Anda di halaman 1dari 7

PERAN BUAH SEMANGKA (Citrullus lanatus) DALAM PENANGANAN

TOXIC SHOCK SYNDROME DENGAN MEKANISME


PENGHAMBATAN STERTOCOCCUS PYOGENES

William Johanes Dian Patabang, Nur Laila Fitrah, Aisyah Nur Sapriati

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar, Makassar-Indonesia

ABSTRAK

Toxic Shock Syndrom (TSS) adalah penyakit akut yang dimediasi oleh toksin
akut,salah satu pemicunya adalah infeksi Streptococcus pyogenes. Streptococcus
pyogenes (grup A Streptococcus; GAS) adalah patogen manusia utama yang
menyebabkan spektrum luas manifestasi klinis, mulai dari infeksi kulit superfisial
dan faringitis hingga infeksi invasif, seperti bakteremia, meningitis, selulitis, dan
pneumonia, dan nekrotisasi yang lebih parah.

Penelitian ini dilakukan untuk penanganan toxic shock syndrome dengan


mekanisme penghambatan streptococcus dengan kandungan senyawa dari
semangka

Penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan ekstrak etanol daun


binahongbuah semangka dengan konsentrasi pengenceran 1%, 3% dan 5% yang
diujikan terhadap bakteri Streptococcus pyogenes dengan kepadatan 0,5
mcFarland, menggunakan metode Kirby-Bauer.

Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa pada semua konsentrasi ekstrak buah
semangka dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang ditunjukkan dengan
terbentuknya zona jernih. Diameter zona hambat terbesar ditunjukan pada
konsentrasi ….. yaitu sebesar ….. mm. Berdasarkan hasil penelitian uji in-vitro
daya hambat ekstrak semangka (Citrullus lanatus) terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes pada media MullerHinton, dapat ditarik kesimpulan
bahwa ekstrak semangka (Citrullus lanatus) dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Streptococcus pyogenes.

Kata Kunci : Tosic Shock Syndrom, Semangka (Citrullus lanatus), Streptococcu


pyogens
Toxic Shock Syndrom (TSS) adalah dan arthritis. Meskipun sebagian
penyakit akut yang dimediasi oleh besar kasus TSS terjadi pada wanita,
toksin akut, biasanya dipicu oleh sekitar 25% kasus terjadi pada pria
infeksi Staphyloccus aureus atau nonmenstrual (Arifin J,2014). Hal ini
Streptococcus Kelompok A yang ditandai dengan demam tinggi, ruam,
juga disebut Streptococcus pyogenes. hipotensi, kegagalan multiorgan
Sebagian besar kasus TSS ini terjadi (melibatkan setidaknya 3 atau lebih
pada wanita dan sekitar 25% terjadi sistem organ), dan deskuamasi,
pada pria (Ramesh, 2018). Bakteri biasanya dari telapak tangan dan
ini masuk ke dalam tubuh dan telapak kaki, 1–2 minggu setelah
melepaskan racun berbahaya. Toxic onset penyakit akut.
shock syndrome memburuk dengan Peningkatan jumlah infeksi
sangat cepat dan bisa berakibat fatal GAS yang berat yang terkait dengan
shock dan kegagalan organ telah
jika tidak segera diobati. Rata-rata
dilaporkan. Infeksi ini disebut
kejadian Toxic shock syndrome streptokokus TSS (Lappin E,2009).
tahunan adalah 0,07 / 100.000 Streptococcus pyogenes (grup A
Streptococcus; GAS) adalah patogen
populasi, Anak-anak <16 tahun
manusia utama yang menyebabkan
sekitar 39% yang mengalami kasus spektrum luas manifestasi klinis,
TSS, sebagian besar disebabkan oleh mulai dari infeksi kulit superfisial
dan faringitis hingga infeksi invasif,
luka bakar dan infeksi kulit dan
seperti bakteremia, meningitis,
jaringan lunak.(H. Sharma,2018) selulitis, dan pneumonia, dan
TSS adalah penyakit yang nekrotisasi yang lebih parah.
harus dilaporkan di Amerika Serikat; (Sekizuka, 2017).
Pengobatan terhadap infeksi S.
pada 2004-2014, rata-rata kejadian
pyogenes yang dilakukan selama ini
setiap tahun bervariasi dari 0,03-0,05
adalah menggunakan antibiotik
/ 100.000 populasi (Adams, 2016).
ampicillin, akan tetapi penggunaan
Khususnya, 50% kasus TSS tidak
antibiotik menghadapi permasalahan
berhubungan dengan menstruasi.
baru dengan ditemukannya galur
Kasus TSS Nonmenstrual biasanya,
bakteri yang resisten terhadap
infeksi luka bedah dan postpartum,
antibiotic (Ergin, 2003).
luka bakar, lesi kulit, osteomielitis,
Salah satu obat tradisional yang biasa menggunakan medium Mueller
digunakan adalah buah semangka Hinton.
merah (Citrullus lanatus). Buah
METODOLOGI PENELITIAN
semangka mengandung banyak air
(sekitar 92 %) dan mengandung Metode penelitian ini bersifat
likopen sebesar 48,8 % (Tadmor, eksperimen Metode yang dipilih
dkk., 2005). Selain itu buah adalah metode Kirby-Bauer kami
semangka memiliki banyak memilih metode ini karena
kandungan metabolit sekunder metodenya cepat, mudah dan
seperti Alkaloid, Flavonoid, sederhana dalam pengerjaannya.
Glikosida, dan saponin yang Prinsip kerja dari metode
memiliki aktivitas antibakteri Kirby-Bauer adalah zat uji dengan
terhadap  berbagai jenis bakteri. konsentrasi 1 %,3%, 5% b/v yang
Flavonoid telah diketahui memiliki diteteskan pada pencadang dapat
aktivitas antibakteri. Flavonoid berdifusi dengan baik pada
memiliki efek antibakteri karena permukaan media padat yang
dapat menghambat sintesis asam sebelumnya telah diinokulasi bakteri
nukleat, mengganggu fungsi uji pada permukaannya. Sebagai
membran sitoplasma dan control positif digunakan kertas
metabolisme energi bakteri (Cushnie, cakram yang berisi tetrasiklin untuk
2005) Selain itu flavonoid dapat bakteri Streptococcus pyogenes.
menghambat sintesis DNA dan RNA Control positif berfungsi sebagai
pada Gram positif (Mori, 1987) control dari zat uji dengan
Dalam penelitian ini, membandingkan diameter daerah
hambat (DDH) yang terbentuk.
digunakan buah semangka (Citrullus
Secara umum metode Kirby-Bauer
lanatus) untuk penanganan Toxic seperti yang telihat pada gambar
Shock syndrome dengan dibawah ini.
enghambatan Stertococcus pyogenes
Preparasi Sampel Bauer (Lay, 1994). Dituangkan agar
Buah semangka sebanyak 3 kg dicuci MuellerHinton suhu 45oC yang
bersih dan ditiriskan. Kemudian masih cair sebanyak 12 mL
dikeringkan dengan cara diangin (ketebalan ± 4-5 mm) kedalam
anginkan dan tidak terkena mata hari cawan petri yang steril, goyangkan
langsung. Pengeringan dilanjutkan dan biarkan membeku. Suspensi
dengan cara menjemur buah bakteri Streptococcus pyogenes
semangka di dalam oven selama 1 kepadatan bakteri 0,5 mcFarland
hari dengan suhu kurang dari 60oC. sebanyak 0,1 mL, disebarkan dengan
Kemudian dihaluskan menggunakan batang L ke dalam media Mueller-
blender sampai terbentuk serbuk. Hinton yang sudah beku. Lempeng
Serbuk ini disebut dengan sampel. agar dibiarkan mengering selama 5
Ekstraksi buah semangka menit. Setelah membeku diletakan
Sebanyak 50 gram serbuk buah pencadang di atas agar secara aseptik
semangka yang telah dihaluskan dengan menggunakan pinset.
dimasukkan kedalam erlenmeyer. Kemudian berbagai konsentrasi
Ditambahkan pelarut etanol 70% ekstrak buah semangka diteteskan
sebanyak 500 mL, di rendam selama pada kertas cakram menggunakan
24 jam dengan perbandingan 1:10. mikropipet. Pengerjaan sampel
Ampas I dan filtrat I dipisahkan dilakukan secara duplo. Cawan
dengan menggunakan kertas saring. diinkubasi pada suhu 37oC selama
Kemudian ampas I direndam 24-48 jam. Selain pembuatan sampel
kembali dengan menggunakan etanol di atas dilakukan juga pembuatan
70% selama 2 hari dengan sesekali kontrol positif. Diamati adanya
diaduk. Ampas II dan filtrat II daerah hambat berupa zona bening.
dipisahkan menggunakan kertas Diameter zona hambat dihitung
saring. Filtrat I dan filtrat II digabung dengan mengurangi diameter zona
dan saring kembali untuk keseluruhan dikurangi diameter
memperoleh total maserat daun lingkaran bekas pencadang.
binahong. Kemudian di evaporasi
dengan menggunakan alat rotary HASIL DAN PEMBAHASAN
evaporasi vakum dengan suhu Hasil uji ekstrak buah semangka
<65oC sehingga diperoleh ekstrak (Citrullus lanatus) terhadap
kental. pertumbuhan bakteri streptococcus
Uji Aktivitas Antibakteri pyogenes secara in-vitro, dengan
Uji aktivitas antibakteri ekstrak metode pencadang pada media
etanol buah semangka terhadap Mualler Hinton yang ditanam selama
bakteri Streptococcus pyogenes 24 jam menunjukkan hasil seperti
dilakukan dengan metode Kirby- table berikut ini
12.00

10.00

8.00

6.00

4.00

2.00

0.00

Berdasarkan hambatan pertumbuhan menyatakan bahwa alkaloid dapat


bakteri menurut Greenwood (1995), mengganggu komponen penyusun
maka ekstrak etanol bauh semangka peptidoglikan sel bakteri, sehingga
dengan konsentrasi … dan ….% lapisan dinding sel tidak terbentuk
memiliki respon hambat secara utuh dan menyebabkan
pertumbuhan lemah, ekstrak etanol kematian sel. Saponin memiliki
buah Semangka dengan konsentrasi molekul yang dapat menarik air atau
…% dan …% tidak memiliki respon hidrofilik dan molekul yang dapat
hambat pada pertumbuhan bakteri S. melarutkan lemak atau lipofilik
Pyogenes. Meskipun demikian sehingga dapat menurunkan
ekstrak etanol kelopak bunga Rosella tegangan permukaan sel yang
dengan konsentrasi …% dan …% akhirnya menyebabkan hancurnya
tetap dapat digunakan sebagai bahan bakteri (Soetan,2006).
antibakteri terhadap S. pyogenes. Flavonoid telah diketahui memiliki
Hal ini didasarkan pada standar aktivitas antibakteri. Flavonoid
umum yang dikeluarkan oleh memiliki banyak struktur, dan
National Committe for Clinical diantara struktur tersebut, yang
Laboratory Standards/ NCCLS memiliki aktivitas antibakteri adalah
(2002) yang disitasi dari Tambekar apigenin,galangin,pinocembrin,
dan Dahikar (2010), yaitu bakteri ponciretin, genkwanin,
dinyatakan peka terhadap antibakteri sophoraflavanon G dan turunannya,
yang berasal dari tanaman apabila naringin dan naringenin,
memiliki ukuran diameter daya epigallocatechin gallate dan
hambat lebih dari 12 mm. turunannya, luteolin dan luteolin 7-
Buah semangka mengandung glucoside, quercetin, 3-
beberapa senyawa yang berfungsi Omehylquercetin dan beragam
sebagai antibakteri, diantaranya glycoside quercetin, kaempferol dan
adalah alkaloid, glikosida, flavonoid turunannya dan flavones lainnya
dan saponin. Setyaningrum (2003) seperti flavone glycosides,
isoflavones, flavonols, flavonol
glyosides dan chalcones. Flavonoid
dengan struktur antibakterinya
diketahui memiliki target sel yang
multipel dan bukan hanya memiliki
satu aksi target yang spesifik.
(Cushnie, 2003)
Cushnie dan Lamb (2005)
menyimpulkan dari penelitian-
penelitian yang telah dilakukan oleh
Kono et al., (1995), Kushnie,
Hamilton dan Lamb (2003),
Stapleton et al., (2004) bahwa
flavonoid bersifat bakterisidal karena
flavonoid tidak membunuh sel
bakteri tetapi menghambat agregasi
bakteri dan mengurangi angka
Colony Forming Units (CFU).
Flavonoid memiliki efek antibakteri
karena dapat menghambat sintesis
asam nukleat, mengganggu fungsi
membran sitoplasma dan
metabolisme energi bakteri.
KESIMPULAN
Kesimpulan Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak etanol
bunga Rosella memiliki aktivitas
antibakteri pada konsentrasi 5%,
10%, 20% dan 30% terhadap
Streptococcus pyogenes dengan
diameter zona hambat rata-rata
berturut-turut 7,13 mm, 8,4 mm, 10,2
mm, 13,3 mm. Dari hasil juga
diketahui bahwa semakin tinggi
konsentrasi ekstrak etanol kelopak
bunga Rosella, maka semakin besar
pula diameter zona hambat yanhg
dihasilkan

Anda mungkin juga menyukai