Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

PRAKTIKUM 5
VISKOSITAS DAN RHEOLOGI

DISUSUN OLEH :
Kelompok 1 C
- Hartsun Naziyah M. U (200106081) - Melisa Pujiandini (200106104)
- Heni Yurnita Sari (200106082) - Naida Sintiani (200106119)
- Maulana Hasan (200106102) - Najma Aulia Nisa (200106120)
- Mayarani Putri (200106103)

Dosen Pengampu : 1. Apt. Fauzia Ningrum M.Farm


2. Apt. Rizky Dwi Larasati M.Farm
3. Titian Daru Asmara Tugon S.Farm M.Farm
Asisten Praktikum : Risnawati

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG
2021
PRAKTIKUM 5
VISKOSITAS DAN RHEOLOGI
1. TUJUAN
1.1 Menentukan rheologi cairan Na-CMC (Natrium Carboxy Methyl Cellulose) 1%,
PGA (Pulvis Gummi Arabicum) 1%dan Na-CMC + PGA (Pulvis Gummi
Arabicum) dengan perbandingan 1:1 menggunakan alat Viskometer Brookfield
tipe LV

2. TEORI DASAR
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu fluida yang
menyatakan besar kecilnya gesekan dalam fluida.Semakin besar viskositas fluida, maka
semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukan semakin sulit suatu
benda bergerak dalam fluida tersebut (Ariyanti dan Agus, 2010). Viskositas dalam zat
cair yang berperan adalah gayakohesi antar partikel zat cair (Martoharsono, 2006).
Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Bird,
2004).
Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan dengan hambatan untuk
mengalir.Beberapa cairan ada yang dapat mengalir dengan cepat namun ada yang
mengalir secara lambat.Fluida yang mengalir lambat seperti gliserin, madu dan minyak
atso, ini dikarenkan mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas menentukan kecepatan
mengalirnya cairan (Halliday dan Resnick, 2000)
Tingkat kekentalan suatu fluida bergantung pada suhu, semakin tinggi suhu zat cair,
semakin kurang kental zat cair tersebut. Selain itu, kekentalan suatu fluida atau lebih
tepatnya koefisien viskositas juga bergantung pada jenis fluidanya, gaya tarik
antarmolekul serta ukuran dan jumlah molekul terlarut (Soedojo, 2008).
Menurut Streeter (1988), viskositas dapat diukur dengan beberapa cara, yaitu:
1. Berdasarkan Hukum Newton tentang viskositas
Menurut Newton hubungan antara gaya-gaya suatu aliran viskos sebagai: Geseran
dalam (viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan
tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser
(σ) dengan kecepatan gesernya (γ) konstan. Parameter inilah yang disebut dengan
viskositas. Pada fluida Newtonian perbandingan antara besaran kecepatan geser dan
tegangan geser adalah konstan (Febrianto dkk., 2013).
Berdasarkan hukum Newton tipe aliran dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Cairan Newton yaitu cairannya mengalir mengikuti aturan-aturan viscositas
2. Cairan non Newton yaitu aturannya tidak mengikuti aturan viskositas. Cairan
biasanya memiliki ukuran molekul yang paling besar atau mempunyai struktur
tambahan, misalnya koloid. Untuk mengalirkan cairan bukan cairan Newton
sehingga diperlukan tambahan gaya atau jika perlu memecah strukturnya.
(Wiroatmojo, 1988).
2. Berdasarkan persamaan Hagen- Poiseuille

r 4 ( ∆ P) r 4 ( P1 −P 2)
Q= atau v =
8L t 8L
Dengan r adalah jari-jari bagian dalam tabung, L adalah panjang tabung, P1 – P2
adalah selisih tekanan diantara kedua ujung tabung,  adalah koefisien viskositas,
dan Q adalah laju aliran volume (volume zat cair yang melewati suatu titik
persatuan waktu (t) dinyatakan dalam satuan SI m3/s) (Giancoli, 2014)
3. Dengan metode-metode yang memerlukan kalibrasi dengan fluida yang viskositasnya
diketahui.
Faktor yang mempengaruhi viskositas ialah suhu, kosentrasi larutan, berat
molekul terlarut, dan tekanan.Jadi viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika
suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya Konsentrasi larutan ialah
viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi
larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin
banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya
semakin tinggi pula.Berat molekul terlarut ialah viskositas berbanding lurus dengan
berat molekul terlarut. Tekanan ialah semakin tinggi tekanan maka semakin besar
viskositas suatu cairan (Sani, 2010).
Rheologi meliputi pencampuran dan aliran dari bahan, pemasukan ke dalam wadah,
pemindahan sebelum digunakan, apakah dicapai dengan penuangan dari botol,
pengeluaran dari tube atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu produk
tertentu yang dapat berkisar dalam konsistensi dari bentuk cair ke semisolid, sampai ke
padatan, dapat mempengaruhi penerimaan bagi si pasien, stabilitas fisika, dan bahkan
availabilitas biologis jadi viskositas telah terbukti mempengaruhi laju absorbsi obat dari
saluran cerna (Martin, 1993).
Adapun alat untuk mengukur vuskositas dan rheologi suatu zat yaitu viscometer,
dimana ada dua jenis viscometer yaitu :
1. Viscometer satu titik
Viscometer ini bekerja pada satu titik kecepatan geser saja, sehingga hanya
dihasilkan satu titik pada rheogram. Alat ini hanya dapat digunakan untuk
menentukan viskositas cairan newton, yang termasuk kedalam jenis alat ini yaitu
viscometer kapiler, viscometer bola jatuh, dan penetrometer.
2. Viscometer banyak titik
Viscometer jenis ini pengukurannya dapat dilakukan pada beberapa harga
kecepatan geser sehingga dapat diperoleh dengan rheogram yang sempurna.
Vicometer jenis ini dapat digunakan untuk menentukan viskositas cairan newton
maupun cairan non newton, yang termasuk kedalam jenis alat ini yaitu viscometer
rotasi tipe Stromer, viscometer Brookfield, dan Rotovisco. (Sinko, 2011).
3. ALAT BAHAN
No Alat Bahan
1 Gelas ukur Aquadest
2 Mortir Na-CMC
3 Stemper PGA
4 Viskometer Brookfield tipe LV

4. PROSEDUR PERCOBAAN
4.1 Pembuatan Sampel
Disiapkan Na-CMC dan PGA, kemudian ditimbang masing-masing sejumlah
1% dari jumlah sediaan 250 gr, dibuat 3 jenis larutan yaitu Na-CMC, PGA, dan Na-
CMC-PGA (1:1). Pembuatan larutan 1 yaitu disiapkan Na CMC, dipanaskan
aquadest kemudian dimasukan kedalam mortir, ditaburkan Na CMC diatas aquadest
panas, digerus kuat ad homogen dan membentuk cairan kental, didapat cairan 1
larutan Na CMC kental. Pembuatan larutan yaitu disiapkan PGA, dipanaskan
aquadest kemudian dimasukan kedalam mortir, ditaburkan PGA diatas aquadest
panas, digerus kuat ad homogen dan membentuk cairan kental, didapat cairan 2
larutan PGA kental. Dan untuk pembuatan larutan 3 yaitu disiapkan Na CMC dan
PGA, dipanaskan aquadest kemudian dimasukan kedalam mortir, ditaburkan Na
CMC dan PGA diatas aquadest panas, digerus kuat ad homogen dan membentuk
cairan kental, didapat cairan 3 larutan Na CMC dan PGA kental.
4.2 Pengukuran Viskositas dengan Viskometer Brookfield
Disiapkan viskometer brookfield tipe LV kemudian dipasang spindel sesuai
kekentalan masing-masing cairan 1,2, dan 3 ad batas spindel tercelup kedalam cairan,
dipasang stop kontal, dihidupkan motor penggerak sambil menekan tombol,
diperhatikan berapa viskositasnya cairan yang ditunjukan jarum merah pada alat
viskometer, dan dicatat hasil yang diperoleh lalu dihitung viskositasnya dengan cara
skala yang terbaca dikalikan dengan faktor yang terdapat pada alat viskometer.
Setelah hasil ditentukan, dilepaskan cairan dari alat viskometer brookfield.
Kemudian, diperoleh data viskositas cairan.

5. DATA DAN PERHITUNGAN


5.1 Data
Na-CMC PGA Na-CMC & PGA
rp Skala yang rp
m Skala yang terbaca rpm terbaca m Skala yang terbaca
3 15 3 20 3 0
6 30 6 40 6 1,5
12 59 12 78 12 3,5
30 75 30 95 30 5,5
60 102 60 165 60 7,5
30 75 30 95 30 5,5
12 59 12 78 12 3,5
6 30 6 40 6 1,5
3 15 3 20 3 0

a. Na-CMC
Rpm Skala yang terbaca Usaha (dyne/cm) Viskositas (mPas)
3 15 10.105,5 300
6 30 20.211 300
12 59 39.748,3 295
30 75 50.527,5 150
60 102 68.717,4 102
30 75 50.527,5 150
12 59 39.748,3 295
6 30 20.211 300
3 15 10.105,5 300

b. PGA
Rpm Skala yang terbaca Usaha (dyne/cm) Viskositas (mPas)
3 20 13.474 400
6 40 26.948 400
12 78 52.548,6 390
30 95 64.001,5 190
60 165 111.160,5 165
30 95 64.001,5 190
12 78 52.548,6 390
6 40 26.948 400
3 20 13.474 400

c. Na-CMC & PGA


Rpm Skala yang terbaca Usaha (dyne/cm) Viskositas (mPas)
3 0 0 0
6 1,5 1.010,55 15
12 3,5 2.357,95 17,5
30 5,5 3.705,35 11
60 7,5 5.052,75 7,5
30 5,5 3.705,35 11
12 3,5 2.357,95 17,5
6 1,5 1.010,55 15
3 0 0 0

5.2 Perhitungan HLB


- Perhitunganpembuatansampel
Diketahui - SampelNa-CMC 1,75%,
- Sampel PGA 1,75%,
- Sampel Na-CMC dan PGA 1,75% 1:1
-Jumlahsediaan 250 g
Ditanyakan - Sampel Na-CMC 1,75% dan pelarutnya
- Sampel PGA 1,75%dan pelarutnya
- Sampel Na-CMC dan PGA 1,75% 1:1dan
pelarutnya
Dijawab Massa Na-CMC 1,75% dan pelarutnya
Massa Na-CMC 1,75%
1,75
x 250 g=4,37 gram
100
Pelarut (Aquadest) =
jumlahsediaanygakandibuat – massasampel
Aquadest = 250 g – 4,37 g = 245,63 g

- Perhitunganusaha dan viskositassampel

A. Na-CMC

Diketahui - rpm: 3
- skala yang terbaca= 15
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
- Usaha= 15 X 673,7 dyne/cm
- Usaha= 10.105,5 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
-Viskositas= 15 X 20
- Viskositas= 300 mPas

Diketahui - rpm: 6
- skala yang terbaca=30
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
-Usaha= 30 X 673,7 dyne/cm
- Usaha= 20.221 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
-Viskositas= 30 X 10
- Viskositas= 300 mPas

Diketahui - rpm: 12
- skala yang terbaca=59
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
-Usaha=59 X 673,7 dyne/cm
- Usaha=39.748,3 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
-Viskositas= 59 X 5
- Viskositas= 295 mPas

Diketahui - rpm: 30
- skala yang terbaca= 75
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
-Usaha= 75 X 673,7 dyne/cm
- Usaha= 50.527,5 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
-Viskositas= 75 X 2
-Viskositas= 150 mPas

Diketahui - rpm: 60
- skala yang terbaca= 102
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
-Usaha= 102 X 673,7 dyne/cm
- Usaha= 68.717,4 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
-Viskositas= 102 X 1
- Viskositas= 102 mPas

Diketahui - rpm: 30
- skala yang terbaca= 75
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
-Usaha= 75 X 673,7 dyne/cm
- Usaha=50.527,5 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
- Viskositas= 75 X 2
- Viskositas= 150 mPas

Diketahui - rpm: 12
- skala yang terbaca=59
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
- Usaha= 59 X 673,7 dyne/cm
- Usaha= 39.748,3 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
- Viskositas= 59 X 5
- Viskositas= 295 mPas

Diketahui - rpm: 6
- skala yang terbaca=30
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
- Usaha= 30 X 673,7 dyne/cm
- Usaha= 20.221 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
- Viskositas= 30 X 10
- Viskositas= 300 mPas

Diketahui - rpm: 3
- skala yang terbaca= 15
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
- Usaha= 15 X 673,7 dyne/cm
- Usaha= 10.105,5 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
- Viskositas= 15 X 20
- Viskositas= 300 mPas

b. PGA

Diketahui - rpm: 3
- skala yang terbaca= 20
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
-Usaha = 20 X 673,7
- Usaha = 13.474 dyne/cm (tipe LV)
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
-Viskositas = 20 X 20
- Viskositas = 400

Diketahui - rpm: 6
- skala yang terbaca= 40
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
-usaha = 40 X 673,7
-usaha = 26.984 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
-viskositas = 40 X 10
-Viskostas = 400 mPas

Diketahui - rpm:12
- skala yang terbaca= 78
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
-usaha = 78 X 673,7
-Usaha = 52.548,6 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
-viskositas = 78 X 5
-Viskositas = 390 mPas

Diketahui - rpm: 30
- skala yang terbaca= 95
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
-Usaha = 95 X 673,7
-Usaha = 64.001,5 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
-Viskositas = 95 X 2
-Viskositas = 190 mPas

Diketahui - rpm: 60
- skala yang terbaca= 165
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
- Usaha = 165 X 673,7
-Usaha = 111.160,5 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
- Viskositas = 165 X 1
-Viskositas =165 mPas

Diketahui - rpm:30
- skala yang terbaca= 95
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
- Usaha = 95 X 673,7
-Usaha = 64.001,5 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
-Viskositas = 95 X 2
-Viskositas = 190 mPas

Diketahui - rpm: 12
- skala yang terbaca= 78
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
- Usaha = 78 X 673,7
-Usaha = 52.548,6 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
-Viskositas = 78 X 5
-Viskositas = 390 mPas

Diketahui - rpm: 6
- skala yang terbaca= 40
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
-Usaha = 40 X 673,7
-Usaha = 26.948 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
- Viskositas = 40 X 10
-Viskositas = 400 mPas
Diketahui - rpm: 3
- skala yang terbaca= 20
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
- Usaha = 20 X 673,7
-Usaha = 13.474 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
-Viskositas = 20 X 20
-Viskositas = 400 mPas

C. Na-CMC & PGA


Diketahui - rpm: 3
- skala yang terbaca= 0
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
- Usaha = 0 X 673,3
-Usaha = 0 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
- Viskositas = 0 X 20
-Viskositas = 0 mPas

Diketahui - rpm: 6
- skala yang terbaca= 1,5
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
- Usaha = 1,5 X 673,3
-Usaha = 1.010,55 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
- Viskositas = 1,5 X 10
-Viskositas = 15 mPas
Diketahui - rpm: 12
- skala yang terbaca= 3,5
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
- Usaha = 3,5 X 673,3
-Usaha = 2.357,95 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
- Viskositas = 3,5 X 5
-Viskositas = 17,5 mPas

Diketahui - rpm: 30
- skala yang terbaca= 5,5
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
- Usaha = 5,5 X 673,3
-Usaha = 3.705,35 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
- Viskositas = 5,5 X 2
-Viskositas = 11 mPas

Diketahui - rpm: 60
- skala yang terbaca= 7,5
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
- Usaha = 7,5 X 673,3
-Usaha = 5.052,75 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
- Viskositas = 7,5 X 1
-Viskositas = 7,5 mPas

Diketahui - rpm: 30
- skala yang terbaca= 5,5
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
- Usaha = 5,5 X 673,3
-Usaha = 3.705,35 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
- Viskositas = 5,5 X 2
-Viskositas = 11 mPas

Diketahui - rpm: 12
- skala yang terbaca= 3,5
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
- Usaha = 3,5 X 673,3
-Usaha = 2.357,95 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
- Viskositas = 3,5 X 5
-Viskositas = 17,5 mPas

Diketahui - rpm: 6
- skala yang terbaca= 1,5
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
- Usaha = 1,5 X 673,3
-Usaha = 1.010,55 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
- Viskositas = 1,5 X 10
-Viskositas = 15 mPas

Diketahui - rpm: 3
- skala yang terbaca= 0
Ditanyakan - usaha?
- Viskositas?
Dijawab - Usaha = Skala ygterbaca X 673,7
dyne/cm (tipe LV)
- Usaha = 0 X 673,3
-Usaha = 0 dyne/cm
-Viskositas = Skala ygterbaca X
Faktor pada alatViskometer
Brookfield
- Viskositas = 0 X 20
-Viskositas = 0 mPas

5.3 Kurva Hasil Usaha dan Viskositas Sampel


Gambar 3. Grafik usaha dan viskositas cairan Na-CMC dan PGA

1. Na-CMC
Grafik usaha Na-CMC
70
60
50
40
30
20
10
0
10,106 20,211 39,748 50,528 68,717

Series 1

Grafik viskositas Na-CMC


350
300
250
200
150
100
50
0
3 6 12 30 60

Grafik viskositas Na-CMC

2. PGA

Grafik usaha PGA


70
60
50
40
30
20
10
0
13,474 26,948 52,549 64,002 111,161

Grafik usaha PGA

Grafik viskositas PGA


450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
3 6 12 30 60

Grafik viskositas PGA

3. Na-CMC & PGA


Grafik usaha Na-CMC + PGA
70
60
50
40
30
20
10
0
0.00 1,010.55 2,357.95 3,705.35 5,052.75

Grafik usaha Na-CMC + PGA

Grafik viskositas Na-CMC dan


PGA
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
3 6 12 30 60

6 PEMBAHASAN
Viskositas adalah suatu pernyataan tentang tahanan dari suatu cairan
untuk mengalir. Semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya. Cairan sederhana
dapat dijelaskan dalam istilah absolut. Akan tetapi sifat-sifat rheologi
dispersi heterogen lebih kompleks dan tidak dapat dinyatakan dalam suatu satuaan
tunggal (Martin, 1993).
Pada percobaan ini, dilakukan pembuatan sampel. Disiapkan Na-CMC dan
PGA, kemudian ditimbang masing-masing sejumlah 1% dari jumlah sediaan 250 gr,
dibuat 3 jenis larutan yaitu Na-CMC, PGA, dan Na-CMC-PGA (1:1). Pembuatan larutan
1 yaitu disiapkan Na CMC, dipanaskan aquadest kemudian dimasukan kedalam mortir,
ditaburkan Na CMC diatas aquadest panas, digerus kuat ad homogen dan membentuk
cairan kental, didapat cairan 1 larutan Na CMC kental. Pembuatan larutan 2 yaitu
disiapkan PGA, dipanaskan aquadest kemudian dimasukan kedalam mortir, ditaburkan
PGA diatas aquadest panas, digerus kuat ad homogen dan membentuk cairan kental,
didapat cairan 2 larutan PGA kental. Dan untuk pembuatan larutan 3 yaitu disiapkan Na
CMC dan PGA, dipanaskan aquadest kemudian dimasukan kedalam mortir, ditaburkan
Na CMC dan PGA diatas aquadest panas, digerus kuat ad homogen dan membentuk
cairan kental, didapat cairan 3 larutan Na CMC dan PGA kental.
Setelah itu, dilakukan pengukuran viskositas dengan viskometer brookfield.
Disiapkan viskometer brookfield tipe LV kemudian dipasang spindel sesuai kekentalan
masing-masing cairan 1,2, dan 3 ad batas spindel tercelup kedalam cairan, dipasang stop
kontal, dihidupkan motor penggerak sambil menekan tombol, diperhatikan berapa
viskositasnya cairan yang ditunjukan jarum merah pada alat viskometer, dan dicatat hasil
yang diperoleh lalu dihitung viskositasnya dengan cara skala yang terbaca dikalikan
dengan faktor yang terdapat pada alat viskometer. Setelah hasil ditentukan, dilepaskan
cairan dari alat viskometer brookfield. Kemudian diperoleh data viskositas cairan.
Pada percobaan, didapatkan hasil perhitungan pada pembuatan sampel.
Sampel Na-CMC,PGA, dan Na-CMC & PGA (1:1). Masing-masing sampel sebanyak
1,75% dikalikan dengan banyaknya sediaan sebanyak 250 g, sehingga dihasilkan massa
masing-masing sampel sebanyak 4,37 gram. Kemudian dihasilkan pelarut dengan
menghitung selisih jumlah sediaan yang akan dibuat dengan massa sampel, sehingga
dihasilkan pelarut sebanyak 245,63 gram.
Selain itu, pada percobaaan juga dihasilkan usaha dan viskositas pada tiap
sampel. Pada sampel Na-CMC 1,75%, dengan rpm 3 dan skala 15 dihasilkan usaha
sebesar 10.105,5 dyne/cm serta viskositas sebesar 300 mPas; dengan rpm 6 dan skala 30
dihasilkan usaha sebesar 20.221 dyne/cm serta viskositas sebesar 300 mPas; dengan rpm
12 dan skala 59 dihasilkan usaha sebesar 39.748,3 dyne/cm serta viskositas sebesar 295
mPas; dengan rpm 30 dan skala 75 dihasilkan usaha sebesar 50.527,5 dyne/cm serta
viskositas sebesar 150 mPas; dengan rpm 60 dan skala 102 dihasilkan usaha sebesar
68.717,4 dyne/cm serta viskositas sebesar 102 mPas; dengan rpm 30 dan skala 75
dihasilkan usaha sebesar 50.527,5 dyne/cm serta viskositas sebesar 150 mPas; dengan
rpm 12 dan skala 59 dihasilkan usaha sebesar 39.748,3 dyne/cm serta viskositas sebesar
295 mPas; dengan rpm 6 dan skala 30 dihasilkan usaha sebesar 20.221 dyne/cm serta
viskositas sebesar 300 mPas; dengan rpm 3 dan skala 15 dihasilkan usaha sebesar
10.105,5 dyne/cm serta viskositas sebesar 300 mPas. Pada sampel PGA 1,75%, dengan
rpm 3 dan skala 20 dihasilkan usaha sebesar 13.474 dyne/cm serta viskositas sebesar 400
mPas; dengan rpm 6 dan skala 40 dihasilkan usaha sebesar 26.984 dyne/cm serta
viskositas sebesar 400 mPas; dengan rpm 12 dan skala 78 dihasilkan usaha sebesar
52.548,6 dyne/cm serta viskositas sebesar 390 mPas; dengan rpm 30 dan skala 95
dihasilkan usaha sebesar 64.001,5 dyne/cm serta viskositas sebesar 190 mPas; dengan
rpm 60 dan skala 165 dihasilkan usaha sebesar 111.160,5 dyne/cm serta viskositas
sebesar 165 mPas; dengan rpm 30 dan skala 95 dihasilkan usaha sebesar 64.001,5
dyne/cm serta viskositas sebesar 190 mPas; dengan rpm 12 dan skala 78 dihasilkan usaha
sebesar 52.548,6 dyne/cm serta viskositas sebesar 390 mPas; dengan rpm 6 dan skala 40
dihasilkan usaha sebesar 26.984 dyne/cm serta viskositas sebesar 400 mPas; dengan rpm
3 dan skala 20 dihasilkan usaha sebesar 13.474 dyne/cm serta viskositas sebesar 400
mPas. Pada sampel Na-CMC & PGA(1:1) 1,75%, dengan rpm 3 dan skala 0 tidak
dihasilkan usaha maupun viskositas, atau usaha dan viskositas bernilai 0; dengan rpm 6
dan skala 1,5 dihasilkan usaha sebesar 1.010,55 dyne/cm serta viskositas sebesar 15
mPas; dengan rpm 12 dan skala 3,5 dihasilkan usaha sebesar 2.357,95 dyne/cm serta
viskositas sebesar 17,5 mPas; dengan rpm 30 dan skala 5,5 dihasilkan usaha sebesar
3.705,35 dyne/cm serta viskositas sebesar 11 mPas; dengan rpm 60 dan skala 7,5
dihasilkan usaha sebesar 5.052,75 dyne/cm serta viskositas sebesar 7,5 mPas; engan rpm
30 dan skala 5,5 dihasilkan usaha sebesar 3.705,35 dyne/cm serta viskositas sebesar 11
mPas; dengan rpm 12 dan skala 3,5 dihasilkan usaha sebesar 2.357,95 dyne/cm serta
viskositas sebesar 17,5 mPas; ; dengan rpm 6 dan skala 1,5 dihasilkan usaha sebesar
1.010,55 dyne/cm serta viskositas sebesar 15 mPas; dengan rpm 3 dan skala 0 tidak
dihasilkan usaha maupun viskositas.
Berdasarkan kurva hasil usaha dan viskositas. Semua sampel, baik Na-CMC,
PGA, maupun Na-CMC & PGA(1:1) menunjukkan bahwa nilai rpm mempengaruhi
besar kecilnya nilai usaha yang diperlukan, semakin besar rpm maka usaha pun semakin
besar.Sedangkan untuk viskositasnya, sampel Na-CMC juga PGA cukup stabil pada rpm
3-12 dan mengalami penurunan pada rpm 30 lalu turun lagi pada rpm 60; sampel Na-
CMC & PGA(1:1) pada rpm 3- 12 mengalami peningkatan, namun pada rpm 30-60
viskositasnya mengalami penurunan.
Besar kecilnya nilai viskositas suatu cairan di pengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu tekanan, temperatur, adanya zat lain, ukuran dan berat molekul,ikatan. Pengaruh
viskositas terhadap tekanan yaitu viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan,
sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan. Pada percobaan viskometer
Brookfield, prinsip kerja alatnya yaitu rotasi dengan mengkombinasikan setting spindel
dan kecepatan putar spindel. Semakin besar rpm maka nilai viskositas nya akan
menurun (Martin, 2011).
7 KESIMPULAN
Praktikan dapat menentukan Sampel Na-CMC,PGA, dan Na-CMC & PGA (1:1),
dengan Masing-masing sampel sebanyak 1,75% yang kemudian dikalikan dengan
banyaknya sediaan sebanyak 250 g, sehingga dihasilkan massa masing-masing sampel
sebanyak 4,37 gram. Kemudian dihasilkan pelarut dengan menghitung selisih jumlah
sediaan yang akan dibuat dengan massa sampel, sehingga dihasilkan pelarut sebanyak
245,63 gram.

DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, E.S. dan Agus, M, 2010, “Otomasasi Pengukuran Koefisien Viskositas Zat Cair
Menggunkan Gelombang Ultrasonik,” Jurnal Neutrino. 2
Bird, T. 2004. Kimia Fisik Untuk Universitas. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Febrianto, Teguh, Sukiswo Supeni Edi, dan Sunarno. 2013. Rancang Bangun Alat Uji
Kelayakan Pelumas Kendaraan Bermotor Berbasis Mikrokontroler. Unnes Physics
Journal, 2(1)
Giancoli, Douglas. 2014. Fisika Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Halliday dan Resnick, 2000. Fisika. Erlangga, Jakarta Hidayat, B. 2008.Teknik Perawatan,
Pemeliharaan dan Reparasi Sepeda Motor. Yogyakarta: Absolut
Martin, Alfred, (2011).  Farmasi Fisik. Universitas Indonesia Press: Jakarta
Martin, A., Cammarata, dan Swarbrick. 1993. Farmasi Fisika Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta:
Universitas Indonesia
Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Sani, 2010. Pengaruh Pelarut Phenol Pada Reklamasi Minyak Pelumas. Unesa University
Press. Diakses dari http://eprints.upnjatim.ac.id/3002/2/MINYAK_PELUMAS.pdf
pada tanggal 6 Mei 2021
Streeter, Victor L. 1988. Mekanika Fluida. Jakarta: Erlangga
Soedojo, P. 2008. Fisika Dasar. Yogyakarta: Andi
Wiroatmojo. 1988. Farmasi Fisika: Bagian Larutan dan Sistem Dispersi. Jogjakarta: Gajah
Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai