Anda di halaman 1dari 6

J-PhAM Journal of Pharmaceutical-Care Anwar Medika

Artikel Penelitian

FORMULASI DAN UJI STABILITAS SEDIAAN SIRUP ANTI ALERGI


DENGAN BAHAN AKTIF CHLORPHENIRAMIN MALEAT (CTM)

Djelang Zainuddin Fickri, S. Farm., M. Farm.Klin., Apt.


Program Studi S1 Farmasi STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Abstrak: Sirup merupakan sediaan cair dengan rasa manis dengan kandungan sakrosa
tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66,0%. Penelitian formulasi ini digunakan
bahan aktif Chlorpheniramin (CTM) dengan karakteristik berwarna putih, tidak berbau,
rasa pahit yang mudah larut dalam air, etanol dan kloroform dan stabil pada ph 4-5.
CTM digunakan untuk meredakan gejala alergi. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui formulasi sirup dari bahan aktif CTM dan mengevaluasi kualitas sediaan
sirup. Penelitian dimulai dengan memformulasikan bahan aktif CTM dengan bahan
tambahan seperti pemanis, pengawet, buffer, antioksidan, perasa, pewarna, pelarut dan
dapar sesuai dengan literatur kemudian akan di uji skala lab dan skala pilot, selanjutnya
akan dilakukan peracikan dan diakhiri dengan pengujian stabilitas fisik terhadap kualitas
sirup CTM, yang meliputi uji organoleptis, pH, BJ, viskositas, kadar bahan aktif dan
pengujian mikroba. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sirup berwarna kuning jernih
beraroma jeruk dengan rasa jeruk stabil pada pH 4,5 dan terdapat perbedaan antara
setelah pembuatan dengan pengujian 1 minggu setelah pembuatan. Pada pengujian
viskositas sirup bermula 1,811 cps menjadi 1,89 cps, pada uji mikrobiologi bermula
tidak ada jamur menjadi terdapat jamur, pada uji kejernihan bermula jernih menjadi
keruh hal tersebut terjadi karena kurangnya zat pengawet yang digunakan pada sediaan
sirup.

Kata Kunci: Chlorpheniramin (CTM), Formulasi, Evaluasi

PENDAHULUAN Proses pembuatan sediaan sirup


dibagi menjadi dua yatu, cara pemanasan
Sirup adalah sediaan cair yang dan cara agitasi. Apabila mnggunakan
berupa larutan mengandung sakrosa, cara pemanasan,cepat merupakan salah
kecuali dinyatakan lain, kadar sakrosa, satu kelebihan dari pembuatan sirup
C12H22O11 tidak kurang dari 64% dan dengan cara pemanasan. Cara agitasi
tidak lebih dari 66,0%.1 Sirup adalah dimaksudkan untuk memberikan ruang
larutan oral yang mengandung sukrosa kepada bahan-bahan pada proses agitasi
atau gula lain yang berkadar tinggi (sirup (pengocokan), kelebihan cara ini adalah
simpleks adalah sirup yang hampir jenuh tercapainya stabilitas maksimum dan
dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam digunakan untuk bahan yang tidak stabil
sirup adalah 64-66%, kecuali dinyatakan pemanasanya.4
lain.2 Evaluasi sediaan sirup terdiri dari uji
Berdasarkan fungsinya, sirup stabilitas fisik sirup, kimia sirup,
dikelompokkan menjadi dua golongan mikrobiologi, farmakologi, dan
yaitu medicated syrup (sirup obat) dan toksisitas. Uji fisik sirup meliputi uji
flavoured syrup (sirup pembawa). Sirup volume sedimentasi, uji viskositas, uji
obat didefinisikan sebagai sirup yang pH, dan uji organoleptis. Tujuan dari
mengandung satu atau lebih bahan obat. penelitian ini adalah Untuk mengetahui
Sirup obat berupa obat tunggal atau formulasi sirup dari bahan aktif
dikombinasikan dengan obat lain yang klorfeniramin maleat dan stabilitas fisik
berupa preparat yang sudah dari sirup klorfeniramin maleat.
distandarisasi. Contohnya sirup CTM,
paracetamol. Sirup pembawa biasanya Alat
mengandung berbagai bahan aromatis Alat yang digunakan selama
atau rasa enak yang digunakan sebagai penelitian antara lain mortir, stamfer,
larutan pembawa atau pemberi rasa. pipet tetes, beaker glass, gelas ukur,kaca
Salah satu contohnya adalah sirupus arloji, sendok tanduk, batang pengaduk,
simplex.3 indicator pH, cawan, kertas perkamen,

1 | Page ISSN: 2654-8364 Vol.1 No.1 Desember 2018


Artikel Penelitian

timbangan gram, hot plate, sudip, ukuran dan bentuk, volume


viskometer kapiler, piknometer kerapatan dan berat jenis, panjang
lebar dan diameter serta bentuk
Bahan bahan.
Bahan yang digunakan dalam b. Indra peraba yang berkaitan
penelitian ini adalah Chlorpheniramine dengan struktur, tekstur dan
Maleat (CTM) propilen glikol,sukrosa, konsistensi. Struktur merupakan
asam sitrat, esensial jeruk,sunset yellow, sifat dari komponen penyusun,
aquadest, natrium sitrat. tekstur merupakan
sensasi tekananyang dapat diamati
Tabel 1 Formula Sediaan Sirup dengan mulut atau perabaan
Chlorpheniramini maleas (CTM) dengan jari, dan konsistensi
No Komponen Fungsi Kadar Skala Skala merupakan tebal, tipis dan halus.
Lab Pilot
1 CTM Bahan 4 48 mg 240
c. Indra pembau, pembauan juga
aktif mg/5 mg dapat digunakan sebagai suatu
ml indikator terjadinya kerusakan
2 Propilen Pengawet 30% 18 gr 90 gr
glikol
pada produk, misalnya ada bau
3 Sukrosa Pemanis 60% 36 gr 180 gr busuk yang menandakan produk
4 Asam sitrat Buffer dan 2% 1,2 gr 6 gr tersebut telah mengalami
anti- kerusakan.
oksidan
5 Esensial Perasa 0,5% 0,3 gr 1,5 gr d. Indra pengecap, dalam hal
jeruk kepekaan rasa, maka rasa manis,
6 Sunset Pewarna Qs qs qs asin, asam, pahit, dan gurih. Serta
yellow
7 Aquadest Pelarut Ad Ad 60 Ad
sensasi lain seperti pedas,
100% ml 300 astringent (sepat), dll.
ml
8 Natrium Dapar 2% 1,2 gr 6 gr
sitrat
2. Penetapan pH
Lakukan kalibrasi alat pH-meter
Cara Pembuatan dengan larutan penyangga sesuai
Pembuatan sediaan sirup, instruksi kerja alat setiap kali akan
pertama yang dilakukan adalah melakukan pengukuran.Untuk contoh
menimbang CTM 48 mg. setelah itu uji yang mempunyai suhu tinggi,
dilarutkan dengan aquadest 20ml kondisikan contoh uji sampai suhu
(disisihkan). Sukrosa ditimbang kamar.Keringkan dengan kertas tisu
sebanyak 36 gram lalu di larutkan dalam selanjutnya bilas elektroda dengan air
15 ml air panas (disisihkan). Timbang suling.Bilas elektroda dengan contoh
propilen glikol sebanyak 18 gram, asam uji.Celupkan elektroda ke dalam
sitrat 1,2 gram , dan natrium sitrat 1,2 contoh uji sampai pH meter
gram. Kemudian asam sitrat dan natrium menunjukkan pembacaan yang
sitrat dilarutkan dalam 10 ml aquadest tetap.Catat hasil pembacaan skala
(disisihkan). Lalu aduk sukrosa dan atau angka pada tampilan dari pH
propilen glikol sampai homogen. meter.
Kemudian CTM dan campuran sukrosa
propilen diaduk sampai homogen. Lalu 3. Uji Kejernihan
campuran tadi di tambahkan esensial Uji di lakukan secara visual oleh
jeruk secukupnya. Larutan yang sudah di praktikan, dengan mengamati sediaan.
tambahkan larutan jeruk di campur Hasil uji sediaan sirup seharusnya
dengan campuran asam sitrat dan jernih, dan tidak mengandung
natrium sitrat sampai homogen. pengotor di dalamnya.
Kemudian di tambahkan sisa aquadest
sampai 60 ml. 4. Bobot Jenis 
Gunakan piknometer yang bersih dan
Evaluasi Sediaan Sirup kering. Timbang piknometer kosong
Chlorpheniramini Maleas (W1), lalu isi dengan air suling,
1. Uji Organoleptis bagian luar piknometer dilap sampai
a. Penglihatan yang berhubungan kering dan ditimbang (W2). Buang air
dengan warna kilap, viskositas , suling tersebut, keringkan piknometer

2 | Page ISSN: 2654-8364 Vol.1 No.1 Desember 2018


Artikel Penelitian

lalu isi dengan cairan yang akan ml sampai batas kalibrasi.Tuang


diukur bobot jenisnya pada suhu yang kembali sirup dalam gelas ukur untuk
sama pada saat pengukuran air suling, mengetahui volume terpindahkannya
dan timbang (W3). Hitung bobot jenis serta ketepatan dalam melakukan
cairan. kalibrasi.
Rumus perhitungan bobot jenis :
r x = :       b – a
c–a
Keterangan:
r x = Bobot jenis sampel
a = Berat pikno kosong
b = Berat sampel sebelum diuji
c = Berat sampel air HASIL DAN PEMBAHASAN

5. Viskositas/ kekentalan  Penimbangan Bahan


Viskometer kapiler / ostwold dengan Tabel 1 Penimbangan Bahan
cara waktu air dari cairan yang diuji Formulasi
dibandingkan dengan waktu yang Nama Bahan Unit Per Batch
dibutuhkan bagi suatu zat yang Formula = 5 botol
(5ml) (300ml)
viskositasnya sudah diketahui
(biasanya air) untuk lewat dua tanda CTM 48 mg 240 mg
tersebut. Jika h1 dan h2 masing- Propilenglikol 18 gram 90 gram
masing adalah viskositas dari cairan Sukrosa 36 gram 180 gram
yang tidak diketahui dan cairan Asam sitrat 1,2 gram 6 gram
standar, ρ1dan ρ2 adalah kerapatan Natrium sitrat 1,2 gram 6 gram
Essensial Jeruk 300 mg 1,5 gram
dari masing-masing cairan, t1 dan
t2 adalah waktu alir dalam detik. Cara Sunset Yellow 6 tetes 6 tetes
kerja : menyiapkan viskometer Aquades Ad 60 ml Ad 300 ml
(viskometer ostwald), lalu
dipasangkan spindle 01 pada
viskositer, dimasukan larutan uji Pembuatan Sirup CTM
kedalam cup yang telah disiapkan, Tabel 2 Prosedur Pembuatan Sirup
diarahkan spindle yang telah CTM
terpasang kedalam cup secara tegak No Prosedur Hasil
1. Alat dan bahan Alat dan bahan
lurus sampai tanda batas, kemudian disiapkan. sudah siap
dihidupkan stopwatch,diamati aliran digunakan
cairan sampai menuju garis batas 2. CTM ditimbang 48 Didapatkan CTM
bawah pipa kemudia diamati waktu mg menggunakan 48 mg
neraca analitik
yang diperoleh untuk cairan dari batas 3. Aquadest diukur 20 Didapatkan
atas sampai batas bawah. Selanjutnya ml aquadest 20 ml
dihitung menggunakan rumus. 4. CTM dilarutkan CTM terlarut
dengan aquadest dalam aquadest
Rumusnya adalah: 5. Sukrosa ditimbang 36 Didapatkan larutan
η = η1.t1 . ρ1 gram dan dilarutkan sukrosa
t2 . ρ2 dalam air panas 15 ml
6. Propilen glikol Didapatkan
ditimbang 18 gram propilen glikol 18
Keterangan : gram
η : Viskositas cairan sampe 7. Propilen glikol Semua bahan
η1: Viskositas cairan pembanding dicampur dengan terlarut sempurna
nomor (5)
t1 : Waktu aliran cairan sampel 8. Natrium sitrat Didapat larutan
t2 : Waktu aliran cairan pembanding ditimbang 1,2 gr dan Na. Sitrat
ρ1 : Massa Jenis cairan sampel dilarutkan dalam air
ρ2 : Massa Jenis cairan pembanding 9. Asam sitrat ditimbang Didapat larutan
1.2 gram dan asam sitrat
dilarutkan dalam air
6. Volume terpindahkan  10. Larutan asam sitrat Didapatkan larutan
Botol 60 ml yang sebelumnya telah di dicampur dengan buffer yang larut
nomor (8) sempurna
kalibrasi.Sedian sirup yang telah jadi 11. Larutan CTM Didapat larutan
kemudiaan dimasukan ke dalam 60 ditambahkan homogeny

3 | Page ISSN: 2654-8364 Vol.1 No.1 Desember 2018


Artikel Penelitian

campuran larutan CTM berkhasiat sebagai pereda gejala


nomor (7)
alergi yang memiliki efek samping
12. Campuran nomor (11) Semua bahan larut
ditambahkan sempurna dan sedikit dan dapat memberikan efek terapi
campuran larutan homogeny lebih cepat dengan dosis yang sedikit
buffer nomor (10) dari pada obat antihistamin yang lain,
13. Campuran (12) Didapat larutan
ditambah esseensial yang homogen rasa memiliki sifat fisika kimia yakni untuk
jeruk 300 mg jeruk kelarutan, CTM mudah larut dalam air,
14. Campuran (13) Didapat sirup mudah larut dalam etanol 95% dan
ditetesi pewarna CTM berwarna
sunset yellow 6 tetes kuning dan rasa
kloroform, sukar larut dalam eter dan
jeruk dalam benzena.1 Oleh karena itu CTMdi
15 Campuran (14) Didapat sediaan formulasi dalam bentuk sediaan sirup
ditambah aquadest ad Sirup CTM
60 ml
karena CTM larut air sehingga cocok
dijadikan sediaan sirup, dan sediaansirup
Evaluasi Sirup CTM
juga dapat menutupi rasa pahit zat aktif
Tabel 3 Hasil Evaluasi Sirup CTM
sehingga lebih disukai anak-anak karena
Karakteristik Penafsiran Hasil
Pembuatan
Hasil Pengamatan rasanya yang manis.Pembuatan sediaan
Organoleptis Warna : Kuning Warna : Kuning Warna : Kuning sirup CTM ini menggunakan sukrosa
Rasa : Jeruk Rasa : Jeruk Rasa : Jeruk
Bau : Aroma Bau : Aroma Bau : Aroma jeruk dengan kadar 60%, hal ini sesuai dengan
jeruk
Bentuk : cair
jeruk
Bentuk : cair
Bentuk : cair literatur pada FI III, 1979 yang
pH (25oC) 4–5 4,5 4,5 menyatakan bahwa dalam sediaan cair
Berat Jenis
Volume
1,3 gram/ml
Tidak kurang
-
Volume 300 ml
1.27 g/ml
Volume tetap 300 ml
berupa larutan (sirup) mengandung
sediaan pada dari 300 Ml sukrosa dengan kadar tidak kurang dari
gelas ukur 300
ml 60% dan tidak lebih dari 66,0%. Sediaan
Viskositas
Mikrobiologi
1,811 Cps**
Tidak ada jamur
-
Tidak ada jamur
1,89 Cps
Ada jamur
sirup dalam satu kemasan berisi 60 ml
Kadar zat aktif - - - dengan kadar 4 mg dalam 5 ml.
Kejernihan Jernih Jernih Keruh
Langkah selanjutnya dilakukan studi
*) Pengamatan dilakukan setelah 1 literatur mengenai bahan tambahan.
minggu penyimpanan Bahan tambahan terpilih antara lain,
**) Kontrol Sirup dipasaran propilenglikol sebagai zat pengawet
Pembuatan sirup CTM menggunakan dengan kadar 30%, digunakan zat
pelarut aquadest dengan propilenglikol pengawet tersebut karena dapat stabil
sebagai zat pengawet serta bahan dalam pH 4-5 ini sesuai dengan pH yang
tambahan lain seperti sukrosa, buffer, diinginkan dalam spesifikasi sediaan
antioksidan, colouris dan flavor. sirup CTM.5 Sebagai zat pendapar
Evaluasi dilakukan dengan pemeriksaan digunakan kombinasi asam sitrat dengan
organoleptis, pemeriksaan pH, natrium sitrat dengan konsentrasi masing
pemeriksaan BJ, pemeriksaan – masing 0.2% karena digunakan untuk
viskositas,. Evaluasi dilakukan setelah menstabilkan pH sediaan dalam rentan 4
penyimpanan selama seminggu. – 5, digunakan dapar asam sitrat karena
Penelitian Farmasetika sediaan liquida memiliki 3 nilai Pka dan rentang pH
pertama kali yang dilakukan adalah cukup panjang 2,1 – 7,4 dikombinasikan
merancang formulasi. Rancangan dengan natrium sitrat karena dapat
Formulasi digunakan untuk memilih menstabilkan sediaan pada pH 4 -5.
bahan aktif serta bahan tambahan yang Prinsip pembuatan sirup yang harus
tepat guna untuk menjaga stabilitas dari dilakukan pertama (1) penimbangan
sediaan tersebut. Rancangan formula zataktif dan bahanpembantu yg
dilakukan dengan studi literatur dari diperlukan, kemudian (2) zat aktif dan
beberapa sumber baik buku maupun bahan pembantu berbentuk serbuk
jurnal mengenai aspek farmakologi dan dihaluskan dalam mortar,(3) melarutkan
aspek fisika kimia. Berdasarkan aspek zat aktif dengan cara penambahan zat
fisika kimia yang dimiliki oleh zat aktif aktif sedikit-sedikit ke dalam sejumlah
tersebut maka akan menentukan bentuk volme pelarut, sambil diaduk sampai
sediaan yang akan dibuat. larut sempurna, (4) bahan pembantu
Zat aktif yang dipilih adalah CTM dilarutkan dengan cara yang sama ke
yang dibuat menjadi sediaan sirup yang dalam sebagian pelarut yang diperlukan,
ditujukan untuk anak –anak usia 6-12 (5) volume pelarut ditentukan
tahun. Digunakan zat aktif CTM karena berdasarkan kelarutan eksipien yang

4 | Page ISSN: 2654-8364 Vol.1 No.1 Desember 2018


Artikel Penelitian

ditambahkan, (6) campurkan bahan- menambah aceptabilitas sediaan pada


bahan yang sudah larut satu per satu, dan pasien dan menutupi rasa tidak enak dari
aduk sampai homogeny, (7) Penambahan obat.
flavour dam colouris dalam keadaan Berdasarkan penelitian yang sudah
terlarut dalam pelarut yang dapat dilaksanakan, dengan studi literatur dari
bercampur dengan pelarut yang berbagai sumber maka didapatkan
digunakan, (8) Tambahkan sisa pelarut formulasi yang tepat untul sediaan CTM
sampai volume sediaan yang dibuat, (9) sirup. Sediaan yang didapat berupa CTM
Masukkan ke dalam botol coklat yang sirup dengan kadar 4 mg dalam 5 ml
telah ditara sebelumnya, penambahan untuk setiap kemasan ditujukan untuk
volume larutan yang ditara di dalam usia 6-12 tahun, dan berkhasiat untuk
botol disesuaikan dengan kekentalan meredakan gejala alergi.
larutan yang dibuat. Botol sediaan diberi Untuk memastikan efektifitas dan
etiket, brosur, dikemas dan disimpan di stabilitas dari sediaan maka dilakukan
tempat yang terlindung dari cahaya. Pada beberapa pengujian dengan hasil sebagai
pembuatan sediaan sirup CTM tahap berikut. Uji yang pertama adalah uji
peracikan sediaan dimulai dengan organoleptis dengan menggunakan panca
menimbang semua bahan sesuai dengan indera penglihatan, penciuman dan
yang dibutuhkan.6 Kemudian dilanjutkan perasa meliputi pemeriksaan warna, bau
dengan CTM dilarutkan terlebih dahulu dan rasa. Spesifikasi yang dikehendaki
dalam aquadest sampai larutkarena CTM dalam sediaan adalah warna kuning, bau
larut dalam air.1 Selanjutnya dimasukan jeruk dan rasa manis. Uji ini dilakukan
pendapar asam sitrat dan natrium sitrat, setelah penyimpanan selama satu
sebelumnya dilarutkan terlebih dahulu minggu, dalam satu minggu setelah diuji
dengan air secukupnya, karena asam dan tidak dialami perubahan warna maupun
natrium sitrat larut dalam air1, agar lebih bau serta rasa, semua masih sesuai
mudah dalam homogenisasi sediaan. dengan spesifikasi awal. Uji selanjutnya
Kemudian sukrosa dilarutkan dalam air yakni uji pH dengan menggunakan pH
panas, karena menurut kelarutannya meter dan pH universal setelah satu
sukrosa mudah larut dalam air panas, minggu disimpan dihasilkan pH sirup4,5
kemudian dilanjutkan dengan pada pH universal dan 4,57 pada alat
penambahan propilen glikol ke dalam pHmeter. CTM stabil pada pH 4-5 hal ini
larutan sukrosa. Larutan sukrosa menunjukkan hasil sirup CTM sesuai
merupakan larutan jenuh dimana jika dengan spesifikasi sediaan.1 Uji
ditambahkan langsung kedalam selanjutnya adalah uji bobot jenis dengan
campuran zat aktif akan sulit bercampur, menggunakan piknometer menghasilkan
oleh karena itu ditambahkan terlebih 1.27 g/ml. Diketahui bahwa pada
dahulu dengan propilen glikol, karena literatur menyebutkan bahwa BJ Sirup
propilen glikol selain dapat dijadikan yaitu 1,3 g/ml. Berdasarkan hasil yang
sebagai zat pengawet juga berfungsi diperoleh menunjukkan bahwa BJ
sebagai co-solvent atau peningkat sediaan sudah mendekati nilai Bj pada
kelarutan sehingga ketika larutan jenuh literatur. Uji selanjutnya adalah uji
tersebut dicampurkan dengan zat aktif viskositas dengan menggunakan
akan lebih mudah untuk homogen. viskometer kapiler, menghasilkan nilai
Selanjutnya penambahan larutan sukrosa viskositas sebesar 1,89 cps sedangkan
60% + propilen glikol kedalam larutan menurutPratama, 2014 menyatakan
CTM di tambahkan terakhir, karena sifat bahwa sediaan sirup dipasaran memiliki
dari larutan sukrosa dan propilen glikol nilai viskositas 1,811 Cps, hal
jenuh dan kentalsehingga dicampurkan inimenunjukkan sediaan sudah mencapai
terakhir. Kemudianaquades ditambahkan nilai viskositas yang sesuai. Uji yang
hingga tanda batasdan ditetesi dengan terakhir dilakukan untuk melihat adanya
perasa Essence Jeruk karena sediaan mikroba berupa jamur melalui penerusan
yang dibuat berwarna kuning cahaya dengan menggunakan senter,
disesuaikan dengan warna zat aktif yang menghasilkan bahwa sediaan ditumbuhi
kuning sehingga diberi rasa jeruk dan jamur karena sediaan sedikit keruh
berwarna kuning. Perasa Essence Jeruk danterdapat fibrin seperti benang halus
dan pewarna Sunset Yellow guna yang mengindikasikan ada jamur dan

5 | Page ISSN: 2654-8364 Vol.1 No.1 Desember 2018


Artikel Penelitian

mikroba pada sediaan tersebut, hal ini 5. Martindale. 1982. The Extra
bisa terjadi dikarenakan zat pengawet Pharmacopoeia 28th ed. The
yang digunakan hanya 1 senyawa yaitu Pharmaceutical Press. London.
Propilen glikol sehingga kurang mampu 6. Syamsuni, H.A., 2007, Ilmu Resep.
untuk menghambat pertumbuhan jamur EGC. Jakarta.
dan mikroba, seharusnyadikombinasikan
dengan Metil paraben (Nipagin) karena
nipagin dapat mempertahankan sediaan
lebih tahan lama dan tidak ditumbuhi
mikroba atau jamur pada konsentrasi
tertentu sesuai kebutuhan. 1

KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian
sediaan sirup CTM dapat disimpulkan
bahwa:
1. Beberapa formulasi yang digunakan
untuk pembuatan sirup CTM
meliputi CTM sebagai zat aktif,
propilen glikol sebagai pengawet
dan kosolven, sukrosa sebagai
pemanis, asam sitrat sebagai buffer
dan antioksidan, esensial jeruk
sebagai perasa, sunset yellow
sebagai pewarna, aquadest sebagai
pekarut, dan natrium sitrat sebagai
dapar.
2. Berdasarkan hasil evaluasi formulasi
sediaan sirup CTM. Bahwa untuk uji
organoleptik, ph, BJ, dan viskositas
sudah sesuai yang diinginkan, hanya
saja pada kandungan uji mikroba
yang dibiarkan selama 1 munggu
terdapat jamur dan mikroba,
kemungkinan karena kurangnya zat
penganwet ysng digunakan pada
sediaan sirup.

DAFTAR PUSTAKA
1. Dirjen POM, 1979, Farmakope
Indonesia, Edisi III, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta
2. Dirjen POM, 1995, Farmakope
Indonesia, Edisi IV, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
3. Ansel, H.C., 1989, Pengantar
Bentuk Sediaan Farmasi,
diterjemahkan oleh Farida Ibrahim,
Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi
keempat, 255-271, 607-608, 700.
Jakarta: IU Press.
4. Anief, M. 2007. Farmasetika.
Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

6 | Page ISSN: 2654-8364 Vol.1 No.1 Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai