Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

eksperimental laboratorium.

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai September 2017

C. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

Konsentrasi dari TEA, Propilen glikol dan gliserin.

b. Variabel Tergantung

Kualitas fisik sediaan krim berupa (warna, bau dan bentuk sediaan),

pH, homogenitas, daya lekat, daya sebar, dan viskositas.

b. Variabel terkendali

Beban yang digunakan pada uji daya lekat, uji daya sebar, dan suhu

yang digunakan untuk menguji stabilitas sediaan krim ekstrak daun sirih

merah (Piper crocatum Ruiz. & Pav.).

25
26

c. Variabel tidak terkendali

Kelembaban dan udara.

2. Definisi Operasional

a. Uji organoleptis meliputi pengamatan warna, aroma dan bentuk sediaan.

Warna sediaan sama dengan zat aktif, aroma harus sama dengan aroma

zat aktif karena tidak ada tambahan aroma lain, dan penampilan harus

sesuai standar sediaan krim.

b. Uji homogenitas, dilakukan dengan cara mengoleskan sedikit sediaan

krim pada objek glass dan diamati. Persyaratan uji homogenitas adalah

tidak adanya partikel yang menggumpal.

c. Uji pH, dilakukan dengan menggunakan pH indicator. Persyaratan pH

pada sediaan adalah 4,5-6,5.

d. Uji daya sebar, persyaratan pada uji daya sebar adalah daya sebarnya

harus pada rentan 3-5 cm².

e. Uji daya lekat, persyaratan pada uji daya lekat adalah waktu lekatnya

harus lebih dari 2-300 detik.

f. Uji Viskositas, dilakukan dengan menggunakan vsicometer Brookfield.

g. Uji daya proteksi, dilakukan dengan menggunakan indicator PP bereaksi

dengan KOH, persyaratan uji daya proteksi adalah semakin lama waktu

yang dibutuhkan indicator PP bereaksi dengan KOH maka semakin baik

daya proteksi sediaan krim yang dihasilkan.


27

h. Uji Tipe Emulsi, dilakukan untuk mengetahui tipe krim A/M (air dalam

minyak) atau M/A (minyak dalam air) dengan pemberian methylen blue

atau sudan III.

i. Uji Stabilitas Fisik, dilakukan untuk mengetahui untuk mengetahui ada

tidaknya perubahan yang terjadi saat sediaan disimpan pada suhu

tertentu.

D. BAHAN DAN ALAT

1. Bahan

Ekstrak daun sirih merah (Piper Crocatum Ruiz. & Pav.) (daun sirih

merah diperoleh dari perkebunan tanaman di Bantul , Yogyakarta), etanol

96 % (Brataco®), setil alkohol (Brataco®), asam stearat (Brataco®) , TEA

(Triethanolamine) (Brataco®), propilen glikol (Brataco®), gliserin

(Brataco®), aquadest (Brataco®).

2. Alat

Timbangan digital (Mettler toledo®), pipet tetes, mortir, stemper, gelas

beker (Iwaki pyrex®), anak timbangan (Protinal®), penangas air, penggaris

plastic, kamera, kertas label, viskometer, aluminium foil.

E. CARA KERJA

1. Determinasi Tanaman

Determinasi untuk tanaman sirih merah dilakukan di Laboratorium

Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM).


28

2. Pengumpulan dan Penyiapan Bahan

Bahan daun sirih merah yang diperoleh dari daerah Bantul,

Yogyakarta. Dibersihkan dari pengotor, selanjutnya dicuci dibawah air

mengalir sampai bersih kemudian ditiriskan, dan dikeringkan dengan di

jemur dibawah sinar matahari ditutup dengan menggunakan kain berwarna

hitam pada bagian permukaan daun dengan tujuan agar simplisia tidak

langsung terpapar sinar matahari, tunggu sampai simplisia menjadi kering,

selanjutnya simplisia kering dihaluskan menggunakan blender hingga

menjadi serbuk. Serbuk diayak menggunakan ayakan nomer 30 mesh

untuk menyamakan ukuran serbuk sebelum dilakukan proses ekstraksi

(maserasi).

3. Ekstraksi

Pembuatan ekstrak dilakukan dengan menggunakan metode maserasi.

Proses maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dengan

pelarut etanol 96%. Pada penelitian ini perbandingan antara serbuk dan

pelarut yang digunakan adalah 1:5. Lama waktu yang diperlukan adalah

lima hari. Selama proses maserasi, pengadukan dilakukan setiap hari

dengan tujuan agar proses penyarian zat dalam simplisia terjadi secara

sempurna. Serbuk simplisia sirih merah yang direndam kemudian disaring

dan dipisahkan antara filtrat (cairan) dengan ampas. Filtrat yang telah

dipisahkan kemudian diuapkan dengan rotari evaporasi sampai berbentuk

ekstrak kental.
29

4. Formulasi Sediaan Krim Dari Ekstrak Sirih Merah (Piper crocatum

Ruiz. & Pav.)

Formulasi sediaan krim ekstrak sirih merah dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2.Formulasi sediaan krim ekstrak sirih merah


Komposisi/ Bahan Konsentrasi
F1 F2 F3
Ekstrak sirih merah 1 1 1
Cetyl alkohol 0,2 0,2 0,2
Stearic acid 1,3 1,3 1,3
TEA 0,15 0,3 0,4
Propylene glycol 0,8 1,3 1,3
Gliserin - 1 1
Aquadest 5ml 5ml 5ml

Pembuatan sediaan krim dilakukan dengan menguapkan cetyl alkohol

dan asam stearat (fase1) diatas penangas air atau waterbath dalam cawan

penguap pada suhu 80˚C hingga mencair. Ekstrak sirih merah dicampurkan

dengan bahan-bahan (fase 1) yaitu setil alkohol dan asam stearat dalam

mortir hangat, kemudian diaduk sampai homogen (fase 2). Propilen glikol

dicampurkan fase 2 dalam mortir kemudian aduk sampai homogen (fase 3),

dimasukkan TEA dan fase3, diaduk sampai homogen. Krim yang sudah jadi

dimasukkan ke dalam wadah.

5. Uji Kualitas Fisik Krim

Evaluasi dari ketiga formula dilakukan sesaat setelah sediaan di buat

dengan pengujian kualitas fisik sediaan krim, uji organoleptis, uji pH, uji

homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji viskositas, uji daya proteksi,

uji tipe emulsi. Dari hasil uji tersebut nantinya akan dipilih salah satu

formula krim terbaik. Berikut adalah uji yang dilakukan pada sediaan krim

ekstrak sirih merah ( Piper crocatum Ruiz. & Pav.):


30

a. Pengamatan Organoleptis

Pengamatan Organoleptis dilakukan secara makroskopis dengan

memeriksa bau, warna, dan bentuk sediaan. Memiliki warna seperti zat

akif, memiliki aroma khas ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum

Ruiz. & Pav.), bentuk massa krim.

b. Pengukuran pH

Pengukuran pH krim dilakukan dengan pH indicator yang

dicelupkan ke dalam sediaan selama 3 detik. Hasil pengukuran dengan

kisaran pH sesuai dengan perubahan warna yang terjadi pada pH stick

indicator. Uji ini dilakukan untuk mengetahui pH krim yang sesuai yaitu

4,5-6,5.

c. Pengamatan Homogenitas

Pengamatan homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan

sedikit sediaan krim pada objek glass dan diamati. Persyaratan uji

homogenitas adalah tidak adanya partikel yang menggumpal.

d. Uji Daya Lekat

Uji daya lekat dilakukan dengan cara melekatkan krim pada objek

glass pada tempat aplikasinya dan diamati. persyaratan pada uji daya

lekat yang baik adalah waktu lekatnya harus lebih dari 2-300 detik.

e. Uji Daya Sebar

Sediaan sebanyak masing-masing 0,5 gram dan kaca tak berskala di

timbang. Krim diletakkan di tengah kaca berskala dan ditimpa kaca tak

berskala selama 1 menit. Dihitung diameter luas sebaran dengan


31

ditambahkan beban mulai dari 0 gram sampai 500 gram dan masing-

masing didiamkan terlebih dahulu 1 menit sebelum ditambahkan beban.

f. Uji Viskositas

Diuji dengan cara menuangkan sediaan pada gelas viskometer dan

diukur dengan alat pengaduk viskometer nomor 2, dimana alat pengaduk

tersebut merupakan seri nomor pengaduk untuk sediaan yang memilki

kekentalan sedang. Skala kekentalan sediaan yang diuji akan muncul

pada jarum di alat viskometer. Alat yang digunakan adalah RION

viskometer VT-04E.

g. Uji Daya Proteksi

Uji daya proteksi dilakukan dengan menggunakan indikator PP

bereaksi dengan KOH, persyaratan uji daya proteksi adalah semakin

lama waktu yang dibutuhkan indikator PP bereaksi dengan KOH maka

semakin baik daya proteksi sediaan krim yang dihasilkan.

h. Uji Tipe Emulsi

Penentuan tipe emulsi sediaan dilakukan dengan cara sebanyak 1

tetes krim ditempatkan di atas gelas objek, ditambah 1 tetes larutan

metilen blue, dicampur merata, diamati di bawah mikroskop akan

terbentuk warna biru yang homogeni yang menunjukkan tipe minyak

dalam air sedangkan jika terbentuk warna biru yang tidak homogen

menunjukkan terbentuknya tipe air dalam minyak (Wedana,2013).

i. Uji Stabilitas Fisik

Uji stabilitas krim dilihat dari ada tidaknya perubahan yang terjadi

saat sediaan disimpan pada suhu tertentu. Pada penelitian ini suhu yang
32

diterapkan adalah suhu ruangan. Uji stabilitas ini dilakukan dengan cara

menyimpan formulasi sediaan krim yang telah dibuat di dalam wadah

terbuka dan dibiarkan selama 28 hari, kemudian diamati perubahan pada

sediaan krim.

F. ALUR PENELITIAN

Daun Sirih Merah

Proses penyortiran, pembersihan dan


penyerbukan daun sirih merah kemudian
EKSTRAKSI MASERASI

Ekstrak Kental

Krim Ekstrak Daun Sirih Merah

Uji Stabilitas Sediaan krim:

 Uji Organoleptis
 Uji Homogenitas
 Uji pengukuran pH
 Uji Daya Sebar
 Uji Daya Lekat
 Uji Viskositas
 Uji Daya Proteksi
 Uji Tipe Emulsi
 Uji Stabilitas Fisik

Gambar 7. Alur Penelitian


33

G. ANALISIS DATA

Hasil dari formulasi sediaan krim ekstrak daun sirih merah (Piper

crocatum Ruiz. & Pav.) dapat dilakukan dengan pengujian fisik sediaan berupa

data yang diperoleh dengan replikasi tiga kali pada pengamatan organoleptis,

nilai pH, homogenitas, daya sebar, daya lekat, dan disajikan dalam bentuk

grafik.

Uji kualitas fisik sediaan krim dilakukan replikasi sebanyak tiga kali.

Rerata hasil uji tersebut dibandingkan dengan uji kualitas fisik yang

dipersyaratkan. Formula dengan hasil memenuhi persyaratan dipilih sebagai

formulasi dengan stabilitas dan karakteristik sediaan krim terbaik.

Anda mungkin juga menyukai