Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FORMULASI & TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

KERUSAKAN TABLET

KELOMPOK 1

Ade Imelda Rantias 19482013001


Alfiah Berthayani 19482013003
Asmi Risyah Ekawati 19482013006
Eddy Suharmanto 19482013048
Eka Oktavia 19482013011
Friliani Alifia 19482013015
Mila Yuliandari 19482013021
Muhammad Rifani 19482013023
Nur Febriasari 19482013028
Ranny Widiyanti 19482013031
Rika Damayanti 19482013034
Sumiyati 19482013042
Vivi Trisnowati 19482013044
Yolanda 19482013046

PROGRAM ALIH JENJANG SARJANA FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA
2020
Kerusakan Tablet, Penyebab dan Cara Mengatasi Kerusakan Tablet

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada

manusia/binatang sebagai perawatan atau pengobatan, bahkan pencegahan

terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya. Ada banyak macam

obat yang bisa kita gunakan diantaranya adalah tablet. Tablet merupakan bagian

dari obat peroral yang pemberiannya harus mempertimbangkan keadaan saluran

cerna. Ada banyak macam tablet yang semuanya memiliki karakteristik tersendiri

yang tidak semuanya dikemas dalam bentuk yang sama, tetapi ada juga yang

rasanya manis, bisa dikunyah, dan lain-lain. Tablet merupakan bahan obat dalam

bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan

tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet-tablet dapat berbeda-beda dalam

ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya dan dalam aspek

lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya.

Formulasi bentuk sediaan tablet banyak digunakan dalam kehidupan

kefarmasian mulai dari tablet biasa, tablet salut gula, maupun tablet salut

selaput atau salut film. Sifat fisikokimia zat aktiflah yang akan sangat

mempengaruhi bentuk sediaan tablet seperti apa yang akan dibuat. Dalam

makalah ini kami khusus membahas tentang Kerusakan Tablet, Penyebab dan

Cara Mengatasi Kerusakan Tablet.

Macam-Macam Kerusakan Tablet

2
1. Capping
Definisi :
Pemisahan sebagian atau seluruh mahkota atas atau bawah tablet dari badan

utama tablet karena adanya udara yang terjebak dalam massa cetak.

Penyebab Solusi
Granul terlalu besar Perkecil ukuran granul dengan
pengayakan menggunakan mesh 100 -
200
Kelembapan granul terlalu Tingkatkan kelembapan granul
rendah dengan penambahan zat pembasah.
Contoh: sorbitol, PEG 4000, metil
selulosa
Kurangnya jumlah pengikat atau Menambahkan atau mengganti jenis
penggunaan pengikat yang tidak pengikat yang digunakan
tepat
Kurangnya jumlah lubrikan atau Menambahkan atau mengganti jenis
penggunaan lubrikan yang tidak lubrikan yang digunakan
tepat
Terdapat udara yang terjebak Hilangkan udara sebelum
dalam massa cetak pengempaan tablet
Suhu dan kelembapan area cetak Atur dan kontrol suhu dan
tablet tidak terkontrol kelembapan ruang cetak tablet yang
sesuai

2. Laminating
Definisi :

3
Lamininasi atau lamination adalah : Pemisahan tablet menjadi dua atau

lebih lapisan – lapisan yang berbeda. Penyebab utama lamination adalah udara

yang terperangkap pada ruang die pada saat pengempaan. Crapping dan

Lamination segera terlihat setelah pencetakan, tetapi dapat juga terjadi setelah satu

jam atau satu hari. Crapping dan Lamination terjadi karena granul terlalu kering,

tekanan yang tinggi, granul terlalu besar, dan kecepatan mesin yang terlalu tinggi.

Penyebab dan solusi :

 Penyebab dan solusi Lamination yang disebabkan oleh formulasinya


- Adanya lemak atau minyak dalam granul

Solusi : Cara pencampuran dimodifikasi atau ditambahkan absorben

- Lubrikan hidrofobik terlalu banyak


Solusi : Lubrikan dikurangi atau diganti dengan lubrikan lain
 Penyebab dan solusi Laminitaion yang disebabkan oleh mesin atau
instrument
- Relaksasi terjadi terlalu cepat pada bagian tablet pada saat ejection dari
die
Solusi : Digunakan tarepered dies, pada bagian yang menonjol 3-5 °
- Dekompresi terlalu cepat
Solusi : Digunakan tahap prekompresi

Gambar kerusakan :

3. Cracking ( Retak ).

4
Definisi :
Cracking ( retak ) adalah salah satu permasalahan pada tablet yang

menyebabkan retak kecil dan halus yang diamati pada permukaan tengah atas dan

bawah tablet, atau sangat jarang pada dinding samping tablet.

Penyebab terjadinya cracking :


• Granul yang terlalu besar
• Granul yang terlalu kering
• Tablet mengembang
• Suhu ruang granulasi terlalu dingin
Cara mengatasi cracking :
• Perkecil ukuran granul
• Jumlah zat pengikat dengan tepat
• Menambahkan pengikat
• Atur suhu dan ruang granulasi

Gambar cracking :

4. Chipping
Definisi :

Chipping merupakan rusaknya bagian tepi tablet karena butiran tepi yang sangat

kering.

5
Penyebab chipping :

• Sticking pada permukaan punch

• Granul terlalu kering

• Terlalu banyak pengikat

Solusi chipping :

• Keringkan granul dna tambahkan lubrikan

• Kurangi waktu proses pengeringan atau tambahkan zat pembasah

• Optimasi pengikat atau gunakan pengikat yang kering

Gambar kerusakan :

5. Picking
Pada proses pembuatan tablet sering dijumpai adanya kendala atau yang

biasa kita sebut sebagai kerusakan tablet. Salah satu kerusakan tablet yang

sering terjadi adalah picking.

Definisi :

Picking adalah perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel

pada permukaan punch.

6
Penyebab dan solusi :

• Kelembapan granul terlalu tinggi.

Solusi : lakukan pengeringan dengan optimal.

• Lubrikan terlalu sedikit atau tidak tepat.

Solusi : menambah jumlah lubrikan, dan zat adsorben seperti silika koloid.

• Terdapat zat yang memiliki titik leleh rendah, namun jumlah yang cukup

banyak dalam formula tablet.

Solusi : penambahan zat yang memiliki titik leleh tinggi dan gunakan

lubrikan yang memiliki titik leleh tinggi.

• Suhu ruang terlalu tinggi.

Solusi : Atur dan kendalikan suhu ruang.

Gambar kerusakan :

6. Sticking

Definisi :

7
Sticking (Pelekatan pada dinding die) adalah melekatnya material yang dikempa
pada dinding die. Jika yang melekat berupa lapisan tipis yang dikenal dengan
istilah Filming, sedangkan bila yang melekat berupa lapisan tebal disebut
Sticking. Penyebab utama perlekatan pada granul adalah granul yang lembab
atau lubrikasi yang tidak baik.

Penyebab dan solusi :

 Granul kurang kering


Solusi : Granul dikeringkan sampai kelembaban tertentu
 Lubrikasi kurang atau tidak tepat
Solusi : Konsentrasi lubrikasi ditingkatkan atau ganti lubrikasi
 Pengikat yang terlalu banyak
Solusi : Mengurangi konsentrasi pengikat atau menggunakan pengikat
yang lain
 Material granul yang higroskopis
Solusi : Melakukan kontrol kelembapan atau modifikasi granulasi
 Material berminyak
Solusi : Digunakan absorben
 Granul terlalu lunak dan lembut
Solusi : Digunakan optimasi terhadap konsentrasi pengikat dan teknik
granulasi
 Tekanan pengempaan yang rendah
Solusi : Meningkatkan tekanan pengempaan
 KOmpresi yang terlalu cepat
Solusi : Mengurangi kecepatan kompresi
 Concavity too deep for granulation
Solusi : Reduce concavity to optimum

Gambar kerusakan :

8
7. Binding

Definisi :

Massa cetak yang akan dikempa melekat pada dinding ruang cetak pada
saat proses ejection karena massa cetak yang tidak kering atau kurangnya
pemberian lubrikan.

Penyebab :

• Granul terlalu lembap atau basah


• Lubrikan terlalu sedikit atau tidak tepat
• Granul terlalu kasar
• Area punch dan die kotor

Cara Mengatasi :

Untuk mengatasi masalah binding dapat dilakukan dengan cara berikut:

• Meningkatkan lubrikasi.
• Menggunakan lubrikan yang lebih efisien dan tepat. Misalnya pada
pembuatan tablet asetosal dengan Mg stearat akan lengket.
Seharusnya yang digunakan asam stearat (yang mikronize karena
fungsi lubrikan adalah antar partikel sehingga kalau halus akan
terselimuti oleh lubrikan).
• Menyempurnakan distribusi lubrikasi dengan pengayakan melalui
saringan pengayak mesh no.30 dan mencampur dengan sebagian debu
(fines) yang diayak dari granulasi.

9
• Mengurangi ukuran granul.
• Meningkatkan kandungan lembab dari granul.
• Mengempa pada suhu dan atau kelembaban yang lebih rendah.
• Menggunakan lubang kempa yang dipersempit.
• Kandungan air (aspek kadar air) tinggi akan menyebabkan
penempelan pada die. Sedangkan kadar air rendah dapat menyebabkan
laminasi atau capping. Cara mengatasi masalah ini tentu dengan
mengurangi jumlah air tetapi jangan sampai berada di bawah
optimum. Jika terjadi sampai berada di bawah optimum,
kemungkinannya tablet menjadi kurang baik. Selanjutnya, jika sudah
diketahui jumlah pembasah yang paling baik, maka agar pembasahnya
pas dapat dilakukan dengan menambahkan pembasah ke dalam larutan
pengikat, yaitu bahan pembantu yang tidak menguap tetapi basah.
Contoh Propilen glikol atau gliserin.
• Jika terjadi lengket mungkin karena disebabkan punch dan die
kondisinya sudah rusak. Sebab, jika terjadi kecacatan pada punch,
maka akan melekat sehingga ratakan punch dan die.

Pada masalah binding ini, bila zat aktif mempunyai titik leleh sangat
rendah, maka akan mengalami kesulitan dalam masalah pencetakan.
Contoh zat aktif yang mempunyai titik leleh sangat rendah adalah:
Ibuprofen, Gliseril guaiakolat, dan Siprofloksasin (Antibiotik turunan
Imidazol). Oleh karena itu, terhadap zat-zat aktif yang seperti itu
penangannya dapat dilakukan seperti cara berikut.

√ Pencetakan diusahakan pada suhu rendah dan humuditas rendah.


Mengapa demikian? Tentunya kita sepakat bahwa untuk zat aktif
dengan titik leleh rendah 154 Teknologi Sediaan Solid  atau
terjadi campuran eutektik, maka zat campuran eutektik semakin
mudah menyerap air. Contoh: campuran ampisilin dengan asam
klavulanat. Pada pencampuran ini, asam klavulanat mudah hancur

10
dengan kelembaban dan temperatur yang tinggi. Oleh karena itu,
pembuatannya dilakukan dalam suhu dan RH yang rendah.

√ Penggantian bahan pengisi. Bahan pengisi dipilih dengan titik leleh


tinggi dan dapat mengadsorbsi, seperti SiO2 dan aerosil (adsorben).
Penambahan aerosil pada tablet akan menyebabkan penampilan
tablet akan terlihat bagus, jernih, dan mengkilat. Namun demikian,
waktu hancur semakin menjadi panjang.

Gambar Kerusakan :

8. Mottling (bercak-bercak)

Definisi :

Mottling (bercak-bercak) adalah salah satu permasalahan tablet dimana


distribusi warna tablet tidak merata dan pada permukaan tablet terdapat
bagian-bagian yang terang dan gelap.

Penyebab terjadinya mottling :

• Zat aktif memiliki warna yang berbeda dengan zat penambah tablet atau
suatu zat aktif yang hasil penguraiannya berwarna.

• Zat warna dapat memecahkan persoalan mottling, tetapi dapat


menimbulkan masalah lain. Zat warna dapat menyebabkan mottling dengan
bermigrasi ke permukaan granul selama proses pengeringan.

• Proses pencampuran tidak homogen.

11
Cara mengatasi mottling :

• Menggunakan pewarna yang cocok dan sesuai .

• Untuk mengatasi pewarna bermigrasi ke permukaan granul pada saat


pengeringan yaitu dengan mengganti sistem pelarut, pengikat, menurunkan
suhu pengeringan atau membuat partikel yang lebih kecil. Pemberian zat
warna pada metoda cetak langsung dapat menyebabkan mottling bila zat
warna tersebut tidak terbagi rata, atau bila ukuran partikelnya terlalu besar.

• Dilakukan pencampuran dengan tepat hingga homogen dan kecilkan


ukuran granul agar tidak terjadi segregasi.

Gambar mottling :

9. Double Impression ( Kesan Ganda )

Definisi:

Double Impression merupakan kesan ganda pada permukaan tablet yang

dibuat dengan punch yang berlogo. Hal ini terjadi karena adanya gerakan punch

yang tidak terkontrol setelah pengempaan ( Zaman dan Sopyan, 2020).

Penyebab :

Penyebab utama kesan ganda adalah karena adanya rotasi bebas (free

rotation) dari punch yang memiliki logo ukiran atau monogram pada permukaan

punch. Selama rotasi bebas ini, punch berputar dan pada titik ini, punch dapat

12
membuat kesan baru di bagian bawah tablet, sehingga menghasilkan "Kesan

Ganda".

Solusi :

• Menggunakan penguncian dalam alat, yaitu memasukkan kunci di

samping punch, sehingga pas dengan punch dan mencegah rotasi pukulan.

• Menggunakan alat kempa yang dilengkapi pengatur anti balik (anti

turning) untuk mencegah rotasi pukulan

Gambar double impression pada tablet :

Daftar Pustaka

Zaman, N.N., Sopyan, i. 2020. Metode Pembuatan dan Kerusakan Fisik Sediaan Tablet .
Majalah Farmasetika. Universitas Padjadjaran: Bandung. Hal: 82-93.

Abhinav Singh Rana*, S.L. Hari Kumar. 2013. Manufacturing Defects Of Tablets

- A Review. Review Article. Journal of Drug Delivery & Therapeutics;

2013, 3(6), 200-206. Diakses tanggal 24 Agustus 2020.

Murtini, Gloria dan Elisa, Yetri. 2018. Teknologi Sediaan Solid. Bahan Ajar

Farmasi. Jakarta : BPPSDM Kementrian Kesehatan RI.

Zaman, Nadya Nurul Zaman dan Sopyan, Iyan. 2020. Metode Pembuatan dan

Kerusakan Fisik Sediaan Tablet. Jurnal. Majalah Farmasetika, 5 (2)

13
2020, 82-93. http://jurnal.unpad.ac.id/farmasetika/article/view/26260#:,

Diakses tanggal 24 Agustus 2020.

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Teknologi Sediaan Solid. Jakarta: Kemenkes


RI. Hal: 154 .

Zaman, N.N., dan Sopyan, I., 2020. “Metode Pembuatan dan Kerusakan Fisik
Sediaan Tablet”. Jurnal Majalah Farmasetika. 5 (2): 82-93.

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Teknologi Sediaan Solid. Jakarta: Kemenkes


RI. Hal: 152-154.

Zaman, N.N., dan Sopyan, I., 2020. “Metode Pembuatan dan Kerusakan Fisik
Sediaan Tablet”. Jurnal Majalah Farmasetika. 5 (2): 91.

Hadisoewignyo L. dan Fudholi A., 2013. Sediaan Solida, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.
Debjit, Bhowmik., S.Duraivel., Rajalakshmi. A.N., and K.P.Sampath Kumar. Tablet

manufacturing processs and defects of tablets. Elixir International Journal

Pharmacy; 2014, 70 (1): pp. 24368-24374.

Zaman, N.N dan Iyan, S., 2020. Metode Pembuatan dan Kerusakan Fisik Tablet,

Majalah Farmasetika 5 (2). Hal: 82-93.

Zaman, N.N., dan Sopyan, I., 2020. “Metode Pembuatan dan Kerusakan Fisik
Sediaan Tablet”. Jurnal Majalah Farmasetika. 5 (2):
Lachman, L, Lieberman, H, A, dkk. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri,
Edisi III, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, UI – Press.

14

Anda mungkin juga menyukai