Anda di halaman 1dari 3

1. Apa yang anda ketahui tentang farmakoepidemiologi?

Mengapa
farmakoepidemiologi perlu dipelajari? Apa hubungannya farmakoekonomi
dengan clinical trial. Sejauhmana farmakoepidemiologi diperlukan dalam
pelayanan kesehatan, dan aspek apa saja yang perlu diketahui dalam
farmakoepidemiologi.
Jawab :
Epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti
epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja, tetapi
dalam perkembangan. Epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non-
infeksi sehingga epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang
penyebaran penyakit pada manusia didalam konteks lingkungannya.
Mencakup juga tentang ppola-pola penyakit serta pencarian determinan-
determinan penyakit tersebut.
Farmakoepidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi atau
penyebaran penyakit pada sekelompok manusia dan faktor-faktor yang yang
mempengaruhi terjadinya penyakit tersebut.
Farmakoepidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan (faktor yang
menentukan) dari keadaan atau peristiwa terkait kesehatan pada populasi tertentu, dan aplikasi
dari ilmu tersebut untuk mengendalikan masalah-masalah kesehatan (McKenzie et al., 2011;
Center for Disease Control and Prevention, 2004; Murti, 1997). Definisi tersebut dapat dipecah
menjadi kata kunci-kata kunci berikut:

1) Ilmu
Sebagai ilmu pengetahuan atau sains yang merupakan dasar dari ilmu kesehatan
masyarakat, epidemiologi menggunakan metode ilmiah melalui metode penelitian dan
biostatistika, untuk menarik kesimpulan yang benar (valid) dan dapat diandalkan untuk
jangka panjang (reliabel).

2) Distribusi
Epidemiologi mempelajari distribusi frekuensi dan pola dari penyakit/masalah kesehatan
berdasarkan tempat, orang, dan waktu. Pendekatan ini sering disebut dengan epidemilogi
deskriptif.

3) Determinan
Epidemiologi mempelajari determinan penyakit pada populasi tertentu. Pendekatan ini
sering disebut dengan epidemiologi analitik. Pada epidemiologi analitik, dipelajari
hubungan sebab akibat antara paparan dengan terjadinya penyakit. Penggunaan istilah
determinan mencakup faktor risiko dan penyebab penyakit. Faktor risiko dimaknai
sebagai hal-hal yang meningkatkan peluang atau kemungkinan untuk terjadinya penyakit
atau masalah kesehatan, baik ada hubungan sebab akibat atau tidak. Dengan demikian,
pada epidemiologi analitik, kita tidak sekedar bertanya mengenai What, who, where, dan
when, melainkan bertanya mengenai how dan why.

4) Keadaan atau peristiwa terkait kesehatan


Dahulu penyakit menular memang banyak menjadi perhatian dari epidemiologi. Tetapi,
hal ini tidak sepenuhnya benar karena praktek epidemiologi saat ini menunjukkan bahwa
epidemiologi juga telah diterapkan pada kejadian kesehatan dalam pengertian yang lebih
luas. Dengan demikian, selain masalah infeksi, masalah lingkungan, penyakit kronik,
masalah perilaku, dan trauma juga menjadi obyek dari epidemiologi.

5) Populasi
Fokus studi epidemiologi bukan individu, melainkan kelompok individu, misalnya
penduduk kota atau wilayah tertentu, masyarakat miskin, kelompok pekerja tertentu
seperti buruh pabrik, kelompok umur tertentu seperti anak yang mengalami gizi buruk,
kelompok lansia yang mengalami hipertensi, kelompok ibu hamil, dan lain-lain.
Perspektif populasi juga mengandung arti, epidemiologi memperhitungkan kausa
penyakit yang terletak pada level makro, yaitu populasi dan lingkungan. Hal ini
berangkat bahwa individu hidup dalam lingkungannya, baik fisik, sosial, ekonomi,
maupun kultural, sehingga timbulnya penyakit/masalah kesehatan dapat dipengaruhi oleh
berbagai hal.

6) Penerapan
Epidemiologi tidak hanya sebagai cara atau alat untuk menganalisis penyakit dan
determinannya. Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian latar belakang di atas,
epidemiologi memiliki peran yang lebih aktif. Data-data epidemiologis akan digunakan
oleh pengambil keputusan/kebijakan untuk menentukan dan mengembangkan serta
mengevaluasi intervensi dalam rangka mengendalikan dan mencegah masalah-masalah
kesehatan yang mereka hadapi. Hal ini merupakan fungsi utama dari epidemiologi
terapan.
karena epidemiologi merupakan salah satu kegiatan kesehatan masyarakat yang antara
lain bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi penyebab dan faktor risiko penyakit/masalah kesehatan;
2. Menentukan tingkat, jangkauan atau luasnya penyakit/masalah kesehatan;
3. Mempelajari perjalanan alamiah dan prognosis penyakit di masyarakat;
4. Mengevaluasi cara-cara pencegahan dan penatalaksanaan, baik yang sudah
ada sebelumnya maupun yang baru dan;
5. Menyediakan dasar bagi pengembangan keputusan dan kebijakan kesehatan
(Gordis, 2004).
6. Pertama, jika dokter mengumpulkan data dari individu pasien dengan
menggali riwayat penyakit dan melakukan pemeriksaan fisik, pada
epidemiologi data dikumpulkan dari masyarakat luas melalui data surveilans
atau kajian epidemiologi deskriptif. Dokter menggunakan data untuk
menyusun diagnosis banding, sedangkan pada epidemiologi data digunakan
untuk membuat hipotesis, contohnya mengenai hubungan antara penyakit dan
paparan. Pada keduanya, hipotesis tersebut kemudian diuji. Jika dokter
menguji diagnosisnya dengan pemeriksaan diagnostic tambahan, pada
epidemiologi pembuktian hipotesis dilakukan dengan melakukan penelitian
analitik seperti penelitian kasus kontrol atau kohort. Tindakan terakhir adalah
bertindak. Jika dokter membuat resep mengenai terapi medis yang dipilihnya,
pada epidemiologi tindakan yang diambil berupa intervensi kesehatan
masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan dan mencegahnya agar tidak
terjadi lagi (Center for Disease Control and Prevention, 2004).
7. Melalui modul epidemiologi ini, dokter muda melakukan kegiatan-kegiatan
yang dapat membantu dokter muda agar menguasai dan menerapkan
metodologi riset epidemiologi serta memanfaatkan prinsip-prinsip
epidemiologi untuk menganalisis dan mengatasi masalah-masalah kesehatan
di wilayah pelayanan Puskesmas.
8. 1) Clinical Trial. Contoh :

9. a) Pemberian obat hipertensi pada orang dengan tekanan darah tinggi untuk
mencegah terjadinya stroke.

10. b) Pemberian Tetanus Toxoid pada ibu hamil untuk menurunkan frekuensi
Tetanus Neonatorum.

11. 2) Community Trial. Contoh : Studi Pemberian zat flourida pada air minum.

12. Memberikan informasi yang mendukung data yang telah didapat pada studi
pramarketing:
13. a. Hasil studi farmakoepidemiologi mempunyai presisi lebih tinggi
14. b. Hasil studi farmakoepidemiologi dapat menunjukkan data pada pasien yang
tidak menjadi objek strudi pra-marketing (anak, geriatri, ibu hamil, dan lain-
lain)
15. c. Studi farmakoepidemiologi dapat menunjukkan hasil modifikasi karena
16. pemakaian obat lain (interaksi obat) atau adanya penyakit lain.
17. d. Studi farmakoepidemiologi dapat menunjukkan keamanan relatif terhadap
obat
18. lain dengan indikasi sama
19.
20. 2. Memberikan informasi

Iya perlu, untuk mengetahui distribusi faktor-faktor penyebab masalah


kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperluka

2. Apa yang anda ketahui mengenai penyakit cardiovaskular? Apa penyebab faktor resiko
terjadinya penyakit tersebut dan bagaimana cara pencegahannya.
Jawab:

Anda mungkin juga menyukai