ASMA
Oleh:
Kelas A2C
Kelompok 4
DENPASAR
2019
PENYAKIT ASMA
Inflamasi Kronik
Berbagai sel terlibat dan teraktivasi pada inflamasi kronik. Sel tersebut ialah
limfosit T, eosinofil, makrofag , sel mast, sel epitel, fibroblast dan otot polos bronkus
seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 2.2 Mekanisme inflamasi akut dan kronik pada asma dan proses
remodeling
Klasifikasi asma pada anak-anak usia 5 sampai 11 tahun (Alldredge, B.K., Corelli,
R.L., Ernst, M.E., Gugliemo, B.J., Jacobson, P.A., Kradjan, W.A., et al., 2013):
Gambar 4. Klasifikasi asma anak umur 5-11 tahun
Tujuan terpi menurut Expert Panel Report dalam Alldredge, B.K., (2013) sebagai
berikut :
1. Kurangi Penurunan: (a) Mencegah gejala-gejala kronis (Batuk atau sesak napas
di malam hari, di pagi hari, atau setelah berolahraga); (b) menjaga fungsi
pulmoner "normal"; (c) menjaga tingkat aktivitas normal (termasuk olahraga,
aktivitas fisik lainnya, dan kehadiran di tempat kerja atau sekolah); (d)
memerlukan penggunaan agen β2 agonis inhalasi short-acting ([SABAs], ≤2 hari
seminggu untuk cepat menghilangkan gejala); dan (e) memenuhi harapan dan
kepuasan pasien dan keluarga terhadap perawatan asma.
2. Mengurangi Resiko: (a) Mencegah eksaserbasi asma berulang dan
meminimalkan kebutuhan akan kunjungan ED atau rawat inap; (b) mencegah
hilangnya fungsi paru secara progresif (anak-anak), mencegah berkurangnya
pertumbuhan paru; dan (c) memberikan farmakoterapi optimal dengan efek
merugikan minimal atau tidak.
Penatalaksanaan asma berguna untuk mengontrol penyakit. Asma dikatakan terkontrol
bila (Binfar, 2007):
1. Gejala minimal (sebaiknya tidak ada), termasuk gejala malam
2. Tidak ada keterbatasan aktivitas termasuk exercise
3. Kebutuhan bronkodilator (agonis β2 kerja singkat) minimal (idealnya tidak
diperlukan)
4. Variasi harian APE kurang dari 20 %
5. Nilai APE normal atau mendekati normal
6. Efek samping obat minimal (tidak ada)
7. Tidak ada kunjungan ke unit gawat darurat
5. Kortikosteroid
Obat-obat ini merupakan steroid adrenokortikal steroid sintetik dengan cara
kerja dan efek yang sama dengan glukokortikoid. Glukokortikoid dapat
menurunkan jumlah dan aktivitas dari sel yang terinflamasi dan meningkatkan
efek obat beta adrenergik dengan memproduksi AMP siklik, inhibisi
mekanisme bronkokonstriktor, atau merelaksasi otot polos secara langsung.
Penggunaan inhaler akan menghasilkan efek lokal steroid secara efektif dengan
efek sistemik minimal (Binfar, 2007).