Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH STABILITAS OBAT

MACAM-MACAM UJI YANG DILAKUKAN PADA


SEDIAAN TABLET DAN SYRUP

Disusun Oleh :
NAMA : Nur Putri Oktaviana
NIM : E0020041
KELAS : 2A Farmasi

DOSEN PENGAMPU :
Apt. Agung Nur Cahyanta,M.Farm.

PROGRAM STUDI FARMASI S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI
SEMESTER IV

1
DAFTAR ISI
COVER .………………………………..…………………………………………………1
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….2
BAB 1 PEMBAHASAN ……………………………………………………………...3
MACAM-MACAM UJI PADA SEDIAAN TABLET ……………………………….3
- KESERAGAMAN BOBOT ………………………………………………………...3
- UJI KEKERASAN …………………………………………………………………..3
- UJI KERAPUHAN …………………………………………………………………..4
- UJI DISOLUSI ………………………………………………………………………4
MACAM-MACAM UJI PADA SEDIAAN SYRUP ………………………………...5
- UJI ORGANOLEPTIS ………………………………………………………………5
- UJI HOMOGENITAS ………………………………………………………………5
- UJI KEJERNIHAN ………………………………………………………………….5
- UJI PH ……………………………………………………………………………….5
- UJI BOBOT JENIS ………………………………………………………………….5
- UJI VISKOSITAS …………………………………………………………………..6
- VOLUME TERPINDAHKAN ………………………………………………….…..6
- UJI HEDONITAS PENGUJIAN ……………………………………………………6
DAFTAR PUSTAKA ……...…………………………………………………………7

2
BAB I
PEMBAHASAN

A. Macam-macam uji pada sediaan tablet

1. Keseragaman Bobot

Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari dua


metode, yaitu keseragaman bobot atau keseragaman kandungan.
Persyaratan ini digunakan untuk sediaan mengandung satu zat aktif dan
sediaan mengandung dua atau lebih zat aktif.
Persyaratan keseragaman bobot dapat diterapkan pada produk kapsul lunak
berisi cairan atau pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih
yang merupakan 50% atau lebih, dari bobot, satuan sediaan. Persyaratan
keseragaman bobot dapat diterapkan pada sediaan padat (termasuk sediaan
padat steril) tanpa mengandung zat aktif atau inaktif yang ditambahkan,
yang telah dibuat dari larutan asli dan dikeringkan dengan cara pembekuan
dalam wadah akhir dan pada etiket dicantumkan cara penyiapan ini.

2. Uji Kekerasan

Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang
mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan
memberi tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus mempunyai
kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai
goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan transportasi.
Alat yang biasa digunakan adalah hardness tester.
Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet
dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi
keretakan talet selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian.
Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Semakin
besar tekanan yang diberikan saat penabletan akan meningkatkan kekerasan
tablet. Persyaratan untuk tablet lepas terkendali non swellable adalah 10-20
kg/cm2.

3
3. Uji Kerapuhan (Friabilitas) Tablet

Kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur


ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu
pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan diukur dengan friabilator.
Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet
selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada proses
pengukuran kerapuhan, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit
dan waktu yang digunakan adalah 4 menit.
Uji kerapuhan berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi yang
terjadi pada permukaan tablet. Semakin besar harga persentase kerapuhan,
maka semakin besar massa tablet yang hilang. Kerapuhan yang tinggi akan
mempengaruhi konsentrasi/kadar zat aktif yang masih terdapat pada tablet.
Tablet dengan konsentrasi zat aktif yang kecil (tablet dengan bobot
kecil), adanya kehilangan massa akibat rapuh akan mempengaruhi kadar zat
aktif yang masih terdapat dalam tablet. Hal yang harus diperhatikan dalam
pengujian friabilitas adalah jika dalam proses pengukuran friabilitas ada
tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak diikutsertakan
dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang
terlalu besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya
tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan.

4. Uji Disolusi

Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan


disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet
dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah.
Alat dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada dalam rentang yang
diperbolehkan seperti yang tertera dalam sertifikat dari Kalibrator yang
bersangkutan.

4
B. Macam-macam uji pada sediaan sirup

1. Uji Organoleptis

Uji yang dilakukan dengan pengamatan terhadap tekstur, warna, bau


dan rasa dari sediaan yang dibuat (Charter, 1997).

2. Uji Homogenitas

Sediaan yang dibuat diambil 5 ml kemudian dimasukan ke dalam


tabung reaksi. Terawang di bawah lampu terang dan amati homogenitas
campuran bahan-bahan penyusun formula dalam sediaan tersebut (Charter,
1997). Dikatakan homogen jika sirup tidak memiliki gumpalan dan
endapan dalam larutan (Lachman, 1994).

3. Uji Kejernihan

Uji dilakukan secara visual dengan mengamati sediaan. Hasil uji


sediaan sirup seharusnya jernih, dan tidak mengandung pengotor
didalamnya (Zainuddin, 2018). Syarat untuk kejernihan yaitu sama dengan
air atau pelarut yang diamati (Depkes RI, 1995).

4. Uji PH

pH sirup diukur menggunakan alat pH meter. Sebelum digunakan


untuk mengukur pH sirup, alat tersebut dikalibrasi, dengan dicelupkan ke
dalam larutan buffer pH 7, lalu dibilas aquadest. pH meter dicelupkan ke
dalam sampel sirup, didiamkan beberapa waktu dan hasilnya terlihat pada
angka yang muncul di layar (Murrukmihadi et al., 2011). Nilai pH untuk
sirup adalah berkisar antara 4-7 (Depkes RI, 1995).

5. Uji Bobot Jenis

Pikno dibilas dengan aquades, kondisikan pikno pada suhu 15-200C,


kemudian dikeringkan. Pegang pikno dengan dilapisi tissue. Pikno kering
lengkap dengan tutupnya di timbang saat suhu mencapai 250C, kemudian
masukan aquades hingga penuh dan tutup pikno. Atur suhu piknometer

5
yang telah diisi hingga suhu 200C, apabila terjadi penyusutan aquades
maka tambahkan aquades hingga penuh. Keringkan bagian luar pikno,
kemudian timbang saat suhu mencapai 250C. (Depkes RI, 1979).

6. Uji Viskositas

Pengukuran viskositas menggunakan viskometer Rion dengan


menempatkan sampel dalam viskometer hingga spindel terendam.
Viskometer dijalankan, kemudian viskositas dari sirup akan terbaca
(Sayuti dan Agus, 2015). syarat viskositas sirup 0.37-3,9 dpa’s
(luangrumitchai et al., 2007).

7. Volume Terpindahkan

Botol 60 ml yang sebelumnya telah dikalibrasi.sediaan sirup yang telah


jadi kemudian dimasukkan kedalam 60 ml sampai tanda batas kalibrasi.
Tuang kembali sirup kedalam gelas ukur untuk mengetahui volume
terpindahkannya serta ketepatan dalam melakukan kalibrasi (Zainuddin,
2018). Sirup memenuhi syarat uji volume terpindahkan yaitu tidak kurang
dari 100% dan tidak kurang satupun dari 95% (95%-100%) volume tertera
dietiket (Depkes RI, 1995).

8. Uji Hedonitas Pengujian

Hedonitas sirup dilakukan dengan menggunakan 20 orang responden


secara acak. Responden diberi contoh sediaan sirup ekstrak daun sirih
hijau untuk dicoba kemudian kuisioner diisi oleh responden untuk melihat
tingkat kesukaan responden terhadap sediaan berdasarkan parameter
aroma, tektur dan rasa, skala yang digunakan adalah skala numerik yaitu 1
untuk menilai sangat tidak setuju, 2 tidak setuju, 3 setuju dan 4 sangat
setuju (Sayuti dan Agus, 2015).

6
DAFTAR PUSTAKA

Charter JS, 1997, Dispensing for Pharmaceutical Student, Edisi ke-12, Pitman
Medical: London10, 186-187.

D, Zainuddin, F., 2018, Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Sirup Anti Alergi
Dengan Bahan Aktif Chlorpheniramin Maleat (CTM), Journal of
Pharmaceutical Care Anwar Medika, Vol.1, No.1

DepKes RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

DepKes RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi Keempat, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta

GOPALAN, S. V. (2018). FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN GRANUL


EFFERVESCENT DAN SEDIAAN TABLET DENGAN METODE
GRANULASI BASAH. Farmaka, 16(1), 117-123.

Lachman, L., Lieberman H.A & Kaning J.L., 1994., Teori dan Praktek Farmasi
Industri Edisi II, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, 986, 10001-1003 Penerbit
Universitas Indonesia., Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai