Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan

Enzim merupakan senyawa protein yang dapat mengkatalis seluruh reaksi kimia dalam
system biologis. Semua enzim murni yang telah diamati sampai saat ini adalah protein. Aktivitas
katalitiknya bergantung kepada integritas strukturnya sebagai protein. Enzim dapat mempercepat
reaksi bilogis dan reaksi yang sederhana sampai ke reaksi yang sangat rumit. Enzim bekerja
dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi sehingga mempercepat
proswes reaksi. Percepatan reaksi terjadi karena enzim menurunkan energy pengaktifan yang
dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Enzim mengikat molekul substrat
membentuk kompleks enzim substrat yang bersifat sementara dan lalu terurai membentuk enzin
bebas produknya.
Bebarapa factor yang mempengaruhi kerja enzim diantaranya, suhu, pH atau keasaman,
konsentrasi enzim, substrat dan kofaktor serta inhibitor enzim.Menurut Yazit (2006) terdapat
beberapa macam enzim pencernaan yaitu : Enzim Ptialin, Enzim Amilase, Enzim Maltase,
Enzim Pepsin, Enzim Tripsin, Enzim Renin , Asam Klorida , Cairan Empedu dan Enzim Lipase.
Pada percobaan kali ini, kami menggunakan Enzim Amilase, enzim amylase dihasilkan oleh
kelenjar ludah di mulut dan kelenjar pancreas. Serta menggunakan larutan NaCl 0,9%, larutan
dapar dengan pH yang digunakan adalah 4,0, 7,0 dan 8,0, larutan substrat yang dignakan adalah
Amilum Solani 4%, larutan KI-I2 dan larutan HCl 0,05N.
pH adalah suatu ukuran yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar
alkali dari suatu larutan, pH diukur pada skala 0-14 (Nogroho, 2016). Derajat keasaman pH
saliva dalam keadaan normal berkisar antara 5,6 – 7,0 sedangkan derajat keasaman saliva
dikatakan rendah berkisar antara 4,5 - 5,5. Dan derajat keasaman pH saliva optimum yaitu 6,5 –
7,5.
Hasil dari praktikum ini adalah pengaruh pH terhadap aktivitas enzim. Tingkat keasaman
atau pH juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Prinsip dari kerja
enzim terhadap pH ialah dimana setiap enzim akan bekerja maksimal pada pH tertentu. Misalnya
enzim yang bekerja pada lambung akan optimum pada pH asam, namun pada umumnya enzim
dalam tubuh bekerja optimum pada tingkat keasaman yang mendekati netral (pH 5-8). Enzim
yang berada pada pH yang jauh dari kisaran pH optimum akan mengalami denaturasi. Enzim
akan mengalami perubahan muatan listrik sehingga tidak dapat berikatan dengan substrat.
Sulitnya terjadinya ikatan antara enzim dan substrat menyebabkan rendahnya produk yang
dihasilkan sehingga dikatakan reaksi biologik berlajan lambat. Seperti halnya enzim tubuh pada
umumnya, enzim amilase yang terdapat dalam rongga mulut manusia juga bekerja pada kisaran
pH mendekati netral. Enzim ini akan bereaksi untuk memecah molekul pati menjadi glukosa
yaitu senyawa yang lebih sederhana (Sadikin 2002).
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data bahwa enzim amilase bekerja optimum pada
pH 7. Ketika semua campuran pada tabung reaksi telah selesai, campuran ditetesi dengan iodium
guna memberi warna pada larutan campuran. Semakin biru warna campuran tersebut maka
semakin banyak substrat yang terkandung didalamnya. Setelah mengidentifikasi kualitatif,
larutan campuran dibaca melalui instrument spektrofotometer.
Pada pengukuran dengan spektrofotometer di pH 7,0 didapatkan hasil absorbansi pada
menit ke 0’= 0,380, 5’= 0,266 , 10’= 0,245, 15’= 0,218, 20’= 0,120. Data yang didapatkan sesuai
dengan teori yang ada. Dimulai dari menit ke 0 sampai dengan menit ke 20 mengalami
penurunan absorbansi. Hal itu dapat diartikan bahwa enzim dapat bekerja dengan baik.
Pada pengukuran dengan spektrofotometer di pH 4,0 didapatkan hasil absorbansi pada
menit ke 0’= 0,282, 5’=0,125, 10’=0,108, 15’= 0,104, 20’= 0,146. Data yang didapatkan juga
sesuai dengan teori yang ada. Karena dari menit ke 0 sampai dengan menit 20 mengalami
penurunan absorbansi.
Pada pengukuran dengan spektrofotometer di pH 8,0 didapatkan hasil absorbansi pada
menit ke 0’= 0,226, 5’= 0,299, 10’= 0,287, 15’= 0,233, 20’= 0,252. Dari data yang didapatkan
pada menit ke 0’ memperoleh nilai absorbansi lebih kecil dibanding dengan menit ke 20’.hal
tersebut kemungkinan adanya beberapa factor kesalahan. Kemungkinan terjadi dikarenakan
ketidakhomogenan pada saat pengocokan pada tabung reaksi sehingga enzim tidak tercampur
dengan sempurna.
Hasil absorbansi dari kelompok kami dengan menggunakan larutan dapar dengan pH 8
diperoleh data pada menit ke 0’= 0,272, 5’= 0,259, 10’=0,324, 15’= 0,314, 20’= 0,301. Pada
kelompok kami juga didaptkan hasil pada menit ke 0’ nilai absorbnasi lebih kecil dibanding
dengan menit ke 20’.hal tersebut dapat terjadi kemungkinan pada saat pengocokan tidak
tercampur sempurna sehingga pati tidak terlarut seluruhnya dan juga pada saat pengukuran
kompinen untuk larutan campuran kurang kuantitatif atau tidak tepat dengan volume yang
diminta. Sehingga memicu hasil absorbansi yang tidak sesuai dengan teoritis.
Sedangkan adanya data yang naik turun itu dikarenakan pada saat pengambilan substrat
dalam larutan campuran, substrat yang terambil tidak terambil secara rata

Anda mungkin juga menyukai