Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH JERAWAT

Disusun oleh :

Santi Andri Yani (2018.132.082)

Sari Sugianti (2018.132.083)

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLTEKES PERMATA INDONESIA

YOGYAKARTA

2018/2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................1
BAB I.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................1
1. Pengertian Jerawat........................................................................................1
2. Patofisiologi..................................................................................................1
3. Etiologi..........................................................................................................1
4. Patogenesis....................................................................................................1
5. Jenis-jenis Jerawat.........................................................................................1
6. Gejala Klinis.................................................................................................1
7. Penatalaksanaan............................................................................................1
8. Pengobatan Jerawat.......................................................................................1
BAB III....................................................................................................................1
A. Kesimpulan...................................................................................................1
B. Saran..............................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................1

1
BAB I

A. Latar Belakang

Jerawat merupakan masalah kulit yang banyak dialami oleh banyak orang
baik laki-laki maupun perempuan. Jerawat dapat timbul kapanpun dengan
berbagai penyebab. Untuk itu perlu banyak diperhatikan kebersihan kulit dan
kesehatan makanan untuk mengurangi penyebab jerawat. Jerawat itu sendiri
memiliki berbagai jenis dan bentuk. Dari berbagai penelitian disebutkan juga
bahwa jerawat banyak timbul pada usia produktif. Menurut Departemen Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Universitas Indonesia/RSUPN dr. Cipto
Mangunkusumo-Jakarta pada waktu remaja jerawat adalah salah satu problem.
Di Indonesia sekitar 95-100% laki-laki maupun 83-85% perempuan usia 16-
17 tahun menderita jerawat. Prevalensi jerawat pada perempuan dewasa
sekitar 12% dan pada laki-laki dewasa 3%. Dalam suatu penelitian lain
didapatkan bahwa jerawat merupakan masalah kulit sampai melewati masa
remaja dengan prevalensi perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada
rentang usia 20 tahun atau lebih (Sudharmono, 2009).

B. Rumusan masalah
1. Apa itu jerawat ?
2. Apa saja jenis-jenis jerawat?
3. Apa penyebab jerawat ?
4. Bagaimana pathogenesis jerawat pada kulit ?
5. Bagaimana gejala dan tanda-tanda jerawat ?
6. Bagaimana sasaran dan apa strategi mengatasi jerawat?
7. Apa saja obat jerawat ?

2
C. Tujuan

Tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk mengetehaui apa itu jerawat,
jenis jerawat, penyebab dan mekanisme terbentuknya jetawat, gejala yang
ditimbulkan, cara pengobatan, pencegahan dan obat apa saja yang dapat
digunakan untuk mengatasi jerawat.

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Jerawat

Jerawat (acne vulgaris) adalah suatu penyakit inflamasi kronis dari


unit pilosebaceous yang utamanya muncul pada usia remaja. Sebagian besar
kasus jerawat/acne menunjukkan gambaran lesi pleomorfik yang terdiridari
komedo, papula, pustula, dan nodul dengan luas serta keparahan
yang bervariasi. Meskipun perjalanan penyakit jerawat/acne dapat sembuh
dengan sendirinya, namun dapat memberikan gejala sisa berupa bintik
atau bercak dan jaringan parut hipertrofi. Akne vulgaris atau biasa yang
dikenal dengan jerawat adalah masalah kulit yang terjadi ketika folikel rambut
atau tempat tumbuhnya rambuttersumbat oleh minyak dan sel kulit mati.
Meski jerawat dapat dialami oleh siapa saja, namun sebagian besar kasus
jerawat terjadi di masa puber, yaitu pada remaja berusia 10-
13 tahun, dan semakin buruk pada orang dengan kulit berminyak. Jerawat
pada remaja umumnya akan hilang sendiri pada awal usia 20 tahun. Namun
pada sebagian kasus, masih ada yang mengalami masalah jerawat hingga usia
20 tahun terutama wanita. Masalah jerawat adalah penyakit kulit kronis akibat
abnormalitas produksi sebum pada kelenjar sebasea yang muncul pada saat
kelenjar minyak pada kulit terlalu aktif. Jerawat dapat terjadi pada usia muda
atau tua dengan persentase kejadian pada wanita sebanyak 27% dan 34% pada
pria.

2. Patofisiologi

Selama usia kanak –kanak, kelenjar sebasea berukuran kecil dan pada
hakekatnya tidak berfungsi, kelenjar ini berada dibawah kendali endokrin,
khususnya hormon - hormon androgen. Dalam usia pubertas, hormon
androgen menstimulasi kelenjar sebasea dan menyebabkan kelenjar tersebut

4
membesar serta mensekresikan suatu minyak alami ,yaitu sebum yang
merembas naik hingga puncak folikel rambut dan mengalir keluar pada
permukaan kulit. Pada remaja yang berjerawat, stimulasi androgen akan
meningkatkan daya responsive kelenjar sebasea sehingga akne terjadi ketika
duktus pilosebaseus tersumbat oleh tumpukan sebum. Bahan bertumpuk ini
akan membentuk komedo.

3. Etiologi

Etiologi jerawat (acne vulgaris) diketahui melibatkan kombinasi dari


empat factor yaitu hiperproliferasi folikular epidermal dengan penyumbatan
folikel, produksi sebum berlebih, aktivitas bakteri Propionibacterium Acne,
dan peradangan. Selain itu, jerawat juga dupengaruhi oleh etiologi genetik dan
lingkungan seperti polusi , gaya hidup, dan kebiasaan.

Faktor risiko jerawat (acne vulgaris) diantaranya adalah faktor genetik,


usia, jenis kulit, gaya hidup, dan penggunaan kosmetika.

 Faktor Genetik

Jerawat (acne vulgaris) ditemukan lebih sering pada individu yang


memiliki riwayat keluarga yang sama. Peningkatan risiko menderita
jerawat pada individu dengan riwayat keluarga adalah 1.7 kali lipat
dibandingkan individu yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan acne.
Selain itu, dilaporkan juga bahwa semakin banyak jumlah keluarga dengan
riwayat acne, maka semakin tinggi kemungkinan menderita penyakit ini.
 Usia
Telah banyak studi yang melaporkan bahwa usia berkaitan dengan risiko
terjadinya jerawat (acne vulgaris). Diketahui bahwa usia remaja memiliki
prevalensi lebih tinggi menderita penyakit ini, dengan tingkat keparahan
lebih tinggi pada remaja usia ≤ 16 tahun dibandingkan usia ≥17 tahun.

 Jenis Kulit

5
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tipe kulit berminyak atau
seborrhoic memiliki risiko lebih tinggi menderita jerawat (acne vulgaris)
dibandingkan tipe kulit normal ataupun kering.
 Gaya Hidup
Beberapa faktor menyangkut gaya hidup dilaporkan berhubungan dengan
timbulnya jerawat (acne vulgaris). Kebanyakan faktor ini masih
kontroversial, dengan hasil studi yang berlawanan satu sama lain. Faktor
gaya hidup yang diduga berhubungan dengan timbulnya jerawat
diantaranya adalah merokok, konsumsi makanan tertentu, berat badan,
stres, olahraga, dan kecukupan tidur. Beberapa makanan yang dikaitkan
dengan timbulnya jerawat adalah makanan pedas, coklat, makanan manis,
produk susu, dan telur. Namun, banyak pula studi yang menyangkal
keterlibatan makanan dalam proses timbulnya jerawat.
 Kosmetika

Penggunaan kosmetik yang mengandung zat-zat komedogenik dikatakan


meningkatkan risiko timbulnya jerawat (acne vulgaris). Keterlibatan
kosmetik dalam menyebabkan acne inilah yang kemudian memunculkan
istilah ‘acne socmetica’. Sebuah studi kasus kontrol melaporkan bahwa
penggunaan kosmetik meningkatkan risiko timbulnya jerawat hingga 5
kali lipat.

4. Patogenesis

Jerawat terbentuk ketika kelenjar minyak pada kulit terlalu aktif, sehingga
menyebabkan pori kulit tersumbat oleh timbunan lemak. Keberadaan keringat,
debu, dan kotoran lain akan menyebabkan timbunan lemak menjadi kehitaman
yang lebih dikenal dengan komedo. Komedo yang disertai dengan infeksi
bakteri akan menimbulkan peradangan yang dikenal dengan jerawat. Dimana
ukurannya bervariasi mulai dari kecil hingga besar serta berwarna merah,
kadang bernanah serta menimbulkan rasa nyeri. Selain itu, jerawat juga dapat
dipengaruhi oleh hormon-hormon androgenic seperti testosterone yang

6
mengakibatkan pembesaran kelenjar sebasea yang akhirnya meningkatkan
produksi sebum. Pada penderita acne dijumpai 3 mikroorganisme flora normal
yaitu: Cropionic bacterium acnes, biapypocomusyabidermis.

Pathogenesis acne dipengaruhi 4 faktor utama:


- Peningkatan ekskresi sebum : hormone androgen yang yang
meningkat pada masa permulaan pubertas dapat menyebabkan
pembesaran kelenjar dan peningkatan aktivitas kelenjar sebasea
sehingga produksi sebum meningkat.
- Penyumbatan saluran pilosebasea : penyumbatan disini disebabkan
oleh karena bentuk anatomi kelenjar sebasea yang mempunyai saluran
keluar yang lebih kecil sehingga terdapat tahapan pengeluaran sebum
yang mudah terjadi penyumbatan. Selain itu, kerarinin disini lebih sulit
terlepas sehingga saling melekat satu sama lain yang mempermudah
terjadinya penyumbatan.
- Perubahan komposisi lemak permukaan kulit : sebum mengandung
trigliserida, sduaren dan ester malam. Bila sebum mengalir keluar
melalui saluran pilosebasea, trigliserida dihidrolisis oleh enzim lipase
yang dihasilkan oleh propionis bakteri menjadi asam lemak bebas.
Sguaten dan asam lemak bebas yang meningkat pada penderita acne
ini bersifat komedogenik sehingga menanmbah keratinisasi dalam
saluran pilosebasea.

Mekanisme pasti dari Acne Vulgaris belum diketahui secara jelas tetapi
ada empat faktor penyebab utama, yakni peningkatan produksi sebum,
penandukan (hypercornification) berlebihan pada kanal ductus pilosebaseous,
pertumbuhan bakteri (colonization) di ductus pilosebaseous, dan produksi
mediator-mediator yang menginduksi proses inflamasi (Tahir, 2010).

7
Androgen, Testosteron
Meningkat

Hiperkornifikasi abnormal Kenaikan produksi


dari pilisebasea sebum

Obstruksi

Lesi inflamatori  Acne


Lesi non inflamatori
vulgaris (papul, pustule,
(komedo)
nodul)
P. acnes

FNS 2012

Gambar 1. Skema Patogenesis Acne Vulgaris (Tahir, 2010)

5. Jenis-jenis Jerawat

Ada berbagai macam jenis-jenis jerawat yang dialami manusia dengan


berbagai macam penyebab di antaranya :

A. Whitehead

Komedo putih atau disebut whitehead adalah salah satu jenis jerawat yang


terbentuk ketika sel-sel kulit mati, minyak, dan bakteri terperangkap di dalam pori-
pori. Folikel-folikel rambut juga ikut terperangkap, sehingga disebut juga dengan
komedo tertutup. Komedo sendiri adalah jenis jerawat ringan dan muncul karena
produksi minyak berlebih yang dihasilkan oleh kelenjar minyak pada kulit dan
menyebabkan pori-pori kulit tersumbat. Komedo dapat muncul di bagian tubuh
manapun, namun umumnya di hidung, dagu, dan kening (atau yang disebut dengan
'zona T'). Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas whitehead dapat juga
disebabkan oleh :

 Kulit yang berminyak, baik karena pelembap kulit atau karena cuaca
yang lembap.

8
 Paparan bahan kimia, seperti isopropyl myristate, propylene glycol,
dan beberapa pewarna komestik.
 Pecahnya folikel rambut, misalnya akibat memencet jerawat, mencuci
muka secara berlebihan, peeling menggunakan bahan kimia, atau
terapi laser.
 Merokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komedo putih lebih
sering terjadi pada orang yang merokok dibandingkan mereka yang
tidak.
 Beberapa produk makanan, terutama yang mengandung susu serta
kadar gula dan lemak yang tinggi.

Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh terbentuknya whitehead antara lain :

 Terdapat sumbatan pada pori-pori kulit dan terbentuk seperti benjolan


berwarna putih
 Pada kulit wajah akan terasa kasar
 Apabila terjadi infeksi maka kulit di sekitar terbentuknya whitehead
akan memerah karena terjadi peradangan

B. Blackhead

Komedo hitam adalah benjolan kecil warna hitam yang muncul di kulit
akibat tersumbatnya folikel rambut. Komedo hitam atau yang dikenal juga
dengan blackhead merupakan cikal bakal jerawat jika dibiarkan begitu saja di
kulit. Hidung umumnya menjadi tempat favorit komedo bersarang. Selain di
wajah, masalah kulit ini juga kerap muncul di punggung, dada, leher, lengan,
dan bahu. Komedo hitam juga sering kali disebut sebagai jerawat ringan.
Namun, blackhead tidak menimbulkan rasa sakit atau kemerahan di kulit
seperti jerawat.

Tanda utama komedo adalah munculnya benjolan kecil dan gelap yang
muncul pada permukaan kulit. Biasanya masalah kulit yang satu ini membuat

9
tekstur kulit terangkat tetapi cenderung lebih datar dari jerawat. Oleh karena
itu, permukaan kulit yang ditumbuhi komedo biasanya cenderung lebih kasar
dibandingkan dengan area sekitarnya.  Tak seperti jerawat, komedo biasanya
tidak meradang atau terasa sakit.

Penyebab komedo adalah folikel rambut di kulit yang tersumbat oleh


minyak serta sel kulit mati. Pada setiap folikel, terdapat satu rambut dan
kelenjar sebaceous yang menghasilkan minyak. Minyak atau yang disebut
juga dengan sebum membantu menjaga kulit tetap lembap dan lembut.
Produksi minyak yang berkumpul dan sel kulit mati yang menumpuk di
permukaan kulit ini lama-lama bisa menyumbat pori. Sumbatan ini membuat
tonjolan muncul di permukaan kulit. Jika benjolan tertutup oleh kulit, kondisi
ini dinamakan dengan whitehead. Sementara benjolan yang tidak ditutupi oleh
kulit inilah yang disebut dengan blackhead. Blackhead cenderung berwarna
kehitaman karena teroksidasi atau terpapar oleh udara di sekitarnya.

C. Jerawat Hormonal

Jerawat hormonal timbul karena adanya ketidakstabilan hormon pada


manusia. Hal ini dapat disebabkan karena faktor psikis atau dapat juga karena
konsumsi pil kontrasepsi (pil KB). Jerawat itu disebabkan karena
ketidakstabilan hormone berikut :

 Hormon Androgen

Peningkatan kadar hormon androgen, yaitu testosteron, dapat


memicu kelenjar minyak untuk memproduksi minyak di wajah secara
berlebihan. Efeknya, pori-pori kulit bisa tersumbat dan muncul
jerawat. Peningkatan kadar hormon penyebab jerawat ini bisa
disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari pubertas, kehamilan, hingga
konsumsi obat atau pil KB jenis tertentu.

10
 Hormon Estrogen

Estrogen juga merupakan hormon penyebab jerawat. Berbeda


dengan testosteron yang dapat menyebabkan jerawat bila kadarnya
terlalu tinggi, estrogen bisa menyebabkan jerawat jika kadarnya terlalu
rendah. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan penurunan kadar
hormon estrogen adalah menstruasi, perimenopause, penyakit ginjal,
anoreksia, atau olahraga yang berlebihan.

D. Pustula

Pustula adalah jerawat berupa benjolan kecil di permukaan kulit yang


berisi nanah. Jenis jerawat ini dikenal juga dengan sebutan jerawat bernanah.
Ciri jerawat nanah biasanya berukuran lebih besar dari komedo putih, dengan
puncak berwarna keputihan yang dikelilingi kulit kemerahan. Jerawat
bernanah umum muncul di area wajah. Namun, kulit sekitar dada atau
punggung yang cenderung berminyak juga sering menjadi sasaran.

Penyebab terbentuknya jerawat pustula bernanah adalah penyumbatan


pori-pori oleh sel kulit mati, minyak (sebum), debu, keringat, kotoran, dan
benda-benda asing lainnya. Pustula juga lebih rentan terjadi pada orang-orang
yang memiliki jenis kulit berminyak. Apabila sebum yang dihasilkan kelenjar
sebaceous berlebihan, sisa minyak tersebut akan tertahan di dalam pori-pori.
Sebum dan segala macam kotoran yang terjebak di pori mengundang
bakteri penyebab jerawat di permukaan kulit, yakni P. acnes untuk terus
berkembang. Bakteri tersebut kemudian dapat menimbulkan infeksi dan
peradangan di bawah kulit. Kondisi tersebut membuat dinding pori-pori jadi
rusak, ukuran jerawat bernanah jadi membesar dan membengkak.

Selain penyumbatan, beberapa kasus jerawat berisi nanah juga bisa


terbentuk akibat reaksi alergi terhadap makanan, lingkungan, atau gigitan

11
serangga beracun. Tanda dan gejala jerawat bernanah dapat beragam dan
mungkin berbeda-beda pada setiap orang.

Namun, pustula umumnya menimbulkan tanda dan gejala seperti:

 Benjolan yang lebih besar dari komedo.

 Bagian puncaknya berwarna putih, namun kulit sekelilingnya memerah


(ini menunjukkan peradangan parah)

 Jika disentuh, kulit akan terasa lembut dan kadang terasa sakit

 Muncul di area wajah, leher, dada, bahu, area kemaluan, ketiak, atau kulit
dekat garis rambut.

E. Papula

Jerawat papula adalah jerawat yang menonjol, tampak kemerahan, dapat


teraba padat dan nyeri, tanpa ada titik nanah pada puncaknya. Meski terasa
mengganggu ketika meradang, sebagian besar jerawat papula bukanlah
kondisi yang serius dan dapat ditangani dengan perawatan sederhana di rumah
yang disesuaikan dengan anjuran dokter.

Secara umum jerawat terjadi akibat sumbatan, peradangan, serta infeksi


yang terjadi pada folikel maupun kelenjar minyak di kulit. Sedangkan papula
adalah lesi pada kulit berupa benjolan padat dengan ukuran kurang dari 1
sentimeter. Sama seperti jerawat pada umumnya, jerawat papula dapat timbul
di berbagai area kulit tubuh.

Jerawat papula sebenarnya mudah dikenali, karena bentuknya yang padat


dan menonjol pada permukaan kulit. Berbeda dengan pustul, yakni jerawat
yang mengandung nanah, sehingga tampak titik putih yang menonjol.

12
Munculnya jerawat papula bisa disebabkan karena berbagai faktor yang
memengaruhi kondisi kulit. Namun, penyebab umum jerawat papula adalah
sebagai berikut:

 Pengaruh hormonal (pubertas, menstruasi)

 Aktivitas bakteri di permukaan kulit

 Sumbatan folikel rambut dan kelenjar minyak

 Keturunan

Selain itu, terdapat beberapa hal lain yang diketahui dapat memicu
timbulnya jerawat, seperti menjalani pengobatan (terapi hormon,
kortikosteroid, atau anti-kejang), penggunaan kosmetik yang menyumbat pori-
pori, pola perawatan dan kebersihan kulit, serta pengaruh lingkungan (polusi
dan kelembapan tinggi).

Jerawat papula dapat timbul bersamaan dalam lokasi yang berdekatan. Hal
ini dapat membuatnya tampak seperti ruam kulit. Misalnya akibat dermatitis
kontak, cacar air, eksim, atau infeksi jamur.

6. Gejala Klinis

Pada dasarnya acne memiliki gejala yang cukup umum yaitu benjolan
kecil (papul) yang muncul diatas kulit. Benjolan tersebut biasanya berwarna
merah atau kuning karna mengandung nanah. Selain itu, ada beberapa tanda
lainnya dari jerawat, seperti sensasi panas/terbakar akibat adanya peradangan
dan timbulnya rasa gatal. Selain itu juga ada juga gejala khas jerawat berupa
komedo. Komedo mengandung sumbatan sebum

Kondisi ini umumnya ditandai dengan munculnya bintik-bintik pada


beberapa bagian tubuh seperti wajah, leher, punggung dan dada. Gejala nya
adalah munculnya bintik (komedo) yang berwarna hitam atau putih.

13
Komedo hitam adalah bintik berwarna hitam yang muncul dipermukaan
kulit. Bintik hitam tersebut bukan berasal dari kotoran, namun karena terpapar
dengan oksigen diudara. Sedangkan komedo putih terletak dibawah
permukaan kulit, dan memiliki tekstur yang lebih keras.

Selain komedo hitam dan komedo putih, ada pula bentuk jerawat yang
dipengaruhi oleh peradangan, diantarnya:

- Pastula benjolan kecil yang diujungnya terdapat nanah.


- Papula benjolan kecil kemerahan yang biasanya menyakitkan,
- Nodul benjolan keras yang terbentuk dibawah permukaan kulit, dan
kadang terasa menyakitkan.
- Kista benjolan besar berisi nanah yang terasa menyakitkan, sama
seperti nodul, kista juga terbentuk dibawah permukaan kulit.

Diagnosis acne vulgaris dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa


perjalanan penyakit dan juga melihat gambaran klinis, namun pemeriksaan
laboratorium untuk melihat kadar androgen dan juga kultur dari lesi kulit
dapat dilakukan dalam beberapa keadaan tertentu.

Pada anamnesis pasien dengan jerawat keluhan utama baisanya adalah


bintil merah apada wajah atau punggung yang disertai gejala local seperti
rasa nyeri dan kemerahan, sedangkan gejala sistemik hamper tidak pernah
ada. Gejala lain yang mungkin dikeluhkan pasien adalah adanya bekas
jerawat berupa cekungan pada kulit sehingga kulit terlihat tidak rata.

Proses terjadinya jerawat, tahap awalnya terjadi sumbatan pada folikel


rambut atau pori-pori, sehingga terjadi penumpukan minyak dalam kulit,
ketika itu terjadi, koloni bakteri jerawat akan tumbuh dan berkembang,
kemudian dapat menyebabkan terbentuknya komedo putih dan komedo
hitam. Keseluruhan proses tersebut akan menyebabkan peradangan,
sehingga menimbulkan jerawat. Dengan menjaga kebersihan wajah seperti

14
mencuci wajah agar terhindar dari minyak berlebihan yang menyebabkan
timbulnya jerawat.
Penyebab yang pasti dari akne vulgaris ini belum diketahui dengan
jelas tetapi banyak factor yang berpengaruh yaitu:
a. Sebun merupakan factor utama penyebab timbulnya akne. Akne yang
keras selalu disertai pengeluara sebore yang banyak.
b. Bakteri mikroba yang terlibat pada terbentuknya akne adalah
Corynebacterium acnes, staphylococcus epidermis.
c. Herediter berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar palit (kelenjar
sebasea). Bila orang tua mempunyai parut bekas acne ke mungkinan
besar anak akan menderita acne.
d. Hormone, hormone androgen memegang peranan yang penting karena
kelenjar palit sangat sensitive terhadap hormone ini. Hormone ini
berasal dari kelenjar adrenalin yang menyebabkan kelenjar palit
bertambah besae dan produksi sebum meningkat.
e. Iklim, akne bertambah hebat pada musim dingin sebaliknya
kebanyakan membaik pada musim panas.
f. Psikis pada beberapa penderita, stress dan gangguan emosi dapat
menyebabkan eksaserbasi acne.
g. Kosmetika, pemakaian bahan kosmetik tertentu, secara terus menerus
dapat menyebabkan acne ringan.
7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan jerawat (acne vulgaris) meliputi regimen topikal dan


sistemik. Penatalaksanaan jerawat harus diarahkan untuk mengatasi berbagai
patogenesis dari timbulnya jerawat tersebut. Klasifikasi tingkat keparahan
acne juga dapat membantu dalam menentukan perawatan yang paling tepat. Di
antaranya perlu ditentukan sasaran dan strategi apa yang paling tepat untuk
mengatasi jerawat.

Sasaran meliputi : - remaja masa produktif

- pengkonsumsi pil KB

15
-orang dengan kulit berminyak

-orang yang mempunyai pola hidup tidak sehat

Strategi yang dapat dilakukan yaitu :

 Membersihkan rias wajah sebelum tidur.


 Mencuci muka dua kali sehari dengan pembersih wajah bebas
minyak.
 Mengelola stres dengan baik.
 Menghindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat.
 Menghindari produk kosmetik yang mengandung minyak.
 Menjaga kebersihan tubuh dengan selalu mandi setelah
beraktivitas.
 Makan makanan yang sehat dan olahraga teratur
 Hindari makanan yang banyak mengandung gula, susu, cafein dan
makanam berminyak
 Memangkas rambut yang menyentuh kulit wajah

Kemudian pada kasus jerawat yang timbul di punggung dapat dilakukan


pencegahan dengan cara sebagai berikut :

 Segera mandi setelah banyak berkeringat.


 Oleskan krim yang mengandung benzoil peroksida atau asam
salisilat atau sulfur pada daerah yang berjerawat.
 Kenakan pakaian yang berbahan katun, tidak ketat, dan dapat
menyerap keringat.
 Jaga kebersihan kulit dengan mandi secara teratur dua kali dalam
sehari.
 Hindari menggunakan tas punggung.
 Hindari memencet atau memecahkan jerawat yang timbul.
 Hindari mandi dengan air panas, sebaiknya gunakan air biasa.

16
 Gunakan sabun yang lembut dan tidak mengiritasi kulit.
 Gunakan sabun antibakteri untuk daerah punggung dan bilas
hingga bersih.
 Ganti seprai dan sarung bantal secara teratur.
 Ganti dan cuci pakaian dan handuk secara rutin.
 Cuci rambut secara teratur.
 Bilas sisa sabun dan sampo hingga benar-benar bersih.

8. Pengobatan Jerawat

Pengobatan jerawat bisa membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan,


tergantung tingkat keparahan jerawat yang dialami. Untuk jerawat ringan yang
berupa bintik-bintik atau komedo, penanganannya cukup menggunakan krim
atau gel dengan kandungan benzoyl peroxide, yang dapat dibeli tanpa resep
dokter.

 Benzoyl peroxide

Benzoyl peroxide berfungsi sebagai antiseptik, yang berfungsi membunuh


bakteri di permukaan kulit. Zat ini juga membantu mengurangi komedo dan
mengatasi radang. Benzoil peroksida tersedia dalam bentuk gel atau krim, dan
digunakan pada wajah yang berjerawat, 20 menit sesudah cuci muka.

Gunakan obat ini secukupnya, karena penggunaan yang berlebihan bisa


memicu iritasi kulit. Bila perlu, berkonsultasilah dengan dokter mengenai
pemakaian benzoyl peroxide. Hindari paparan sinar matahari selama
menggunakan obat ini, karena bisa menyebabkan kulit wajah menjadi lebih
sensitif. Selain itu, jangan sampai obat ini mengenai rambut atau pakaian
karena dikhawatirkan akan merubah warna rambut atau pakaian tersebut.

Selain membuat kulit kering, beberapa efek samping yang timbul dari
penggunaan obat ini adalah gatal, sensasi terbakar pada kulit, serta kulit
menjadi kemerahan dan mengelupas. Efek samping tersebut akan hilang
dengan sendirinya setelah pasien selesai menjalani pengobatan.

17
Untuk menghilangkan jerawat, benzoyl peroxide dapat digunakan selama 6
minggu. Namun, beberapa penderita dapat disarankan untuk terus
menggunakan obat ini dengan frekuensi yang lebih jarang, untuk mencegah
jerawat kembali muncul.

 Retinoid topical

Retinoid topikal bekerja dengan membuang sel kulit yang mati di


permukaan kulit, sehingga tidak menyumbat folikel rambut. Jenis retinoid
yang digunakan untuk mengobati jerawat adalah tretinoin
topikal dan adapalene. Obat ini dipakai sekali sehari tiap sebelum tidur.

Gunakan retinoid topikal sesuai dosis, dan lindungi kulit dari paparan sinar
matahari berlebihan. Tidak disarankan digunakan oleh wanita hamil, karena
obat ini berisiko menyebabkan cacat lahir bagi janin yang dikandungnya.

Sama seperti benzoyl peroxide, pemakaian retinoid topikal umumnya


dijalani hingga 6 minggu. Namun untuk mencegah jerawat kembali muncul,
pasien dapat disarankan untuk terus menggunakan obat ini, dengan frekuensi
yang lebih jarang.

 Antibiotik topical

Antibiotik topikal membunuh bakteri yang menginfeksi folikel rambut


yang tersumbat. Obat ini tersedia dalam bentuk cairan atau gel yang dioleskan
pada jerawat selama 6-8 minggu. Setelah jangka waktu tersebut, pemakaian
obat ini harus dihentikan agar bakteri tidak berbalik menjadi kebal terhadap
obat ini, sehingga bisa mengakibatkan infeksi bertambah atau jerawat semakin
parah. Meski jarang terjadi, pengobatan ini bisa menimbulkan efek samping
seperti iritasi dan kemerahan pada kulit, serta terasa panas dan terkelupas.

18
 Asam azelaic

Asam azelaic bekerja dengan membuang sel kulit mati dan membunuh


bakteri, dan tersedia dalam bentuk krim. Obat ini dapat digunakan bila pasien
yang mengalami iritasi akibat pemakaian retinoid topikal atau benzoyl
peroxide.

Asam azelaic biasanya digunakan 2 kali sehari, atau 1 kali sehari bagi


pasien yang memiliki kulit sensitif. Meski obat ini tidak membuat pemakainya
sensitif terhadap sinar matahari, asam azelaic dapat menimbulkan efek
samping seperti kulit kering, gatal, kemerahan, dan perih.

Sedangkan untuk obat jerawat yang dibeli dengan resep dokter antara lain :

 Tablet antibiotic

Jerawat yang parah dapat ditangani dengan pemberian antibiotik minum


yang dikombinasikan dengan pengobatan topikal. Pengobatan bisa
berlangsung hingga 4-6 bulan, tergantung pada reaksi pasien.

Jenis tablet antibiotik yang dapat diresepkan dokter adalah tetracycline.


Namun pada ibu hamil atau menyusui, obat ini tidak bisa diberikan. Sebagai
penggantinya, dokter akan meresepkan erythromycin yang lebih aman untuk
digunakan.

Selain dapat membuat kulit menjadi sensitif terhadap sinar


matahari, tetracycline bisa mengurangi efektivitas pil KB pada beberapa
minggu pertama pengobatan. Karena itu, dokter akan menganjurkan pasien
menggunakan alat kontrasepsi lain seperti kondom, selama menjalani
pengobatan dengan tetracycline.

 Terapi hormone

19
Terapi hormon bisa berdampak positif pada wanita berjerawat, terutama bila
jerawat muncul selama masa menstruasi, atau jika terkait dengan gangguan
hormon seperti PCOS. Dokter akan menyarankan untuk konsumsi pil
KB kombinasi. Umumnya jerawat akan hilang meski butuh waktu hingga 1
tahun.

 Antiandrogen

Apabila jerawat tidak bisa ditangani dengan antibiotik, dokter bisa


memberikan antiandrogen. Obat ini bekerja dengan menghalangi efek hormon
androgen pada kelenjar minyak. Salah satu contoh obat antiandrogen
adalah spironolactone.

 Isotretinoin

Isotretinoin adalah obat jerawat berbentuk tablet, yang memiliki sejumlah


kegunaan seperti mencegah tersumbatnya folikel rambut, mengurangi jumlah
bakteri di kulit, membantu mengontrol produksi sebum, serta mengurangi
kemerahan dan bengkak di sekitar jerawat.

Umumnya isotretinoin digunakan selama 4-6 bulan sebelum hasilnya


terlihat. Pada 7-10 hari pertama pengobatan, jerawat akan memburuk. Meski
demikian, tidak perlu khawatir karena kondisi tersebut normal pada awal
konsumsi.

Terlepas dari berbagai kegunaannya di atas, isotretinoin juga dapat


menyebabkan sejumlah efek samping. Oleh karena itu, obat ini hanya
disarankan bagi pasien yang mengalami jerawat parah, dan tidak bisa pulih
dengan pengobatan lain. Beberapa efek samping yang umum terjadi meliputi

 Perubahan kadar gula darah.

20
 Kulit kering, retak, dan mengalami peradangan, terutama di bibir dan
sekitar lubang hidung.

 Terdapat darah dalam

 Blefaritis atau radang kelopak mata.

 Konjungtivitis atau radang pada selaput luar mata.

Pada kasus yang jarang terjadi, isotretinoin juga dapat menimbulkan efek
samping berupa hepatitis (radang hati), pankreatitis (radang pankreas), dan
penyakit ginjal. Untuk mencegah efek samping tersebut, dokter akan
menyarankan pasien untuk menjalani tes darah sebelum dan selama menjalani
pengobatan dengan obat ini.

Penting diketahui, isotretinoin bisa menyebabkan cacat lahir pada bayi.


Karena itu, obat ini harus dihindari oleh ibu hamil. Pada wanita yang
memasuki usia subur, sebaiknya gunakan satu atau dua metode kontrasepsi
selama 1 bulan sebelum pengobatan dimulai, selama pengobatan berjalan, dan
selama 1 bulan setelah pengobatan usai. Selain itu, dokter juga akan
menyarankan pasien untuk menjalani tes kehamilan sebelum, selama, dan
setelah pengobatan.

Sejumlah pasien mengaku mengalami perubahan suasana hati saat


mengonsumsi obat ini. Karena itu, beri tahu dokter bila Anda mengalami
perubahan suasana hati seperti merasa lebih agresif, tertekan, atau ada
keinginan untuk bunuh diri selama menggunakan obat ini.

Selain menggunakan obat-obatan, ada beberapa teknik pengobatan


jerawat, yang dapat dilakukan tanpa atau dengan disertai konsumsi obat,
antara lain:

21
 Chemical peels. Pada prosedur ini, kulit yang berjerawat akan dikelupas
agar tumbuh lapisan kulit baru. Pada prosesnya, peeling melibatkan bahan
kimia seperti asam salisilat, asam glikolat, atau asam retinoat.

 Terapi laser dan fotodinamik, yaitu penanganan jerawat dengan


membunuh bakteri penyebab jerawat, dan mengurangi produksi minyak di
kulit, dengan menembakkan laser pada kulit yang berjerawat.

 Suntik kortikosteroid. Nodul dan kista dapat ditangani dengan


menyuntikkan kortikosteroid langsung ke area kulit yang berjerawat.
Terapi ini dapat memperbaiki kondisi jerawat dalam waktu cepat dan
mengurangi nyeri.

 Ekstraksi komedo. Pada terapi ini, dokter menggunakan alat khusus untuk


mencabut komedo yang tidak hilang dengan obat topikal. Terapi ini dapat
menimbulkan bekas luka.

Selain sejumlah langkah pengobatan di atas, jerawat ringan bisa ditangani


secara mandiri, dengan beberapa langkah berikut:

 Gunakan pembersih wajah ringan dan air hangat untuk membersihkan area
kulit yang berjerawat, dua kali dalam sehari. Untuk pasien yang
mengalami jerawat di kulit kepala, lakukan keramas setiap hari.

 Gunakan produk kosmetik berbasis air yang tidak menghalangi pori-pori


kulit, serta hindari produk perawatan kulit yang mengandung minyak.

 Jangan mencoba menghilangkan komedodengan menekannya, karena bisa


menyebabkan infeksi atau meninggalkan bekas luka.

 Pada sebagian orang, sinar matahari bisa memperburuk jerawat. Ada pula
obat jerawat yang malah membuat jerawat memburuk bila terkena sinar
matahari. Untuk mencegahnya, gunakan pelembab dan tabir surya
yang noncomedogenic atau tidak mengandung minyak.

22
 Hindari kontak kulit dengan ponsel, helm atau ransel terlalu sering.
Tekanan atau gesekan pada kulit bisa menimbulkan jerawat.

 Selalu mandi setelah menjalani aktivitas berat, untuk membersihkan kulit


dari minyak dan keringat.

9. Pencegahan Jerawat

Meski jerawat sulit dicegah, beberapa langkah di bawah ini bisa dilakukan
untuk meminimalkan kemunculannya:

 Cuci muka dua kali sehari dengan pembersih wajah bebas minyak.

 Hindari produk kosmetik yang mengandung minyak.

 Jangan menggunakan pakaian yang terlalu ketat.

 Bersihkan rias wajah sebelum tidur.

 Selalu mandi setelah beraktivitas.

 Kelola stres dengan baik.

23
BAB III

PENUTUP

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak
berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna
bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

A. Kesimpulan

Akne vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikel umum yang mengenai


pilosebasea (polikel rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di
daerah muka, leher, serta bagian atas. Akne ditandai dengan komedo tertutup (
white head ), komedo terbuka (black head), papula, pustul, nodus, dan kista
( Brunner & Suddarth, 2001 ). Ada beberapa macam terapi yang diberikan
pada pasien akne vulgaris yakni  : pengobatan sistemik, pengobatan topical
dan pembedahan. Sedangkan untuk mencegah timbulnya akne dianjurkan
beberapa hal yaitu : diet, perawatan kulit dan memberikan informasi yang
cukup kepada pasien mengenai penyebab penyakit serta pencegahannya.

B. Saran

Dari hasil pembahasan diatas, maka disarankan agar dalam memberikan


asuhan keperawatan pada pasien dengan akne  vulgaris harus  diperhatikan
pendidikan kesehatan yang penting yakni: diet, perawatan diri dan
menghindari kosmetik berlebihan

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta.


2. Djuanda, A . 2000. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin . FKUI : Jakarta.
3. Phipet.blog.friendster.com/2008/04/pengaruh – menstruasi
terhadap/jerawat – akne – vulgaris
4. Http=//mariasonhaji.wordpress.com/2008/12/02/antibiotika – topical/
5. Luknanrohimin.bog spot.com/2008/03/asuhan – keperawatan –
aknevulgaris
6. Mansjoer, arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran.Edisi Ketiga. Media
Aesculapius: Jakarta
7. http://dewaayudiantari.blogspot.co.id/2012/01/askep-acne-vulgaris.html
8. http://hariansehat.com/makanan-penghilang-jerawat/

25

Anda mungkin juga menyukai