cepat serta pemupukan ( Kordi, 2004).
20
terlarut yang di cirikan ikan berkumpul di permukaan air maka perlu di tambahkan
dengan melalui difusi oksigen, melalui proses fotosintesis yakni pada saat penyinaran
sinar matahari lebih lama dan penetrasi lebih dalam, serta melalui proses aearasi yaitu
1. kecerahan
dipengaruhi oleh sinar matahari yang masuk kedalam perairan. Selain itu kecerahan
dengan satuan meter sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran dan
padatan tersuspensi. Selain itu kecerahan sangat dipengaruhi oleh kedalaman perairan
karena semakin dalam perairan maka daerah yang dalam tidak mampu lagi dijangkau
oleh cahaya
Seperti data yang di dapat dari hasil praktek lapang di sungai wanggu
mendapat data kecerahan 15,48 cm, mengenai kecerahan semakin tinggi matahari
terbit maka kecerahannya pun bertambah, akan tetapi ketika matahari mulai menurun
1. Suhu
21
Hasil pengukuran suhu pada sungai wanggu menunjukkan bahwa ketika pagi
hari tepatnya pukul 07.00 Wita suhu pada sungai cukup dingin hingga mencapai
tengah malam tepatnya pukul 24.00 Wita suhu mencapai 280C. Suhu suatu perairan
sangat dipengaruhi oleh musim, lintang dan ketinggian dari permukaan laut. Waktu
dalam suatu hari dan sirkulasi udara , penutupan awan dan aliran serta kedalaman dari
perairan. Menurut pernyataan Boyd Suhu perairan yang optimal yaitu kisaran 25 – 32
ºC.
2. DO
Dari data hasil praktek di sungai wanggu mendapat data 5,2 mg/L dapat di
simpulkan bahwa pada malam hari terjadi stratifikasi suhu dan oksigen. Sedangkan
pada siang hari suhu dan kadar oksigen terlarut stabil. Kadar oksigen di sungai
wanggu ini tidak cocok untuk kegiatan budidaya perairan. Kebutuhan oksigen
mempunyai dua aspek, yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan
2004)
3. Flora
Data yang kami peroleh dari hasil praktek yang di lakukan mendapat beberapa flora
4. Tipe substrat
22
Tipe substrat yang terdapat di perairan suangai wanggu dengan komposisi lumpur,
5.1 Kesimpulan
jangan sampai terdapat gelembung udara lalu air tersebut di bawa ke lab
sekitar perairan
yang di tempuh layangan arus hingga tali menjadi tegang. Patok berskala
perairan
tumbuhantersebut
24
5.2 Saran
Saran yang diajukan Agar mendapat hasil yang maksimal dalam praktikum diharap
kerja sama yang baik dalam satu kelompok dan membagi tugasnya masing-masing
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius; Yogyakarta.
Irianto, A., 2004. Patologi Ikan Teleostei. Gajah Mada University Press; Yogyakarta.
Rustam. 2010. Analisis Parameter Fisik, Kimia, Biologi, dan Daya Dukung
Lingkungan Perairan tawar Kabupaten Barru.