Kelompok 1:
1. Mega Hijriawati
2. Kurnia Megawati
3. Imas Laili Lestari
4. Nadhira Mahda D
5. Nadya Nur Kusumo
6. Arni Praditasari
7. Muhammad Ismail
8. Yonahar Masula
9. Annisa Rosdiana
260110130121
260110130122
260110130123
260110130124
260110130126
260110130127
260110130132
260110130134
260110130001
5. Hardness Tester
2. Disolusi
4. Moisture Analyzer
7. Disintegrator
8. Jangka Sorong
9. Shieve Tester
12. Mesin Penyalut Tablet
13. Oven
B. Cara kerja
Pada tiap pengujian, dimasukkan sejumlah volume media disolusi
(seperti yang tertera dalam masing-masing monografi) ke dalam
wadah, pasang alat dan dibiarkan media disolusi mencapai temperatur
37oC. Satu tablet dicelupkan dalam keranjang atau dibiarkan
Kompresibilitas (%)
5 12
12 18
18 23
23 33
33 38
> 38
Sifat Aliran
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
Sangat buruk
(Djaali,2007).
4. Moisture Analyzer
A. Fungsi
Alat ini mengukur kandungan lembab yang terkandung dalam zat
uji yang kemudian menguap akibat panas yang dikeluarkan oleh alat
ini. Kandungan lembab bisa meliputi air atau pelarut organik yang
digunakan. Kalau memang pembasah yang digunakan adalah pelarut
organik, maka yang perlu diukur/ terukur adalah kadar pelarut organik
(Ansel, 1999).
B. Cara Kerja
Alat ini bekerja secara thermogravitmetri, dilakukan tara (tare)
pada permukaan aluminium pan, kemudian meletakkan sampel pada
permukaan aluminium pan lalu menekan tombol Start yang tertera
pada instrumen ini, kemudian proses pengukuran akan berlangsung
secara otomatis. Untuk mendapatkan hasil analisa lebih cepat lagi,
terdapat fitur pilihan Fast drying yang dapat dioperasikan hanya
dengan menekan satu tombol saja (Ansel, 1999).
C. Kriteria atau Parameter Pengukuran
Parameter alat ini menggunakan metode LOD (Loss on Drying)
yaitu suatu pernyataan kadar kelembaban berdasarkan bobot basah.
Timbangan ini akan mengeluarkan panas yang membuat air dari
sampel keluar sehingga kadar airnya dapat dihitung (Lachman dkk,
2008).
5. Hardness Tester
A. Fungsi
Untuk menentukan kekerasan tablet (Susiawanti, 2013).
B. Cara Kerja
Dengan meletakkan vertikal sebuah tablet diantara ujung dari
penekanan, alat ditekan (dengan cara diputar) sehingga tablet tertekan
dan pecah. Skala kekerasan mula-mula pada angka nol akan berubah
dan kekerasan tablet dibaca pada skala tersebut dengan satuan kg
(Maharani, 2007).
F
W0
= Persen firabilitas
= Bobot awal
W1
Nilai F dinyatakan baik jika < 1%. Jika F > 1% maka tablet dapat
diperbaiki dengan cara meningkatkan/menbambahkan kekerasan
tablet (Susiawanti, 2013).
7. Disentegrator
A. Fungsi
Untuk mengatur waktu hancur tablet (Putri, 2012).
B. Cara Kerja
Air dipanaskan di dalam beaker lebih kurang 1000 ml sehingga
mencapai suhu 37 derajat celcius. Sebanyak 6 tablet dimasukkan pada
masing-masing tabung dari keranjang, masukkan cakram dari tiap
tabung dan alat dijalankan, kemudian air digunakan sebagai medium
dengan suhu 37 derajat celcius 2 derajat celcius. Saat alat dijalankan,
perhitungan stopwatch dimulai. Stopwatch dihentikan setelah semua
tablet hancur (Putri, 2012).
C. Kriteria dan Parameter Pengukuran
Uji waktu hancur menggunakan alat disintegrator tester
menggunakan 6 tablet. Persyaratan dalam Farmakope Indonesia jilid 3,
hal 7 : kecuali dinyatakan lain semua tablet harus hancur tidak lebih
dari 15 menit (untuk tablet tidak bersalut) dan tidak lebih dari dari 60
menit untuk tablet salut gula atau tablet salut selaput (Putri, 2012).
8. Jangka Sorong
A. Fungsi
Jangka sorong adalah instrumen presisi yang dapat digunakan
untuk mengukur dimensi benda bagian dalam dan luar. Ditinjau dari
cara pembacaannya, jangka sorong dapat dibagi dua yaitu jangka
sorong manual dan digital. Fungsi jangka sorong adalah untuk
mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman lubang benda,
dan panjang benda sampai nilai 10 cm. Dengan ketelitian yang dimiliki
(0,005 cm), dalam pembutan tablet jangka sorong sering difungsikan
dalam pengukuran tebal tablet juga berfungsi untuk mengukur
diameter dalam dan diameter luar tablet (Koesdijanto,2012).
Jangka sorong terdiri dari dua bagian kaki pengukur, yaitu bagian
yang cembung untuk mengukur panjang benda dan bagian yang
cekung ke dalam untuk mengukur diameter dalam sebuah benda,
misalnya diameter cincin. Bagian-bagian ini sering juga disebut
sebagai bagian rahang jangka sorong (rahang tetap dan rahang sorong).
Rahang tetap memiliki skala yang disebut skala utama. Satu bagian
skala utama, besar panjangnya 1 mm. Sedangkan, bagian rahang
sorong memiliki 10 bagian skala yang disebut dengan skala nonius
(Koesdijanto,2012).
B. Cara Kerja
Mengukur diameter dalam :
Geser rahang jangka sorong sedikit kekanan.
B. Cara Kerja
Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak
dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling atas dan
dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil. Prosedur yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Timbang 100 gram granul
2. Letakkan granul pada pengayak paling atas
3. Punch atas, alat untuk mengempa granul yang telah berada di die
4. Punch bawah, alat untuk mengeluarkan tablet yang tlah di cetak
(Ben, 2007).
Tahap-tahap proses pencetakan:
1. Pengisian die dengan granul
Serbuk atau granul2 dialirkan dri hopper masuk kedalam DIE
(aliran sesuai grafitasi). Volume granul ditentukan oleh posisi
punch bawah dan lempeng die.
2. Pencetakan Granul
Pada tahap ini, Hopper akan kembali pada tempatnya dan punch
atas akan turun mengempa granul menjadi tablet. Selama tahapan
ini ada beberapa tahapan yang terjadi sehingga granul menjadi
tablet.
Penyusunan ulang dari struktur granul.
Ketika Punch atas mengempa granul maka distribusi granul
akan tersusun ulang diantara punch atas dan punch bawah.
Perubahan Bentuk granul dan pembentukan ikatan
Pada tahap ini akan terjadi perubahan bentuk granul krena
penekanan, pada awalnya terjadi deformasi elastis kemudian
plastik.
Pembentukan ikatan intergranul.
Hasil dari penekanan, granul termampatkan dan terjadi ikatan
antar granul sehingga menjadi tablet.
3. Pengeluaran Tablet
Setelah Tablet dikempa, punch atas akan kembali ket4 aslinya
kemudian punch bawah akan bergerak keatas membawa tablet
sejajar dengan die. Setelah itu hopper akan bergerak untuk mengisi
granul kedalam die sehingga tablet akan tergeser oleh hopper..
lihat gambar berikut (Ben, 2007).
C. Kriteria dan Parameter Pengukuran
a. Uji Keseragaman
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu
dari beberapa metode, yaitu keseragaman bobot atau keseragaman
kandungan, keseragaman ukuran tablet. Persyaratan ini digunakan
untuk sediaan mengandung satu zat aktif dan sediaan mengandung
dua atau lebih zat aktif (Ben, 2007).
Keseragaman ukuran tablet, syaratnya adalah diameter
tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal
tablet. Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman
bobot yang ditetapkan sebagai berikut: Timbang 20 tablet, hitung
bobot rata rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak
boleh lebih dari 2 tablet yang masing masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata ratanya lebih besar dari harga yang
ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata ratanya lebih dari harga yang
ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat
digunakan 10 tablet; tidak satu tabletpun yang bobotnya
menyimpang lebih besar dari bobot rata rata yang ditetapkan
kolom A dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang
lebih besar dari bobot rata rata yang ditetapkan kolom B (Ben,
2007).
Penyimpanan bobot rata
Bobot rata rata
rata dalam %
A
B
25 mg
15%
30%
26 mg - 150 mg
10%
20%
151 mg - 300 mg
7,5%
15%
300 mg
5%
10%
b. Waktu Hancur
Suatu sediaan tablet yang diberikan peroral, agar dapat
diabsorbsi maka tablet tersebut harus terlarut (terdisolusi) atau
terdispersi dalam bentuk molekular. Tahap pertama untuk tablet
agar dapat terdisolusi segera adalah tablet harus hancur (Ben,
2007).
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah
tablet untuk hancur menjadi serbuk/partikel penyusunnya yang
mampu melewati ayakan no.10 yang terdapat dibagian bawah alat
uji. Alat yang digunakan adalah disintegration tester, yang
berbentuk keranjang, mempunyai 6 tube plastik yang terbuka
dibagian atas, sementara dibagian bawah dilapisi dengan
ayakan/screen no.10 mesh (Ben, 2007).
Tablet yang akan diuji (sebanyak 6 tablet) dimasukkan
dalam tiap tube, ditutup dengan penutup dan dinaik-turunkan
keranjang tersebut dalam medium air dengan suhu 37 C. Waktu
hancur dihitung berdasarkan tablet yang paling terakhir hancur.
Persyaratan waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah
kurang dari 15 menit, untuk tablet salut gula dan salut nonenterik
kurang dari 30 menit, sementara untuk tablet salut enterik tidak
boleh hancur dalam waktu 60 menit dalam medium asam, dan
harus segera hancur dalam medium basa (Ben, 2007).
c. Uji Kerapuhan (Friabilitas) Tablet
Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan
permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu
13. Oven
A. Fungsi
Untuk memanaskan memanggang dan mengeringkan. Oven dapat
digunakan sebagai pengering apabila dengan kombinasi pemanas
dengan humidity rendah dan sirkulasi udara yang cukup. Kecepatan
pengeringan tergantung dari tebal bahan yang dikeringkan (Rahayu,
2011). Pengeringan granul dalam penelitian menggunakan oven karena
sering digunakan dalam produk komersial dengan waktu proses yang
wajar serta kontrol pengeringan yang baik (Hadi, 2014).
B. Cara Kerja
Granul basah yang didapat dikeringkan dalam oven pada suhu 50
C selama 18 jam (Parrot, 1971). Jika suatu zat padat basah mulamula diletakkan pada oven pengering mulai menyerap panas dan
meningkat temperaturnya. Pada waktu yang sama, lembab mulai
menguap sehingga cenderung mendinginkan zat padat yang
mengering. Sesudah suatu periode penyesuaian awal lain pemanasan
dan pendinginan menjadi sama dan temperature bahan yang mengering
menjadi stabil. Perbedaan perubahan suhu pada proses pengeringan
granul menyebabkan kandungan air dalam granul berbeda pula yang
selanjutnya dapat mempengaruhi sifat fisis tablet (Putri, 2012).
C. Kriteria dan Parameter Pengukuran
Kriteria dan parameter yang dilihat ; Oven juga digunakan untuk
pengeringan perhitungan kadar air tablet. Dikeringkan sampai tercapai
berat konstan. Dapat dihitung dengan cara:
(Putri, 2012).
Dari pengeringan tersebut juga dapat diketahui kadar kelembapan
tablet. Dimana parameter merujuk pada :
(Hadi, 2014).
Daftar Pustaka
Ansel, H.C., et.al. 1999. Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery
System. 7th edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Ben, Elfi Sahlan. 2007. Teknologi Farmasi III (Teknologi Tablet/Solid). Padang:
Universitas
Andalas.
Tersedia
online
di
http://foodreview.co.id/preview.php?view2&id=56428#.VtG2f_l97Mw
(27 Februari 2016).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi
III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Djaali & Muljono, P. 2007. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta : PT
Grasindo. Universitas Negeri Malang.
Hadi, M. 2014. Optimasi Suhu dan Waktu Pengeringan Granul Tablet Kunyah Bee
Pollen.
Tersedia
online
di
http://mf.farmasi.ugm.ac.id/files/371.bee_pollen._ARTIKEL.pdf (diakses
27 Februari 2016).
Koesdijanto, D. 2012. Jangka Sorong (Vernier Caliper). Tersedia online di
di:http://yuliarman.polinpdg.ac.id/index.php%3Foption%3Dcom_content
%26view%3Darticle%26id%3D36:menggunakan-jangka-sorong-verniercaliper-%26catid%3D13:alat-ukur%26Itemid
%3D5&cd=1&hl=id&ct=clnk (diakses pada 27 Februari 2016).
Maharani,
A.
2007.
BAB
I.
Tersedia
online
di
dan
Sifat
Fisis
Tablet
Parasetamol.
Tersedia
online
di
https://dglib.uns.ac.id/dokumen/download/27928/NTkwNTk=/Perbanding
M.
2011.
BAB
I.
Tersedia
online
di
2013.
BAB
II.
Tersedia
online
di