Anda di halaman 1dari 5

SOAL FARFIS : DISPERSI MOLEKULER DAN FENOMENA DISTRIBUSI

(untuk literaturnya silahkan simpan/tulis de belakang)


1. Apa itu system dispersi?
2. Apa itu larutan?
3. Bagaimana Ciri-ciri disperi molekuler?
4. Jelaskan dan tuliskan penegertian kelarutan secara kualitatif dan kuantitatif
5. Apa yang dimaksud dengan :
a. larutan jenuh
b. larutan tidak jenuh,
c. dan larutan lewat jenuh
6. Tuliskan istilah kelarutan
7. Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan.
8. Bagaimana pengaruh tetapan dialektrik dari suatu pelarut terhadap kelarutan?
9. Apa itu kosolven dan kosolvensi serta bagaimana mekanisme kosolven dan contoh-contoh
kosolven?
10. Apa yang dimaksud dengan koefisien partisi/koefisien distribusi?
11. Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi zat dalam larutan?
12. Manfaat penegtahuan fenomena distribusi dalam bidang farmasi?
13. Tuliskan contoh – contoh pelarut beserta tetapan dialektriknya?
14. Apaitu disperse molekuler dan contoh dispersi molkeluer?
15. Mekanisme terlarutnya suatu zat!?
16. Bagaimana interaksi antara pelarut dan zat terlarut?
17. Jelaskan fenomena kelarutan!?
18. Pahami dan pelajari prosedur kerja!

Jawaban

1. Sistem dispersi secara sederhana dapat diartikan sebagai larutan atau campuran dua zat yang
berbeda maupun sama wujudnya. Sistem dispersi ditandai dengan adanya zat yang terlarut dan
zat pelarut. (Ridwan, 2012).
Sistem dispersi adalah pencampuran antara fase terdispersi dengan medium pendispersi yang
bercampur satu sama lain. System dispersi ataus system sebaran adalah suatu system yang
menunjukkan bahwa suatu zat terbagi halus dalam zat lain (Damin,2009).
2. Larutan adalah Campuran homogen antara dua zat atau lebih dikenal sebagai larutan. Larutan
(solution) terdiri atas zat pelarut (solvent) dan satu atau lebih zat terlarut (solute) (Damin,2009).
Larutan adalah campuran homogeny yang disiapkan dengan melarutkan zat padat, zat cair, dan
gas dalam cairan lain (Aisyah dkk, 2012).
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut,
biasanya dilarutkan kedalam air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan, atau
penggunaanya, tidak dimasukkan kedalam produk lainnya
Larutan didefinisikan sebagai suatu campuran dari dua atau lebih komponen yang membentuk
suatu disperse molekul yang homogeny (Martin,1990)
3. ciri-ciri disperse molekuler :
 system satu fase yang homogen
 jernih
 memiliki diameter tidak lebih dari 10-7 cm
 partikel larutan tidak dapat dilihat dengan mikroskop biasa maupun mikroskop ultra
 sukar diendapkan
 dapat melewati kertas saring biasa maupun membrane semi permeable.
(Damin,2009)
4. kelarutan didefinisikan dalam istilah kuantitatif sebagai konsentrasi zat terlarut dalam larutan
jenuh pada suhu tertentu. Sedangkan dalam definisi kelarutan secara kualitatif ialah interaksi
spontan dari dua atau lebih, yang membentuk disperse molekuler yang homogen (Aisyah F,dkk ,
2012)
5. a. Larutan jenuh adalah suatu larutan dimana zat terlarut berada dalam kesetimbangan dengan
fase padat (zat terlarut)
b. larutan tidak jenuh atau hampir jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat terlarut
dalam konsentrasi dibawah konsentrasi yang dibutuhkan untuk penjenuhan sempurna pada
temperature tertentu.
c. larutan lewat jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam dalam konsentrasi
lebih banyak daripada yang seharusnya ada pada temperatur terntentu, terdapat juga zat
terlarut yang tidak larut .
(Martin,2011)
6. table Istilah Kelarutan

Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut yang dibutuhkan untuk melarutakan 1


bagian zat
Sangat mudah larut Kurang dari 1
Mudah larut 1 sampai 10
Larut 10 sampai 30
Agak sukar larut 30 sampai 100
Sukar larut 100 sampai 1000
Sangat sukar larut 1000 sampai 10000
Praktis tidak larut Lebih dari 10000
(Martin, 2011)
7. factor-faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah :
 pH, senyawa asam dialrutkan dengan dengan senyawa basa maka akan membentuk
garam yang mudahlarut sehingga akan meningkatkan kelarutan.
 suhu, peningkatan temperature dapat meningkatkan energy kinetic molekul solute dan
solvent, menurunkan viskositas, dan mempercepat difusi, sehingga menyebabkan
meningkatnya kelarutan.
 jenis pelarut, pelarut polar akan melarutkan zat-zat polar dan ionic begitu pula
sebaliknya.
 bentuk dan ukuran partikel, makin kecil ukuran partikel maka luas permukaannya
semakin besar sehingga memungkinkan lebih banyak kontak dengan pelarut sehingga
keceptan disolusinya tinggi atau cepat.
 konstanta dialektrik, semakin besar nilai konstanta dialektrik maka akan bersifat polar
sehingga akan mudah larut dalam senyawa polar begitu pula sebaliknya.
 adanya zat lain seperti surfaktan, kosolven, ion sejenis, dll. Penamabahan cosolven dan
surfaktan akan meningkatkan kelarutan dengan cara menurunkan tegangan permukaan.
 Menurut Anief,2012 Salting out merupakan pengendapan zat terlarut (biasanya zat
organic) disebabkan oleh penambahan jumlah besar garam yang sangat mudah larut
pada larutan air dari senyawa organic. Sedangakan Salting in ialah peristawa
bertambahnya kelarutan dari suatu senyawa organic dengan penambahan suatu garam
dalam larutannya
(Aisyah F. dkk , 2012)
8. tetapan dialektrik menunjukkan sampai seajauh mana tingkat kemampuan melarutkan pelarut
tersebut. Tetapan dialektrik yang tinggi merupakan pelarut yang baik untuk zat-zat yang bersifat
polar. Sebaliknya, pelarut yang mempunyai tetapan dialektrik yang rendah merupakan pelarut
yang baik untuk zat non polar dan merupakan pelarut yang kurang baik untuk zat berpolar
(Rifai,1995).
9. Kosolven adalah pelarut (solvent) dalam campuran yang menambah kelarutan zat terlarut
(solute). Kosolvensi bekerja dengan menurunkan tegangan interfent antara zat terlarut
hidrofobik dan lingkungan cairan (mengandung air) atau dengan mengubah tetapan
dialektriknya (Sopyan, 2018). Contoh kosolven : etanol, propilen glikol, polietilen glikol, glikofural
Kosolvensi adalah suatu peristiwa terjadinya kenaikan kelarutan karena penambahan pelarut
lain atau modifikasi pelarut (Syamsuni, 2006).
10. Koefisien distribusi merupakan perbandingan kelarutan suatu zat di dalam dua pelarut berbeda
dan tidak saling bercampur, serta mempunyai harga tetap dan suhu tertentu (Voight,1995).
Dengan rumus
Cw
P=
Co
Ket : P = koefisien partisi
Cw =konsentrasi dalam air
Co = konsentrasi dalam lemak/minyak
P>1 = memiliki nilai afinitas lebih besar pada air disbanding lemak
P=1 memiliki nilai afinitas yang sama antara air dan minyak
P<1 = memiliki afinitas lebih besar pada lemak
11. Ada beberapa factor yang mempengaruhi distribusi zat dalam larutan yaitu :
 Temperature, kecepatan berbagai reaksi bertambah kira-kira 2 atau 3 tiap kenaikan
suhub100C
 Kekuatan ion, semakin kecil konsentrasi larujan maka laju distribusi semakin kecil
 Konstanta dialektrik, untuk reaktan ion yang kekuatannya bermuatan berlawanan maka
laju distribusi reaktan tersebut adalah positif dan untuk reaktan yang muatannya sama
maka laju distribusinya negative.
 Katalis katalis dapat menutunkan laju-laju distribusi (katalis negative). Katalis juga dapat
menurunkan energy aktivitas dengan mengubah mekanisme reakis sehingga kecepatan
bertambah.
(Cammarat,1995)
12. Pengetahuan koefisien partisis atau koefisien distribusi sangat penting diketahui pleh farmasis
karena prinsip dari koefisien ini sangat banyak berhubungan dengan ilmu farmasetik, termasuk
disini adalah pengawetan system minyak air, kerja obat ditempat yang tidak spesifik, absorbsi
dan distribusi obat keseluruh tubuh (Martin,1993)
13. Contoh pelarut dan tetapan dialektriknya

Nama bahan KD Nama bahan KD


N-metilformamid 190 Kloroform 4,8
Air 80,4 Asam hidroclorida 4,6
Gliserin 43,0 Minyak jarak 4,6
Metil alkohol 33,7 Etil eter 4,34
Etil alkohol 25,7 Minyak zaitun 3,1
n-propil alcohol 21,8 Minyak biji kapas 3,0
Aseton 21,4 Asam oleat 2,45
Benzaldehid 17,8 Toluene 2,39
Amil alcohol 15,8 Benzene 2,28
Benzil alcohol 13,1 Dioksan 2,26
fenol 9,7 Minyak lemon 2,25
Metal salisilat 9,0 Karbon tetraklorida 2,24
Etil salisilat 6,4 Petrolatum cair 2,5
14. Dispersi molekuler atau larutan sejati adalah campuran zat padat / zat cair (sebagai fase
terdispersi) dengan zat cair (sebagai medium pendispersi). Molekul –molekul pada fase
terdispersi tersebar merata kedalam komponen medium pendispersi sehingga larutan juga
disebut dengan disperse molekuler
Contoh disperse molekur :larutangula,teh, sirup, obattetesmata, mouth wash, infuse dll.
15. Proses terjadinya suatu larutan dapat mengikuti salah satu mekanisme berikut:
a. Zat terlarut bereaksi secara kimia dengan pelarut dan membentuk zat yang baru,
b. Zat terlarut membentuk zat tersolvasi dengan pelarut,
c. Terbentuknya larutan berdasarkan dispersi.
Reaksi kimia dengan pelarut dapat terjadi apabila ada interaksi antara pelarut dan zat terlarut
dengan pemutusan satu atau lebih ikatan kimia.
Mekanisme kelarutan :
 Pelarut polar, melarutkan zat terlarut ionic atau zat polar lainnya. Disebabkan karena
tingginya tetapan dialektrik air yaitu 80 untuk air, pelarut polar mengurangi gaya trik
menarik antara ion dalam Kristal yang berlawana seperti natrium klorida, kloroform,
mempunyai tetapan dialektrik 5 dan bensena 1 atau 2 oleh karena itu senyawa ini
praktis tidak larut dalam pelarut ini.
Pelarut polarmemecah ikatan kovalen dari elektrik kuat dengan reaksi asam basa karena
pelarut ini amfiprotik
 Pelarut non polar, tidak dapat mengurangi gaya tarik menarik antara ion-ion elektrolit
kuat dan lemah karena tetapan dialektrik yang rendah. Pelarut non polar juga tidak
dapat memecahkan ikatan kovalen dan elektrolit yang berionisasi lemah karena pelarut
termasuk pelarut oprotik dan tidak dapat membentuk jembatan hydrogen dnegan non
elektrolit.
 Pelarut semi polar, sperti keton dan alcohol dapat menginduksi suatu derajat polaritas
tertentu dalam molekul pelarut non polar sehingga menjadi dapat larut dalam alcohol.
Pelarut ini bertindak sebagai pelarut perantara yang dapat menyebabkan bercampurnya
cairan polar dan non polar.
(Aisyah,2012)
16. air adalah pelarut yang baik untuk garam, gula dan senyawa sejenis, sedangkan minyak mineral
dan bezena biasanya merupakan pelarut untuk zat yang biasanya habya sedikit larut dalam air.
penemuan empiris ini disimpulkan dalampernyataan like disolve like (Martin, 1990).
17. fenomena kelarutan untuk cairan - cairan terbagi atas :
a. tercampur sempurna. pelarut polar dan semi polar sepertiair dan alkohol, gliserin dan
alkohol, alkohol dan aseton, dikatakan tercampur sempurna karena bercampur dalam
perbandingan
b. tercampur sebagian. apabila air dan eter atau air dan fenol dicampur dalam jumlah tertentu
akan terbentuk dua lapisan cairan, masing-masing cairan mengandung cairan lain dalam
keadaan terlarut.
fenomena kelarutan untuk pelarut dan zat terlarut dikenal dengan like disolve like yaitu
senyawa polar akan larut dalam pelarut polar. dan senyawa non polar akan larut dalam
senyawa non polar.

(Martin, 2011)

Anda mungkin juga menyukai