Anda di halaman 1dari 71

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT KORTIKOSTEROID

DI APOTEK 24JAM KOTA TEGAL

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

FERLINDA PUSPANDINI

1608E067

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

2019
GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT KORTIKOSTEROID

DI APOTEK 24JAM KOTA TEGAL

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar

Derajat Ahli Madya

Oleh :

FERLINDA PUSPANDINI

1608E067

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

2019

ii
iii
iv
v
vi
MOTTO

• Manfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, dan jangan terlalu lama

bermimpi, karena sukses itu dikejar bukan ditunggu.

• Selalu berperasangka baik kepada Allah SWT.

• Jadikan Orangtua sebagai sumber semangat dan kebahagiaan.

• Setiap waktu adalah moment, dan setiap moment selalu ada kebahagiaan

dan juga kesedihan.

Kupersembahkan Untuk :

• Allah SWT.

• Bapak Handy, Ibu Retno dan Adek Abimanyu.

• Yanuar, Mamah Candra, Bapak Ibnu, dan Faiz.

• Keluarga besar Alm Bapak H Suharjo.

• Sahabat-sahabat rengginangku.

• Crew Apotek 24JAM Kota Tegal.

• Keluarga kelas H Regular Plus.

• Almamaterku.

vii
PRAKATA

Alhamdulilah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul “GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT

KORTIKOSTEROID DI APOTEK 24JAM KOTA TEGAL”

Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi

persyaratan dalam menempuh ujian akhir Pendidikan Diploma III Farmasi

Politeknik Harapan Bersama Tegal.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan, pengarahan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu

pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Ibu Khafdillah, MS.S.Kom, selaku ketua Yayasan Politeknik Harapan

Bersama Tegal.

2. Bapak Ir. Mc. Hambali, B.Eng.EE, selaku ketua direktur Politeknik

Harapan Bersama Tegal.

3. Bapak Heru Nurcahyo, S.Farm., Apt selaku Ka. Jurusan Diploma III

Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal.

4. Ibu Rosaria Ika Pratiwi, M.Sc.,Apt selaku pembimbing I yang telah

meluangkan waktu guna memberi pengarahan dan saran dalam menyusun

Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ibu Heni Purwantiningrum, M.Farm.,Apt selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan dorongan serta arahannya.

viii
6. Para dosen dan staff karyawan Politeknik Harapan Bersama Tegal.

7. Ibu dan bapak tercinta yang telah banyak memberikan dorongan moril

maupun material dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dorongan dan

semangat dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini, maka penulis berharap kritik dan saran pembaca untuk

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Tegal,

Penulis

ix
INTISARI

Puspandini, Ferlinda., Pratiwi, Rosaria Ika., Purwantiningrum, Heni., 2019.


Gambaran Penggunaan Obat Kortikosteroid di Apotek 24JAM Kota Tegal.

Obat kortikosteroid banyak digunakan untuk terapi berbagai penyakit,


antara lain rematik, radang tenggorokan, dan kasus lainnya. Banyak resep yang
mengandung obat kortikosteroid di Apotek 24JAM sehingga obat ini
dikategorikan sebagai obat fastmoving. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran penggunaan obat kortikosteroid di Apotek 24JAM Kota
Tegal.
Penelitian ini menggunakan metode observasi. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua resep yang mengandung obat kortikosteroid di Apotek 24JAM
periode bulan Januari-Oktober 2018. Sampel yang digunakan adalah seluruh
populasi dengan jumlah 98 lembar resep. Cara pengumpulan data dilakukan
dengan merekap karakteristik pasien meliputi jenis kelamin dan umur.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan obat
kortikosteroid di Apotek 24JAM Kota Tegal Periode Januari-Oktober 2018
berdasarkan karakteristik jenis kelamin menunjukkan bahwa perempuan lebih
banyak menggunakan obat kortikosteroid dibanding laki-laki, berdasarkan
karakteristik menurut usia menunjukkan bahwa usia 26-45 tahun lebih banyak
menggunakan obat kortikosteroid, berdasarkan karakteristik jenis obat
menunjukkan bahwa obat dengan merk dagang lebih banyak di resepkan di
Apotek 24JAM Kota Tegal. Saran dalam penelitian ini adalah dilakukannya
penelitian terkait dosis.

Kata Kunci : Kortikosteroid, Penggunaan Obat Kortikosteroid, Apotek 24JAM


Kota Tegal

x
Abstract

Puspandini, Ferlinda., Pratiwi, Rosaria Ika., Purwantiningrum, Heni., 2019.


The Overview of Using Corticosteroid Medicine at 24JAM Pharmacy of
Tegal.

Corticosteroid drugs are widely used to treat various diseases, including


rheumatism, sore throat, and other cases. Many prescriptions contain
corticosteroid drugs at the 24JAM Pharmacy so this drug is categorized as a
fastmoving drug. The purpose of this study was to find out the Overview of Using
Corticosteroid Medicine at 24JAM Pharmacy of Tegal.
This study used observation method. The population in this study were
all prescription containing corticosteroid drugs at 24JAM Pharmacy in the period
of January-October 2018. The sample used was the entire population with 98
prescription sheets. The method of data collection was done by recapitulating the
characteristics of patients including gender and age.
Based on the results of the study it can be concluded that the use of
corticosteroid drugs at the 24JAM Pharmacy of Tegal in the period January-
October 2018 based on sex characteristics shows that women use more
corticosteroid drugs than men, based on characteristics according to age shows
that 26-45 years of age use more Corticosteroid drugs, based on the characteristics
of the type of drug indicate that the drug with a trademark is more prescribed at
24JAM Pharmacy of Tegal. The suggestion in this study was to do a dose-related
study.

Keywords: Corticosteroids, Use of Corticosteroid Drugs, 24JAM Pharmacy


of Tegal

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER i
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
HALAMAN PERNYATAAN ORIENTASI v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN vii
PRAKATA viii
INTISARI x
ABSTRACT xi
DAFTAR ISI xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR LAPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 4
1.5 Manfaat Penelitian 4
1.6 Keaslian Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Obat 6
2.2 Obat Kortikosteroid 10
2.2.1 Pengertian Kortikosteroid 10
2.2.2 Mekanisme Kerja Kortikosteroid 11
2.2.3 Indikasi Kortikosteroid 11
2.2.4 Efek Samping Kortikosteroid 12
2.2.5 Macam Obat Kortikosteroid 14
2.3 Pengelompokan Usia Menurut Depkes RI 2009 16
2.4 Apotek 16
2.4.1 Pengertian Apotek 16
2.4.2 Tugas dan Fungsi Apotek 17
2.4 Apotek 24JAM 17
2.4.1 Sejarah Apotek 24JAM 17
2.5 Kerangka Teori 18
2.6 Kerangka Konsep 19
BAB III METODE PENELITIAN 20
3.1 Ruang Lingkup 20
3.1.1 Ruang Lingkup Ilmu 20
3.1.2 Ruang Lingkup Tempat 20
3.1.3 Ruang Lingkup Waktu 20

xii
3.2 Rancangan dan Jenis Penelitian 20
3.3 Populasi dan Sampel 21
3.3.1 Populasi 21
3.3.2 Sampel 21
3.4 Variabel Penelitian 21
3.5 Definisi Operasional 22
3.6 Jenis dan Sumber Data 22
3.6.1 Jenis Data 22
3.6.2 Cara Pengumpulan Data 23
3.7 Pengolahan dan Analisa Data 23
3.8 Etika Penelitian 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25
4.1 Karakteristik Sampel 25
4.1.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin 25
4.1.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur 27
4.2 Penggunaan Obat Kortikosteroid Berdasarkan Merk Dagang dan Generik 28
4.3 Penggunaan Obat Kortikosteroid Berdasarkan Merk Dagang 29
4.4 Penggunaan Obat Kortikosteroid Berdasarkan Obat Generik 31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 33
5.1 Kesimpulan 33
5.2 Saran 35
DAFTAR PUSTAKA 36
LAMPIRAN 38

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo Obat Bebas 6


Gambar 2.2 Logo Obat Bebas Terbatas 7
Gambar 2.3 Peraturan No 1 7
Gambar 2.4 Peraturan No 2 7
Gambar 2.5 Peraturan No 3 8
Gambar 2.6 Peraturan No 4 8
Gambar 2.7 Peraturan No 5 8
Gambar 2.8 Peraturan No 6 8
Gambar 2.9 Logo Obat Keras 9
Gambar 2.10 Logo Obat Psikotropik 9
Gambar 2.11 Logo Obat Narkotika 10
Gambar 2.12 Kerangka Teori 18
Gambar 2.13 Kerangka Konsep 19
Gambar 4.1 Diagram Batang Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis
kelamin 26
Gambar 4.2 Diagram Batang Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur 27
Gambar 4.3 Diagram Batang Penggunaan Obat Kortikosteroid Berdasarkan
Merk Dagang dan Generik 28
Gambar 4.4 Diagram Batang Penggunaan Obat Kortikosteroid Berdasarkan
Merk Dagang 30
Gambar 4.5 Diagram Batang Penggunaan Obat Kortikosteroid Berdasarkan
Obat Generik 31

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian 5


Tabel 3.1 Definisi Operasional 22
Tabel 4.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin 25
Tabel 4.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur 27
Tabel 4.3 Penggunaan Kortikosteroid Berdasarkan Merk Dagang dan Generik 28
Tabel 4.4 Penggunaan Kortikosteroid Berdasarkan Merk Dagang 29
Tabel 4.4 Penggunaan Kortikosteroid Berdasarkan Obat Generik 31

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian 35


Lampiran 2 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian 36
Lampiran 3 Data Resep Hasil Penelitian 37
Lampiran 4 Contoh Resep 48
Lampiran 5 Apotek 24 JAM Kota Tegal 51

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kortikosteroid adalah derivat hormon steroid yang dihasilkan oleh

kelenjar adrenal. Hormon steroid memiliki peran penting dalam mengontrol

respon inflamasi. Ada 2 jenis hormon steroid yaitu glukokortikoid dan

mineralokortikoid. Glukokortikoid memiliki efek penting pada metabolisme

karbohidrat dan fungsi imun, sedangkan mineralokortikoid memiliki efek

kuat terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit (Katzung, 2012).

Kortikosteroid juga banyak diresepkan untuk penyakit kulit, baik itu

penggunaan topikal maupun sistemik (Johan, 2015). Penggunaan dan

manfaat yang luas membuat obat kortikosteroid banyak digemari. Bukan

hanya manfaatnya saja yang luas, obat kortikosteroid juga memiliki efek

samping yang beraneka ragam. Penggunaan yang secara terus menerus

menyebabkan efek samping yang serius dan bersifat merugikan. Dampak

dari pengunaan obat kortikosteroid dalam jangka waktu panjang adalah

ostheoporosis, diabetes mellitus, trigliserida, otot lemah, penurunan

pertumbuhan anak, dan masih banyak lagi. (Gilman, 2012).

Obat kortikosteroid adalah obat yang banyak diresepkan oleh dokter,

dan banyak kasus yang terjadi karena penggunaan obat kortikosteroid,

contohnya kasus pada tahun 2014 di RSUD Dr.Moewardi Surakarta

1
2

menunjukkan bahwa salah satu obat yang paling banyak digunakan untuk

pengobatan asma adalah kortikosteroid (Sunarti dan Utami, 2014).

Penelitian lain terkait penggunaan obat kortikosteroid dilakukan oleh Waljee

dari University of Michigan pada tahun 2009 kepada 1.548.945 partisipan

dengan rentang usia 18 hingga 64 tahun. Partisipan merupakan pengguna

obat kortikosteroid dengan berbagai keluhan, dan menggunakan obat

tersebut tak sampai satu bulan. Hasil penelitian menyebut ketika

menggunakan obat steroid, risiko mengalami pembekuan darah naik hingga

tiga kali lipat. Selain itu, partisipan juga mengalami peningkatan risiko

mengalami tulang retak hingga dua kali lipat (Waljee, 2009). Pada beberapa

penelitian, sebesar 10% penyebab katarak yang terjadi pada anak karena

penggunaan terapi kortikosteroid (Leliana,2012). Hal inilah yang menjadi

dasar alasan peneliti memilih obat kortikosteroid sebagai tema bahan

penelitian.

Apotek 24JAM Kota Tegal merupakan salah satu Apotek yang

melayani obat umum dan resep selama 24 jam sehingga resep yang masuk

ke Apotek 24JAM cukup banyak. Berdasarkan observasi awal yang

dilakukan peneliti, resep pada periode bulan Juli-September 2018 di Apotek

24JAM banyak resep yang mengandung obat kortikosteroid. Oleh karena itu

dapat dikatakan bahwa obat kortikosteroid di Apotek 24JAM dikategorikan

sebagai obat fastmoving. Tidak jarang dokter yang meresepkan obat

kortikosteroid untuk berbagai macam penyakit. Obat ini digunakan sebagai

terapi penyakit rematik, radang tenggorokan, kasus alergi, asam urat, dan
3

kasus lainnya. Obat kortikosteroid yang cukup banyak diresepkan ini

sehingga dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaannya.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Gambaran Penggunaan Obat Kortikosteroid di

Apotek 24JAM Kota Tegal.”

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran

penggunaan obat kortikosteroid di Apotek 24JAM Kota Tegal?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dengan

menggambarkan penggunaan obat kortikosteroid di Apotek 24JAM

Kota Tegal.

2. Sampel yang digunakan adalah resep obat kortikosteroid di Apotek

24JAM Kota Tegal yang digunakan peroral.

3. Sampel data yang digunakan yaitu data peresepan periode bulan

Januari-Oktober 2018.
4

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan

obat kortikosteroid di Apotek 24JAM Kota Tegal ditinjau dari jenis obat

kortikosteroid.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Dapat meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan ilmu yang

berkaitan dengan penggunaan obat kortikosteroid oral.

2. Bagi Apotek 24JAM Kota Tegal

Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam hal penggunaan obat

kortikosteroid oral di Apotek 24JAM Kota Tegal.

3. Bagi Peneliti Lain

Dapat dijadikan bahan acuan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut

dengan metode yang berbeda.


5

1.6 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Aristia dan
Asyikin Puspandini
No. Pembeda Supadmi
(2016) (2018)
(2015)
Gambaran Evaluasi
Pengetahuan Penggunaan Gambaran
Masyarakat Kortikosteroid Penggunaan
Pengguna Obat Pada Pasien Anak Obat
Judul
1. Kortikosteroid Di RSU PKU Kortikosteroid
Penelitian
Secara Muhammadiyah Di Apotek
Swamedikasi Di Yogyakarta 24JAM Kota
Apotek Berkat Januari – Maret Tegal
Farma Makassar. 2015
Sampel Resep pasien Pasien
Masyarakat usia
2. (Subjek) anak usia pengguna obat
diatas 17 tahun
Penelitian 1-11 tahun kortikosteroid.
Gambaran
pengetahuan Jenis kelamin,
Evaluasi
masyarakat usia, jenis obat
Variabel penggunaan
3. pengguna obat generik, jenis
Penelitian kortikosteroid
kortikosteroid obat merk
pada pasien anak
secara dagang.
swamedikasi
Rancangan Rancangan
Metode
4. deskriptif studi deskriptif studi Observasi
Penelitian
kasus kasus
Teknik Purposive Purposive
5. -
Sampling sampling sampling
Analisis
6. Data primer Data sekunder Data sekunder
Data
Tingkat Usia paling
pendidikan sma banyak
yang tingkat menggunakan
Hasil
7. pengetahuan obat -
Penelitian
tentang kortikosteroid
kortikosteroidnya adalah anak usia
tinggi 1-4 tahun
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obat

Menurut SK Menteri Kesehatan No.25/Kab/B.VII/ 71 tanggal 9 Juni

1971, obat adalah suatu bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan

dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan,

menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah

atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk memperelok tubuh

atau bagian tubuh manusia (Anief, 2013).

Obat digolongkan menjadi 5 golongan (Peraturan Menteri Kesehatan

RI Nomor 917/Menkes/Per/X /1993), yaitu :

1. Obat Bebas.

Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak

membahayakan pemakai dalam batas dosis yang dianjurkan, diberi

tanda lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi hitam.

Contohnya : Paracetamol.

Gambar 2.1 Logo Obat Bebas

6
7

2. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas (Waarschuwing = peringatan) adalah obat yang

dapat dibeli di Apotek tanpa resep dokter dengan jumlah yang

dibatasi. Ditandai lingkaran bulat berwarna biru dengan garis tepi

hitam serta diberi tanda peringatan (P No.1 sampai P No.6).

Contohnya : CTM

Gambar 2.2 Logo Obat Bebas Terbatas

Gambar 2.3 Peraturan No.1

Gambar 2.4 Peraturan No.2


8

Gambar 2.5 Peraturan No.3

Gambar 2.6 Peraturan No.4

Gambar 2.7 Peraturan No.5

Gambar 2.8 Peraturan No.6


9

3. Obat Keras

Obat keras (Daftar G = geverlijk = berbahaya) adalah semua obat yang

memiliki takaran dosis minimum (DM), diberi tanda khusus lingkaran

bulat merah garis tepi hitam dan huruf K menyentuh garis tepinya,

semua obat baru kecuali ada ketetapan pemerintah bahwa obat itu

tidak membahayakan, dan semua sediaan parenteral, injeksi, atau

infus intravena. Contohnya : Asam Mefenamat

Gambar 2.9 Logo Obat Keras

4. Psikotropika

Psikotropika adalah obat yang memengaruhi proses mental,

meransang, menenangkan, mengubah pikiran, perasaan dan kelakuan

seseorang. Contohnya : golongan barbital atau luminal, dan

diazepam.

Gambar 2.10 Logo Obat Psikotropika


10

5. Narkotik

Narkotik adalah obat yang diperlukan dalam bidang pengobatan dan

IPTEK serta dapat menimbulkan ketergantungan dan ketagihan atau

adiksi yang sangat merugikan individu apabila digunakan tanpa

pembatasan dan pengawasan dokter. Contohnya : kodein, metadon,

petidin, morfin, dan opium.

Gambar 2.11 Logo Obat Narkotik

2.2 Obat Kortikosteroid

2.2.1 Pengertian Kortikosteroid

Kortikosteroid adalah obat yang memiliki efek sangat luas

sehingga banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit

(Pilkey dkk, 2012). Kortikosteroid atau adrenokortikoid adalah

hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal bagian korteks yang

secara struktural mengandung inti steroid. Kortikosteroid tidak hanya

diproduksi secara normal oleh tubuh namun juga dibentuk produk

sintetiknya untuk perawatan kesehatan. Kortiksteroid digunakan pada

berbagai terapi peradangan dan imunologik (Katzung, 2012).


11

2.2.2 Mekanisme Kerja Kortikosteroid

Mekanisme kerja kortikosteroid adalah adrenokortikoid

mengikat reseptor sitoplasmik intraseluler pada jaringan target. Ikatan

kompleks antara kortikosteroid dengan reseptor protein akan masuk ke

dalam inti sel dan diikat oleh kromatin. Ikatan reseptor protein-

kortikosteroid-kromatin mengadakan transkripsi DNA, membentuk

mRNA dan mRNA merangsang sintesis protein spesifik. Contoh obat

kortikosteroid adalah hidrokortison, methilprednisolon, prednisolon,

prednison, triamsinolon, betametason, dan deksametason (Gilman,

2012).

2.2.3 Indikasi Kortikosteroid

Indikasi obat kortikosteroid sangatlah luas, berikut ini beberapa

contoh manfaatnya (Katzung, 2012) :

1. Peradangan atau inflamasi pada banyak kasus seperti asma, radang

persendian, radang mata, dll.

2. Penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti berbagai jenis

alergi dan penyakit lupus.

3. Dengan sifatnya yang menurunkan sistem kekebalan, obat

kortikosteroid juga dapat digunakan untuk pasien yang baru

menjalani transplantasi organ untuk mencegah reaksi penolakan

tubuh terhadap organ yang dicangkokkan.

4. Sebagai terapi pendukung kemoterapi pada penyakit kanker.


12

5. Digunakan untuk ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan

prematur, yaitu untuk mematangkan paru-paru janin, sehingga jika

harus lahir prematur paru-paru bayi sudah cukup kuat dan bekerja

dengan baik.

6. Begitu banyaknya penggunaan kortikosteroid. Dalam beberapa

kasus, kortikosteroid merupakan satu-satunya pilihan obat terbaik,

sehingga dokter tetap meresepkannya.

2.2.4 Efek Samping Kortikosteroid

Obat kortikosteroid memiliki efek samping sebagai berikut

(Katzung, 2012) :

1. Efek Samping Dari Penggunaan Singkat Steroids Sistemik.

Jika sistemik steroids telah ditetapkan untuk satu bulan atau

kurang, efek samping yang serius jarang. Namun masalah yang

mungkin timbul berikut :

a. Gangguan tidur

b. Meningkatkan nafsu makan

c. Meningkatkan berat badan

d. Efek psikologis, termasuk peningkatan atau penurunan energi.

2. Efek Samping Dari Penggunaan Jangka Panjang

a. Osteoporosis terutama perokok, perempuan postmenopausal,

orang tua, orang-orang yang kurang berat atau yg tak bergerak,


13

dan pasien dengan diabetes atau masalah paru-paru.

Osteoporosis dapat menyebabkan patah tulang belakang, ribs

atau pinggul bersama dengan sedikit trauma. Ini terjadi setelah

tahun pertama dalam 10-20% dari pasien dirawat dengan lebih

dari 7.5mg Prednisone per hari. Hal ini diperkirakan hingga 50%

dari pasien dengan kortikosteroid oral akan mengalami patah

tulang.

b. Penurunan pertumbuhan pada anak-anak, yang tidak dapat

mengejar ketinggalan jika steroids akan dihentikan (tetapi

biasanya tidak).

c. Otot lemah, terutama di bahu dan otot paha.

d. Meningkatkan diabetes mellitus (gula darah tinggi).

e. Kenaikan lemak darah (trigliserida).

f. Redistribusi lemak tubuh: wajah bulan, punuk kerbau dan

truncal obesity.

g. Retensi garam: kaki bengkak, menaikkan tekanan darah,

meningkatkan berat badan dan gagal jantung.

h. Penyakit mata, khususnya glaukoma dan katarak.

i. Efek psikologis termasuk insomnia, perubahan mood,

peningkatan energi, dan depresi.

j. Peningkatan resiko infeksi internal, terutama ketika dosis tinggi

diresepkan (misalnya tuberkulosis).


14

k. Ulkus peptikum, terutama pada pengobatan yang menggunakan

anti-inflamasi.

l. Ada juga efek samping dari mengurangi dosis; termasuk

kelelahan, sakit kepala, nyeri otot dan sendi dan depresi.

2.2.5 Macam Obat Kortikosteroid

Macam-macam obat kortikosteroid adalah sebagai berikut

(Putri, 2016) :

1. Hidrokortison

Hidrokortison adalah serbuk kristal, berwarna putih, atau

hampir putih, dan memiliki kelarutan praktis tidak larut dalam air.

2. Prednisone

Prednison adalah serbuk hablur berwarna putih atau hampir

putih, tidak berbau, dan awalnya tidak berasa namun lama-lama

akan terasa pahit. Dosis penggunaan untuk dewasa 30 mg pada hari

ke-1 pengobatan, lalu dilanjutkan pemberian dosis 5 mg pada hari

seterusnya sampai tablet ke-21.

3. Prednisolon

Prednisolone adalah serbuk kristal, berwarna putih dan

bersifat higroskopis. Dosis penggunaan untuk dewasa adalah 5-60

mg per hari dibagi menjadi 2-4 kali pemberian. Dosis pemeliharaan

adalah 2,5-15 mg per hari. Sedangkan untuk anak-anak (mulai usia

usia 1 bulan) dosis awal adalah 1-2 mg/kgBB, satu kali per hari.
15

Dosis bisa diturunkan secara bertahap setelah beberapa hari jika

diperlukan. Dosis maksimal adalah 60 mg per hari.

4. Methylprednisolone

Methylprednisolone adalah serbuk kristal, tidak berbau,

berwarna putih, dan akan melebur dan terjadi dekomposisi pada

suhu 240-243oC. Dosis penggunaan untuk dewasa adalah 2-60 mg

per hari dibagi 1-4 kali dosis tergantung dari penyakit yang sedang

diobati. Sedangkat dosis untuk anak 0,5-1,7 mg/kgBB per hari.

5. Dexamethason

Dexamethasone adalah butiran Kristal, berwarna putih, dan

praktis tidak larut dalam air. Dosis penggunaan untuk dewasa

adalah 0,75-9 mg per hari dibagi menjadi 2-4 kali pemberian.

Sedangkan untuk anak-anak (mulai usia 1 bulan) 10-100

mcg/kgBB per hari dibagi menjadi 1-2 kali pemberian tergantung

dari respons pasien terhadap obat. Dosis maksimal 300 mcg/kgBB

per hari.

6. Betamethasone

Betamethasone adalah butiran kristal, putih, dan praktis tidak larut

dalam air. Dosis penggunaan untuk dewasa adalah 0,5-5 mg per

hari dibagi menjadi beberapa kali pemberian, tergantung dari

tingkat keparahan penyakit dan respons pasien terhadap obat.

sedangkan anak usia 1-6 tahun: 25% dari dosis orang dewasa.
16

Anak usia 7-11 tahun 50% dari dosis orang dewasa.

Anak usia 12 tahun atau lebih 75% dari dosis orang dewasa.

2.3 Pengelompokan Usia Menurut Departemen Kesehatan 2009

Menurut Depkes RI tahun 2009, umur dikategorikan sebagai

berikut (Muhsin, 2017) :

1. Masa balita : 0-5 tahun

2. Masa kanak-kanak : 5-11 tahun

3. Masa remaja awal : 12-16 tahun

4. Masa remaja akhir : 17-25 tahun

5. Masa dewasa awal : 26-35 tahun

6. Masa dewasa akhir : 36-45 tahun

7. Masa lansia awal : 46-55 tahun

8. Masa lansia akhir : 56-65 tahun

9. Masa manula : >65 tahun

2.4 Apotek

2.4.1 Pengertian Apotek

Menurut Keputusan Menkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002

Apotek merupakan suatu tempat tertentu untuk melakukan pekerjaan

kefarmasian dan penyaluran obat kepada masyarakat.

Definisi Apotek menurut Peraturan Pemerintah 51 Tahun 2009.

Apotek merupakan suatu tempat atau terminal distribusi obat


17

perbekalan farmasi yang dikelola oleh Apoteker sesuai standar dan

etika kefarmasian. (Depkes RI, 2009).

2.4.2 Tugas dan Fungsi Apotek

Menurut Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009, Apotek

memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:

a. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang

telah mengucapkan sumpah jabatan.

b. Sarana farmasi untuk melaksanakan peracikan, pengubahan

bentuk, pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.

c. Sarana penyaluran perbekalan farmasi dalam menyebarkan obat-

obatan yang diperlukan masyarakat secara luas dan merata.

2.5 Apotek 24JAM

2.5.1 Sejarah Apotek 24JAM

Apotek 24JAM berdiri sejak 8 tahun lalu, tepatnya pada tahun

2010 dengan nama K-24 dibawah naungan Bapak Imam Arifudin dan

Ibu Linda Mahkotawati. Setelah 3 tahun berdiri tepatnya tahun 2013,

K-24 berpindah tangan kepada Ibu Aliyah yang tak lain adalah kakak

kandung dari Bapak Imam Arifudin. Atas arahan dari Dinkes dan

Pemkot Kota Tegal akhirnya apotek K-24 berganti nama menjadi

Apotek 24JAM, dan sudah memisahkan diri dari managemen K-24.


18

2.6 Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

.
Obat
kortikosteroid

Indikasi Efek Samping

Berdasarkan Berdasarkan Merk


Karakteristik Dagang dan Obat
(Jenis Kelamin dan Generik
Umur)

Gambaran Penggunaan Obat Kortikosteroid

Gambar 2.12 Kerangka Teori


19

2.7 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Resep Kortikosteroid

Karakteristik Sampel
(Jenis kelamin dan umur)

Berdasarkan Merk Berdasarkan Obat


Dagang Generik

Gambaran
penggunaan obat
kortikosteroid

Gambar 2.13 Kerangka Konsep


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup

3.1.1 Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah farmasi sosial.

3.1.2 Ruang Lingkup Tempat

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan di Apotek 24JAM.

3.1.3 Ruang Lingkup Waktu

Waktu pengambilan data dalam penelitian ini pada bulan September

2018 - Oktober 2018. Sedangkan waktu penyelesaiannya pada bulan

Februari 2019 – Juli 2019.

3.2 Rancangan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan observasi dengan pendekatan

kuantitatif. Menurut Sugiyono, metode kuantitatif dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti suatu populasi atau

sampel tertentu (Sugiyono, 2012). Penelitian ini memberikan gambaran

tentang penggunaan obat kortikosteroid di Apotek 24JAM Kota Tegal.

20
21

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang memiliki kriteria yang

di tentukan (Arikunto, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua resep yang mengandung obat kortikosteroid oral di Apotek

24JAM Kota Tegal pada bulan Januari-Oktober 2018 yaitu sebanyak

98 populasi.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian atau wakil dari objek yang akan diteliti

(Arikunto, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi

dijadikan sampel.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, dan jenis obat

(berdasarkan obat generik dan merk dagang).


22

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi Alat Ukur Kriteria Skala


Variabel Cara Ukur
Operasional Ukur
Varian
spesies dari Resep pasien Laki-laki
Skala
Jenis kelamin makluk pengguna obat /Perempuan
Ordinal
hidup. kortikosteroid Resep di
rekap untuk
Suatu waktu mengetahui
keberadaan karakteristik
suatu benda pasien
Remaja,
atau makhluk Resep pasien meliputi jenis
dewasa, dan Skala
Usia baik yang pengguna obat kelamin dan
lasia Ordinal
hidup kortikosteroid usia,
maupun yang kemudian
mati. dihitung
persentase
Jenis obat penggunaan
yang terjual obat
Jenis Obat dan kortikosteroi
diresepkan di d di Apotek
Resep pasien Obat
Apotek 24JAM Kota Skala
pengguna obat Generik dan
24JAM Kota Tegal. Ordinal
kortikosteroid Merk
Tegal berupa
dagang
jenis obat
generik dan
merk dagang.

3.6 Jenis dan Sumber Data

3.6.1 Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data

sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui data yang diteliti dan

dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian (Sugiyono, 2012). Data sekunder dalam penelitian ini

adalah resep.
23

3.6.2 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur sistematik dan standar untuk

memperoleh data yang dikumpulkan (Arikunto, 2013). Cara

pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi

aktivitas suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan

kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan

pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk

mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan

suatu penelitian.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Data dianalisis menggunakan analisis univariat yaitu, analisis yang

dilakukan pada setiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2010).

Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan

karakteristik pasien dan gambaran penggunaan obat kortikosteroid di

Apotek 24JAM Kota Tegal berdasarkan jenis obat kortikosteroid yang

sering digunakan.
24

3.8 Etika Penelitian

Penelitian harus mendapat rekomendasi dari Politeknik Harapan

Bersama Prodi DIII Farmasi dan permintaan ijin kepada pihak yang

bersangkutan sebagai subyek yang diteliti. Etika penelitian ini meliputi

(Arikunto, 2013) :

1. Anonymity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan data, peneliti tidak diperkenankan untuk

mencantumkan nama responden.

2. Confidentiality (Kerahasiaan)

Peneliti harus dapat menjamin kerahasiaan informasi. Kerahasiaan

dijaga dengan cara menyimpan lembar kuesioner sampai dengan jangka

waktu yang lama, setelah tidak digunakan makan peneliti harus

membakar lembar kuesioner tersebut.


25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Teknik pengambilan data pada penelitian ini dengan cara mengumpulkan

semua resep yang mengandung obat kortikosteroid oral pada periode bulan

Januari-Oktober 2018 di Apotek 24JAM Kota Tegal, kemudian direkap

berdasarkan item obat dan zat aktif serta karakteristik pasien yang meliputi jenis

kelamin dan umur. Jumlah sampel yang digunakan 98 lembar resep yang

mengandung obat kortikosteroid oral baik generik berlogo maupun paten.

4.1 Karakteristik Sampel

4.1.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin


Jumlah
Jenis Kelamin Persentase (%)
Lembar Resep
Laki-laki 40 41%

Perempuan 58 59%

Total 98 100%

Sumber : Data resep yang diolah.


26

60% 59%
50%
41%
40%
30%
20%
10%
0%
L P

Gambar 4.1 Diagram Batang Karakteristik Sampel Berdasarkan


Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan obat kortikosteroid di

Apotek 24JAM Kota Tegal pada periode bulan Januari-Oktober 2018

menunjukkan bahwa pasien berjenis kelamin perempuan sebanyak 58

lembar resep (59%) kemudian disusul dengan berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 40 resep (41%). Alasan perempuan lebih banyak menggunakan

obat kortikosteroid karena hormon steroid yang di produksi kelenjar

adrenal perempuan tidak sebanyak yang di produksi laki-laki. Hal ini

yang menyebabkan perempuan lebih sering mengalami peradangan.

(Aristia dan Supadmi, 2015).


27

4.1.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur

Tabel 4.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur


Jumlah
Umur Persentase
Kategori Lembar
(Tahun) (%)
Resep
Remaja 12-25 tahun 24 24%

Dewasa 26-45 tahun 55 55%

Lansia 46-65 tahun 19 19%

Total 98 100%

Sumber : Data resep yang diolah dan (Depkes, RI 2009)

60%
55%
50%
40%
30% 24%
19%
20%
10%
0%
Remaja Dewasa Lansia

Gambar 4.2 Diagram Batang Karakteristik Sampel Berdasarkan


Umur

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan obat

kortikosteroid di Apotek 24JAM Kota Tegal periode bulan Januari-

Oktober 2018. Pasien dewasa sebanyak 55 lembar resep (55%),

kemudian disusul pasien remaja sebanyak 24 lembar resep (24%),

kemudian pasien lansia sebanyak 19 lembar resep (19%). Pasien


28

dewasa memiliki persentase tertinggi karena pada usia tersebut sangat

rentan terkena penyakit akibat pola makan dan pola hidup yang tidak

sehat, selain itu kebanyakan orang melakukan aktivitas yang cukup

tinggi pada usia tersebut (Sunarti dan Utami, 2014).

4.2 Penggunaan Obat Kortikosteroid Berdasarkan Merk Dagang dan

Generik

Tabel 4.3 Penggunaan Obat Kortikosteroid Berdasarkan Merk Dagang


dan Generik
Jumlah Persentase
Kategori
Lembar Resep (%)
Merk Dagang 50 51%

Generik 48 49%

Total 98 100%

51%
51%

51%

50%

50%
49%
49%

49%

48%
Merk Dagang Generik

Gambar 4.3 Diagram Batang Penggunaan Obat


Kortikosteroid Berdasarkan Merk Dagang dan Generik
29

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan obat

kortikosteroid di Apotek 24JAM Kota Tegal periode bulan

Januari-Oktober 2018, berdasarkan merk dagang sebanyak 50

lembar resep (51%), dan obat generik sebanyak 48 lembar resep

(49%). Merk dagang dan generik hampir seimbang, hal ini dapat

dikatakan bahwa siapapun dokternya, dimanapun tempat

prakteknya, apapun kondisi penyakit dan kondisi ekonomi pasien,

merk dagang dan generik memiliki peluang yang sama untuk

diresepkan oleh dokter kepada pasiennya (Hartono, Sumarwan,

dan Hartoyo, 2014)

4.3 Penggunaan Obat Kortikosteroid Berdasarkan Merk Dagang

Tabel 4.4 Penggunaan Obat Kortikosteroid Berdasarkan Merk Dagang

Jumlah
Persentase
Item Obat Lembar
(%)
Resep
Lameson 4 mg 24 24%

Lameson 8 mg 21 21%

Kalmethasone 4 4%

Cortidex 1 1%

Sumber : Data resep yang diolah


30

25% 24%
21%
20%
15%
10%
4%
5% 1%
0%
g

ne

x
m

de
so
4

r ti
ha
on

on

Co
et
es

es

m
m

al
La

La

Gambar 4.4 Diagram Penggunaan Obat Kortikosteroid


Berdasarkan Merk Dagang

Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa lameson 4 mg

sebanyak 24 lembar resep (24%), kemudian disusul lameson 8 mg sebanyak

21 lembar resep (21%), kalmethasone sebanyak 4 lembar resep (4%), dan

cortidex sebanyak 1 lembar resep (1%). Lameson 4 mg berisi

methylprednisolone 4 mg merupakan obat steroid yang paling aman dan tidak

diyakini menyebabkan DILI (Drug Induced Liver Injury) yaitu kerusakan hati

yang disebabkan oleh obat. (Rifaldi, dkk. 2016).


31

4.4 Penggunaan Obat Kortikosteroid Berdasarkan Obat Generik

Tabel 4.5 Penggunaan Obat Kortikosteroid Berdasarkan Obat Generik

Jumlah
Persentase
Jenis Obat Lembar
(%)
Resep

Methylprednisolone 4 mg 30 31%

Methylprednisolone 8 mg 7 8%

Methylprednisolone 16 mg 1 1%

Dexamethasone 0,5 mg 8 8%

Dexamethasone 0,75 mg 1 1%

Prednisone 1 1%

Sumber : Data resep yang diolah

35%
31%
30%
25%
20%
15% 8% 8%
10% 1% 1% 1%
5%
0%
a 0 mg
a0 g

ne
g
g
D l4m

et 8 m

m
M ,5 m

so
D l 16

5
ni
,7
yl
y

ed
hy
eth

eth
ex

Pr
ex
M

Gambar 4.5 Diagram Batang Penggunaan Obat Kortikosteroid


Berdasarkan Obat Generik
32

Hasil penelitian menujukkan bahwa methylprednisolone 4 mg

sebanyak 30 lembar resep (31%), kemudian disusul dengan dexamethasone

0,5 mg sebanyak 8 lembar resep (8%), methylprednisolone 8 mg sebanyak 7

lembar resep (8%), methylprednisolone 16 mg sebanyak 1 lembar resep

(1%), dexamethasone 0,75 mg sebanyak 1 lembar resep (1%), dan

prednisone sebanyak 1 lembar resep (1%). Methylprednisolone 4 mg

dinyatakan paling tinggi karena merupakan obat steroid yang paling aman

dan tidak diyakini menyebabkan DILI (Drug Induced Liver Injury) yaitu

kerusakan hati yang disebabkan oleh obat. (Rifaldi, dkk. 2016).


33

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan obat

kortikosteroid di Apotek 24JAM Kota Tegal Periode Januari-Oktober 2018 :

Berdasarkan karakteristik menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa

pasien berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki,

karena hormon steroid yang dihasilkan kelenjar adrenal perempuan lebih

sedikit dibandingkan laki-laki.

Berdasarkan karakteristik menurut usia menunjukkan bahwa usia 26-45

tahun lebih banyak menggunakan kortikosteroid karena pada usia

tersebut sangat rentan terkena penyakit akibat pola hidup yang tidak

sehat, selain itu kebanyakan orang melakukan aktivitas yang cukup tinggi

pada usia tersebut.

Berdasarkan merk dagang dan generik menunjukkan bahwa golongan obat

kortikosteroid yang paling banyak diresepkan adalah berdasarkan merk

dagang.
34

5.2 Saran

Disarankan untuk peneliti selanjutnya :

1. Penelitian lebih lanjut untuk meneliti dosis tiap jenis obat.

2. Diharapkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tingkat keamanan

tiap obat kortikosteroid.


35

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 2013. “Ilmu Meracik Obat.” Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Aristia, B.D., dan Supadmi, W. 2015. “Evaluasi Penggunaan Kortikosteroid Pada


Pasien Anak di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta.” Yogyakarta:
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Asyikin, A. 2016. “Gambaran Pengetahuan Masyarakat Pengguna Obat


Kortikosteroid Secara Swamedikasi di Apotek Berkat Farma Makassar.”
Makassar: Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Makassar. Makassar.

Depkes RI. 2009. Profile Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Departemen


Kesehatan Republik Indonesia.

Gilman, AG. 2012. “Goodman & Gilman Dasar Farmakologi Terapi.” Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 2012, 10 edisi. Jakarta.

Hartono, S., Sumarwan, U., dan Hartoyo. 2014. “Analisis Marketing


Pharmaceutical Dalam Keputusan Dokter Meresepkan Kategori Obat.”
Bogor Agricultural University.

Johan, R. 2015. “Penggunaan Kortikosteroid Topikal Yang Tepat.”Jurnal


Penelitian.

Katzung, G.B. 2012. “Farmakologi Dasar dan Klinik.” Salemba Medika. Jilid 10.

Kementerian Kesehatan. 1971. “SK Menteri Kesehatan Nomor 25/Kab/B.VII/71


Tentang Wajib Daftar Obat.”

———. 1993. “Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


917/Menkes/Per/X/1993 Tentang Wajib Daftar Obat Jadi.”

———. 2009. “Peraturan Pemerintah RI. Nomor 51 Tahun 2009 Tentang


Pekerjaan Kefarmasian.” Kemenkumham RI.

Leliana, Vidya. 2012. “Hubungan Antara Terapi Kortikosteroid Dengan Kejadian


Katarak Pada Anak Dengan Sindrom Nefrotik.” Semarang: Universitas
Diponegoro. Semarang.
36

Muhsin, Ali. 2017. “Hubungan Tingkat Usia Dengan Disiplin Belajar Mahasiswa
Madrasah Diniyah Semester VIII di Universitas Pesantren Tinggi Darul
’Ulum.” Akademika 11.Jombang.

Notoatmodjo, S. 2010. “Metode Penelitian Kesehatan.” Rineka Cipta.Jakarta.

Pilkey, J., Beel, A., Hiebert, T., dan Li, X. 2012. “corticosteroid-Induced Diabetes
in Palliative Care.” Palliative Medicine 15: 681–89.

Putri, D.A.R. 2016. “Profil Penggunaan Kortikosteroid Pada Kasus Sudden


Hearing Loss (SHL).” Skripsi, Surabaya: Universitas Airlangga Surabaya.

Rifaldi, M, P.M Lintong, dan M.F Durry. 2016. “Efek Pemberian


Methylprednisolone Oral Terhadap Gambaran Histopatologik Hati Tikus
Wistar.” Universitas Sam Ratulangi Manado.

Sugiyono. 2012. “metodologii penelitian pendidikan pendekatan, kualitatif, dan


R&D.” Dalam . Bandung: Alfabeta.

Sunarti, dan Utami. 2014. “Penggunaan Kortikosteroid Untuk Asma.”Jurnal


Penelitian.

Waljee, A. 2009. “Efek Samping Penggunaan Obat Kortikosteroid.” University


Of Michigan. Michigan.
37
38

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian


39

Lampiran 2. Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian


40

Lampiran 3. Data Penggunaan Obat Kortikosteroid di Apotek 24JAM Kota


Tegal Periode Bulan Januari-Oktober 2018

NAMA UMUR JENIS


NO TERAPI
PASIEN (Tahun) KELAMIN

Mefix 500 mg
1 A.B 33 P Methylprednisolone 8 mg
Miloxin 15 mg

Methylpredniaolone 4 mg
2 A.C.H 25 P
Voltadex

Neurosanbe 5000
3 A.D 44 P Voltadex
Methylprednisolone 4 mg

Rhinofed
4 A.F 44 L Sanmol
Kalmethasone

Asam Mefenamat
5 A.G 23 L Dexamethasone 0,75 mg
Cravox

Voltadex
6 A.H 50 L
Methylprednisolone 8 mg

Neurobion 500 mg
7 A.L 45 L Voltadex
Methylprednisolone 4 mg

Ponstan
8 A.L.S 14 P Lameson 4 mg
Clinmas 150 mg
41

Lameson 4 mg
9 A.M.R 43 P Meloxicam 7,5 mg
Osteocare

Cetirizine
10 A.N.T 31 L
Methylprednisolone 8 mg

Meloxicam 7,5 mg
11 A.P 50 P Dexamethasone 0,5 mg
Neurodex

Sporetik 100 mg
12 A.R.F 48 P Kalmethasone
Cetirizine

Rhinofed
Lameson 4 mg
13 A.R.N 25 P
Sporetik 100 mg
Vectrin

Lameson 8 mg
14 A.S 30 L Mefinal 500 mg
Osteocare

Cefixime 200 mg
15 A.S 51 P Methylprednisolone 4 mg
Cetirizine

Mecobalamin
16 A.S 25 P Methylprednisolone 8 mg
Meloxicam 15 mg

Cetirizine
17 A.S 33 P
Methylprednisolone 4 mg
42

Mefinal 500 mg
18 A.Y 33 P
Methylprednisolone 4 mg

Lapimox 500 mg
19 B.A 33 P
Lameson 4 mg

Zyloric 300 mg
20 B.G 27 L Methylprednisolone 4 mg
Meloxicam 7,5 mg

21 B.R.Y 56 L Prednison

Amoxsan 500 mg
22 D.B 25 P Lameson 8 mg
Spasminal

Cetirizine
23 D.N 51 L
Dexamethason 0,5

Voltadex
24 D.N 28 L Methylprednisolone 4 mg
Osteocare

Lapicef
25 D.T.M 33 P Lameson 4 mg
Ketesse

Voltadex
26 D.W 28 P
Methylprednisolone 8 mg

Ciprofloxacin 500 mg
27 E.K 24 L Methylprednisolone 4 mg
Cetirizine
43

Lameson 8 mg
28 E.K 26 P Mefinal 500 mg
Kolkatriol 0,5 mg

Cefadroxil
29 E.S 45 L Mefinal 500 mg
dexamethtason 0,5 mg

Mefinal 500 mg
30 E.S 55 P Lameson 8 mg
Osteocare

Amoxicillin 500 mg
31 E.V 28 L Asam Mefenamat
Kalmethason

Neurobion 5000 mg
Voltadex
32 F.H.R 38 P
Methylprednisolone 4 mg
Kolkatriol 0,5 mg

Loratadine
33 G.A 18 L Methylprednisolone 4 mg
Neurodex

Neurobion 5000 mg
34 H.D.Y 38 L Voltadex
Methylprednisolone 4 mg

Anadium
35 H.K.N 61 L
Lameson 8 mg
44

Amoxsan 500 mg
36 H.N.S 13 P Tremenza
Kalmethason

Lameson 8 mg
37 H.R.Y 31 P Meloxicam 7,5 mg
Osteocare

Rhinos Caps
38 I.C 30 L Cefadroxil
Lameson 4 mg

Lameson 4 mg
39 I.K.R 30 P Mefinal 500 mg
Osteocare

Nutriflam
40 I.N.D 42 P Ketesse
Lameson 4 mg

Paracetamol
41 I.N.S 27 P
Lameson 8 mg

Asam Mefenamat
42 I.W 29 L Clindamicyn 300 mg
Methylprednisolone 4 mg

Osteocare
43 J.I 28 L
Lameson 8 mg

Timol 0,5%
44 J.M.L 31 L ]Methylprpednisolone 4
mg
45

Sanadryl Expect
45 J.R.H 19 L Sanmag Syr
Methylprednisolone 4 mg

Spasmomen
46 K.R 25 L Neurosanbe Plus
Lameson 4 mg

Voltadex 50 mg
47 L.L 45 L
Methylprednisolone 4 mg

Lameson 8 mg
48 L.L 22 P Meloxicam 7,5 mg
Osteocare

Claneksi 500 mg
49 L.R 20 P Clindamicyn 300 mg
Lameson 4 mg

NutriflamLameson 4
50 L.T 47 L
mgNeurodex

Meloxicam 7,5
51 L.V 32 P
Lameson 8 mg

Neurobion 500 mg
52 M.A.K 42 L Voltadex
Methylprednisolone 4 mg

Mefinal 500 mg
53 M.K 24 P Cefadroxil
Cortidex
46

Cefadroxil
54 M.M 36 P Dexamethason 0,5 mg
Metronidazole

Cefat 500 mg
55 M.M.N 51 L
Lameson 4 mg

Claneksi 500 mg
56 M.N.R 42 L Ketesse
Lameson 4 mg

Voltadex
57 M.Q.T 38 P Methylprednisolone 4 mg
Osteocare

Meloxicam 7,5
58 M.S 45 L
Lameson 4 mg

Voltadex
59 M.S.K 45 P
Methylprednisolone 8 mg

Lameson 8 mg
60 M.T.H 55 P
Mefinal 500 mg

Zyloric 300 mg
61 M.T.Y 29 P Voltadex
Lameson 8 mg

Lameson 4 mg
62 N.A 47 P Voltadex
Osteocare

Methylprednisolone 4 mg
63 N.E 32 P Neurobion 5000 mg
Voltadex
47

Mefinal 500 mg
64 N.H.Y 56 P
Lameson 8 mg

Mefinal 500 mg
65 N.N.K 50 P Lameson 8 mg
Osteocare

Amoxicillin 500 mg
66 N.S 17 P Paracetamol
Methylprednisolone 4 mg

Neurosanbe Plus
67 N.Y 32 P
Lameson 4 mg

Neurosanbe Plus
68 P.I.D 30 P Nutriflam
Lameson 4 mg

Neurosanbe Plus
69 P.J 32 P
Lameson 4 mg

Claneksi 500 mg
70 P.R.W 17 P
Lameson 4 mg

Asam Mefenamat
71 R.A 22 P Ciprofloxacin
Dexamethason 0,5 mg

Zibramax Syr
Ambroxol
72 R.H.M 31 L
Salbutamol 2 mg
Methylprednisolone 4 mg
48

Voltadex 50 mg
73 R.S.D 35 L Methylprednisolone 4 mg
Neurobion 5000 mg

Paratusin
74 S.B.D 24 P
Lameson 4 mg

Mefinal 500 mg
75 S.D.K 32 L
Lameson 8 mg

Neurobion 5000 mg
76 S.K 46 P Voltadex
Methylprednisolone 4 mg

Neurobion 5000 mg
77 S.M 29 L Voltadex
Methylprednisolone 4 mg

Meloxicam 7,5
78 S.N 43 P
Lameson 8 mg

Mefinal 500 mg
79 S.N 27 L Lapibal 500 mg
Dexamethason 0,5

Rhinos Caps
Cefadroxil
80 S.P 51 L
Lameson 4 mg
Paracetamol

Cefixime 200 mg
81 S.P.Y 49 L
Lameson 4 mg

Voltadex
82 S.S 45 L
Methylprednisolone 4 mg
49

Ciprofloxacin 500 mg
83 S.S.L 51 P Methylprednisolone 8 mg
Nutriflam

Cataflam
84 S.T.M 45 P Clinmas
Lameson 4 mg

Neurobion 500 mg
Voltadex
85 S.Y.N 22 L
Methylprednisolone 4 mg
Osteocare

Neurobion 500 mg
86 T.C.H 21 P Voltadex
Methylprednisolone 4 mg

Neurobion 5000 mg
87 T.H 22 P Voltadex
Methylprednisolone 4 mg

Mefinal 500 mg
88 T.K.L 26 L Lameson 8 mg
Amoxicillin 500 mg

Mefinal 500 mg
89 T.M 43 P
Lameson 8 mg

Allopurinol 100 mg
90 T.M 33 P Voltadex
Dexamethasone 0,5
50

Mefinal 500 mg
91 T.N.K 52 P Lameson 8 mg
Amoxicillin

Lameson 8 mg
Zyloric 300 mg
92 T.R.J 33 P
Forbetes 500 mg
Voltadex 50 mg

Asam Mefenamat
93 T.R.J 19 P Methylprednisolone 16 mg
Clindamicyn 150 mg

Dexamethason 0,5 mg
94 T.R.N 20 P
Ciprofloxacin

Neurobion 500 mg
95 V.S.K 35 P Voltadex
Methylprednisolone 4 mg

Neurobion 500 mg
96 W.I.S 25 L Voltadex
Methylprednisolone 4 mg

Amoxicillin 500 mg
97 W.N.R 44 P Lameson 8 mg
Meloxicam 7,5 mg

Mefinal 500 mg
98 Z.F 43 P Lameson 4 mg
Clinmas 300 mg
51

Lampiran 3. Contoh Resep


52
53
54

Lampiran 5. Apotek 24JAM Kota Tegal


55

CURRICULUM VITAE

Judul Penelitian : Gambaran Penggunaan Obat Kortikosteroid di


Apotek 24JAM Kota Tegal
Nama : Ferlinda Puspandini
NIM : 1608E067
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Tegal, 24 Februari 1998
Alamat : Jl.Kapt.Ismail, Gg.Mundu No.9
Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal
Barat.Kota Tegal.
No.HP/WA : 0878-4847-8281/0853-2551-9228
Nama Ayah : Handy Safarudin
Nama Ibu : Retno Hartini
Pekerjaan Ayah : Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat Rumah : Jl.Kapt.Ismail, Gg.Mundu No.9
Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal
Barat.Kota Tegal.

Tegal,

Ferlinda Puspandini
1608E076

Anda mungkin juga menyukai