Anda di halaman 1dari 2

Cara Pembuatan larutan irigasi

 Disiapkan alat dan bahan yang akan dibutuhkan dalam pembuatan sediaan larutan
irigasi. Ditimbang bahan-bahan tersebut.

 Setelah bahan-bahan ditimbang, NaCl dan Dekstrose dimasukkan ke dalam gelas ukur
1000ml, kemudian NaCl dan dekstrose diencerkan dengan Aquades sedikit demi sedikit sambil
diaduk sampai mencapai volume 510ml. Setelah larut, gelas ukur yang berisi NaCl dan dekstrose
dipanaskan, kemudian masukkan karbon aktif atau karbon aktif ke dalam larutan tersebut.

 Aduk sambil dipanaskan hingga mencapai suhu 70oC. Pemanasan karbon aktif bertujuan
agar karbon aktif. Penggunaan karbon aktif bertujuan untuk membebaskan pirogen.

 Setelah didihkan, didiamkan, kemudian disaring hingga jernih, disaring dengan kertas
saring selama dua kali penyaringan. Tujuan utama penyaringan adalah penjernihan atau
sterilisasi dari suatu larutan. Larutan yang sangat mengkilap (hasil dari penjernihan)
memberikan kesan kualitas dan kemurnian yang baik sekali, suatu karakteristik yang sangat
diinginkan untuk suatu larutan steril.(Lachman, et al, 1994)

 Hasil yang didapatkan larutan irigasi tersebut berwarna hitam karena dekstrose
berikatan dengan karbon aktif sehingga pada saat penyaringan karbon aktif tidak tertahan di
kertas saring, akan tetapi berikatan dengan dekstrose sehingga lolos dari saringan. Karbon aktif
merupakan cara yang banyak digunakan untuk menghilangkan pirogen. Tetapi dalam sediaan
ini karbon aktif tidak dapat digunakan sebagai penghilang pirogen karena karbon aktif dapat
berikatan dengan dekstrose sehingga tidak dapat disaring. Beberapa metode lain yang dapat
digunakan untuk menghilangkan pirogen : Cara destilasi, cara pemanasan, cara penyerapan,
cara depyrogenasi, dengan penukar ion, dengan gamma radiasi, getaran ultrasonik
(www.ffarmasi.unand.ac.id/fulltext/pyrogen.pdf)

 Larutan dimasukan ke dalam botol infus 500 ml. Kemudian botol infuse ditutup dengan
tutup yang sesuai, lalu ditutup dengan aluminium foil. Aluminium foil bertujuan agar sisa-sisa
air di luar tidak menyerap ke dalam. Penggunaan aluminium foil juga menghilangkan udara dan
penetrasi uap serta mencegah kontaminasi silang setelah sterilisasi. Botol infus yang sudah
ditutup dengan aluminium foil, di beri tanda indikator pada permukaannya. Indikator ini
bertujuan agar kita dapat mengetahui apakah alat tersebut sudah steril atau belum. Indikator
digunakan untuk mengecek duplikasi kondisi dari proses yang sudah dijamin/disahkan dengan
menempatkan indikator di tempat dimana terdapat kesukaran terbesar dalam penetrasi panas
(Lachman, et al, 1994). Indikator ini akan berubah warna menjadi abu-abu, perubahan warna
ini karena pengaruh kelembaban dan panas. Jika terdapat perubahan warna menjadi abu-abu
maka alat tersebut sudah steril.

 Kemudian di sterilkan dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit. Menggunakan
metode Sterilisasi akhir dengan Autoklaf karena bahan-bahan yang digunakan tahan panas.
Diberi etiket kemudian dilakukan evaluasi terhadap kejernihan larutan, volume terpindahkan,
dan penetapan pH.

Anda mungkin juga menyukai