Anda di halaman 1dari 2

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, makin tinggi viskositas

akan semakin besar tahanannya. (Martin 2008). Suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari
aliran yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan viskometer mengukur kecepatan dari suatu cairan
mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat maka berarti viskositas dari
cairan itu rendah (misalnya air). Dan bila cairan itu mengalir lambat, maka dikatakan cairan itu viskositas
tinggi. Penentuan viskositas larutan dilakukan dengan menggunakan viskosimeter Ostwald, piknometer,
dan viskometer Brookfield.

Percobaan menggunakan viskometer Ostwald, yang mana pada metode ini dilakukan dengan
mengukur waktu alir yang dibutuhkan oleh suatu cairan (fluida) pada konsentrasi tertentu untuk mengalir
antara dua tanda pada pipa viskometer. Keunggulan dari metode ini adalah lebih cepat, lebih mudah, serta
perhitungannya lebih sederhana. Prinsip dari penentuan viskositas dengan metode viskometer Ostwald ini
dilakukan dengan memasukkan cairan (Aquadest dan Etanol) ke dalam alat viskometer melalui pipa A
kemudian dengan cara menghisap cairan dibawa ke B sampai garis atas. Selanjutnya cairan dibiarkan
mengalir bebas dan waktu yang diperlukan untuk mengalir dari garis atas ke bawah diukur. Masing-
masing perlakuan di ulangi lima kali, hal ini dilakukan karena untuk mendapatkan nilai yang mendekati
benar sebab alat yang digunakan tidak dapat menentukan hasilnya secara pasti. Dari kelima hasil tersebut
kemudian dirata-ratakan. Pada percobaan menggunakan viscometer Ostwald didapatkan rata-rata
viskositas Aquadest sebesar 0,5784 cps dengan rata-rata waktu alir 149 detik. Dan rata-rata viskositas
Etanol sebesar 0,9435 cps dengan rata-rata waktu alir 236 detik. semakin lama waktu yang diperlukan
untuk mengalirnya suatu fluida dari garis atas ke garis bawah, maka semakin besar pula nilai viskositas
cairan. Dari hasil percobaan yang dilakukan bahwa Etanol memiliki viskositas yang tinggi dibandingkan
dengan Aquadest yang dapat dilihat dari kecepatan rata-rata waktu ali dan rata-rata viskositasnya.

Percobaan menggunakan piknometer. Piknometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan
massa jenis dari suatu cairan. Sebuah piknometer biasanya terbuat dari kaca, dengan penyumbat ketat
dengan kapiler yang melaluinya, sehinga gelembung udara dapat lolos dari alat tersebut. Pada praktikum
kali ini digunakan satu jenis piknometer yaitu piknometer dengan thermometer. Dilakukan pengujian
pertama dengan menimbang piknometer kosong pada suhu 20 derajat celcius kemudian ditimbang
kemudian dimasukkan masing-masing sampel kedalam pikno yaitu sampel air, etanol dan sampel sirup
masing-masing direplikasi sebanyak lima kali kemudian ditimbang masing- masing pada saat suhu sudah
mencapai 20 derajat celcius. Didapatkan hasil rata-rata bobot jenis dari Aquadest sebesar 0,9948 g/ml.
hasil Etanol sebesar 0.8065 g/ml. Propilenglikol sebesar 1,0306 g/ml. Hubungan viskositas dengan
densitas (Berat jenis) adalah sebanding. Jika harga viskositas naik maka harga densitas pun akan naik,
begitupun sebaliknya. Sedangkan hubungan viskositas dengan suhu adalah berbanding terbalik, semakin
tinggi suhu suatu zat cair, maka harga viskositas akan semakin kecil begitu pula sebaliknya. Untuk
hubungan antara densitas dengan suhu, semakin tinggi suhu suatu zat cair, maka harga densitas akan
semakin kecil, begitu pula sebaliknya. Dari hasil tersebut bahwa Propilenglikol mempunyai viskositas
yang tinggi dibandingkan etanol dan aquadest.

Percobaan Viskometer Brookfield, Viskometer Brookfield merupakan salah satu viscometer yang
menggunakan gasing atau kumparan yang dicelupkan kedalam zat uji dan mengukur tahanan gerak dari
bagian yang berputar. Tersedia kumparan yang berbeda untuk rentang kekentalan tertentu, dan umumnya
dilengkapi dengan kecepatan rotasi. (FI IV,1038). Prinsip kerja dari viscometer Brookfield ini adalah
semakin kuat putaran semakin tinggi viskositasnya sehingga hambatannya semakin besar.
(Moechtar,1990). Ditimbang terlebih dahulu CMC 1% dan CMC 1,5%, lalu disediakan 2 mortir masing-
masing di ad kan dengan Aquadest 100 ml, masing-masing CMC 1% dan CMC 1,5% ditaburi dengan
merata,didiamkan sampai terbentuk seperti gel lalu gerus di mortir. Hasil masing-masing tersebut di
masukkan dalam beaker glass. Dituang sirup 100 ml kedalam beaker glass baru. Setelah itu viskositas
larutan diukur dengan viscometer Brookfield dengan kecepatan yang sama yaitu 4 kecepatan (6, 12, 30,
dan 60) direplikasi sebanyak lima kali. Dari hasil percobaan tersebut didapatkan hasil pada CMC 1%
dengan rata-rata pada kecepatan 6 sebesar 500 cps, pada kecepatan 12 sebesar 435 cps, pada kecepatan 30
sebesar 414cps, pada kecepatan 60 sebesar 366 cps. Pada CMC 1,5% didapatkan hasil rata-rata pada
kecepatan 6 sebesar 2170 cps, pada kecepatan 12 sebesar 2090 cps, pada kecepatan 30 sebesar 1776 cps,
pada kecepatan 60 sebesar 1485. Pada sirup gula didapatkan hasil rata-rata kecepatan 6 sebesar 220 cps,
pada kecepatan 12 sebesar 120, pada kecepatan 30 sebesar 120. Pada kecepatan 60 sebesar 120.
Viskometer Brookfield ini dapat digunakan untuk cairan Newton dan non Newton. Sirup gula merupakan
cairan Newton sedangkan CMC Na 1% dan 1,5% merupakan cairan non Newton karena viskositasnya
berbeda pada setiap kecepatan gaya geser. Setelah percobaan ini Sirup Gula tidak sesuai literatur dimana
semakin tinggi nilai rpm maka nilai viskositasnya semakin besar. Terlihat pada rata-rata yang semakin
tinggi kecepatannya semakin kecil viskositasnya.

Anda mungkin juga menyukai