(SEDIAAN SUSPENSI)
Oleh:
NIM : 171200211
Kelas : A2C
Kelompok :3
Dosen Pengampu:
DENPASAR
2019
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui dan menguasai pembuatan sediaan suspensi
3. Stabilitas Suspensi
Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara
memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas partikel. Cara tersebut
merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi (Syamsuni, 2006).
a. Ukuran Partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut
serta daya tekan ke atas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel
merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antara
luas penampang dengan daya tekan ke atas terdapat hubungan linier. Artinya,
semakin kecil ukuran partikel, semakin besar luas penampangnya (dalam volume
yang sama). Sedangkan semakin besar luas penampang partikel, daya tekan ke atas
cairan akan semakin besar, akibatnya memperlambat gerakan partikel untuk
mengendap sehingga untuk memperlambat gerakan partikel tersebut dapat
dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel (Syamsuni, 2006).
b. Kekentalan (Viskositas)
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran cairan
tersebut, semakin kental suatu cairan, kecepatan alirannya semakin turun atau
semakin kecil. Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi pula
gerakan turun partikel yang terdapat didalamnya. Dengan demikian, dengan
menambah kekentalan atau viskositas cairan, gerakan turun partikel yang
dikandungnya akan diperlambat. Perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak
boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang (Syamsuni, 2006).
c. Jumlah Partikel
Jika di dalam sutu ruangan terdapat partikel dalam jumlah besar, maka
partikel akan sulit melakukan gerakan bebas karena sering terjadi benturan antara
partikel tersebut. Oleh benturan ini akan menyebabkan terbentuknya endapan zat
tersebut, oleh karena itu semakin besar konsentrasi partikel makin besar
kemungkinannya terjadi endapan partikel dalam waktu yang singkat (Syamsuni,
2006).
d. Sifat atau Muatan Partikel
Suatu suspensi kemungkinan besar terdiri atas beberapa macam campuran
bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian, ada kemungkinan terjadi
interaksi antar bahan yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan
tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, kita tidak dapat
mempengaruhinya. Stabilitas suspensi didefinisikan sebagai kondisi suspensi
dimana partikel tidak mengalami agregasi dan tetap terdistribusi merata. Jika
partikel mengendap, partikel tersebut akan mudah tersuspensi kembali dengan
pengocokan ringan. Partikel yang mengendap ada kemungkinan dapatsaling
melekat oleh suatu kekuatan untuk membentuk agregasi dan selanjutnya
membentuk compacted cake, peristiwa itu disebut “caking (Syamsuni, 2006).
Caking adalah agregat padat yang terjadi oleh pertumbuhan atau
penggabungan kristal dalam endapan. Terjadinya setiap tipe aglomerat, baik flokul
atau agregat dianggap sebagai ukuran kecenderungan sistem untuk mencapai
keadaan yang lebih stabil termodinamik (Anief, 2007).
4. Sirup simplex
a. Pemerian: cairan jernih, tidak berwarna
b. Kelarutan: Larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih ;sukar larut dalam
etanol ; tidak larut dalam kloroform dan eter.
c. Penyimpanan: tertutup rapat
d. Khasiat: zat tambahan
(FI III, 1979)
5. Asam benzoate
a. Pemerian: hablur halus dan ringan, tidak berwarna, tidak berbau
b. Kelarutan: larut dalam lebih kurang 350 bagian air, dalam lebih kurang 3 bagian
etanol (95%) P, dalam 8 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P
c. Penyimpanan: wadah tertutup baik
d. Khasiat: aniseptikum ekstern, antijamur
(FI III, 1979)
6. CMC Na
a. Pemerian: Serbuk berwarna putih, tidak berasa, bergranul.
b. Kelarutan: Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal; tidak larut
dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik lain.
c. Penyimanan: wadah tertutup rapat
d. Khasiat: Emulsifying agent, bahan pengental, suspending agent, bahan penolong
tablet, peningkat viskositas.
(FI III, 1979)
V. CARA KERJA
Botol dikalibrasi 60ml
R/ Paracetamol 120mg/5ml
Etanol 5ml
PG 5,5ml
Sirup Simplex 40%
Asam benzoate 0,1%
CMC 1%
Pewarna 0,1%
Essense qs
Aqua ad 60ml
60
1. Paracetamol : 𝑥120 = 1,4 𝑔
5
2. Etanol : 5 ml
3. PG : 5,5 ml
40
4. Sirup simplex : 100 𝑥60 = 24 𝑚𝑙
0,1
5. Asam Benzoat : 100 𝑥60 = 60 𝑚𝑔
1
6. CMC : 100 𝑥60 = 600 𝑚𝑔
0,1
7. Pewarna : 100 𝑥60 = 60 𝑚𝑔
8. Essense : qs
9. Aqua ad : 60 ml
VII. HASIL PENGAMATAN
DAFTAR PUSTAKA
DepKes RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Lachman, L., Schwartz, J.B., and Lieberman H.A., 1989, Pharmaceutical Dosage Forms., Tablets,
2nd Ed, 492, Marcell Dekker Inc., New York.