Oleh:
Nama : Eka Oktavia Larasati Sudirman
NIM : 161810301047
Kelompok :2
Nama Asisten : Rohma Nur Fadilah
1.3 Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah
1. Mempraktekkan metode pemisahan menggunakan kromatografi kolom
dan memahami prinsip dasar dari kromatografi kolom.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Asam-asam lemak dapat berasal dari tipe yang sama maupun berbeda. Sifat
trigliserida akan bergantung pada perbedaan jenis asam-asam lemak yang
bergabung membentuk trigliserida. Perbedaan jenis asam-asam lemak ini
tergantung pada derajat kejenuhan dan panjang rantainya. Asam lemak yang
memiliki rantai pendek mudah larut dalam air dan memiliki titik leleh yang lebih
rendah. Asam-asam lemak yang semakin panjang, akan menyebabkan titik leleh
yang lebih tinggi (Saragih, 2006).
Asam lemak yang paling dominan dalam minyak kelapa ada dua jenis
yaitu asam palmitat C16:o (jenuh) dan asam oleat C18:1 (tidak jenuh). Komposisi
minyak kelapa sawit sebagai berikut :
C12:O Laurat 0,2 %
C14:O Myristate 1,1 %
C16:O Palmitat 44,4 %
C18:O Stearate 4,5 %
C18:1 Oleat 39,2 %
C18:2 Linoleate 10,1 %
Lainnya 0,9 %
Minyak tersebut jika dihidrolisis akan menghasilkan 1 molekul gliserol dan 3
molekul asam lemak rantai panjang. Komponen dalam minyak kelapa sebagai
berikut :
No Komponen Kuantitas
1. Asam lemak bebas 3,0 – 4,0 %
2. Karoten 500 – 700 pm
3. Fosolipid 500 – 1000 ppm
4. Dipalmito scearin 1,2 %
5. Tripalmitin 5,0 %
6. Dipalmitolein 37,2 %
7. Palmito stearin olein 10,7 %
8. Palmito olein 42,8 %
9. Triolein limole 3,1 %
Tabel 2.1 Komponen dalam Minyak Kelapa Sawit (Saragih, 2006).
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
Hasil
Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Fraksi Volume NaOH (mL) % Asam Lemak
1 2,1 43,05
2 2,05 43,025
3 3,1 63,55
4 3,6 73,8
5 3,4 69,7
4.2 Pembahasan
Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom
sebagai alat untuk memisahkan komponen dalam campuran. Prinsip kromatografi
yaitu Zat cair sebagai fasa gerak akan membawa cuplikan senyawa yang mengalir
melalui fasa diam sehingga terjadi interaksi berupa absorpsi senyawa-senyawa
tersebut oleh padatan di dalam kolom. Kecepatan bergerak komponen suatu
cuplikan bergantung pada seberapa lama atau besar komponen tersebut tertahan
oleh padatan penyerap dalam kolom. Hasil yang diperoleh berupa fraksi-fraksi
senyawa (eluat) yang tertampung pada bagian bawah kolom (Leba, 2017).
Tahap pertama yaitu menyiapkan kolom. Kolom disiapkan dengan
mencampurkan silika gel ke dalam larutan kloroform dan asam asetat dengan
rasio 100:1. Reaksi yang terjadi antara kloroform-asam asetat yaitu :
CH3Cl (aq) + CH3COOH (aq) → CH3COOCH3 (aq) + HCl (aq)
Silika gel berfungsi sebagai fasa diam. Larutan kloroform-asam asetat merupakan
fasa gerak pada kromatografi ini atau disebut dengan eluen. Kloroform-asam
asetat digunakan karena kedua larutan ini merupakan senyawa non-polar,
sehingga interaksi antara sampel dan pelarut tidak terjadi.
H
Cl
Cl Cl
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini yaitu metode pemisahan asam lemak
dalam minyak kelapa sawit yaitu menggunakan kromatografi kolom. Prinsip
kromatografi kolom adalah pemisahan didasarkan pada perbedaan partisi absorbsi.
Kadar asam lemak dalam minyak kelapa sawit yaitu 43,05 %; 43,025 %; 63,55 %;
73,8 % dan 69,7 %.
5.2 Saran
Saran pada percobaan ini yaitu buret yang digunakan dipastikan tidak
bocor, sehingga ketika digunakan volume pada buret tidak berkurang. Kapas yang
digunakan untuk menutup kolom lebih dipadatkan supaya elusi tidak ikut
mengalir ketika kran dibuka. Kran pada buret sebelum digunakan diberi vaselin.
DAFTAR PUSTAKA