Anda di halaman 1dari 119

i

METODOLOGI
penelitian keperawatan

i
Sanksi Pelanggaran Hak Cipta
Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

Lingkup Hak Cipta


Pasal 2:
1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta dan pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis
setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengutrangi pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan Pidana
Pasal 72:
1. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan (2) dipidana dengan
pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda
paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta
atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

ii
Ake Royke Calvin Langingi, S.Kep.,Ns., M.Kes

METODOLOGI
penelitian keperawatan

PENERBIT
YAYASAN SALMAN PEKANBARU
2020

iii
METODOLOGI
penelitian keperawatan
Penulis:
Ake Royke Calvin Langingi, S.Kep.,Ns., M.Kes

Tata Letak/Desain Cover:


Sulaiman Sahabuddin, S.Pd.i

Copyright © 2020

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)


ISBN: 978-623-7867-06-7

15 X 23 cm
Diterbitkan pertama kali oleh:
Yayasan Salman Pekanbaru

Alamat: Gedung Yayasan Salman Pekanbaru Jalan Pattimura


No. 40.a Kel. Cinta Raja Kec. Sail Pekanbaru
Email: penerbitbarcode@gmail.com
HP. 0853-4039-1342

iv
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan


Yang Maha Kuasa, atas berkat dan rahmatNya sehingga
buku Metodologi Penelitian Keperawatan dapat diterbitkan
sesuai dengan kebutuhan kurikulum yang berlaku. Buku
ini disusun secara sistematis dan sebagian besar sesuai
dengan silabus yang di pergunakan oleh perguruan tinggi
yang ada di Indonesia.
Materi dalam buku ini sangat cocok untuk dibaca
oleh mahasiswa di bidang keperawatan dan bidang
kesehatan umumnya. Buku ini di tulis sebagai bagian dari
pengayaan literature-literatur mengenai metodologi
penelitian keperawatan yang sudah banyak di tulis.
Penulisan mengenai literature yang luas yang
memaparkan bab-bab lengkap yang dibutuhkan
mahasiswa dalam bidang penelitian keperawatan. Isi buku
ini diharapkan menjadi tuntunan bagi mahasiswa maupun
peneliti bidang keperawatan yang menghendaki adanya
panduan penelitian yang praktis, lengkap, dan mudah
dipahami.
Buku ini disadari masih jauh dari kat sempurna,
sehingga memerlukan koreksi dan terbitan-terbitan buku
selanjutnya oleh penulis lain yang ingin Mengembangkan
metodologi penelitian keperawatan.
Semoga buku ini di terima oleh siapa saja yang
memerlukan pengetahuan tentang metodologi penelitian
keperawatan serta bermanfaat bagi para pembaca.

Manado, Maret 2020


Penulis,

v
DAFTAR ISI

PRAKATA_v
DAFTAR ISI_vi

BAB 1 LATAR BELAKANG PENELITIAN KEPERAWATAN_1


A. PENELITIAN_1
B. SEJARAH PENELITIAN KEPERAWATAN_1
C. PENELITIAN KEPERAWATAN_3
D. TUJUAN PENELITIAN KEPERAWATAN_4
E. MANFAAT PENELITIAN DI BIDANG KEPERAWATAN_4
F. JENIS DATA PENELITIAN_5
G. RUANG LINGKUP PENELITIAN KEPERAWATAN_7
H. JENIS-JENIS PENELITIAN_10
I. TAHAPAN PROSES PENELITIAN KEPERAWATAN_17

BAB 2 PENELITIAN KUALITATIF_19


A. DEFINISI PENELITIAN KUALITATIF_19
B. KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF_19
C. JENIS-JENIS PENELITIAN KUALITATIF_20
D. DESAIN PENELITIAN KUALITATIF_23
E. MENENTUKAN TAHAP-TAHAP KUALITATIF_26
F. METODE PENGUMPULAN DATA PENELITIAN
KUALITATIF_27
G. ANALISIS DATA PENELITIAN KUALITATAIF_29

BAB 3 PENELITIAN KUANTITATIF_34


A. DEFINISI PENELITIAN KUANTITATIF_34
B. CIRI PENELITIAN KUANTITATIF_34
C. DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF_35
D. JENIS DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF_39
E. SISTEMATIKA DALAM PENULISAN PENELITIAN
KUANTITATIF_44

BAB 4 PENDAHULUAN PENELITIAN_47


A. LATAR BELAKANG PENELITIAN_47
B. RUMUSAN MASALAH ATAU IDENTIFIKASI
MASALAH_49
C. TUJUAN PENELITIAN_50
D. MANFAAT PENELITIAN_51

vi
BAB 5 KEPUSTAKAAN, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS_52
A. KAJIAN PUSTAKA_52
B. KERANGKA PIKIR_58
C. HIPOTESIS PENELITIAN_59

BAB 6 POPULASI DAN SAMPEL_61


A. POPULASI_61
B. SAMPEL_61

BAB 7 VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL_71


A. VARIABEL PENELITIAN_71
B. DEFINISI OPERASIONAL_73

BAB 8 SUMBER DATA, TEKNIK PENGUMPULAN DATA


DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN
PENELITIAN_75
A. SUMBER DATA_75
B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA PENELITIAN_75
C. INSTRUMEN PENELITIAN_77

BAB 9 PERAN STATISTIK DALAM PENELITIAN_89


A. DATA DALAM PENELITIAN_89
B. MACAM-MACAM STATISTIK UNTUK ALAT
ANALISIS_91
C. NORMALITAS DATA_97

BAB 10 ANALISIS DATA_99


A. PENGERTIAN ANALISIS DATA_99
B. TUJUAN ANALISIS DATA_99
C. LANGKAH DAN PROSEDUR ANALISIS DATA_99
D. MACAM-MACAM ANALISIS DATA_100

BAB 11 ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS_103


A. PENDAHULUAN_103
B. INPUT VARIABEL DAN DATA_104
C. MENU ANALYZE_108

DAFTAR PUSTAKA_110

vii
BAB I
LATAR BELAKANG
PENELITIAN KEPERAWATAN

A. PENELITIAN
Penelitian merupakan salah satu hal yang berperan
penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
pendidikan, dan berperan penting juga dalam
perkembangan peradaban manusia. Tanpa penelitian,
suatu ilmu tidak akan pernah berkembang. Dalam
sejarah peradaban dunia, suatu negara tidak mungkin
berkembang, maju dan berhasil pembangunannya
tanpa melibatkan banyak kegiatan di bidang
penelitian.
Di negara-negara yang telah berkembang, apresiasi
terhadap karya penelitian sudah begitu melembaga
dan penggunaan dana untuk keperluan penelitian
tidak perna dipertanyakan lagi. Di negara-negara
yang sedang berkembang, penelitian memegang
peranan penting sekali, yaitu meliputi aspek-aspek
pemasaran, penerapan, telnologi, alat-alat pertanian,
pengangkutan serta perangsang industri. Manfaat dari
penelitian, banyak studi menyimpulakan bahwa
konstribusi dari penelitian mempunyai nilai yang lebih
tinggi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan
untuk keperluan penelitian tersebut.

B. SEJARAH PENELITIAN KEPERAWATAN


Penelitian keperawatan sudah diawali sejak lama,
tahap-tahap sejarah penelitian keperawatan adalah
sebagai berikut:

1
1. Tahun 1859
Penelitian keperawatan pada awalnya dilakukan
oleh Florence Nightingale pada tahun 1859.
Florence yang lahir di Italia pada tahun 1820 ini,
melakukan penelitian pertama kali pada saat terjadi
perang Krimea di Rusia. Penelitianya tentang
lingkungan yang sehat berdampak pada kesehatan
fisik dan mental pasien. Hasil penelitian penelitian
tersebut berhasil mengubah sikap militer dan
masyarakat dalam merawat pasien. Masyarakat
luas pun mulai bertanggung jawab untuk
menerapkan kebersihan dan kesterilan air yang
mereka konsumsi perbaikan senitasi, mengurangi
morbiditas dan moralitas, sejak itulah penelitian
bidang keperawatan mulai dikembangkan.
2. Tahun 1900-1950
Pada tahun tahun 1900, dari hasil beberapa
penelitian bidang keperawatan, maka diterbitkanlah
jurnal yang dipublikasikan untuk pertama kalinya.
Jurnal tersebut bernama American journal of
Nursing. Sejak diterbitkannya jurnal tersebut
gairah penelitian bidang keperawatan mulai
tumbuh. Penelitian pada era ini berfokus pada
bidang layanan keperawatan seperti klasifikasi
pasien menurut kebutuhan keperawatan asuhan
keperawatan komprensif, kepuasan pasien dan
sebagainya.
3. Tahun 1950-1960
Pada tahun 1950-an sekolah-sekolah keperawatan
mulai memperkenalkan ilmu penelitian
keperawatan. Akses penelitian keperawatan serta
dana untuk penelitian mudah diperoleh.Tahun
tersebut penelitian mulai mengalami
perkembangan pesat, perkembangan itu ditandai
dengan diterbitkanya lagi jurnal Research pada
tahun 1952. Pada tahun tersebut ANA (American
Nurses Association) mengadakan studi selama 5
tahun dibidang fungsi dan aktifitas keperawatan.
Hasil studi tersebut dilaporkan dalam “Twenty
Thousand Nurses Tell Their Study” merumuskan

2
kriteria tentang fungsi, standard dan kualifikasi
perawat pada tahun 1957.
4. Tahun 1970-an
Tercatat sebanyak 275 hasil penelitian
keperawatan telah dipublikasikan dengan rincian
praktek keperawatan, teknik monitoring, prosedur
pelaksanaan fikisk, prosedur penataklasanaan
psilogis. Tahun 1973 diadakan konferensi diagnosa
keperawatan pertama.
5. Tahun 1980-an
Penelitian telah berkembang pesat ditandai
banyaknya jurnal keperawatan yang telah
dipublikasikan antara lain Canter Nursing,
Cardiovascular Nursing Dimension of Critical Care
Nursing, Heart Dan Lung, Journal of Obstetric,
Gynecology and Neonate Nursing.
6. Tahun 1990-an
Tahun 1991 ANA merevisi standars of Clinical
Nursing Practice. Dalam standar tersebut ANA
merekomendasikan agar perawat dapat
memasukan/melaksanakan temuan ilmiah dalam
praktik klinis untuk memperbaiki kesehatan,
mencegah penyakit & meminimalkan penyakit akut
kronis.

C. PENELITIAN KEPERAWATAN
Penelitian di bidang keperawatan merupakan
penemuan-penemuan yang tentunya berasal dari
bidang ilmu keperawatan yang bersifat ilmiah yang
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas hasilnya.
Sebagai contoh bagi pasien pre operasi, diterapkan
terapi distraksi mendengarkan musik bernuansa
agamis dalam untuk mengurangi kecemasan; pasien
post operasi, dibutuhkan teknik relaksasi nafas dalam
untuk mengurangi nyeri yang dialami; menurunkan
hipertermi dengan kompres air hangat dan bukan air
dingin/es yang sering keliru digunakan sejak dahulu.
Penelitian keperawatan adalah suatu proses
penyelidikan atau usaha yang sistematis, terkendali,
empiris, teliti dan kritis terhadap fenomena-fenomena

3
untuk mencari suatu fakta-fakta, teori baru, hipotesis
dan kebenaran. Dengan menggunakan langka-
langkah tertentu untuk menciptakan teknologi baru
yang secara langsung berpengaruh terhadap praktek
keperawatan.
Meningkatnya kebutuhan penelitian pada beberapa
dasawarsa terakhir sejalan dengan kemajuan
teknologi dan ditemukannya berbagai teknik analisis
yang makin canggih dan sempurna yang
memungkinkan para klinis untuk melakukan berbagai
macam penelitian dalam lingkup keperawatan.
Melalui penelitian di bidang keperawatan, seorang
perawat akan dapat menjelaskan karakteristik situasi,
fenomena yang di hadapi dalam asuhan keperawatan,
memprediksikan kemungkinan yang akan terjadi pada
pasien, mengendalikan kejadian yang tidak
diharapkan oleh pasen, menginisiasikan kegiatan
yang dapat menghasilkan perilaku klien yang positif.

D. TUJUAN PENELITIAN KEPERAWATAN


Tujaun penelitian keperawatan ada beberapa hal yaitu
sebagai berikut:
1. Bertujuan untuk menemukan sesuatu yang baru
2. Bertujuan untuk menguji kebenaran terhadap
sesuatu yang suda ada sebelumnya
3. Bertujuan untuk mengembangkan teori, ilmu di
bidang keperawatan yang suda ada sebelumnya
4. syarat kelulusan S1 (skripsi), S2 (tesis), S3
(disetasi)
Pada intinya dengan adanya penelitian keperawatan
maka di harapkan akan memperbaiki praktik profesi
keperawatan khususnya bagi perbaikan mutu asuhan
keperawatan, penemuan, dan pengembangan ilmu
keperawatan.

E. MANFAAT PENELITIAN DI BIDANG


KEPERAWATAN
Penelitian memiliki kegunaan atau manfaat, antara
lain:
1. Memecahkan masalah untuk mendapatkan solusi

4
2. Mengukur status kesehatan dari pasien dan
mengetahui permasalahan kesehatan yang dialami
umumnya.
3. Mengantisipasi masalah yang berpeluang akan
muncul
4. Membandingkan status kesehatan dari satu tempat
dengan tempat yang lain atau membandingkan
status kesehatan waktu lampau dengan saat
sekarang.
5. Evaluasi dan monitoring kegagalan dan
keberhasilan program kesehatan yang sedang
diberikan kepada klien/pasien.
6. Menemukan fakta lewat penelusuran masalah yang
terjadi.
7. Keperluan estimasi (perkiraan) tentang kebutuhan
pelayanan keperawatan klien/pasien.
8. Keperluan research dan publikasi masalah-
masalah keperawatan khususnya dan masalah
kesehatan umumnya.
9. Perencanaan program keperawatan bagi klien.

F. JENIS DATA PENELITIAN


Dalam penelitian, perlu di pahami benar mengenai
definisi data dan jenis data. Data merupakan
kumpulan angka/huruf hasil dari penelitian terhadap
sifat atau karakteristik yang diteliti oleh peneliti. Isi
data pada umumnya bervariasi sehingga muncul yang
dinamakan variabel. Jadi variabel merupakan
karakteristik yang nilai datanya bervariasi dari suatu
pengukuran ke pengukuran selanjutnya.
Menurut skala pengukurannya, skala data dibagi 4
jenis, yaitu:
1. Nominal, jenis data yang hanya dapat
membedakan nilai datanya dan tidak tahu nilai data
mana yang lebih tinggi atau rendah. Contoh: jenis
kelamin dan suku. Jenis kelamin laki-laki tidak lebih
tinggi dibandingkan perempuan. Suku Jawa tidak
lebih baik atau lebih buruk dari suku Sunda dan
Minahasa. Dengan ilustrasi ini dapat dijelaskan
bahwa variabel nominal nilai datanya sederajat,

5
tetapi pembagian nilainya saja yang diketahui
perbedaannya.
2. Ordinal, jenis data yang dapat membedakan nili
datanya dan juga sudah diketahui tingkatan lebih
tinggi atau lebih rendah, tetapi belum diketahui
besar beda antar nilai datanya. Contoh: pendidikan,
pangkat, stadium penyakit, dan sebagainya.
Pendidikan SD pengetahuannya lebih rendah
dibandingkan SMP. Namun demikian kita tidak
dapat mengetahui besar perbedaan pengetahuan
orang SD dengan SMP.
3. Interval, variabel yang dapat dibedakan dan
diketahui tingkatannya dan diketahui juga besar
beda antar nilainya, namun belum diketahui
kelipatan suatu nilai terhadap nilai yang lain. Dan
pada skala interval tidak memiliki nilai nol mutlak.
Contohnya variabel suhu, misalnya benda A
suhunya 50 derajat dan benda B 10 derajat. Benda
A lebih panas dari benda B dan beda panas benda
A dan B 40 derajat., namun kita tidak bisa
mengatakan bahwa benda A panasnya 5 kali lipat
benda B (ini berarti tidak ada kelipatannya)
selanjutnya, jika suatu benda suhunya 0 derajat, ini
tidak berarti bahwa benda tersebut tidak punya
panas (tidak memiliki nol mutlak).
4. Rasio, data yang paling tinggi skalanya, yaitu bisa
dibedakan, ada tingkatan, ada besar beda, ada
kelipatannya serta ada nol mutlak. Contoh: berat
badan, tinggi badan, dan sebagainya. Misalnya A
beratnya 30 kg dan B beratnya 60 kg. dalam hal ini
dapat dikatakan bahwa A lebih ringan dari B, selisih
berat antara A dan B adalah 30 kg. berat B dua kali
lebih tinggi berat A. berat 0 kg, ini berarti tidak ada
berat (tidak ada bendanya) sehingga ada nol
mutlak.

6
G. RUANG LINGKUP PENELITIAN KEPERAWATAN
Adapun ruang lingkup penelitian keperawatan
meliputi:
1. Keperawatan Dasar dan Manajemen Keperawatan
Lingkup penelitian keperawatan dasar dan
manajemen keperawatan terdiri dari:
a. penelitian pengembangan konsep dan teori
keperawatan penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan konsep dan teori keperawatan
yang sudah ada sebelumnya
Contoh: penelitian tentang teori filosofi dan ilmu
keperawatan.
b. Penelitian Kebutuhan Dasar Manusia
penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang
sejauh mana kebutuhan dasar manusia telah
tercukupi
Contoh: studi tentang pemenuhan kebutuhan
oksigenasi pada pasien dengan PPOK
c. Penelitian Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti seluk
beluk pendidikan keperawatan
Contoh: metode pembelajaran yang tepat pada
mahasiswa keperawatan
d. Penelitian Manajemen Keperawatan
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti
manajemen keperawatan
Contoh: analisis pengaruh manajemen
keperawatan terhadap kesembuhan pasien.
e. Peneltian Keperawatan Anak
Penelitian ini didasarkan pada filosofi
keperawatan anak yang menekankan pada
masalah BIO psikososial anak akibat
hospitalisasi dan peran keluarga dalam asuhan
keperawatan anak. Lingkup masalah penelitian
ilmu keperawatan
Lingkup penelitian keperawatan anak terdiri dari:
1) Masalah pelaksanaan imunisasi
2) Masalah tumbuh kembang anak
3) Penerapan konsep asuhan keperawatan
dengan paradigma traumetik

7
4) Asuhan keperawatan pada anak dengan
gangguan sistim tubuh Contoh: Hubungan
pengetahuan dengan sikap perawat dalam
meminimalkan akibat hospitalisasi pada
anak pra sekolah, perbedaan perkembangan
usia anak 1-3 tahun antara ibu bekerja dan
tidak bekerja.
f. Penelitian Keperawatan Maternitas
Lingkup penelitian ini di fokuskan pada wanita
hamil, wanita dengan gangguan reproduksi
Contoh: Analisis pengaruh massasse terhadap
nyeri persalinan

g. Penelitian keperawatan Medikal Bedah dan


Gawat Darurat
Lingkup penelitian ini didasarkan pada
gangguan sistim tubuh yang umum terjadi pada
klien dewasa.
1) Ilmu keperawatan medikal bedah difokuskan
pada asuhan keperawata. Topik masalah
didasarkan pada gangguan sistim tubuh yang
umum terjadi pada klien dewasa. Penelitian
ini meliputi beberapa yaitu sistim kekebalan
tubuh, sistim reparasi dan oksigenasi, sistim
kardiovaskuler, sistim syaraf, sistim
pencernaan, sistim endokrin, sistim sensori
persepsi, sistim muskuloskeletal.
2) Ilmu keperawatan gawat darurat meliputi
kegawatan sistem pernafasan, penanganan
syok, kegawatan sistem persyarafan,
kegawatan jiwa.
3) Contoh: peran perawat pada tindakan
terhadap klien gawat nafas, pengaruh
program latihan fisik secara teratur terhadap
fungsi imunitas, hubungan antara berfikir
positif dengan fungsi imunitas, tindakan
pengurangan nyeri apakah yang paling efektif
pada nyeri sendi,
Analisis perbedaan kebutuhan psikososial
klien HIV pada berbagai stadium

8
h. Penelitian Keperawatan Kesehatan Jiwa
ditujukan pada seluruh komponen, meliputih
klien, keluarga dan masyarakat serta
pengembangan model asuhan keperwatan jiwa
mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif, terdiri dari:
1) Penerapan proses keperawatan jiwa
2) Analisis Proses Interaksi (API) terdiri dari
penyusunan dan efektifitas penerapan API
3) kedaruratan psikiatri (suatu gangguan
dalam berfikir, perasaan dan tingka laku
yang segera memerlukan pengobatan)
4) Terapi keluarga (peran keluarga dalam
perawatan pasien penderita gangguan jiwa)
5) Terapi lingkungan atau manipulasi
lingkungan (penyuluhan pada keluarga atau
masyarakat sekitar tentang pentingnya
lingkungan untuk kesehatan jiwa).
6) Terapi modalitas (penanganan klien
gangguan jiwa yang bervariasi, yang
bertujuan untuk mengubah perilaku klien
dengan gangguan jiwa dengan perilaku mal
adaptifnya menjadi perilaku adaptif)
Contoh: faktor-faktor yang berhubungan
dengan motivasi keluarga dalam
memberikan dukungan terhadap klien
gangguan jiwa
i. Penelitian Keperawatan Komunitas, Keluarga,
Dan Gerontik
Ruang lingkup penelitian bidang ini yaitu
masalah yang terjadi di masyarakat baik
kelompok khusus ataupun keluarga. Dapat
berupa masalah yang berkaitan dengan aspek
keperawatan atau faktor yang berkaitan dengan
masalah kesehatan di masyarakat.
Contoh:
1) tingkat ketergantungan lansia penderita
rheumatoid arthritis
2) peran keluarga dalam pemberian terapi pada
penderita TBC

9
3) pelaksanaan PHBS di tempat umum
4) Mekanisme koping keluarga dengan anggota
keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan.

H. JENIS-JENIS PENELITIAN
Penelitian dapat diklasifikasikan dalam berbagai sudut
pandang. Dapat dilihat dari sudut pandang jenis dan
analisis data, berdasarkan tingkat eksplanasi, dan
pendekatany.
1. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Jenis dan
Analisisnya
a. Penelitian kualitatif
penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang
juga disebut pendekatan investigasi yaitu peneliti
menghimpun data dengan cara bertatap muka
langsung dan berinteraksi dengan orang-orang
ditempat penelitian.
b. Penelitian kuantitatif
penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat
dicapai dengan mengguanakan prosedur-
prosedur statistik atau cara-cara lain dari
kuantifikasi (pengukuran). Pendekatan kuantitatif
memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang
mempunyai karakteristik tertentu di dalam
kehidupan manusia yang dinamakannya sebagai
variabel. Dalam pendekatan kuantitatif hakekat
hubungan diantara variabel-variabel dianalisis
menggunakan teori yang obyektif.
2. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tujuanya
a. Penelitian Dasar
Penelitian dasar disebut juga penelitian murni
atau penelitian pokok adalah penelitian yang
dipergunakan untuk mengembangkan teori yang
sudah ada atau menemukan teori baru suatu ilmu
pengetahuan, memberikan sumbangan besar
terhadap pengembangan serta pengujian teori-
teori yang akan mendasari penelitian terapan.
Hasil penelitian dasar mungkin belum dapat

10
dimanfaatkan secara langsung akan tetapi sangat
berguna untuk kehidupan yang lebih baik.
Penelitian dasar tidak diarahkan untuk
memecahkan masalah praktis, misalnya
penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan perilaku manusia.
Hasil penelitian dasar tersebut sering digunakan
sebagai landasan bagi penelitian terapan.
b. Penelitian Terapan
Penelitian terapan merupakan penelitian yang
dipergunakan untuk memecahkan masalah yang
ada disuatu tempat misalnya organisasi, instansi,
perusahaan. Penelitian terapan dilakukan untuk
menjawab pertanyaan tentang permasalahan
yang khususnya atau untuk membuat keputusan
tentang suatu tindakan atau kebijakan khusus.
3. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Metode
a. Penelitian Survei
Penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan
informasi yang dilakukan dengan cara menyusun
daftar pertanyaan yang diajukan pada responden.
Dalam penelitian surve digunakan untuk meneliti
gejala suatu kelompok atau perilaku individu.
Panggalian data dapat melalui kuisioner dan
wawancara. Pengumpulan data jika
menggunakan kuesioner, dibuat sejumlah
pertanyaan untuk di isi oleh responden.
Wawancara dapat dilakukan dengan cara tanya
jawab secara langsung.
b. Penelitian Ex Post Facto
Penelitian yang dilakukan untuk mengungkap
peristiwa yang suda terjadi, dan kemudian
merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-
faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
c. Penelitian Eksperimen
Penelitian yang berusaha mencari pengaruh
variabel tertentu terhadap variabel yang lain yang
kemunculan variabel lain itu dipicu oleh keadaan
yang terkontrol ketat dengan tujuanya untuk

11
mencari hubungan sebab akibat antar kedua
variabel.
Contoh: penelitian untuk menguji dampak
mendengarkan musik klasik menjadi satu-satunya
penyebab dan berakibat pada hasil belajar siswa.
Dengan penelitian tersebut akan memunculkan
suatu misalnya dengan adanya musik klasik maka
akan meningkatkan kecerdasan anak.
d. Penelitian Naturalistik
Penelitian ini sering disebut dengan metode
kualitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada suatu obyek yang alami dengan
cara memberi pemaparan terhadap obyek
tersebut, dan penelitianya berperan sebagai
instrumen kunci yang akan membuat pemaparan
dan penyimpulan.
e. Penelitian Kebijakan
Penelitian yang dilakukan dengan menganalisa
masalah-masalah sosial yang mendasar untuk
mengumpulkan informasi secara komperhensif
dan diperuntukan sebagai perumusan kebijakan.
Penelitian ini diharuskan dapat memaksimalkan
data agar dapat memetakan permasalahan
dengan seksama dan menyusun berbagai
alternatife kebijakan.
f. Penelitian Tindakan
Penelitian yang ditujukan untuk menemukan
metode yang paling efektif dalam kegiatan
sehari-hari dalam instansi, organisasi, maupun
perusahaan. Dengan kata lain penelitian ini
merupakan suatu proses perorangan atau
kelompok yang menghendaki perubahan dan
dengan adanya penelitian ini akan akan
menghasilkan perubahan tersebut dan kemudian
menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang dapat
dipertanggung jawabkan.
g. Penelitian Evaluasi
Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan
suatu produk, kejadian, kegiatan yang sudah
dijalankan dengan standar yang telah ditetapkan

12
sebelumnya apakah suda sesuai dengan standar
atau melebihi atau belum.
h. Penelitian Sejarah
Penelitian untuk mengungkapkan peristiwa-
peristiwa di masa lalu, tujuanya untuk
merekontruksi peristiwa-peristiwa masa lalu
secara sistemati dan obyektif, melalui
pengumpulan, evaluasi yang diperoleh dari
berbagai sumber, sehingga dapat ditetapkan
menjadi fakta-fakta yang membuat suatu
kesimpulan yang sifatnya tetap masih hipotesa.
4. Penelitian Di Klasifikasikan Berdasarkan Tingkat
Eksplanasi
Tingkat Eksplanasi bermaksud menjelaskan
variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara
satu variabel dengan variabel yang lain.
a. Penelitian Deskriptif
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
masing-masing variabel, baik satu variabel atau
lebih sifatnya independen tanpa membuat
hubungan maupun perbandingan dengan variabel
yang lain. Variabel tersebut dapat mengambarkan
secara sistematik dan akurat mengenai populasi
atau mengenai bidang tertentu.
b. Penelitian Komparatif
Penelitian yang bersifat membandingkan variabel
yang satu dengan variabel yang lain atau variabel
satu dengan yang standar
c. Penelitian Asosiatif atau Hubungan
Penelitan yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih serta
mengetahui pengaruhnya. Dengan penelitian ini
maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat
berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan
mengontrol suatu gejala.
5. Penelitian Diklasifikasikan Berdasarkan Pendekatan
a. Penelitian Deduktif
Penelitian deduktif adalah penelitian yang
mempunyai sifat umum menjadi khusus artinya
penelitian ini harus diawali dengan adanya

13
sebuah teori yang sudah ada, kemudian di
adakan penelitian untuk membuktikan teori yang
sudah ada tersebut. Penelitian deduktif biasanya
lebih bersifat kuantitatif. Contoh teori: logam
ketika dipanaskan akan memuai Hipotesis
(dugaan jawaban sementara di atas sebuah
masalah yang dikemukakan dalam penelitian) :
apakah emas, timah, perak, platinum ( merupakan
jenis logam ). Ketika dipanaskan akan memuai
atau tidak. Konfirmasi: ternyata teori yang ada
terbukti setelah diadakan penelitian dengan
pendekatan dedukatif ini. Penelitian dengan
dedukatif dapat digambarkan seperti bagan di
bawah ini.

Pendekatan “dari atas kebawah”

b. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif adalah pendekatan yang
dilakukan untuk membangun sebuah teori
berdasarkan hasil pengamatan atau observasi
yang dilakukan secara berulang-ulang dan
membentuk polah yang akan melahirkan hipotesis
yang berasal dari pola pengamatan yang

14
dilakukan dan barulah diperoleh sebuah teori.
Penelitian ini mempunyai sifat khusus menjadi
umum. Penelitian ini lebih bersifat kualitatif untuk
mencari data dari berbagai sumber untuk
menciptakan teori baru. Contoh observasi: emas
ketika dipanaskan memuai, tembaga ketika
dipanaskan memuai, timah ketika dipanaskan
memuai, dsb, pola dan hipotesis: ketiganya
merupakan logam dan ketiganya ketika
dipanaskan akan memuai pendekatan induksi
dapat digambarkan seperti bangan berikut ini.

Pendekatan “ dari bawah ke atas “


6. Penelitian diklasifikasikan berdasarkan
pengembangannya
a. Penelitian Longitudinal
Penelitian yang membutuhkan waktu yang lama,
berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun secarah
berkesinambungan, bertujuan untuk melihat
perbuhan yang terjadi mulai awal sampai waktu

15
yang ditentukan secarah berurutan. Dilakukan
pada beberapa objek yang sejenis.
b. Penelitian Cross-Sectional
Penelitian yang dilakukan dengan mengambil
waktu tertentu yang relative pendek dan tempat
tertentu. Dilakukan pada beberapa objek yang
berbeda taraf.
7. Penelitian diklasifikasikan berdasarkan
Observasinya
Menurut Dr. Suparyanto, M,Kes (2011) penelitian
diklasifikasikan berdasarkan Observasinya adalah
peneliti hanya melakukan observasi, tanpa
memberikan intervensi pada variable yang akan
diteliti.
a. Cross Sectional
Penelitian yang dilakukan dengan mengambil
waktu tertentu yang relative pendek dan tempat
tertentu. Dilakukan pada beberapa objek yang
berbeda taraf, Carah pengambilan data variabel
bebas dan variabel tergantung dilakukan sekali
waktu pada saat yang bersamaan. Populasinya
adalah semua responden baik yang mempunyai
kriteria variable bebas dan variable tergantung
maupun tidak. Contoh: Hubungan antara Depo
Provera dengan Obesitas pada Wanita Usia
Subur (WUS) populasinya adalah : semua Wanita
Usia Subur ( baik yang ikut depo provera maupun
tidak, serta baik yang obesitas maupun tidak)
Cara pengambilan data, setiap responden diambil
datanya untuk dua variable sekaligus setiap
responden (WUS) dilakukan pengambilan dua
sekaligus, yaitu data tentang memakai depo
provera atau tidak, sekaligus diukur sedang
mengalami obesitas atau tidak
b. Cohort / prospektif
Penelitian dimana pengambilan data variable
bebas (sebab) dilakukan terlebih dahulu, setelah
beberapa waktu keudian baru dilakukan
pengambilan data variable tergantung (akibat).
Populasi pada penelitian ini adalah semua

16
responden yang mempunyai kriteria variable
sebab ( sebagai kelompok studi). Pada penelitian
cohort perlu control, yaitu kelompok yang tidak
mempunyai criteria variable sebab Contoh:
Hubungan antara Depo Provera dengan Obesitas
pada Wanita Usia Subur jika penelitian
menggunakan pendekatan cohort, maka
populasinya adalah : Semua Wanita Usia Subur
yang menggunakan Depo Provera (kelompok
studi) sedangkan kelompok kontrolnya adalah:
semua WUS yang tidak menggunakan Depo
Provera. Setelah diamati waktu tertentu (misal 1
tahun), dilakukan data obesitas (variable akibat),
baik pada kelompok sebab maupun kelompok
akibat. Kemudian data kedua kelompok studi dan
kontrol dianalisa menggunakan uji statistik yang
sesuai
c. Retrospektif/kasus kontrol
Penelitian Analitik dengan pendekatang retrospectif
adalah penelitian dimana pengambilan data
variable akibat (dependent) dilakukan terlebih
dahulu, kemudian baru diukur variabel sebab yang
telah terjadi pada waktu yang lalu, misalnya
setahun yang lalu, dengan cara menanyakan pada
respondent Contoh: Hubungan penggunaan KB
Depo Provera dengan Obesitas pada Wanita Usia
Subur jika penelitian menggunakan pendekatan
retrospektif, maka populasinya adalah: Semua
Wanita Usia Subur yang mengalami Obesitas
(kelompok studi) sedang kelompok kontrolnya
adalah: semua WUS yang tidak mengalami
Obesitas.

I. TAHAPAN PROSES PENELITIAN


KEPERAWATAN
Tahapan proses penelitian terjadi atas 3 tahapan
yang berurutan yang direncanakan untuk
menjawab pertanyaan – pertanyaan penelitian atau
pemecahan masalah penelitian, yaitu sebagai
berikut:

17
1. Tahap Perencanaan (pembuatan proposal)
Tahap ini merupakan tahap yang menentukan
hasil kegiatan, serta akan berahir dengan output
berupa suatu proposal atau rancangan
penelitian dan melampaui berbagai kegiatan
panjang dan sistematik, Langkah – langkah
dalam tahap perencanaan ini adalah:
a) Membuat latar belakang berdasarkan
fenomena permasalahan yang ada
b) Merumuskan masalah yang ada
c) Menentukan tujuan dan manfaat penelitian
sesuai topik
d) Menentukan kajian teori-teori yang relevan
yang akan di pakai dalam penyusunan
proposal.
e) Menentukan hipotesis yaitu dugaan
sementara jawaban dari rumusan masalah
f) Menentukan kerangka berfikir
g) Membuat metode penelitian
h) Penyusunan proposal
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan ini akan dilakukan jika proposal sudah
disetujui serta subyek penelitian telah diperoleh.
Langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan ini
adalah:
a) Mengumpulkan data (ditabulasi)
b) Mengelolah data (dengan statistik)
c) Menganalisis data
d) Interpretasi hasil analisis data
3. Tahap Pelaporan
Penelitian sebagai ilmiyah, hasilnya perlu disebar
luaskan secara terbuka sehingga hasilnya dapat
dikonsumsi oleh umum. Selain sebagai sumber bagi
penelitian berikutnya, laporan penelitian merupakan
pertanggungjawaban dari apa yang telah ditemukan
dalam penelitian tersebut. Yang perlu diperhatikan
dalam membuat pelaporan adalah:
a) Bahasa yang baik dan benar (kata-kata baku)
b) Bentuk dan isi laporan, serta format penulisan
standard

18
BAB II
PENELITIAN KUALITATIF

A. DEFINISI PENELITIAN KUALITATIF


Penelitian Kualitatif adalah suatu pendekatan yang
sistematis dan subyektif yang digunakan untuk
menggambarkan pengalaman hidup dan
memberikannya sebuah makna. Hasilnya adalah
diharapkan akan dapat memperoleh pemahaman
fenomena tertentu dari perspektif partisipan yang
mengalami fenomena tersebut. Kerangka yang
digunakan pada penelitian kualitatif berbeda, karena ia
tidak menguji hipotesis, tetapi memberikan makna pada
suatu fenomena, dan mengembangkan teori.
Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk
memahami fenomena atau gejala sosial dengan carah
memberikan pemaparan berupa penggambaran yang
jelas tentang fenomena atau gejala sosial tersebut
dalam bentuk rangkaian kata yang pada ahirnya akan
menghasilkan sebuah teori.

B. KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF


Penelitian kualitatif mempunyai karakteristik adalah
sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2002):
1. Menggunakan pola berpikir induktif (empiris-rasional
atau bottom-up).
Metode kualitatif sering digunakan untuk
menghasilkan grounded theory. Yaitu teori yang
timbul dari data bukan dari hipotesis seperti dalam
metode kuantitatif. Atas dasar itu penelitian bersifat

19
generating theory, sehingga teori yang dihasilkan
berupa teori substansif.
2. Perspektif partisipan sangat diutamakan dan
dihargai tinggi. Minat peneliti banyak tercurah pada
bagaimana persepsi dan makna menurut sudut
pandang partisipan yang diteliti, sehingga biasa
menemukan apa yang disebut sebagai fakta
fenomenologis.
3. Penelitian kualitatif tidak menggunakan rancangan
penelitian yang baku. Rancangan penelitian
berkembang selama proses penelitian.
4. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami,
mencari makna dibalik data, untuk menentukan
kebenaran, baik kebenaran empiris sensual, empiris
logis, dan empiris logis.
5. Subjek diteliti, data yang dikumpulkan, sumber data
yang dibutuhkan, dan alat pengumpul data bisa
berubah – ubah sesuai dengan kebutuhan.
6. Pengumpulan data dilakukan atas dasar prinsip
fenomenologis. Yaitu dengan memahami secarah
mendalam gejala atau fenomena yang dihadapi.
7. Peneliti berfungsi pula sebagai alat pengumpul data
sehingga keberadaannya tidak terpisah dengan apa
yang diteliti
8. Analisis data dapat dilakukan selama penelitian
sedang dan telah berlangsung.
9. Hasil penelitian berupa deskripsi dan interprestasi
dalam konteks waktu serta situasi tertentu
10. Penelitian kualitatif disebut juga penelitian alamiah
atau inquiri naturalistik.

C. JENIS-JENIS PENELITIAN KUALITATIF


Ada 8 jenis penelitian Kualitatif, yakni etnografi, studi
kasus, studi dokumen atau teks, Observasi atau
pengamatan alami, wawancara terpusat, fenomenologi,
grounded theory, studi sejarah. Berikut uraian ringkas
tentang masing-masing jenis penelitian itu.

20
1. Etnografi
Etnografi merupakan penelitian yang mendalam
tentang perilaku yang terjadi disebuah kelompok
sosial atau budaya tertentu, tujuannya dapat
memahami budaya dipandang dari sisi pelaku
budaya atau anggota kelomok budaya tersebut.
Data penelitian ini diperoleh dari observasi dengan
penggalian data yang mendalam sehingga
membutuhkan waktu yang lama. Pengumpulan data
dilapangan dapat berupa wawancara, observasi
dengan anggota kelompok budaya. Peneliti secara
aktual hidup atau menjadi bagian dari setting budaya
dalam tatanan untuk mengumpulkan data. Tidak
seperti jenis penelitian kualitatif yang lain dimana
lazimnya data dianalisis setelah selesai
pengumpulan data di lapangan, data penelitian
etnografi dianalisis di lapangan sesuai konteks atau
situasi yang terjadi pada saat data dikumpulkan.
Pada awalnya penelitian jenis ini berkembang pesat
pada disiplin antropologi untuk penginvestigasian
budaya melalui studi mendalam atas rumpun-
rumpun atau masyarakat budaya. Contoh: Sebuah
Etnografi Klinik aborsi.
2. Studi Kasus
Studi kasus merupakan penelitian mengenai
manusia (dapat suatu kelompok, Organisasi maupun
Individu), peristiwa, latar secara mendalam, tujuan
dari penelitian ini mendapatkan gambaran yang
mendalam tentang suatu kasus yang sedang diteliti.
Pengumpulan datanya diperoleh dari wawancara ,
observasi, dan dokumentasi, Contoh: pembelajaran
anak Usia dini.
3. Studi dokumen atau teks
Studi dokumen atau teks merupakan kajian dari
bahan dokumenter yang tertulis bisa berupa buku
teks, surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan
harian, naskah, artikel, dan sejenisnya, bahan juga
dapat berasal dari pikiran seseorang yang tertuang
di dalam buku atau naskah-naskah yang
terpublikasikan. Untuk dianalisis, diinterprestasikan,

21
topik tertentu dari sebuah bahan atau teks tersebut.
Contoh: kajian kesehatan reproduksi wanita.
4. Observasi/Pengamatan alami
Observasi/pengamatan alami merupakan penelitian
dengan melakukan pengamatan menyeluruh pada
sebuah kondisi tertentu. Tujuan penelitian ini untuk
mengamati dan memahami perilaku kelompok orang
maupun individu pada keadaan tertentu. Penelitian
jenis ini disahkan untuk menggunakan kamera
tersembunyi atau instrumen lain yang sama sekali
tidak diketahui oleh orang yang diamati (subjek yang
diteliti) Contoh: perilaku manusia jika berada dalam
komunitasnya.
5. Wawancara terpusat
Penelitian ini merupakan proses untuk memperoleh
informasi dengan cara-cara tanya jawab secara
tatap muka antara peneliti (sebagai pewawancara
dengan atau tidak menggunakan pedoman
wawancara) dengan subyek yang diteliti. Untuk
mendapatkan informasi yang sesuai dengan
harapan peneliti, maka dibutuhkan waktu yang relatif
lama dalam melakukan proses wawancara yang
sedetail-detailnya dan hala ini bisah berlangsung
secara berulang-ulang untuk menjawab pertanyaan
yang sudah didesain untuk mengetahui respons
subjek isu tertentu. Peneliti memberikan kebebasan
kepada subjek untuk menjawab pertanyaan sesuai
maksud mereka, pertanyaan yang diajukan bisa
tidak terstruktur, terbuka, sangat fleksibel, bahkan
bisa berkembang sesuai situasi yang sedang terjadi.
Berbeda dengan angket atau kuesioner dalam
menjawabnya pilihan jawaban sudah tersedia.
Contoh: analisis presepsi siswa yang memiliki ras
asal usul yang berbeda yang ada di sebuah sekolah.

6. Fenomenologi
Fenomenologi memiliki 3 konsep.
a. Konsep pertama, adalah setiap gejala atau
peristiwa apa saja yang muncul yang terdiri dari
rangkaian peristiwa yang melingkupinya, dengan

22
kata lainperistiwa tersebut tidsk perna berdiri
sendiri, fenomenologi juga tampak bukan
merupakan fakta atau realitas yang
sesungguhnya.
b. Konsep kedua, adalah merupakan akar-akar
metode penelitian kualitatif, mempunyai fokus
pada data abstrak dan simbolik bertujuan
memahami gejala yang muncul sebagai sebuah
kesatuan utuh.
c. Konsep ketiga, adalah bahwa masalah itu
disebabkan oleh sebuah pandangan dari subjek.
Karena itu, subjek berada karena memiliki
pengalaman berbeda.akan memahami gejala
yang sama dengan pandangan yang
berbeda.melalui wawancara yang
mendalam,peneliti berusaha untuk memahami
perilaku orang melalui pandangannya. Contoh:
pertanyaan penelitian.
Fenomenologi adalah : Contoh topik penelitian:
makna nyeri bagi pasien kanker, makna hidup
dengan penyakit kronis.
7. Groundend Theory
Jenis penelitian ini dimaksudkan untuk
mengembangkan teori dari fenomena sosial
berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan,
pengalaman mendapatkan data dilapangan akan
melahirkan pemahaman, pertanyaan, dan hipotesis
yang memadu peneliti untuk memusatkan perhatian
pada isu tertentu. Pertanyaan penelitian dipertajam
setelah peneliti melakukan pengumpulan data
dilapangan. Dalam penelitian ini teori dilahirkan dari
data, bukan dari teori yang lain yang suda ada
sebelumnya. Contoh: peran kepemimpinan
perempuan dalam pengembangan Rumah Sakit.

D. DESAIN PENELITIAN KUALITATIF


Agar penelitian berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, maka perlu direncanakan secarah cermat
dengan carah membuat desain penelitian terlebih
dahulu. Adapun design penelitian adalah suatu rencana

23
tentang bagaimana mengumpulkan dan mengeola data
agar penelitian diharapkan dapat tercapai.
Penelitian kualitatif dapat dipandang sebagai penelitian
yang partisipatif, dimana desain penelitiannya fleksibel
atau bisa dimungkinkan untuk diubah guna
menyesuaikan dari rencana yang telah dibuat, dengan
gejala yang ada pada tempat penelitian yang
sebenarnya. Walaupun desain penelitian kualitatif
dikatakan fleksibel, namun desain penelitian kualitatif
pada umumnya mengandung unsur-unsur penting
seperti berikut (Prof, Sukardi MS.Ph.D, 2011):
1. Menentukan focus penelitian,
2. Menentukan pradigma penelitian yang sesuai
dengan keadaan lapangan, dianjurkan menggali
landasan teori dari berbagai sumber informasi dan
kemudian membangun paradigm penelitian yang
sesuai dengan permasalahan yang dimaksud.
3. Menentukan kesesuain antara paradigma dengan
teori yag dikembangkan sehingga peneliti tetap
yakin terhadap kebenaranya karena teori yang
dibangun masih saling berkaitan erat dengan
paradigma yang dikembangkan.
4. Menentukan sumber data yang dapat digali dari
masyarakat yang dapat diteliti, Unsur ini penting bagi
peneliti bahwa prinsip berbasah kaki dan
berinteraksi dengan responden dapat dilaksanakan
dengan benar.
5. Menentukan Tahap – tahap Penelitian.
6. Mengembangkan instrument penelitian.
7. Merencanakan pengumpulan data dan
pencatatanya, termasuk didalamnya garis besar
teknik pengumpulan data yang dipilih agar
memperoleh data yang releven dengan
permasalahan yang hendak dipecahkan.
8. Rencana analisis data, termasuk tindakan setelah
peneliti mengumpulkan data dari para responden,
melakukan refleksi dan menampilkannya untuk
menuju penyusunan teori. Analisis data diantaranya
mengkategorisasi data, mengelompokkan sesuai
dengan karakteristik ubahan (characterisizing),

24
menilai pengelompokan, dan checking antara
anggota peneliti.
9. Rencana mencapai tingkat kepercayaan dan
kebenaran penelitian, yang didalamnya mencakup
bagaimana peneliti melakukan pengembalian data
agar memperoleh datayang valid dan reliabel
dengan permasalahan yang hendak di teliti.
10. Merncanakan lokasi dan tempat penelitian, lokasi
dimana responden berada adalah tempat yang perlu
diperhitungkan, sehingga peneliti akan memperoleh
infrmasi dari tangan pertama yaitu orang yang
mempunyai informasi.
11. Menghormati etika penelitian. Termasuk perhatian
peneliti untuk selalau menghormati hak responden,
tidak memaksa dan tidak membahayakan posisi
responden.
12. Mempersiapkan laporan penulisan dan
penyelesaian penelitian, komponen ini termasuk
didalamnya usaha peneliti untuk memperoleh
laporan hasil penelitian yang didikung dengan bukti
pengambilan data, analisis data dan deseminasi
melalui penulisan jurnal maupun artikel yang
relevan. Contoh kerangka laporan penelitian
kualitatif dalam penulisan skripsi, tesis, disertasi
dengan judul perilaku kepemimpinan kepala sekolah
perempuan: Studi kasus di STIKES MARGI MULYO
memiliki komponen seperti berikut:
- Abstrak
- Lembar pengesahan
- Kata pengantar
- Daftar isi
- Daftar table
- Daftar gambar
- Daftar lampiran
BAB 1. Pendahuluan
- Latar belakang
- Identifikasi permasalahan
- Pembatasan masalah
- Focus penelitian
- Tujuan penelitian

25
- Manfaat penelitian
BAB II.Kajian Pustaka
- Definisi kepemimpinan
- Tujuan dan fungsi kepemimpinan
- Kepemimpinan yang efektif
- Teori kepemimpinan situasional
- Kajian penelitian yang releven
- Kerangka piker penelitian
- Sistematika pembahasan
BAB III. Metodologi penelitian
- Gambaran umum tentang sekolah atau objek
- Waktu dan setting penelitian
- Instrument penelitian
- Teknik pengumpulan data
- Keabsahan data
- Sistematika pembahasan

BAB IV. Penelitian dan pembahasan


- Diskripsi latar pembahasan
- Fungsi kepala sekolah dan pendekatan
kepemimpinan
- Indicator efektifitas kepemimpinan
- Kecenderungan pendekatan kepemimpinan
- Dampak perilaku kepemimpinan kepala sekolah
BAB V. Kesimpulan dan saran
- Kesimpulan
- Implikasi
- Saran – saran
- Keterbatasan penelitian
- Daftar pustaka
- Lampiran

E. MENENTUKAN TAHAP-TAHAP KUALITATIF


Dalam penelitian kualitatif terdapat tahap-tahap
penelitian kualitatif yaitu seperti dijelaskan dibawa ini:
1. Pra- lapangan
a. Menyusun rancangan
b. Memilih lapangan
c. Mengurus perijinan
d. Menjajagi dan menilai keadaan

26
e. Memilih dan memanfaatkan informan
f. Menyiapkan instrument
g. Persoalan etika dalam lapangan
2. Lapangan
a. Memahami dan memasuki lapangan
b. Pengumpulan data
3. Pengelolahan data
a. Reduksi data
b. Display data
c. Mengambil kesimpulan dan verifikasi
d. Kesimpulan akhir

F. METODE PENGUMPULAN DATA PENELITIAN


KUALITATIF
Metode pengumpulan data yang benar akan
menghasilkan data yang memiliki kreadibilitas tinggi.
Oleh karena itu, tahap pengumpulan data tidak boleh
salah dan harus dilakukan dengan crmat sesuai
prosedur dan ciri-ciri penelitian kualitatif, jika salah
dalam metode pengumpulan data akan bersifat fatal,
yakni berupa data yang tidak mempunyai kredibilitas,
sehingga hasil penelitiannya tidak bisa
dipertanggungjawabkan keberadaanya. Hasil penelitian
dmikian sangat berbahaya, lebih-lebih jika dipakai
sebagai dasar pertimbangan untuk mengambil
kebijakan publik. Di dalam metode penelitian kualitatif.
Ada beberapa metode dalam pengumpulan data
kualitatif, yaitu:
1. Wawancara.
Proses memperoleh penjelasan untuk
mengumpulkan informasi dengan menggunakan
cara tanya jawab bisa sambal bertatap muka
ataupun tanpa tatap muka yaitu melalui media
telekomunikasi antara pewawancara dengan orang
yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman. Pada hakikatnya
wawancara merupakan kegiatan memperoleh
informasi secara mendalam tentang sebuah
masalah atau tema yang diangkat dalam penelitian.
Metode wawancara juga merupakan proses

27
pembuktian terhadap informasi atau keterangan
yang telah diperoleh lewat teknik yang lain
sebelumnya.
Agar wawancara efektif, maka terdapat beberapa
tahapan yang harus dilalui, yaitu:
a. mengenalkan diri
b. menjelaskan maksud kedatangan
c. menjelaskan materi wawancara
d. mengajukan pertanyaan
Dalam wawancara terdapat 2 jenis, yaitu:
a. wawancara mendalam (in-depth interview),
dimana peneliti terlibat langsung secara
mendalam dengan kehidupan subjek yng diteliti
dan tanya jawab yang dilakukan tanpa
menggunakan pedoman yang disiapkan
sebelumnya serta dilakukan berkali-kali.
b. wawancara terarah (guided interview) di mana
peneliti menanyakan kepada subjek yang diteliti
berupa pertanyaan-pertanyaan yang
menggunakan pedoman yang disiapkan
sebelumnya. Pewawancara terikat dengan
pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya
sehingga suasana menjadi kurang santai.
2. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk menyajikan
gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk
menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu
mengerti perilaku manusia. Dan untuk evaluasi yaitu
melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu
melakukan umpan balik terhadap pengukuran
tersebut. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian,
peristiwa, objek, kondisi, atau suasana tertentu.
3. Studi Dokumen
Merupakan metode pengumpulan data kualitatif,
dimana sejumlah besar fakta dan data tersimpan
dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.
Sebagian besar data berbentuk surat, catatan
harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal
kegiatan dan sebagainya.bahan documenter terbgi

28
beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat
pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping,
dokumen pemerintah atau swasta, data di server
dan flashdisk, data tersimpan di website dan
sebagainya. Data jenis ini memiliki sifat utama tak
terbatas pada ruang dan waktu sehingga bisa
dipakai untuk menggali infomasi yang terjadi di masa
silam.
4. Diskusi Kelompok Terarah
Metode ini melalui diskusi terpusat, yaitu usaha
mengungkap makna sebuah masalah dari suatu
diskusi kelompok yang terpusat. Hal ini untuk
menghindari pemaknaan yang salah hanya oleh
seorang peneliti. Untuk menghindarinya, maka
dibuat kelompok diskusi. Dengan beberapa orang
mengkaji sebuah masalah diharapkan diharapkan
akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif
dibandingkan pemaknaan menurut seorang individu
yang menyebabkan hasil pemaknaan tersebut
subjektif.

G. ANALISIS DATA PENELITIAN KUALITATIF


Sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberi kode atau tanda dan
mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan
berdasarkan focus atau masalah yang ingin dijawab.
Melalui serangkaian aktivitas tersebut, data yang
biasanya berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa
disederhakan untuk akhirnya bisa dipahami dengan
mudah. Setelah data terkumpul selanjutnya dianalisis.
Analisa data merupakan bagian sangat penting dalam
penelitian. Analisis data kualitatif sangat sulit karena
tidak ada pedoman baku, tidak berproses secara linier
dan tidak ada aturan-aturan yang sistematis.
Menurut Miles (1994) dan Faisal (2003) analisis data
dilakukan selama pengumpulan data di lapangan dan
setelah semua data terkumpul dengan teknik analisis
model interaktif: Analisis data berlangsung secara
bersama-sama dengan proses pengumpulan data
dengan alur tahapan sebagai berikut:

29
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh, ditulis dalam bentuk laporan
atau data yang terperinci. Laporan yang disusun
berdasarkan data yang diperoleh direduksi,
dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan
pada hal-hal yang penting. Data hasil mengiktiarkan
dan memilah-milah berdasarkan satuan konsep,
tema dan kategori tertentu akan memberikan
gambaran yang lebih tajam tentang hasil
pengamatan juga mempermudah peneliti untuk
mencari kembali data sebagai tambahan atas data
sebelumnya yang diperoleh jika diperlukan.
2. Penyajian Data
Data yang diperoleh dikategorikan menurut pokok
permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks
sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola-
pola hubungan satu data dengan data lainnya.
Matriks penelitian ini dilampirkan di halaman akhir
penelitian, sebagai dasar untuk melanjutkan ke
tahap penyimpulan serta verifikasi.
3. Penyimpulan dan Verifikasi
Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih
lanjut dari kegiatan reduksi dan penyajian data. Data
yang sudah direduksi dan disajikan secara
sistematis akan disimpulkan sementara. Kesimpulan
yang diperoleh pada tahap awal biasanya kurang
jelas, tetapi pada tahap-tahap selanjutnya akan
semakin tegas dan memiliki dasar yang kuat.
Kesimpulan sementara perlu verifikasi. Teknik yang
dapat digunakan untuk memverifikasi adalah
triangulasi sumber data dan metode, diskusi teman
sejawat dan pengecekan anggota.
4. Kesimpulan Akhir
Kesimpulan akhir diperoleh berdasarkan kesimpulan
sementara yang telah diverifikasi. Kesimpulan final
ini diharapkan dapat diperoleh setelah pengumpulan
data selesai.

30
Menurut Miles (1994) dan Faisal (2003)

Dari pengalaman melakukan penelitian kualitatif


beberapa model analisis data yang dikenalkan oleh
Spradley (1980) dapat digunakan sebagai pedoman.
Meskipun tidak baku, artinya setiap peneliti kualitatif
bisa mengembangkannya sendiri, secaragaris besar,
mosel analisis itu diuraikan sebagai berikut:
1. Analisis Domain. Analisis ini, hakekatnya adalah
upaya peneliti untuk memperoleh gambaran
umum tentang data untuk menjawab focus
penelitian. Caranya ialah dengan membaca
naskah data secara umum dan menyeluruh untuk
memperoleh domain atau ranah apa saja yang
ada di dalam data tersebut. Pada tahap ini,
peneliti belum perlu membaca dan memahami
data secara rinci dan detail karena targetnya
hanya untuk memperoleh domain atau ranah.
Hasil analisis ini masih berupa pengetahuan
tingkat ‘permukaan’ tentang berbagai ranah
konseptual. Dari hasil pembacaan itu diperoleh
hal-hal penting dari kata, frase atau bahkan
kalimat untuk dibuat catatan pinggir.
2. Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis). Pada
tahap analisis analisis taksonomi, peneliti

31
berupaya memahami domain-domain tertentu
sesuai fokus masalah atau sasaran penelitian.
Masing-masing domain mulai dipahami secara
mendalam dan membaginya lagi menjadi sub
domain itu dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang
lebih khusus lagi hingga tidak ada lagi yang
tersisa, alias habis (exhusted). Pada tahap
analisis ini peneliti bisa mendalami domain dan
sub-domain yang penting lewat konsultasi dengan
bahan-bahan pustaka untuk memperoleh
pemahaman lebih dalam.
3. Analisis Komponensial (Componential Analysis).
Pada tahap ini peneliti mencoba mengkontraskan
antar unsur dalam ranah yang diperoleh. Unsur-
unsur yang kontras dipilah-pilah dan selanjutnya
dibuat kategorisasi yang relevan. Kedalaman
pemahaman tercermin dalam kemampuan untuk
mengelompokkan dan merinci anggota sesuatu
ranah, juga memahami karakteristik tertentu yang
berasosiasi. Dengan mengetahui warga suatu
ranah, memahami kesamaan dan hubungan
internal, dan perbedaan antar warga dari suatu
ranah, dapat diperoleh pengertian menyeluruh
dan mendalam serta rinci mengenai pokok
permasalahan.
4. Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural
Themes). Analisis Tema Kultural adalah analisis
dengan memahami gejala-gejala yang khas dari
analisis sebelumnya. Analisis ini mencoba
mengumpulkan sekian banyak tema, focus
budaya, nilai, dan symbol-simbol budaya yang
ada dalam setiap domain. Selain itu, analisis ini
berusaha menemukan hubungan-hubungan yang
terdapat pada dominan dan mana yang kurang
dominan. Pada tahap ini yang dilakukan oleh
peneliti adalah: (1) membaca secara cermat
keseluruhan catatan penting, (2) memberikan
kode pada topik-topik penting, (3) menyusun
tipologi, (4) membaca pustaka yang terkait
dengan masalah dan konteks penelitian.

32
Berdasarkan seluruh analisis, peneliti melakukan
rekonstruksi dalam bentuk deskripsi, narasi dan
argumentasi. Sekali lagi di sini diperlukan
kepekaan, kecerdasan, kejelian dan kepakaran
peneliti untuk bisa menarik kesimpulan secara
umum sesuai sasaran penelitian.

33
BAB III
PENELITIAN KUANTITATIF

A. DEFINISI PENELITIAN KUANTITATIF


Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat di
capai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-
prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi
memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang
mempunyai karakteristik tertentu di dalam kehidupan
manusia yang di namakannya sebagai variabel dalam
pendekatan kuantitatif hakekat hubungan antara
variabel-variabel dianalisis dengan mengguanakan
teori yang obyektif.
Menurut Kasiram (2008) adalah suatu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data
berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan
mengenai apa yang ingin di ketahui.
Bryman (2005) mendefinisikan proses penelitian
kuantitatif di mulai dari teori, hipotesis, desain
penelitian, memilih subjek, mengumpulkan data,
memproses data dan menuliskan kesimpulan .

B. CIRI PENELITIAN KUANTITATIF


Ada beberapa ciri penelitian kuntitatif yaitu sebagai
berikut:
1. Permasalahan penelitian terbatas dan sempit
Sejak awal penelian telah berusaha membatasi
lingkup penelitiannya, dengan mengidentifikasikan
satu atau beberapa variabel saja. Peneliti berusaha
keras untuk memilih variabel yang menurutnya

34
paling penting untuk di teliti. Obsesinya adalah
menemukan sedikit mungkin variabel, tetapi yang
mungkin menjelaskan realitas kebenaran sebanyak
mungkin.
2. Mengikuti pola berfikir deduktif
Pola berfikir deduktif yaitu pola berfikir dengan
menggunakan pengamatan. Pengajuan dugaan
sementara/hipotesis mengumpilan data. Menguji
hipotesis dan menarik kesimpukan seperti gambar di
bawah ini:
Pengamatan hipotesis pengumpulan data pengujian
hipotesis kesimpulan
3. Mempercayai statistika atau matematika sebagai
instrument untuk menjelaskan kebenaran setelah
data di kumpulkan langkah selanjutnya melakukan
analisis data dengan statistik untuk memecahkan
permasalahan yang di tanyakan dalam rumusan
masalah. Pengelohan data dengan statistic dapat di
bantu dengan beberapa software diantaranya SPSS,
Eviews, Amor, Minitab.

C. DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF


Dalam melakukan penelitian kuantitatif, salah satu
langkah yang penting ialah membuat desain penelitian.
Nursalam (2008) desain penelitian pada hakikatnya
merupakan strategi untuk mencapai tujuan penelitian
yang telah di tetapkan dan berperan sebagai pedoman
atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian.
Desain peneletian bagaikan sebuah petah jalan bagi
peniliti yang menuntun serta menentukan arah
berlangsungnya proses secara benar dan tepat sesuai
dengan tujuan yang telah di tetapkan , tanpa desain
yang benar seorang peneliti tidak melakukan penelitian
deangan baik karena yang bersangkutan tidak
mempunyai pedoman arah yang jelas.
Menurut Sukardi (2004) desain penelitian dilihat secara
luas dan secara sempit, secara luas , desain penelitian
adalah semua proses yang di perlukan dalam
prencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam
konteks ini komponen desain dapat mencakup semua

35
struktur penelitian yang di awali sejak di temukannya
ide sampai di peroleh hasil penelitian. Sedang dalam
arti sempit, desain penelitian merupakan
penggambaran secara jelas tentang hubungan antara
variabel. Pengumpulan data, dan analisis data,
sehingga dengan desain yang baik peneliti maupun
orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran
tentang bagaimana keterkaitan antar variabel,
bagaimana mengukurnya, dan seterusnya.
Desain penelitian kuantitatif dimulai dengan secara
teknis membicarakan masing-masing bagian
kanstruksi desain penelitian seperti.
1. Judul penelitian
Judul penelitian berbeda dengan topik penelitian,
namun tidak jarang topik penelitian langsung
diangkat menjadi judul penelitian. Dalam hal
mendesain judul penelitian maka perlu di perhatikan
bahwa judul penelitian maka perlu di perhatikan
bahwa judul penelitian merupakan jendela laporan
penelitian dan kalimat pendek padat
menggambarakan seluruh kegiatan penelitian yang
di lakukan.
2. Latar belakang masalah
a. Mengemukakan hal-hal yang menjadi latar
belakang pemilihan topik penelitian, termasuk
signifikansi pemilihan topik penelitian tersebut:
penelitian dapat diangakat Dari gejala empiris
atau permasalahan praktis dan/atau
permasalahan teoritis.
b. Mengemukakan dan meletakkan penelitian yang
dilakukan dalam peta keilmuan yang menjadi
perhatian peneliti: menunjukkan penelitian-
penelitian terdahulu yang di lakukan oleh peneliti
dan peneliti-peneliti lain yang relevan dengan
penelitian yang akan yang akan di lakukan.
3. Rumusan masalah
Rumusan msalah merupakan pertanyaan yang
timbul berdasarkan judul maupun latar belakang
yang ada. Rumusan masalah merupakan hal yang
inti merupakan hal yang inti dari penelitian, di

36
dalamnya mengandung pertanyaan dalam rumusan
masalah tersebut harus dijawab dalam pembahasan
dan kesimpulan.
4. Tujuan penelitian
Ketika rumusan masalah sudah di buat dengan baik
maka formulasi tujuan penelitian mudah pula di
rumuskan. Hal ini karena formulasi tujuan penelitian
hanya mengikuti rumusan masalah dengan kalimat
yang sedikit di ubah menjadi kalimat pertanyaan
atau bentuk kalimat berita, Contoh: jika rumusan
masalah “apakah terdapat hubungan antara
pengetahuan sex dengan perilaku sex pranikah
remaja”? maka pada tujuan penelitian menjadi “ingin
mengetahui hubungan antara pengetahuan sex
dengan perilaku sex praniakh remaja”.
5. Manfaat penelitian
Berkenaan dengan manfaat yang ilmiah dan praktis
berkenaan dengan hasil penelitian mengungkapkan
secara spesifik keguanaan yang dapat di capai dari
aspek teoritis (keilmuan) dengan menyebutkan
keguanaan teoritis apa yang dapat di capai dari
masalah yang dapat di teliti, di capai dari penerapan
pengetahuan yang di hasilkan penelitian ini.
6. Kajian pustaka
a. Melakukan kajian kepustakaan yang relevan
dengan masalah penelitian.
b. Pada bagian ini di lakukan kajian/diskusi
mengenai konsep dan teori yang di gunakan
berdasarkan literature yang tersedia, terutama
dari artikel-artikel yang di publikasikan dalam
berbagai jurnal ilmiah.
c. Kajian pustaka berfungsi membangun konsep
atau teori yang menjadi dasar studi.
7. Hipotesis penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
tujuan penelitian yang di turunkan dari kerangka
pemikirian yang telah di buat. Hipotesis merupakan
pernyataan tentative tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih. Pada penelitian kuantitatif,
hipotesis lazim di tuliskan dalam sub-bab tersendiri

37
yaitu da di bab 2. Hipotesis merupakan dugaan
sementara dari jawaban rumusan masalah
penelitian.
8. Penentuan variabel dan indikator variabel
Menurut sugiono (2009) variabel adalah sesuatu hal
yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh
peneliti untuk di pelajari berbentuk sehingga di
peroleh informasi tentang hal tersebut, dan
kemudian di tarik dari kesimpulannya, yang akan di
jelaskan dalam bab-bab selanjutnya. Indikator
variabel yaitu bagaimana menentukan parameter
untuk mengukur variabel. Contoh:
Variabel Indikator
Pengetahuan Sex Pengertian
Fungsi hubungan seksual
Akibat Hubungan Seksual
Faktor yang mempengaruhi
hubungan seksual pranikah
Sikap sex pranikah Kognitif
Afektif
Konatif

9. Pengukuran
Pengukuran dalam penelitian kuantitatif dimaksud
untuk menentukan data apa yang ingin diperoleh
dari variabel penelitian yang telah ditentukan.
Pengukuran berarti bagaimana peneliti mengukur
variabel yang berupa data. Beberapa bentuk
pengukuran yang biasa digunakan dalam penelitian
kuantitatif, yaitu nominal, ordinal, rasio dan interval.
10. Sumber Data
Adalah subjek dari mana asal data penelitian itu
diperoleh. Apabila peneliti misalnya menggunakan
kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan
datanya, maka sumber data disebut responden,
yaitu orang yang merespon atau menjawab
pertanyaan, baik tertulis maupun lisan.
11. Metode Pengumpulan Data
Peneliti menentukan metode apa yang akan
digunakan dalam merekam data penelitian.

38
Penentuan metode pengumpulan data harus relevan
dengan masalah penelitian dan karakteristik sumber
data serta bagaimana alasan-alasan rasional
mengapa metode pengumpulan data itu digunakan.
12. Metode Analisis Data
Metode ini dilakukan dengan cara statistik, yakni
menganalisa dengan berbagai dasar statistik yakni
dilakukan dengan cara membaca tabel, grafik atau
angka yng telah tersedia kemudian dilakukan
beberapa uraian atau penafsiran dari data-data
tersebut. Menentukan metode analisa data dapat
dilihat dari tujuan dan jenis penelitian yang dilakukan
dan model data yang ada. Metode analisis data
berdasarkan teknik pengolahannya dibagi menjadi 2,
yaitu:
a. Analisa Deskriptif
Statistik deskriptif berusaha untuk
menggambarkan berbagai karakteristik data
yang berasal dari suatu sampel. Statistik
deskriptif seperti mean, median dan modus,
presentil, desil, quartil, dalam bentuk analisis
angka atau gambar/diagram. Dalam analisis
deskriptif di olah pervariabel.
b. Analisis Inferensi
statistik inferensial berusaha membuat berbagai
inferensi terhadap sekumpulan data yang berasal
dari suatu sampel. Tindakan inferensi tersebut
seperti melakukan perkiraan, peramalan,
pengambilan keputusan dari dua variabel atau
lebih atau lebih. Dalam analisis inferensi yang
diolah adalah dua variabel atau lebih yang
diadukan misalnya analisis hubungan, pengaruh,
perbedaan antar variabel atau lebih.

D. JENIS DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF


Secara garis besar desain penelitian kuantitatif dapat
dibedakan bedasarkan jenis data yang dikumpulkan
yaitu sebagi berikut:
Desain penelitian kuantitatif terdiri dari 3 yaitu :

39
1. Desain Penelitian Deskritif
Penelitian deskritif bertujuan untuk mendiskripsikan
atau menggambarkan variabel–variabel yang ada
dalam penelitian bedasarkan hasil dari penelitian
yang diambil dari populasi secara sitematis, dan
akurat. Desain penelitian deskritif dibedakan menjadi
2 yaitu (nursalam, (2008):
a. Desain penelitian studi kasus
Studi kasus merupakan rancangan penelitian
yang mencangkup pengkajian satu unit penelitian
secara intensif, misalnya satu pasien, kelurga,
kelompok, komunitas atau intitusi karakteristik
studi kasus adalah subjek yang diteliti sedikit
tetapi aspek – aspek yang diteliti banyak.
b. Desain penelitian survey
Survei adalah suatu desain penelitian yang
digunakan untuk menyediakan informasi yang
berhubungan dengan prevalesi, distribusi dan
hubungan antar variabel dalam satu populasi.
karakteristik dari penelitian survei adalah bahwa
sabjek yang diteliti banyak atau sangat banyak
sedangkan aspek yang diteliti sangat terbatas.
2. Desain penelitian korelasional
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk
mendeteksi sejauh mana variabel-variabel pada
suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain bedasarkan konfisien
korelasi, dalam desain penelitian korelasi terdiri dari
2 yaitu:
a. Desain Penelitian Korelasi
Yaitu bertujuan mengetahui hubungan antar
variabel, contoh: hubungan dukungan keluarga
terhadap pemulihan pasien stroke.
b. Desain penelitian predikit/pengaruh
Yaitu bertujuan mengetahui pengaruh antar
variabel atau untuk mengetahui faktor apa saja
yang mepengaruhi suatu variabel.
Contoh: pengaruh dukungan keluraga terhadap
pemulihan pasien stroke, faktor-faktor pemulihan
pasien stroke.

40
3. Desain Penelitian Kompratif/Perbedaan
Penelitian kompratif difokuskan untuk
membandingkan variabel dari beberapa kelompok
subjek yang berbeda. Desain penelitian kompratif
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Desain penelitian kohort
Pendekatan yang dipakai pada desain peneitian
kohort adalah pendekatakan waktu secara
longitudinal. Awalnya peneliti mencari kelompok
sampel misalnya ibu hamil lalu langkah
selanjutnya diamati 2 kelompok yang berbeda dari
ibu hamil tersebut missal yang merokok dan tidak
merokok, lalu dilihat kelompo tersebut apakah
mempunyai dampak yang berbeda terhadap
ketahanan bayi yang dilahirkannya. Contoh
penelitian: perbedaan perilaku ibu terhadap
ketahanan tubuh bayi yang dilahirkan. Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar berikut:

b. Desain penelitian kasus kontrol


Desain penelitian kasus kontrol merupakan
kebalikan dari desain penelitian kohort, diamana
peneliti melakukan pengamatan terhadap berat
badan bayi yang dilahirkan normal dan tidak
terlebih dahulu baru ditelususr kepada ibunya
saat hamil merokok.
Contoh penelitian: Resiko ibu hamil perokok
terhadap kejadian BBLR. Untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar berikut ini:

41
4. Desain penelitian eksperimen semu
Desain penelitian eksperimen semu berupaya
mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan
caramelibatkan kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen tetapi pemilihan kedua kelompok
tersebut tidak dilakukan secara acak (Nursalam,
2008). Kedua kelompok tersebut ada secara alami,
desain eksperimen semu terdiri dari 3 yaitu:
a. Desain satu kelompok post test
Sebuah uji coba yang dilakukan pada sebuah
kelompok tanpa kelompok kontrol,selanjutnya
langsung dukur atau dilakukan penilaian. Contoh:
efek penggunaan komunikasi terapeutik terhadap
tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan
keperawatan (Sitiatava, 2012).

Komunikasi Kepuasan
terapeutik pasien

b. Desain satu kelompok pre-post test


Sebelum uji coba di lakukanpada sebuah
kelompok tanpa kelompok kontrol, di lakukan
lebih dahulu penilaiyan atau pengukuranpada
kelompok tersebut. Selnjutnya, di lakukan uji coba
kelompok tersebut di nilai kembali. Contoh :
perbedaan tingkat kepuasan pasien pada
pelayanan keperawatansebelum dan sesudah di
lakuan komunikasi terapeutik (Sitiatava. 2012).

42
b. Desain the statistic group comparison untuk
meneliti pengaruh dari sebuah uji coba
terhadap kolompok objek penelitian dengan
membandingkan pada kelompok kontrol.
Contoh: pengaruh kaegel exercise pada pasien
incontinsia urine (Sitiatava, 2012).

5. Desain eksperimen sungguhan


Desain ini memiliki karakteristik di libatkan kelompok
control dan jenis kelompok eksperimen yang di
tentukan secara acak ada tiga jenis desain penelitian
yang termasuk desain eksperimental sungguhan
yaitu (Nursalam, 2008):
a. Pasca-tes dengan pemilihan kelompok secara
acak
Pada rancangan ini kelompok eksperimen di beri
perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak.
Pengukuran hanya di berikan satu kali yaitu
setelah perlakuan di berikan kepada kelompok
eksperimen.
b. Pra dan pasca tes dengan pemilihan kelompok
secara acak
Dalam rancangan ini ada du kelompok yang di
pilih secara acak. Kelompok pertama diberi
perlakuan (kel. Control). Observasi atau
pengukuran di lakukan untuk kedua kelompok
baik sebelm maupun sesudah pemberian
perlakuan.

43
c. Desain Solomon
Desain yang merupakan penggabungan dari
desain 1) da desain 2) di sebut desai Solomon
atau Randomized Solomon Four-Group desain.
Ada empat kolompok yang di libatkan dalam
penelitian ini: dua kelompok kontrol dan dua
kelompok eksperimen. Pada satu pasangan
kolompok eksperimen dan kontrol di awali dengan
pra-tes, sedangkan pada pasangan yang lain
tidak.

E. SISTEMATIKA DALAM PENULISAN PENELITIAN


KUANTITATIF
Adapun komponen-komponen dalam penelitin
kuantitatif yang biasanya di gunakan dalam
penyusunan proposal atau skripsi adalah sebagai
berikut:
JUDUL
Judul-judul penelitian merupakan jendela laporan
penelitin dan dengan kalimat pendek dapat
menggambarkan seluruh kegiatan penelitian yang di
lakukan.
LEMBAR PENGESAHAN/PERSETUJUAN
Pada persetujuan komisi pembimbing atau promotor
yang menyatakan bahwa skripsi, tesis, disertasi layak
di ujikan.

LEMBAR PERNYATAAN
Lembar ini berisi pernyataan tentang:
• Skripsi, tesis, disertasi yang di ajuak adalah asli dan
belum pernah di ajukan untuk mendapatkan gelar
akademik (saejana, magister. Dan/atau doctor di
universitas/perguruan tinggi manapun).
• Skripsi, tesis, disertasi adalah murni gagasan,
rumusan dan penelitian penulisan sendiri tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing
atau tim promoter.
• Skripsi, tesis, disertasi tidak terdapat karya-karya
atau pendapat yang telah di tulis atau di publikasikan
orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

44
mencantumkan sebagian acuan dan menuliskannya
sumber acuan tersebut dalam daftar pustaka.
• Persetujuan dari komisi etik penelitian bagi yang
mempersyaratkan.
ABSTRAK
Mencerminkan seluruh isi skripsi, tesis, di sertai
dengan pengungkapan intisari permasalahan
penelitian, pendekatan dengan di gunakan atau
kerangka pemikiran, metode penelitian, temuan
penelitian, dan kesimpulan, uraian ditulis dalam Bahasa
Inggris dan Bahasa Indonesia, masing-masing tidak
lebih dari 500 kata.
KATA PENGANTAR
Bagian ini mengemukakan pokok-pokok persoalan
yang di teliti. Selain ini, dapat pula di kembangakan hal-
hal seperti: kesulitan sewaktu melakukan penelitian dan
hal-hal yang memperlancar pelaksanaan penelitian dan
penulisan tesis/disertasi serta pernyataan penelitian
dan penulisan tesis/disertasi.
DAFTAR ISI
Susunan isi skripsi, tesis, disertasi sesuai dengan tata
urut atau sistematika penuisan skripsi, tesis, disertasi.
Yang masuk ‘Daftar isi’ hanya tajuk-tajuk sesudh
‘Daftar Isi’
DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR, DAFTAR
LAMBANG, DAFTAR SINGKAT, DAN DAFTAR
LAMPIRAN
1. BAB l. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Rumusan Masalah atau dentifikasi Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Kegunaan Penelitian atau Manfaat Penelitian
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA
PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.2 Penelitian Terdahulu
2.3 Kerangka Pemikiran
2.4 Hipotesis

45
3. BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
Menguraikan paradigma atau pendekatan atau
metode yang di pergunakan dalam penelitian. Uraian
mencakup, tap tidak terbatas pada hal-hal sebagai
berikut:
3.1 Desain Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel
3.3 Definisi Operasional
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.5 Metode Pengolahn dan Analisis Data
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyajiakan hasil penelitian dan
pembahasan. Uraian mencakup, tapi tidak terbatas
pada hal-hal sebagai berikut:
4.1 Hasil Pengujian Validasi dan Reliabilitas (bila
penelitiannya menguunakan data kualitatisf
4.2 Hasil Pengujian Deskriptif
4.3 Hasil Pengujian Hipotesis
4.4 Pembahasan
5. BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menyatakan jawaban atas rumusan masalah
yang di ajukan pada bab I beserta sarannya,
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Daftar dari seluruh kepustakaan yang di gunakan
dalam skripsi, tesis, disertasi sesuai buku pedoman.
LAMPIRAN
Berisi lampiran data atau hal lainnya yang relevan dengan
permasalahan penelitian, yang di anggap penting untuk
disertakan. Misalnya lampiran data dasar, perhitungan
statistic, amhket atau kuisioner dan pedoman wawancara,
foto, peta lokasi, riwayat hidup menulis dan persetujuan
komisi etik bagi yang mensyaratkan.

46
BAB IV
PENDAHULUAN PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN


Kerangka isi dari latar belakang adalah sebagai berikut:
1. Pada sebagian latar belakang ini diuraikan tentang
topic yang menjadi gejala penelitian sebagai awal
penelitian dengan menggunakan fakta-fakta atau
data-data yang telahada. Informasi yang lain adalah
informasi berasal dari referensi ilmiah misalnya dari
jurnal beberapa hasil penelitian sebelumnya.
2. bagian latar belakang memuat mengapa kejadian itu
penting untuk di teliti dan apa dampaknya. Jika
permasalahan tersebut dibiarkan saja.
3. Bagian latar belakang memuat bagaimana masalah
tersebut dipecahkan dan diteliti. Manfaat apa yang
didapatkan dari hasil penelitian tersebut untuk
kehidupan praktis maupun bagi ilmu pengetahuan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan latar
belakang adalah (Yudisutarmo, 2011):
1. Ancangan Pembahasan
Ancangan yang dimaksud adalah dari manakah
peneliti mengawali pembicaraan dalam kaitan
dengan masalah riset yang dilakukan.
Pengambilan ancangan yang tepat akan
memberikan penggambaran yang tepat pula atau
masalah yang diangkat oleh periset. Sangat
direkomendasikan pembicaraan dalam latar
belakang lebih fokus dan mendalam, tidak meluas
tapi dangkal.
2. Alur Logika Pemikiran Yang Digunakan
Alur logika pemikiran merupakan urutan berfikir
penulis dalam menuangkan gagasan yang ingin

47
disampaikan yang tercermin dalam susunan
kalimat-kalimat dan susunan paragraf-paragraf
dalam latar belakang. Alur logika pemikiran yang
digunakan khususnya dalam penulisan latar
belakang menjadi penting diperhatikan. Hal-hal
agar arah pemikiran yang dikembangkan latar
belakang lebih mengarah, fokus, jelas dan mudah
dipahami. Latar belakang yang tidak memiliki alur
logika yang jelasakan sulit bagi pembaca
mengenali masalah sebenarnya. Memahami
pesan yang ingin disampaikan dan bahkan akan
mengeburkan masalah itu sendiri.
3. Penggunaan Sumber Teori Sebagai Dasar
Pemikiran
Fungsinya selalu akan menjadi sandaran berfikir
namun juga hal tersebut akan menjadi indicator
obyektifitas tulisan, sumber teori merupakan
pengetahuan ilmiah yang disampaikan oleh
seseorang yang biasanya dihasilkan dari riset.
Semakin banyak teori yang digunakan maka
dalam batas tertentu, akan semakin
meningkatkan obyektifitas riset, dan semakin kuat
argumentasi yang didapatkan oleh riset.
Penggunaan sumber teori secara eksplisitter
cermin pada penggunaan kalimat yang diakhir
kaliamat dicantumkan nama penulis dan tahun
penulisan, sebagai cerminan kalimat tersebut
diambil dari penulis yang namanya disebutkan
tersebut.
4. Penggunaan Fakta Dan Data Lingkungan
Penggunaan fakta dari data dalam perumusan
latar belakang adalah penting untuk mengetahui
indicator-indikator dari intensitas permasalahan
yang dirumuskan oleh priset. Dari fata dan data
tersebut akan diketahui seberapa luas dan
seberapa parah permasalahan ril yang ada.
Absennya data dan fakta dalam penemuan
masalah utamanya dalam latar belakang akan
mengakibatkan permasalahan menjadi sangat
umum, mengambang, tidak jelas, dan tidak fokus.

48
5. Panjang dan kecukupan
Panjang atau pendeknya penggambaran memang
sangat bergantung pada jenis permasalahan yang
dihadapi, untuk kepentingan apa riset dilakukan
dan tentunya ketersediaan halaman atau tempat
dalam menuangkan gagasan. Namun demikian
prinsip yang lazim digunakan adalah bahwa
penggambaran identifikasi dan perumusan
masalah sebagaimana dalam latar belakang dan
permasalahan riset harus secara cukup dan
tuntas mengarahkan pembaca akan masalah riil
apa yang dihadapi oleh periset dan mengapa
muncul dan perlu diatasi atau detail.

B. RUMUSAN MASALAH ATAU IDENTIFIKASI


MASALAH
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang timbul
berdasarkan judul maupun latar belakang yang ada.
Rumusan masalah merupakan hal yang inti dari
penelitian, di dalamnya mengandung pertanyaan apa
saja yang akan dicari dalam sebuah penelitian,
pertanyaan dalam rumusan masalah tersebut harus
dijawab dalam pembahasan dan kesimpulan.
1. Ciri rumusan masalah
a. Rumusan masalah merupakan titik awal dari
penelitian
b. Rumusan masalah berupa pertanyaan-
pertanyaan penting yang ingin dijawab dalam
penelitian
c. Rumusan masalah harus di identifikasi, dipilih dan
atau dibatasi.
d. Rumusan masalah sebagai acuan untuk
penyusunan tujuan, pegajuan hipotesis, analisis
data, dan kesimpulan.

2. Tujuan perumusan masalah


a. Meletakan dasar untuk memecahkan beberapa
perumusan penelitian sebelumnya atau pun dasar
untuk penelitian selanjutnya.

49
b. Untuk memudahkan pengajuan hipotesis, analisis
data dan kesimpulan.
c. Memenuhi kebutuhan penelitian untuk sosial
d. Menyediakan sesuatu yang bermanfaat bagi hasil
penelitian nantinya
3. Cara merumuskan masalah
a. Dirumuskan dalam kalimat yang berbentuk
pertanyan.
b. Rumusan hendak nya jelas, berisi dan padat
c. Difokuskan pada variable yang akan diteliti baik
dependent dan independent variabel
d. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya
data untuk memecahkan masalah.
e. Rumusan masalah sebagai dasar dalam
membuat hipotesa.
Contoh :apakah pengetahuan sex berpengaruh
terhadap perilaku seks pranikah remaja ? seberapa
besarkah pengaruh pengetahuan sex terhadap
perilaku sex pranikah remaja di SMA purnama
Yogyakarta?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian mengenai apa saja yang akan dicapai
dalam penelitian tersebut dan selalu menuliskan apa
yang ingin dicapai dalam rumusan masalah, contoh:
1. Untuk mengetahui pengaruh antara pengetahuan
sex terhadap perilaku sex pranikah remaja di SMA
Purnama Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pengetahuan
sex terhadap perilaku sex pernikahan remaja di SMA
purnama Yogyakarta.
Intinya tujuan penelitian harus konsisten dengan
masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian.
Penentuan tujuan penelitian harus sesuai dengan
target pengamatan tiap variabel yang di teliti. Peneliti
harus mengklasifikasikan tujuan/target tiap variabel
(baik independen maupun dependen) maupun
penentuan tujuan penelitian antar dua variabel.

50
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian berkenan dengan manfaat yang
ilmiah dan praktis berkenan dengan hasil dari
penelitian. Mengungkapkan secara spesifik kegunaan
yang dapat dicapai dari aspek teoritis (keilmuan)
dengan menyebutkan kegunaan teoritis apa yang dapat
dicapai dari masalah yang diteliti, dan aspek praktis
dengan menyebutkan kegunaan apa yang dapat
dicapai dari penerapan pengetahuan yang dihasilkan
penelitian ini. Contoh :
Dari segi keilmuan, hasil penelitian ini di harapkan
dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi untuk
mengembangkan ilmu kesehatan reproduksi remaja.
Dari segi praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan
masukan bagi SMA purnama.
Dari segi institusi tempat dilaksanakan penelitian,
diharapkan memberikan manfaat pengembangan ilmu.

51
BAB V
KEPUSTAKAAN, KERANGKA
PIKIR, HIPOTESIS

A. KAJIAN PUSTAKA
1. Definisi Kajian Pustaka
Kajian pustaka berisi teori-teori yang relavan dengan
masalah penelitian. Pada bagian ini dilakukan
pengkajian mengenai konsep dan teori yang
digunakan berdasarkan literature yang tersedia,
terutama dari artikel-artikel yang dipublikasikan
dalam berbabgai jurnal ilmiah. Tujuan pustaka
berfungsi membangun konsep atau teori yang
menjadi dasar studi dalam penelitian.
Menurut Neumen dalam Sugiyono (2009) kajian
pustaka adalah seperangkat konstruk atau konsep,
definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat
fenomena secara sistemayik, melalui spesifikasi
hubungan antara variable, sehingga dapat berguna
untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Menurut Sugiyono (2009) teori dalam kajian pustaka
yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang
akan diuji melalui pengumpulan data adalah toeri
substantive yaitu teori yang lebih fokus berlaku untuk
obyek yang akan diteliti.
Kajian pustaka adalah teori-teori yang relevan
dengan variabel penelitian yang di susun
berdasarkan literature karena penelitian merupakan
studi literatur (kumpulan-kumpulan literatur yang up
to date dan relevan)
2. Fungsi kajian pustaka meliputi:
a. Mengetahui sejarah masalah penelitian
b. Membantu memilih prosedur

52
c. Memahami latar belakang teoritis masalaj
penelitian
d. Mengetahui manfaat penelitian sebelumnya
e. Menghindari adanya kesamaan atau duplikasi
f. Memberikan pembenaran pada pemilihan
masalah penelitian.
Kajian pustaka juga digunakan untuk menyeleksi
masalah-masalah yang akan diangkat menjadi topik
penelitian serta untuk menjelaskan kedudukan masalah
dalam tempatnya yang lebih luas. Konstruksi teoritik
yang ada dalam kajan pustaka akan memberikan
landasan bagi penelitian. Sehingga sumbangan kajian
pustaka pada penelitian dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Konstruksi Teoritik sebagai Dasar
Penelitian apa pun tidak akan terlepas dari kerangka
tori. Penelitian tidaklah berarti tanpa tori sama sekali.
Paling tidak sebagai pegangan atau pedoman untuk
memberikan asumsi atau postulat, prinsip, tori,
konsep, preposisi, dan definisi operasional.
b. Konstruksi Teoritik sebagai Tolok Ukur
Penelitian tindakan berupaya untuk meningkatkan
kinerja pembelajaran atau proses kegiatan
pembelajaran sehingga perlu sarana untuk
mengontrol baik tidknya prosedur yang digunakan.
Kerangka teori dapat membantu sebagai ukuran
patokan (standart atau tolok ukur) yang dimaksud
c. Konstruksi Teoritik sebagai Sumber Hipotesa
Hipotesa pada umumnya dimunculkan dari kajian
teori. Teori-teori yang digunakan akan dicoba dan
diuji kembali sehingga terbentuklah hipotesa. Dasar
rasional mengapa harus diuji kembali karena
pembuktian secara teoritis harus diimbangi dengan
pembuktian secara empiris.
3. Sumber Pustaka
Dalam rangka mencari teori yang sesuai dengan
penelitian, peneliti harus mendapatkan sebanyak-
banyaknya kepustakaan dapat berasal dari sumber
yaitu :

53
a. Leaflet
b. Monograf
c. Ensiklopedi
d. Majalah
e. Buku
f. Jurnal
g. Skripsi
h. Tesis
i. Disertasi
j. Buku tahunan
k. Hasil seminar/symposium/konferensi
l. Internet
4. Penyusun Kajian Pustaka
Dalam menyusun kajian pustaka perlu usaha untuk
mengumpulkan sumber sebanyak-banyaknya.
Sumber tersebut harus relavan dengan masalah
yang diangkat dlam penelitian. Kajian pustaka dapat
digunakan dengan dua pola; yaitu deduktif dan
induktif. Dengan deduktif kita mulai dari proposisi
yang berlaku umum dan memberlakukannya pada
keadaan khusus, serta berlaku sebaliknya untuk
induktif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
penyusunan kaijan pustaka:
a. Menyiapkan butir-butir yang perlu dalam mencatat
informasi dari pustaka
b. Menyiapkan sistematika pengumpulan informasi
c. Mencari informasi sebanyak-banyaknya dari
bahan kepustakaan maupun internet.
Supaya penelitian lebih mudah dalam penyusunan
kajian pustaka perlu diprhatikan hal-hal berikut:
a. Mengunakan masalah penelirian sebagai focus
b. Membuat rencana urutsn pencarian dan penulisan
c. Menekankan keterkaitan pustaka dengan
masalah penelitian
Dengan demikian rincian dalam pengembangan
kajian pustaka berisi:
a. Tinjauan pustaka
• Uraian sistematis tentang teori-toeri yang telah
ada

54
• Hasil penelitian dan atau pemikiran penelitian
sebelumnya yang ada hubungannya dengan
penelitian yang sedang dilakukan
• Sumber –sumber yang dipakai harus
disebutkan nama penulis dan tahun penerbitan
b. Kerangka Teoritis
• Dijabarkan sendiri oleh peneliti dari tinjauan
pustaka
• Berbentuk uraian langsung berkaitan dengan
bidang ilmu yang diteliti.
5. Teknik Penulisan Kajian Pustaka
Bahan-bahan kepustakaan yang sudah diperoleh
kemudian dikumpilkan dan disalin dalam kajian
pustaka, setelah disalin dituliskan daftar
pustakannya.
a. Mengutip dan Menulis Rujukan
• Kutipan Langsung
Mengutip kurang dari 40 kata, maka perlu
mencamtumkn tanda kutip di awal dan akhir
kutupan. Contoh: Suhartati
menerangkan,’’Perilaku manusia merupakan
hasil segala macam pengalaman serta interaksi
manusia yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan , sikap dan tindakan.’’(Sugartati,
2011). Mengutip lebih dari 40 kata tidak perlu
mengunakan tanda kutip. Rujukan ditulis pada
akhir kutipan. Contoh: Menurut Sarwano (2011)
Proses pembentukan atau perubahan perilaku
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik
dari dalam maupun dari liar individu. Aspek –
aspek dalam diri individu yang sangat
berperan/berpengaruh dalam perubahan
perilaku adalah persepsi, motivasi dan emosi.
Persepsi adalah pengamatan yang merupakan
kombinasi dari penglihatan, pendengaran,
penciuman serta pengalaman masa lalu.
Motivasi adalah dorongan bertindak untuk
memuaskan suatu kebutuhan. Dorongan dalam
motivasi diwujudkan dalam bentuk tindakan
(Sarwono. 2011).

55
• Kutipan Tidak Lansung
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang
tidak sama persis dengan aslinya. Hanya
mengambil intinya saja dari sumber yang
dikutip untuk dinyatakan dengan kalimat yang
dibuat oleh pengutip. Contoh: Suharno (1973)
menyatakan bahwa kecepatan terdiri dari
gerakan kedepan sekuat tenaga dan
semaksimal mungkin, kemampuan gerakan
kontraksi putus-putus otot atau segerombolan
otot kemampuan reaksi otot atau
segerombolan otot dalam tempo cepat karena
rangsangan.
b. Menulis daftar pustaka
Daftar pustaka diletakan setelah bab akhir. Dalam
menulis daftar pustaka ada aturan penulisannya
sebagai berikut:
• Penulis buku satu orang
Asmani. 2011. Tununan lengkap meodologis
praktis Penelitian pendidikan. Yogyakarta : diva
press
• Penulis dua atau tiga orang
Yasmin Ashi dan Aniek Maryun. 2000. Dasar-
dasar riset keperawatan. Jakart: EGC
• Penulis lebih dari tiga
Rusmadi,dkk. 2008 metodologi penelitian
pendidikan dan sosial. Jakarta. Global press
• Terjemahan
Brokopp, Dorothy young dan tlsma, merie T.H.
2000. Dasar-dasar riset keperawatan. (alih
bahasa: yasmin asih dan aniek maryuni)
Jakarta : EGC
• Dokumen
Departeman Kesehatan Republik Indonesia.
2001. Permenkes RI Nomor
1239/Permenkes/III/2001. Tentang Praktek
Keperawatan. Jakarta
• Skripsi, Tesis, Disertai
Adiguna. 2012.”Pengaruh pengetahuan sex
terhadap perilaku sex pranikah remaja SMA

56
PURNAMA BANDUNG”. Skripsi tidak di
publikasi. Univeritas Respati Yogyakarta.
• Artikel/paper yang dirangkum dari buku oleh
editor Hall,J.E 1992, Treatment and Use of
sewage sludge, DALAM Treat-ment and
Handling of wates, eds. Bradshaw,A.D.,
Southwood, R., dan Waner, F., Chapman and
Hall, London, hal.63-82
• Hasil seminar/simposium/konferensi
Wiratna. “Seminar sehari: Perawatan pasien
Diabetes Militus”.12 Januari 2013. Yogyakarta
• Laporan
Suparno. 2012.”Faktor Penghambat Kelulusan
Mahasiswa Keperawaan”. Laporan penelitian
Universitas Respati Yogyakarta.
• Majalah/surat kabar
Rukmono. 2013. “Standar Penerimaan Bidan
Indonesia”. Majalah Kesehatan. Jakarta
• Artikel/paper dari internet
Beasley, C.J. 1990. “Content-besed Language
Inruction: Helping ESL/EFL Students with
Language and Study skilis at Tertiary”.
TEASOL in Context, 1, 10-
14.http://cleo.murdoch.edu.au/08/04/04..
• Jurnal
Nuryano, F. 1996. “Penggunaan Ragam
Bahasa Indonesia Ilmiah oleh Dosen IKIP
Yokyakarta”. Jurnal Kependidikan, 1, XXIV,
hlm.85-100.
• Rujukan dengan pengarang yang sama
Untuk daftar pustaka dengan dua atau lebih
pengarang yang sama, nama pengarang yang
kedua dan seterusnya tidak ditulis lengkap,
tetapi digani dengan garis lurus tengah (bukan
garis bawah).
Ellis, R 1992. Understanding Second Language
Acquisition (2nd Ed.). Oxford:oxford University
Press. 1990a. Classroom Second Language
Development. London: PrenticeHall. 1990b.

57
Intructed Second Language Development
Oxford: Blackwell

B. KERANGKA PIKIR
Pada dasarnya kerangka pemikiran diturunkan dari
beberapa teori maupunn konsep yang sesuai dengan
permasalah yang diteliti, sehingga memunculkan
asumsi-asumsi yang berbentuk dengan alur pemikiran,
yang kemudian kalau mungkin datap dirumuskan ke
dalam hipotesis operasional atau hipotesis yang dapat
diuji.
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara
teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti. Jadi
secara teoritis perlu di jelaskan hubungan antara
variabel independen dan dependen.
Suriamumantri (1986) dalam Sugiyono (2009)
mengemukakan bahwa seorang peneliti harus
menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun
kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis.
Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara
terhadap gejalah yang menjadi objek permasalahan.
Kerangkan pemikiran dapat berupa urain kalimat,
diagram atau persamaan-persamaan yang langsung
berkaitan dengan bidang ilmu yang diteliti.
Cara menulis kerangka berpikir dalam bentuk rumusan
kalimat-kalimat
1. Rumuskan kondisi saat ini
2. Rumuskan tindakan yang akan dilakukan
3. Rumuskan hasil akhir yang anda harapkan
4. Susun ketiga komponen diatas dalam sebuah
paragraf yang padu
Cara menulis kerangka berpikir dalam bentuk diagram:
1. Lihatlah rumusan masalah
2. Masukan variabel-variabel penelitian dalam kotak
diagram
3. Hubungkan dua variabel dengan garis
Contoh: judul pengaruh antara pengetahuan sex
dengan perlaku seksual pranikah remaja
Kerangka pikirnya sebagai berikut:

58
Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja
khususnya remaja yang belum menikah cenderung
meningkat. Pengetahuan seksual pranikah remaja
merupakan pengetahuan yang dapat menolong muda-
mudi untuk menghadapi masalah hidup yang
bersumber pada dorongan seksual. Dalam hal ini
pengetahuan seksual pranikah idealnya diberikan
pertama kali oleh orangtua di rumah, mengingat yang
paling tahu keadaan anak adalah orangtua di rumah,
mengingat yang paling tahu keadaan anaknya adalah
orangtuanya sendiri. Pengetahuan mempunyai
hubungan yang erat dengan perilaku sex pranikah
remaja, maka penelitian ini akan menganalisis
pengaruh pengetahuan terhadap perilaku sex pranikah
remaja.

C. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap tujuan
penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang
telah dibuat. Hipotesis merupakan pernyataan tentatif
tetang hubungan antara dua variabel atau lebih. Pada
penelitian kuantitatif, hipotesis lazim dituliskan dalam sub-
bab tersendiri yaitu ada di bab 2. Hipotrsis merupakan
dugaan sementara dari jawaban rumusan masalah
penelitian.
Contoh : Judul Pengaruh antara pengetahuan sex dengan
perilaku seksual pranikah remaja.
Dari judul penelitian diatas rumusan masalahnya apakah
terdapat pengaruh antara pengetahuan sex dengan
perilaku seksual pranikah remaja? Kemungkinan jawaban
darin rumusan masalah tersebut adalah
Ho: Tidak terdapat pengaruh antara pengetahan sex
dengan prilaku seksual pranikah remaja
Ha: terdapat pengaruh antara pengetahuan sex dengan
perilaku seksual pranikah remaja
Hipotesis merupakan dugaan sementara dari 2
kemungkinan jawaban yang disimbolkan dengan H.
kemungkinan jawaban tersebut di pilih berdasarkan teori
dan penelitian terdahulu, maka hipotesisnya adalah:

59
H: Terdapat pengaruh antara pengetahuan sex dengan
perilaku seksual pranikah remaja
Dimana: Ho merupakan Hipotesis nol, dan Ha merupakan
hipotesis alternatif.

60
BAB VI
POPULASI DAN SAMPEL

A. POPULASI
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri dari
atas obyek subyek Yang mempunyai karakteristik dan
kulitas tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk
diteli dan kemudian di Tarik kesimpulnya. contoh:
penelitian dengan judul analisis motivasi kerja terhadap
kinerja perawat di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado.
Populasi atau sering juga disebut universe adalah
keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti yang ciri-
cirinya akan diduga atau ditaksir (estimated). Ciri-ciri
populasi disebut parameter. Oleh karena itu, populasi
juga sering diartikan sebagai kumpulan objek penelitian
dari mana data akan dijaring atau dikumpulkan.
Populasi dalam penelitian (penelitian komunikasi) bisa
berupa orang (individu, kelompok, organisasi,
komunitas, atau masyarakat) maupun benda, misalnya
jumlah terbitan media massa, jumlah artikel dalam
media massa, jumlah rubrik, dan sebagainya (terutama
jika penelitian kita menggunakan teknik analisis isi
(content analysis).

B. SAMPEL
Sampel adalah bagian dari sejumlh karakteristik yang
dimilikioleh populasi yang digunakan untuk penelitian
missal karena terbatasnya ,dana tenaga dan, waktu ,
maka peneliti .populasi besar peneliti tidak mingkin
sampel yang dipelajari dari sampel ,kesimpulnya akan
dapat diberikan untuk populasi .untuk itu sampel yang
diambil dari populasi .harus betul betul mewakili dan

61
harus valid yaitu bisa me gukur sesuatu yang
seharusnya di ukur .contoh : kalau yang ingin di ukur
adalah semua perawat RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado. Sedangkan yang di jadikan sampel adalah
hanya sebagian perawat saja, maka sampel tersebut
tidak valid karena tidak mengukur sesuatu yang
seharusnya semua bagian tapi harus sesuai syarat
teknik sampling.
1. Ukuran sampel
Menetapkan besarnya atau jumlah sampel minimal
suatu penelitian dibutuhkan ketepatan perlu di
perhatikan hal-hal berikut (Suyanto, 2011).
a. Berapa angka perkiraan yang masuk akal dari
proporsi-proporsi yang akan di ukur dalam
penelitian itu. Misalnya kita akan meneliti
prevalensi penyakit jantung coroner, kita harus
memperkirakan berapa angka prevalensi yang
akan kita peroleh di dalam populasi apabila kita
tidak dapat memperkirakan hal itu yang paling
aman kita perkirakan angka tersebut adalah 0,50
(50%).dengan angka ini akan di peroleh variance
yang maksimal sehingga sampel yang dipilih
cukup mewakili.
b. Berapa tingkat kepercayaan yang diinginkan
dalam penelitian tesebut, atau berapa jauh
penyimppangan estimasi sampel dari proporsi
sebenarnya dalam keseluruhan populasi, apabila
kita menginginkan derajat ketepatan yang tinggi
maka diambil angka 0.01 maka jumalh sampel
akan lebih besar dari pada kita memiliki derajat
ketepatan 0,05
d. Berapa derajat kepercayaan (confidence level)
yang akan diogunakan , agar estimasi sampel
akurat . pada umumnya digunakan 91%atau
95% . derajat kemaknaan .
e. Besarnya jumlah populasi yang harus diwakili ,
maka dibagi jadi 2 yaitu:
1) Apabila besar populasi itu <10.000. maka
ketepatan besarnya sampel dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :

62
• Penelitian deskriptif rumus sebagai berikut:

n = N
Keterangan : 1 + N ( d2)
N = Besar populasi
n = besar sampel
d = tingkat kepergayaan yang di inginkan

• penelitian cross sectional rumus sebagai


berikut :

n= Zα/2². p.(1-p)

Keterangan:
Zα/²=Harga normal baku sesui dengan luas area
dibawah kurva baku sebesar (1-cx/2) untuk cx=
0.05---nilai Z =1,96
α= tingkat kepercayaan
P= proporsi kasus yang diteliti dalam populasi
d= kesalahan yang dapat di tolerir

• peneliti case control sebagai berikut :


n= (Zα+Zβ)². p .(1-p)
(po-p1)2
Keterangan :
Zα =harga normal baku sesuai luas area di bawah
kurva baku sebesar(1-α)untuk kesalahan tipe
1(α=0.05 z=1.65)
Zß= harga normal baku sesuai luas area dibawah
kurva baku sebesar (1.ß)untuk kesalahan tipe II
(ß=0.10 z=1.28)
P1=proporsi individu kelompok kasus mendapat
paparan
Po= proporsi individu kelompok control mendapat
paparan

63
p = (p0+p1)²

• Penelitian cohort rumus sebagai berikut :

n= (Zα+Zß)².p. (1-p)
(1-f) ( p0-p1)²

Keterangan :
Zα &Zß= sama dengan penelitian case control
P0= proporsi partisipan terpapar yang
dihrapkan terjadi kasus yang diteliti
P1 =proporsi partisipan terpapar yang
duharapkan terjadi kasus yang diteliti
p = (P0+ P1)²
f = proporsi patisipan hilang / mundur dari
pengamatan
2) Apabila besar populasi itu tidak diketahui, misal
jumlah gelandangan di Indonesia. Ini nerarti
harus dihitung jumlah gelandangan di
indonesia dari tahun ke tahun, dan kota. Tidak
saja perhitungan terhadap jumlah gelandangan
yang ada sekarang .tetapi juga dilakukan
penafsiran jumlah gelandangan di waktu yang
datang. Maka besarnya sampel dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:

n= Z²
4(moe)²
Keterangan :
n= jumlah sampel
Z= tingkat keyakinan yang dalam penentuan
sampel 195%=1,96
moe = margin of error atau kesalahan
maksimum yang bisa ditoleransi disini
ditetapkan sebesar 10 %

n = 1,96² = 96.4
4(0,1)²

64
Berdasarkan pehitungan yang diperoleh jumlah
sampel minimal yang harus dipenuhi sebanyak 96
,04 dibulatkan kebawah menjadi 96 responden.
Table penentuan sebagai sampel yang
dikembangkan oleh isac dan Michael adalah
sebagai berikut (Wiratna, 2008).

65
2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi dari Sampel
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan suatu karakteristik
umum subjek penelitian dari suatu populasi target
dan terjangkau yang akan diteliti. Pertimbangan
ilmiah harus sebagai pedoman di dalam
menentukan kriteria inklusi. Misalnya kita meneliti
tentang manfaat senam hamil terhadap
percepatan pembukaan kala I, maka yang perlu
sebagai bahan pertimbangan dalam kriteria inklusi
adalah paritas dan umur, karena kedua faktor
tersebut sangat mempengaruhi hasil dari
intervensi yang dilakukan.
b. Kriteria Eksklusi
kriteria ini adalah menghilangkan atau
mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria dari
suatu studi karena berbagai sebab, antara lain:
1) Terdapat suatu keadaan atau penyakit yang
mengganggu pengukuran maupun interpretasi
hasil. Misalnya dalam suatu studi kasus kontrol
yang mencari hubungan suatu faktor resiko

66
dengan kejadian penyembuhan luka pada
pasca operasi laparatomi, maka subjek dengan
kelainan imunologis tidak boleh diikut sertakan
dalam kelompok kasus.
2) Terdapat keadaan yang mengganggu
pelaksanaan, seperti subjek Yang tidak
mempunyai tempat tinggal tetap sehingga sulit
Ditindaklanjuti.
3) Hambatan etis
4) Subjek menolak berpartisipasi
3. Tekning Sampling
Menurut Sugiyono (2009) Teknik sampling adalah
merupakan Teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian. Terdapat berbagai teknik sampling yang
digunakan.

a. Probability Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Teknik ini terdiri dari 3 yaitu:
1) Simple Random Sampling
Pengambilan anggota sampel dan populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu. Cara

67
demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen.
2) Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur Yang tidak homogen dan
berstrata secara proposional. Suatu
Organisasi yang mempunyai pegawai dari latar
belakang Pendidikan yang berstrata, maka
populasi pegawai itu berstrata. Misal jumlah
pegawai yang lulus S1=45, S2=30, STM=800,
ST=900 SMEA=400, SD=300. Jumlah sampel
yang harus diambil meliputi strata pendidikan
tersebut.
3) Cluster Sampling
Teknik sampling daerah digunakan untuk
menentukan sampel bila obyek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas, misal
penduduk dari suatu negara, propinsi atau
kabupaten. Untuk Menentukan penduduk mana
yang akan dijadikan sumber data, maka
pengambilan sampelnya berdasarkan daerah
populasi yang telah ditetapkan. Misal Indonesia
terdiri dari 30 propinsi, dan sampelnya akan
menggunakan 15 propinsi, Maka pengambilan
15 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi
perlu diingat, karena propinsi-propinsi di
Indonesia itu Berstrata maka pengambilan
sampelnya perlu menggunakan stratified
random sampling. Propinsi di Indonesia ada
yang penduduknya padat, ada yang tidak; ada
yang mempunyai hutan banyak ada yang tidak,
ada yang kaya bahan tambang ada yang tidak.
Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan
sehingga pengambilan sampel menurut strata
populasi itu dapat ditetapkan. Teknik sampling
daerah ini sering digunakan melalui dua tahap,
yaitu tahap pertama menentukan sampel
daerah, dan tahap berikutnya menentukan
orang-orang yang ada pada daerah itu secara
sampling juga.

68
b. Nonprobability Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/ Kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih Menjadi
sampel.
1) Sampling Sistematis
Teknik pengambilan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi Yang telah diberi
nomor urut. Misal diambil nomor ganjil saja.
2) Sampling Kuota
Teknik menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai Ciri-ciri tertentu sampai jumlah
kuota yang diinginkan. Sebagai contoh akan
melakukan penelitian tentang pendapat
Masyarakat terhadap pelayanan masyarakat
terhadap pelayanan Masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat terhadap pelayanan
Masyarakat dalam urusan ijin mendirikan
bangunan. Jumlah Sampel yang ditentukan
500 orang. Kalau mengumpulkan data belum
didasarkan pada 500 orang tersebut, maka
penelitian dipandang belum selesai, karena
belum memenuhi kuota yang ditentukan. Bila
pengumpulan data dilakukan secara kelompok
yang terdiri dari 5 orang pengumpulan data,
maka setiap anggota kelompok harus dapat
menghubungi 100 orang anggota sampel atau
5 orang tersebut harus dapat mencari data dari
500 anggota sampel.
3) Sampling Incidental
Teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data
4) Sampling Purposive
Teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu.

69
5) Sampling Jenuh
Teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
sering dilakukan bila jumlah populasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian
yang ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota
populasi dijadikan sampel.
6) Snowball Sampling
Teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat
bola salju yang menggelinding yang lama-lama
menjadi besar. Dalam penentuan sampel,
pertama-tama dipilih satu atau dua orang,
tetapi karena dua orang ini belum merasa
lengkap terhadap data yang diberikan, maka
peneliti mencari orang lain yang dipandang
lebih tahu dan dapat melengkapi data yang
diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu
seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin
banyak.

70
BAB VII
VARIABEL DAN DEFINISI
OPERASIONAL

A. VARIABEL PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2009) variabel penelitian adalah
suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Variabel juga merupakan variasi data penelitian yang
bebas dipilih atau ditetapkan oleh peneliti sesuai
dengan topik problem yang muncul.
Menurut Hatch dan Fardahany (1987) dalam Sugiyono
(2009), secara teoritis variabel sendiri dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang
mempunyai variasi satu orang dengan yang lain atau
satu objek dengan objek yang lain.
Variabel adalah sifat yang akan diukur atau diamati
yang nilainya berbeda antara satu objek dengan objek
lainnya. Misalnya: motivasi, kinerja bidan, tingkat
pendidikan, kepuasan pasien.
Adapun jenis-jenis variabel adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen/variabel bebas/variabel
eksogen merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen. Contoh: Pengaruh
motivasi terhadap kinerja perawat. Motivasi di sini
merupakan Variabel Independen.
2. Variabel Dependen/variabel terkait merupakan
variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena
adanya variabel bebas. Contoh: Pengaruh motivasi

71
terhadap kinerja perawat. Kinerja perawat = Variabel
Dependen.
3. Variabel Tunggal
Variabel yang berdiri sendiri, tidak ada variabel yang
lain yang menyertainya. Biasanya variabel ini
digunakan untuk penelitian deskriptif. Contoh:
Gambaran tingkat perilaku seksual pranikah siswa
SMA purnama. Perilaku seksual pranikah = variabel
tunggal
4. Variabel Pendahulu/Ekstranus
Variabel bebas yang berpengaruh pada variabel
yang tergantung, tetapi sekaligus juga berpengaruh
pula pada variabel lain yang juga berperan sebagai
variabel bebas terhadap variabel tergantung
tersebut. Contoh: Tingkat pendidikan (variabel
pendahulu) mempengaruhi penerimaan terhadap
cara pengobatan modern (variabel bebas).
Penerimaan terhadap cara pengobatan moderen
mempengaruhi kepercayaan terhadap cara
pengobatan tradisional.
5. Variabel Moderator.
Merupakan variabel yang mempengaruhi
(memperkuat atau memperlemah) hubungan antara
variabel independen dengan dependen. Variabel ini
sering digunakan sebagai variabel independen
kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang
memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga
adalah variabel yang memperlemah hubungan
suami isteri. Jadi variabel moderatingnya adalah
anak, pihak ketiga
6. Variabel intervening (antara)
Merupakan variabel yang menghubungkan antara
variabel independen dengan variabel dependen
yang dapat memperkuat atau memperlemah
hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur.
Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan
(Independent) dengan Loyalitas pasien (Dependen)
melalui keputusan pasien (Interving).

72
7. Variabel Kontrol
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga pengaruh variabel independen
terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti. Contoh: Apakah ada perbedaan
antara lama kesembuhan berdasarkan merek obat
maka harus ditetapkan variabel control berupa usia,
jenis kelamin dan lain-lain.
8. Variabel Pengganggu.
Variabel penggangu adalah variabel yang
menggangu bekerjanya variabel bebas dan variabel
terikat. Jika variabel bebas berpengaruh terhadap
variabel terkait, kemudian jika ditambahkan variabel
lain diantaranya maka besar pengaruhnya akan
berubah. Contoh: Hubungan antara motivasi dengan
kinerja perawat sebesar 0,811, tetapi setelah
ditambahkan variabel gaya kepemimpinan
diantranya, maka hubungan tersebut melemah
menjadi 0,55.

B. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah variabel penelitian
dimaksudkan untuk memahami arti setiap variabel
penelitian sebelum dilakukan analisis. Contoh: analisis
pola BAK terhadap kebutuhan tidur di Ruang Rawat
Inap RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Definisi operasional diberlakukan dalam penelitian
karena definisi operasional menggambarkan penelitian
secara keseluruhan. Melalui definisi operasional, maka
hasil penelitian secara keseluruhan (meskipun belum
terdapat data hasil penelitian) sudah dapat diprediksi
hasil ukur masing-masing variabel penelitiannya.
Definisi operasional dimaksudkan agar pembaca dapat
dengan mudah mengerti jalannya penelitian yang akan
dilakukan. Biasanya definisi operasional di dalam tabel
terbuka atau tabel tertutup (disesuaikan dengan
panduan dari masing-masing perguruan tinggi).
Variabel Definisi Operasional

Pola BAK Adalah saat kebiasaan buang air


kecil pasien dalam 24 jam yang

73
diamati dan dicatat dalam
bentuk satuan jumlah: < 5
kali, > 5 kali

Kebutuhan tidur Adalah jumlah jam tidur pasien


dalam 24 jam yang diukur dan
dicatat dalam satuan waktu: <
8 jam, > 8 jam

Contoh definisi operasional penelitian:


Judul: Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan
Pemanfaatan Posyandu Lansia.

74
BAB VIII
SUMBER DATA, TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
DAN PENGEMBANGAN
INSTRUMEN PENELITIAN

A. SUMBER DATA
Sumber data adalah subjek dari mana asal data
penelitian itu diperoleh. Apabila peneliti misalnya
menggunakan kuesioner atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut
responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab
pertanyaan, baik tertulis maupun lisan.
Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi:
1. Data Premier: Data yang diperoleh dari responde
melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau
juga data hasil wawancara peneliti dengan nara
sumber. Data yang diperoleh dari data primer ini
harus diolah lagi. Sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.
2. Data Sekunder: Data yang didapat dari catatan,
buku, majalah berupa laporan keuangan publikasi
perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-buku
sebagai teori, majalah, dan lain sebagainya. Data
yang diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu
diolah lagi. Sumber yang tidak langsung
memberikan data pada pengumpul data.

B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA PENELITIAN


Teknik pengumpulan data merupakan cara yang
dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring
informasi kuantitatif dari responden sesuai lingkup
penelitian. Berikut ini ada beberapa teknik

75
pengumpulan data penelitian yang biasa digunakan
sebagai berikut:
1. Tes
Data dalam penelitian dibagi menajdi 3 yaitu fakta,
pendapat dan kemampuan. Instrumen TES
digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta
besarnya kemampuan objek yang kita teliti. Tes
dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar
maupun pencapaian atau prestasi misalnya tes IQ,
minat, bakat khusus dan sebagainya. Biasanya
dalam memperoleh data melalui tes ini, yang dinilai
ialah pengetahuan responden.
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu instrumen yang
digunakan untuk menggali data secara lisan. Hal ini
haruslah dilakukan secara mendalam agar kita
mendapatkan data yang valid dan detail. Biasanya
cara ini digunakan dalam penelitian kualitatif.
3. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada
objek penelitian.
4. Kuesioner atau Angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para
responden untuk dijawab. Kuisioner merupakan
instrument pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variable yang akan diukur
dan tahu apa yang bisa diharapkan dari para
responden.
5. Survey (survei)
Survey lebih banyak digunakan untuk pemecahan
masalah-masalah yang berkaitan dengan
perumusan kebijakan dan bukan untuk
pengembangan. Oleh karena itu survey tidak
digunakan untuk menguji suatu hipotesis.
6. Analisis Dokumen
Analisis dokumen lebih mengarah pada bukti
konkret. Dengan instrumen ini, kita diajak untuk

76
menganalisis isi dari dokumen-dokumen yang dapat
mendukung penelitian kita, contohnya analisis RPP
dan silabus mata kuliah keperawatan, apakah sudah
koherence apa belum dengan proses belajar
mengajar dikelas.

C. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Definisi Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2002), instrumen pengumpulan
data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data
agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya. Pembuatan instrumen harus
mengacu pada variabel penelitian, definisi
operasional, dan skala pengukurannya.
2. Jenis-Jenis Instrumen Penelitian
a. Wawancara
Daftar wawancara adalah sejumlah pertanyaan
yang akan ditanyakan kepada responden secara
lisan. Contoh: Menurut saudara apakah
pelayanan perawat di Rumah Sakit ini sudah
baik? Jika ya, jelaskan alasan dan contohnya dan
jika tidak, jelaskan alasan dan contohnya.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah lembar pengamatan alat
penelitian yang sedang diamati oleh peneliti.
Observasi di butuhkan untuk melakukan
pengamatan yang sedang berlangsung. Contoh:
LEMBAR OBSERVASI PERAWATAN PAYUDARA
Kode Pasien :
Nama Pasien :
Ruang Rawat :
Tanggal :
Waktu Air Massage Periksa Lap.
Hangat Masa Bersih

77
c. Kuesioner
Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien
bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur
dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden (Iskandar, 2008).
Sekaran (1992) dalam Sugiyono (2009)
mengungkapkan beberapa prinsip penulisan
kuesioner yaitu sebagai berikut:
1) Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud di
sini adalah isi pertanyaan tersebut merupakan
bentuk pengukuran atau bukan. Kalau
berbentuk pengukuran, maka dalam membuat
pertanyaan harus terliti, setiap pertanyaan
harus ada skala pengukuran dan jumlah
itemnya mencukupi untuk mengukur variabel
yang diteliti.
2) Bahasa yang di gunakan. Bahasa yang di
gunakan dalam penulisan angket harus
disesuaikan dengan kemampuan berbahasa
responden.
3) Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan
dalam angket dapat berupa terbuka atau
tertutup. (dalam wawancara bisa terstruktur
dan tidak terstruktur), dan bentuknya dapat
menggunakan kalimat positif dan negatif.
4) Pertanyaan tidak mendua.
5) Tidak menanyakan yang sudah lupa.
6) Pertanyaan tidak mengiring, artinya usahkan
pertanyaan tidak mengiring pada jawaban yang
baik saja atau yang jelek saja.
7) Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket
sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan
membuat jenuh responden dalam mengisi.
8) Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam
angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal

78
yang spesifik, atau dari yang mudah menuju ke
hal yang negatif.

Contoh Kuesioner
No Pertanyaan SS S N TS STS
1 Perawat
memperkenalkan
diri kepada pasien
2 Perawat
mempertahankan
kontak mata
dengan pasien
3 Perawat
menunjukan muka
yang jujur pada
pasien
4 Perawat
berhadapan
dengan pasien
(artinya perawat
siap membantu
mengatasi masalah
pasien)

3. Skala Pengukuran Kuisioner.


Untuk data penelitian yang berjenis kuantitatif, maka
diperlukan skala pengukuran kuisioner. Skala
pengukuran merupakan kesepakatan yang
digunakan sebagai dasar untuk menentukan
seberapa panjang interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif
(angka asli).
Kuesioner merupakan suatu alat mengumpulkan
data dalam sebuah penelitian. Dalam kuisioner berisi
berbagai pertanyaan yang diajukan kepada
responden dalam suatu proses penelitian atau
survei. Jumlah pertanyaan yang dimuat dalam
kuesioner penelitian cukup banyak dan berisi
jawaban-jawaban dalam bentuk kata-kata. Sehingga

79
diperlukan skoring (jawaban dari kata-kata menjadi
angka) untuk memudahkan dalam proses penilaian
dan akan membantu dalam proses analisis data
yang telah ditemukan. Pemberian skoring dalam
kuesioner harus memenuhi ketentuan dalam
penentuan skoring.
Penentuan skoring ilmiah secara umum berpedoman
pada aturan Likert dan Gutman. Kedua metode ini
memenuhi kaidah ilmiah dalam penentuan dan
penilaian skoring suatu instrumen penelitian.
Perbedaan mendasar dari kedua skoring ini adalah:
a. Pendekatan dengan skala Gutman
Skala pengukuran Gutman akan didapatkan
jawaban yang tegas, diantaranya : ‘ya’ dan
‘tidak’; ‘benar-salah’, dan lain – lain. Data yang
diperoleh dapat berupa data interval atau rasio
dikhotomi (dua alternatif). Jadi, penelitian
menggunakan skala Gutman dilakukan bila ingin
mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang ditanyakan. Pemberian skor
jika responden menjawab dengan benar maka
diberi skor 1, sedangkan jika responden
menjawab salah maka diberi skor 0
Contoh:
Pilihan Jawaban adalah B (Benar) dan S (Salah)
Pertanyaan
No Pertanyaan B S
1 Simulasi dilakukan sebaiknya
setiap kali ada kesempatan
berinteraksi dengan anak.
2 Setelah anak berumur 3 tahun,
orang tua mengarahkan
stimulasi kearah untuk kesiapan
bersekolah.
3 Memegang pinsil dengan baik,
menghitung sederhana, buang
air besar di toilet pada anak
usia 3 tahun sudah bisa
dilakukan.

80
b. Pendekatan dengan skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala Likert, variabel akan di ukur di
jabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur
untuk menyusun butir-butir pertanyaan. Jawaban
setiap butir pertanyaan yang menggunakan skala
Likert dapat berupa kata-kata antara lain: sangat
penting (SP), penting (P), Ragu-ragu (R), Tidak
penting (TP), Sangat Tidak Penting (STP). Dapat
juga berupa kata-kata: Sangat Baik (SB), Baik (B),
Ragu-ragu (R), Tidak Baik (TB), Sangat Tidak
Baik (STB). Selain itu dapat juga Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju
(TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
Pemberian Skoring:
Sangat Penting (SP) =4
Penting (P) =4
Ragu-ragu (R) =3
Tidak Penting (TP) =2
Sangat Tidak Penting (STP) =1
Contoh:
Pilihan jawaban adalah SS (Sangat Setuju), S
(Setuju), R (Ragu-Ragu), TS (Tidak Setuju), STS
(Sangat Tidak Setuju)
No Pertanyaan SS S R TS STS
1 Perkembangan fisik
sangat berkaitan dengan
perkembangan motorik
kasar anak
2 Anak menendang bola
kebelakang dan
kedepan dengan
mengayunkan kaki itu
termasuk perkembangan
motorik kasar
3 Anak usia 3 tahun
memiliki kekuatan fisik
yang mulai berkembang,
dan cenderung
berpindah-pindah dari

81
satu kegiatan ke
kegiatan lain

d. Pendekatan Dengan Pilihan Berganda.


Penskoran soal berbentuk pilihan ganda yaitu
penskoran dengan cara setiap butir soal yang
dijawab benar mendapat nilai satu, jika soal yang
dijawab salah maka mendapat nilai 0.
N Pertanyaan
o
1 Dibawah ini adalah makanan yang dapat
menyebabkan kekambuha penyakit maag
adalah
A. Makanan yang pedas
B. Roti
C. Kacang
D. Makanan ringan
2 Manakah yang termasuk faktor – faktor
penyebab penyakit maag.
A. Pola makan tidak teratur
B. Makan makanan yang manis –
manis
C. Karena berolah raga
D. Karena sering tidur
3 Dibawah ini adalah minuman yang dapat
menyebabkan penyakit maag adalah
A. Air putih
B. Kopi
C. Aqua
D. Fanta
4 Yang termasuk faktor penyebab maag
adalah
A. Air teh
B. Minuman alkohol
C. Air susu
D. Soda

82
c. Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
Data yang diperoleh melalui penelitian harus akurat,
artinya data yang dihasilkan harus memenuhi
kriteria: valid, reliabel dan obyektif. Valid artinya
ketepatan/kecermatan pengukuran, artinya
ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi
pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan
oleh peneliti. Misalkan data dalam obyek berwarna
merah, maka data yang terkumpul oleh peneliti juga
berwarna merah. Contoh lain, kita akan mengukur
waktu lomba lari cepat, kalau mengukurnya dengan
jam tangan tentunya hasilnya tidak valid, untuk
lomba lari cepat akan valid bila menggunakan alat
Stop watch. Contoh lain, bila survei melakukan
wawancara dengan orang pedesaan Cianjur tidak
valid kalau wawancaranya menggunakan bahasa
batak, akan valid bila menggunakan bahasa sunda.
Data peneltian yang sudah terkumpul yang berasal
dari kuisioner yang telah diisi oleh responden harus
diakukan uji validitasi dan reliabilitas terlebih dahulu.
Alasanya agar data yang diperoleh tersebut benar-
benar andal, sehingga hasil penelitian dapat
dipertanggung jawabkan.
1. Validitas
Motivasi Kerja
No Skor
A. Disiplin
1
2
3
4
B. Kerja Sama
1
2
3
4
C. Keamanan
1
2

83
3
4
D. Kepuasan
1
2
3
4
a. Pengujian Validitas Konstruk
Menyusun pertanyaan yang akan dilakukan dalam
penelitian sesuai dengan variabel yang ada dalam
penelitian, kemudian melakukan konsultasi kepada
ahli. Pendapat beberapa ahli dianggap sebagai
dasar utama untuk melakukan uji coba kuesioner.
Setelah mendapatkan masukan dari beberapa ahli
kemudian dilakukan uji validitas dengan melihat
korelasi antar item pertanyaan
Contoh validitasi kontruk
b. Pengujian Validitas Isi
Instrumen yang memilki validitas isi menunjuk
pada sejauh mana instrumen mencerminkan isi
yang di kehendaki. isinya masing-masing
pertanyaan dalam variabel harus sesuai
dengan definisi operasional. kemudian di
lakukan uji validitas dengan melihat korelasi
antar item pertanyaan. secara teknis.pengujian
validitas konstruksi dan validitas dapat dibantu
dengan menggunakan kisi-kisi instrumen.
dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti,
indikator sebagai tolak ukur, dan nomor item
(item) pertanyaan atau pernyataan yang telah
di jabarkan dari indikator. dengan kisi-kisi
instrumen itu, maka pengujian validitas dapat
dilakukan dengan mudah dan sistematis.

Contoh Validitas Isi

84
c. Pengujian validitas eksternal
Validasi eksternal menekankan pada aspek
bagaimana instrumen yang digunakan sesuai
dengan kondisi empiris dilapangan. item-item
pertanyaan di sesuaikan dengan indikator-
indikator empiris dilapangan. Uji coba
kuesioner dilakukan setelah mendapatkan
kesamaan antara item pertanyaan dengan
kondisi empiris dilapangan. instrumen
dilakukan pengujian dengan korelasi antar item
pertanyaan.

DUKUNGAN TEMPAT BEKERJA


A. Definisi ASI Eksklusif
1. Apakah tempat ibu bekerja 1. ya
memberikan waktu untuk 0. tidak
memberikan ASI?
2. Apakah di tempat ibu bekerja 1. ya
ada tempat penitipan anak? 0. tidak

3. Apakah terdapat fasilitasi khusus 1. ya


untuk memberikan ASI? 0. tidak

4. Apakah atasan membatasi waktu 1. ya


dalam pemberian ASI? 0. tidak

85
5. Apakah teman kantor 1. ya
memberikan dorongan untuk 0. tidak
memberikan ASI?
6. Apakah di tempat ibu bekerja 1. ya
tersedia ruangan khusus untuk 0. tidak
menyusui atau memerah ASI?
7. Apakah di tempat ibu bekerja 1. ya
tersedia alat untuk memerah 0. tidak
ASI?
8. Apakah di tempat ibu bekerja 1. ya
tersedia untuk menyimpan ASI? 0. tidak

9. Apakah di luar jam istirahat ibu 1. ya


diizinkan untuk menyusui atau 0. tidak
memerah ASI?
10 Berapakah jarak antara rumah 1. lebih 5 km
. ibu ke tempat bekerja? 0. kurang 5 km

Setelah kuesioner dibuat, kemudian kuesioner diuji coba


pada beberapa responden. Data yang diperoleh kemudian
dilakukan uji validitas dengan melihat korelasi antar item
pertanyaan. Uji validitas digunakan untuk mengetahui
kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam
mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada
umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu
uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir
pertanyaan di uji validitasnya. Hasil r kita hitung
bandingkan dengan r tabel dimana df=n-2 dengan sig 5%.
Jika r tabel < r hitung maka valid. uji validitas
menggunakan teknik korelasi produckt moment dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
n ∑ x y −¿ (∑ x)( ∑ y)
r=
2 2
√ ¿ ¿ ][ n ∑ y −(∑ y ) ¿

2. Reliabilitas

86
Pengujian reliabilitas instrumen menurut Sugiyono
(2004) dapat dilakukan secara eksternal dan
internal. secara eksternal, pengujian dilakukan
dengan test-retest (stability), equivalent, dan
gabungan keduanya. Secara internal pengujian
dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-
butir yang ada pada instrumen dengan teknik-teknik
tertentu.
a. Test retest
Instrumen penelitian dicobakan beberapa kali
pada responden yang sama dengan instrumen
yang sama dengan waktu yang berbeda.
reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara
percobaan pertama dengan yang berikutnya, bila
koefisien korelasi positif dan signifikan, maka
instrmen tersebut sudah dinyatakan reliabel.
b. Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan
yang secara bahasa berbeda, tetapi maksudnya
sama. misalnya, berapa tahun pengalaman anda
bekerja di lembaga ini? pertanyaan tersebut
ekuivalen dengan tahun berapa anda mulai
bekerja di lembaga ini? Pengujian dengan cara ini
cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua
dan berbeda, pada responden yang sama.
Reliabilitas diukur dengan cara mengkorelasikan
antara data instrumen yang satu dengan
instrumen yang dijadikan ekuivalennya, bila
korelasi positif dan signifikan, maka instrumen
dapat dinyatakan reliabel.
c. Gabungan
Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan
dua instrumen yang ekuibalen beberapa kali ke
responden yang sama. cara ini merupakan
gabungan dari test-retest (stability) dan ekuivalen
reliabilitas instrumen dilakukan dengan
mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu
dikorelasikan pada pengujian kedua dan
selanjutnya dikorelasikan secara silang. jika
dengan dua kali pengujian dalam waktu yang

87
berbeda. maka akan dapat dialisis keenam
koefisien reliabilitas. bila keenam koefisien
korelasi itu semuanya positif dan signifikan. maka
dapat dinyatakan bahwa instrumen itu reliabel.
d. Internal Consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency,
dilakukan dengan cara mencobakan instrumen
sekali saja, kemudian data yang diperoleh
dianalisis dengan teknik-teknik tertentu hasil
analisis dapat digunakan untuk memprediksi
reliabilitas instrumen.

Setelah kuesioner dibuat, kemudian kuesioner diuji


coba pada beberapa responden. data yang
diperoleh kemudian dilakukan uji reliabilitas. Uji
reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab hal yang
berkaitan dengan kontruk-kontruk pertanyaan yang
merupakan dimensi suatu variabel dan disusun
dalam suatu bentuk kuisioner. Uji reliabilitas dapat
dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh
butir pertanyaan. Jika nilai Alpha>0.60 maka reliabel.
dengan rumus sebagai berikut:

r =¿

r = koefisien reliability instrument (Cronbach

BAB IX
alfa)
k = banyaknya butir pertanyaan
∑ σ 2b = total variasi butir
.σ 12 = total varians

PERAN STATISTIK
DALAM PENELITIAN
88
Statistik mempunyai beberapa peran dalam penelitian
salah satunya sebagai alat analisis. Selain sebagai alat
analisis statistik juga berperan sebagai alat untuk menguji
validitas dan reliabilitas instrumen (jika penelitian
menggunakan teknik angket atau kuesioner dalam
melakukan pengambilan data), sebagai alat untuk
menyajikan gambar, tabel, maupun grafik, juga sebagai
alat untuk menghitung besarnya anggota sampel dalam
teknik sampling.
A. DATA DALAM PENELITIAN
Data dalam penelitian merupakan sekumpulan
informasi yang diperoleh dari lapangan dan digunakan
untuk bahan penelitian. Tipe data statistik ada 2:
1. Data Kualitatif
Data kualitatif secara sederhana dapat disebut data
hasil kategori (pemberian kode) untuk isi data yang
berupa kata atau dapat didefinisikan sebagai data
bukan angka tetapi diangkakan contoh jenis kelamin,
status dan lain sebagainya. Data kualitatif
mempunyai cirri tidak dapat dilakukan operasi
matematika, seperti penambahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian. Data kualitatif diambil dari
penyebaran kuisloner pada responden sehingga
harus dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas.
Data kualitatif dapat dibagi menjadi 2:
a. Data Nominal
Data bertipe nominal adalah data yang paling
rendah dalam level pengukuran data. Data dalam
bentuk kategori tetapi tidak ada tingkatannya.
Data nominal di bagi menjadi 2 yaitu:
1) Nominal dikotomi diskrit
Contoh jenis kelamin ada 2 yaitu wanita dan
pria maka dikategorikan dalam bentuk angka
misalnya 1 adalah wanita dan 0 adalah pria.
2) Nominal dikotomi kontinu

89
Data yang bentuknya angka kemudian di
kategorikan. Contoh data berat badan bayi
yang dikategorikan sebagai berikut:
BBLR = BBL < 2500gr
Non BBLR = BBL > 2500gr

b. Data Ordinal
Data ordinal adalah juga data kualitatif namun
dengan level yang lebih tinggi dari pada data
nominal. Jika dalam data nominal semua data
kategori dianggap serta, maka pada data ordinal
ada tingkatannya. Contoh tanggapan dari
responden jika 1 adalah sangat tidak setuju, 2
adalah tidak setuju, 3 adalah netral,4 adalah
setuju, dan 5 adalah sangat setuju.
2. Data Kuantitatif
Data berupa angka dalam arti sebenarnya, jadi
berbagai operasi matematika dapat dilakukan pada
data kuantitatif. Data kuantitatif dapat dibagi menjadi
2:
a. Data interval
Data interval menempati level pengukuran data
yang lebih tinggi dari data ordinal karena selain
dapat bertingkat untuknya,juga urutan tersebut
dapat dikuantitatifkan. Contoh indeks prestasi
seorang mahasiswa keperawatan. Dalam data
interval tidak mengenal nilai nol yang absolut.
b. Data rasio
Data rasio adalah data dengan tingkat
pengukuran paling tinggi di antara jenis data
lainnya. Data rasio adalah data bersifat angka
dalam arti sesungguhnya (bukan kategori) dan
dapat dioprasikan dalam matematika. Perbedaan
dengan data interval adalah bahwa data rasio
mempunyai titik nol dalam arti yang
sesungguhnya. Contoh penjualan akat kesehatan
di took sejumlah 1000 picis terjual. Atau jika
penjualan adalah 0, berarti memang tidak ada
satupun alat kesehatan yang terjual.

90
B. MACAM-MACAM STATISTIK UNTUK ALAT
ANALISIS
Pengujian statistik untuk alat analisis yang
digunakan dalam penelitian dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berusaha untuk
menggambarkan berbagai karakteristik data
yang berasal dari suatu sample statistic
deskriptif seperti mean, median, modus,
presentil, desil, quartil, dalam bentuk analisis
angka maupun gambar/diagram.
Contoh
Judul penelitian analisis pengaruh nilai statistik
terhadap IQ siswa kelas A. Data sebagai
berikut:

No Nama Nilai statistik IQ


1 Gabby 50 100
2 Siska 50 100
3 Grace 100 150
4 Pricil 80 120
5 Demsi 95 130
6 Bondan 70 115
7 Lina 90 125
8 Ikran 60 100
9 Nana 70 115
10 Harun 50 100

Diolah dengan statistik deskriptif, hasilnya


sebagai berikut:
Untuk variabel nilai statistik diperoleh rata-rata
kelas A adalah
71.50

91
1. Statistik Inferensial/Indukti
Statistik inferensial berusaha membuat
berbagai inferensi terhadap sekumpulan data
yang berasal dari suatu sampel. Tindakan
inferensi tersebut seperti melakukan perkiraan,
peramalan, pengambilan keputusan dari dua
variabel atau lebih.
Contoh:
Judul penelitian analisis pengaruh nilai statistik
terhadap IQ siswa kelas A. Data sebagai
berikut:
No Nama Nilai statistik IQ
1 Gabby 50 100
2 Siska 50 100
3 Grace 100 150
4 Pricil 80 120
5 Demsi 95 130
6 Bondan 70 115
7 Lina 90 125
8 Ikran 60 100
9 Nana 70 115
10 Harun 50 100

Rumusan masalahnya apakah IQ mempunyai


pengaruh terhadap nilai statistik siswa kelas A?
Mengajukan hipotesis
Ho = tidak terdapat pengaruh antara nilai
statistik terhadap IQ siswa kelas A.
Ha = terdapat pengaruh antara nilai statistik
terhadap IQ siswa kelas A.

92
Hipotesis (Dugaan jawaban dari pertanyaan
yang diajukan) adalah
H= Terdapat pengaruh antara nilai statistic
terhadap IQ siswa kelas A
Diolah dengan statistik inferensial regresi,
hasilnya sebagai berikut:

Mengambil keputusan
Membandingkan antara t hitung dengan t tabel
Thitung dapat dilihat dengan menggunakan table t
dapat dilihat di belakang ( 9;0,025) = 2,262
Nilai 10 berasal dari n-1,n merupakan jumlah
sampel
Nilai 0,025 berasal dari tingkat kesalahan
penelitian 5% (0,05) karena memakai 2 sisi jadi
0,05/2

t hitung 8,699 berada pada pernyaaan Ho ditolak


dan pernyataan Ha diterima maka pengambilan
keputusan adalah terdapat pengaruh antara
nilai statistik terhadap IQ siswa kelas A.
Statistik inferensial dapat dikelompokan
menjadi 2 yaitu:

93
a. Statistik Parametrik
Statistik parametrik digunakan dengan
syarat data sebagai sampel harus
berdistribusi normal (diuji dengan uji
normalitas terlebih dahulu), jadi sebelum
menentukan pengujian yag akan dipakai
maka dilakukan pengujian normalitas
terlebih dahulu. Pengujian yang dipakai
dalam ststistik parametrik adalah:
1) Uji perbedaan
Disini akan di uji apakah sebuah sampel
mempunyai perbedaan nyata dengan
sampel yang lain. Uji yang digunakan
adalah independent sample t test,
paired sample t tetst, one sample t
test.
Contoh judul analisis perbedaan detak
jantung sebelum dan sesudah merokok
studi kasus di PT X.
2) Uji hubungan
Di sini akan di uji apakah dua variable
yang ada mempunyai hubungan,
pengaruh. Uji yang digunakan adalah
korelasi pearson (data kuantitatif)
Contoh : judul analisis hubungan berat
badan ibu hamil dengan berat badan
bayi yang dilahirkan.
3) Analisis pengaruh
Di sini diuji apakah dua variable atau
lebih mempunyai pengaruh. Uji yang
digunakan adalah regresi, regresi ada 2
yaitu:
 Regresi sederhana terdiri dari satu
variable dependen dan satu variable
independent. Contoh: judul analisis
pengaruh motivasi kerja terhadap
prestasi karyawan studi kasus di
rumah sakit harapan jaya Semarang.
 Regresi berganda terdiri dari satu
variable dependen dan dua atau lebih

94
variable independen. Contoh: judul
analisis pengaruh motivasi kerja,
kepuasan kerja terhadap prestasi
karyawan studi kasus di rumah sakit
harapan jaya Semarang.
b. Statistik Non Parametrik
Statistik Non parametrik digunakan pada
kindisi-kondisi penelitian tertentu. Kondisi
yang sering dijumpai antara lain data pada
sampel tidak terdistribusi normal, jumlah
sampel yang kecil (kurang dari 30).
Cenderung lebih sederhana sehingga
kesimpulannya kadang diragukan. Yang
termasuk uji non parametric adalah uji sign.
Uji mann whitney,uji friedman,uji keuskal
wallia H akan dibahas lebih lanjut pada bab
selanjutnya.
1) Uji perbedaan
Disini akan diuji apakah sebuah sample
mempunyai perbedaan nyata dengan
sample yang lain. Uji yang digunakan
adalah uji sign,uji mann whitney,uji
friedman,uji kruskal wallis contoh: judul
analisis perbedaan detak jantung sebelum
dan sesudah merokok studi kasus di PT
X. dibawah ini disajikan table uji
perbedaan nonparametrik dan parametrik
sebagai berikut:
Aplikasi Test Test non
parametrik parametrik
Uji satu
sample
Satu sampel One sample t Uji runs (runs
test test of
randomness).
Uji binominal
Uji dua
sample
Dua sample Uji tanda
saling Paired (sign). Uji

95
berhubungan sample t test Wilcoxon
(two
dependent
saple)
Dua sample Independent Mann Whitney
tidak saling sample t test
berhubungan
(two
independent
samples)
Uji beberapa
sample
Beberapa Friedman Test
sample
berhubungan
(several
dependent
smple

2) Uji hubungan
Disini akan diuji apakah dua fariable yang
ada mempunyai hubungan, pengaruh. Uji
yang digunakan adalah korelasi
Spearman dan Kendall Tau (data
kualitatif) atau jika data kuantitatif tapi
berdistribusi tidak normal, chi square
(data kualitatif).
Contoh : judul analisi hubungan motivasi
kerja dengan kualitas pelayanan studi
kasus di RSUD Kota Kotamobagu.
3) Analisi pengaruh
Disini di uji apakah dua variabel atau lebih
mempunyai pengaruh. Uji yang
digunakan adalah Regresi Binary Logistik.

96
Jika ada yang diperoleh dari penelitian berdistribusi
normal maka uji infarensi yang digunakan adalah uji
statistik parametrik, jika data tidak berdistribusi
normal maka digunakan uji statistik non parametrik .

C. NORMALITAS DATA
Data yang berdistribusi normal artinya data yang
mempunyai sebaran yang normal, dengan profil yang
dapat dikatakan bisa mewakili populasi. Sedangkan uji
normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data kita
memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai
dalam statistic parametric, jika data tidak berdistribusi

97
normal dapat dipakai statistic non parametric. Uji
normalitas adalah melakukan perbandingan antara
data yang kita miliki dengan data berdistribusi normal
yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama
dengan data kita. Untuk melihat data berdistribusi
normal atau tidak dapat menggunakan Chi kuadrat (X 2).

X2 = ( fi – fh )2
fh

keterangan
X2 = Chi kuadrat hitung
Fh = frekuensi yang diharapkan
Fi = frekuensi/jumlah data hasil observasi

Kriteria :
Chi kuadrat hitung > Chi kuadrat table maka data
tidak berdistribusi normal.
Chi kuadrat normal < Chi kuadrat table maka data
berdistribusi normal.

98
BAB X
ANALISIS DATA

A. PENGERTIAN ANALISIS DATA


Analisis data dapat diartikan sebagai upaya data yang
sudah tersedia kemudian diolah dengan statistik dan
dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah
dalam suatu penelitian.teknik analisis data dapat diartikan
sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data,
dengan tujuan mengolah data tersebut.

B. TUJUAN ANALISIS DATA


1. Mendeskripsikan data, distribusi data dalam bentuk
distribusi frekuensi, di buat tabel, grafik, sehingga
dapat dipahami karakteristik datanya. Di dalam
dunia statistika, hal ini dibahas pada statistika
deskriptif.
2. Membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang
karakteristik populasi atau karakteristik populasi
berdasarkan data yang diperoleh dari sampel.
Kesimpulan yang di ambil ini biasanya dibuat
berdasarkan pendugaan atau estimasi dan
pengujian hipotesis. Dalam statistika, kegiatan ini di
bahas pada statistik inferensial.

C. LANGKAH DAN PROSEDUR ANALISIS DATA


1. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui
instrument pengumpulan data.
2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan
kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan
data.
3. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi
dari setiap pertenyaan yang terdapat dalam

99
instrument pengumpulan data menurut variabel-
variabel yang di teliti.
4. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data
ke dalam tabel induk penelitian
5. Tahap pengujian kualitas data, yaitu menguji
validitas dan realibilitas instrumen pengumpulan
data.
6. Tahap mendeskripsikan data, yaitu tabel frekuensi
atau diagram, serta berbagai ukuran tedensi sentral,
maupun ukuran dispersi, tujuannya memahami
karakteristik data atau sampel penelitian.
7. Tahap pengujian hipotesis, yaitu tahap pengujian
terhadap proposisi yang dibuat apakah proposisi
tersebut ditolak atau diterima, serta bermakna atau
tidak. Atas dasar pengujian hipotesis inilah
selanjutnya keputusan dibuat.

D. MACAM-MACAM ANALISIS DATA


1. Macam-macam analisis data berdasarkan teknik
pengelohanya dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif berusaha untuk
menggambarkan berbagai karakteristik data yang
berasal dari suatu sampel. statistik deskriptif
seperti mean, modus, presentil, desil, kuartile,
dalam bentuk analisis angka maupun
gambar/diagram. Dalam analisis deskriptif diolah
pervariabel.
b. Analisis Infarensi
Statistik inferensial berusaha untuk membuat
berbagai inferensi terhadap sekumpulan data
yang berasal dari suatu sampel tindakan inferensi
tersebut seperti melakukan perkiraan peramalan,
pengambilan keputusan dari dua variabel atau
lebih.dalam analisis infarensi yang diolah adalah
dua variabel atau lebih yang diadukan misalnya
analisis hubungan,pengaruh,perbedaan antar
variabel atau lebih
2. Macam-Macam analisis data berdasarkan jumlah
variabelnya dibagi menjadi tiga yaitu:

100
a. Analisa Univariat
Penelitian analisis univariat adalah analisa yang
dilakukan menganalisis tiap variabel Notoadmojo
(2005). analisa univariat berfungsi untuk
meringkas kumpulan data hasil pengukuran
sedemikian rupa sehingga kumpulan data
tersebut berubah menjadi informasi yang
berguna, dan pengolahan datanya hanya satu
variabel saja,sehingga dinamakan univariat.yang
termasuk analisis univariate tersebut adalah
statistik dsekriptif. Dalam analisis deskriptif data
dapat diringkas berupa ukuran statistik (mean,
median, modus), tabel, grafik, analisa univariat
dilakukan masing-masing variabel yang diteliti.
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan
lebih dari dua variabel. Analisa bivariat berfungsi
untuk mengetahui hubungan antar variabel (baik
independen maupun dependen) dua variabel
tersebut diadu misalnya dengan mencari
hubungan antar variabel x1 dengan x2, mencari
pengaruh antara variabel x terhadap y, mencari
perbedaan antara bariabel x dengan z. Dibawah
ini terdapat macam-macam analisis baviariat
yaitu:
a. Analisis hubungan dengan menggunakan
korelasi, chi square
b. Analisis pengaruh dengan menggunakan
regresi sederhana
c. Analisis perbedaan dengan menggunakan
independent sample t test, paired sample t test,
one sample t test.,uji sign,uji mann whitney, uji
friedman, uji Kruskal Wallis Contoh.
c. Analisa Multivariat
Penelitian analisis mulivariat adalah analisa
metode statistik yang memungkinkan kita
penelitian terhadap lebih dari dua variable secara
bersamaan. dengan menggunakan teknik analisis
ini maka kita dapat menganalisis pengaruhb
beberapa variable terhadap variable-variable

101
lainnya dalam waktu bersamaan.contoh kita dapat
menganalisis pengaruh variable kualitas produk,
harga dan saluran distribusi terhadap kepuasan
pelanggan. dibawah ini terdapat macam-macam
analisis multivariate yaitu reegesi
berganda,analisis diskriminan, analisis faktor,
oneway manova, anova, disajikan dalam tabel
sebagai berikut:
Multivariat Ukuran yang Syarat
digunakan
Lebih dari satu Multiple Distribusi normal: lebih dari
variabel regression satu variabel idependent
idependent dan
variabel depenent:
interval
Variabel ANCOVA Distribusi vaiabel dependent
independent dan salah satu variabel
nominal; salah satu independent normal
variabel
independent dan
dependent interval
Lebih dari satu Discriminant Distribusi variabel-variabel
variabel analysis independent normal
independent
interval;variabel
dependen nominal
Variabel One-way Distribusi variabel-variabel
independen MANOVA dependen normal
nominal, variabel-
variabel dependen
interval
Beberapa variabel Faktor analisis Distribusi normal
interval

102
BAB XI
ANALISIS DATA
MENGGUNAKAN SPSS

A. PENDAHULUAN
SPSS merupakan salah satu software yang dapat
digunakan untuk membantu pengolahan, perhitungan,
dan analisis data secara statistik. SPSS mengalami
perkembangan dari versi 21, 22, 23, 24 dan saat ini
sudah ada versi 25 masih akan terus berkembang lagi.
Pada dasarnya cara mengoperasikan sama dengan
spss yang versi 17 hanya berbeda pada tampilan
gambarnya saja. Tetapi menunya masih sama atau
tidak ada perbedaan yang signifikan.
SPSS/Statistik dalam arti sempit berarti angka/data.
Sedangkan dalam arti luas statistik sebagi suatu
prosedur atau metode pengumpulan data, pengolahan
data, analisis data dan penyajian data. Sedangkan
penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Langkah-langkah untuk mengoperasikan SPSS adalah
sebagai berikut:
1. Jika pada desktop sudah ada ikon SPSS, klik ganda
pada ikon tersebut. Jika tidak ada ikon SPSS,
langkah yang harus dilakukan adalah:
a. Klik Start
b. Klik All Program
c. Klik SPSS for Windows
Klik SPSS sesuai dengan versi SPSS yang anda
pakai.
Jika proses berjalan maka akan muncul logo SPSS
dan sekaligus menunjukkan versi yang
digunakan.

103
2. Akan muncul tampilan SPSS dengan menu-menu
yaitu File, Edit, View, Data, Transform, Analize,
Graph, Utilities, Windows, dan Help. Bagian bawa
terdiri dari Data View dan Variabel View.
3. SPSS siap dioperasikan dengan menginput variabel
pada variabel view dan menginput data-data view.
B. INPUT VARIABEL DAN DATA
Contoh Kasus
Memasukkan data sebagai berikut:
Berat ibu Panjang bayi Jenis kelamin bayi
60 50 Pria
80 60 Wanita
87 67 Pria
68 45 Pria
70 46 Pria
50 45 Pria
60 40 Wanita
80 61 Wanita
97 69 Wanita
90 70 Pria

Langkah-langkah untuk menginput variable pada


variable view dan data pada data view adalah sebagai
berikut:
1. Klik File
2. Klik New – Data
3. Menampilkan variable view

Untuk mempersiapkan pemasukan nama dan


properti variable. Pilih variable view berisi beberapa
menu pilihan yaitu
a. Name, diisi dengan nama atau singkatan variable
sesuai dengan keinginan
b. Type, jika data berupa angka maka perintah yang
diaktifkan adalah numeric. Namun jika data yang
dimasukkan berupa kata atau huruf, perintah yang
diaktifkan adalah string
c. Width, jika data berupa perintah string maka perlu
diisi jumlah karakter huruf. Namun jika data
berkarakter angka maka dapat diabaikan

104
d. Decimal, jika data dengan perintah string, kotak
decimal otomatis akan non aktif. Namun jika data
dengan perintah numeric, maka kotak kerja
Decimal Place akan aktif. Isislah sesuai
keinginan, berupa digit yang akan diisikan.
e. Label, jika pada kotak kerja Name yang diisikan
adalah singkatan, maka kepanjangan dari
singkatan bisa diisikan pada kotak kerja label ini
f. Value, kotak kerja ini sering diabaikan jika data
kuantitatif, untuk data kategorik baru diisikan kode
kategori tersebut
g. Missing, jika data tidak memiliki nama maka akan
dianggap hilang. Biasanya kotak kerja ini
diabaikan dalam operasional SPSS
h. Columns, digunakan untuk mengatur lebar
sempitnya kolom data, bisa ditambah dan
dikurangi dengan menggunakan fasilitas scroll
number, untuk menaikkan atau menurunkan
angkanya
i. Align, digunakan untuk mengatur posisi data,
bisa diganti left jika rata kiri. Right jika rata kanan
dan Center jika rata tengah
j. Measure, digunakan sesuai dengan jenis data
yang digunakan dalam penelitian. Bisa berupa
Scale, Nominal, Ordinat
Dalam hal ini ada dua variabel yaitu :
Variabel pertama : berat ibu
Oleh karena itu variabel pertama berupa data
kuantitatif, tempatkan pointer pada baris 1
Name : ketik berat
Type : pilihan numeric
Width : ketik 8
Decimals : untuk keseragaman 0
Label : ketik berat ibu
Untuk Value, Missing, Coloums, Align, Measure
diabaikan saja
Variabel kedua : panjang bayi
Oleh karena itu variabel kedua berupa data
kuantitatif, tempatkan pointer pada baris 2
Name : ketik panjang

105
Type : pilihlah numeric
Width : ketik 8
Decimals : untuk keseragaman 0
Label : ketik panjang bayi
Untuk Value, Missing, Coloums, Align, Measure
diabaikan saja
Variabel ketiga : jenis kelamin bayi
Oleh karena itu variable ketiga berupa data kualitatif
(nominal), tempatkan pointer pada baris 3
Name : ketik kelamin
Type : pilihlah numeric
Width : ketik 1
Decimals : untuk keseragaman 0
Label : ketik jenis kelamin bayi
Value : pilihlah ini untuk proses pemberian kode.
Klik kotak kecil dikanan sel. Tampil dilayar :
Analisis Data Menggunakan SPSS

Pengisian
- Value : ketik 1
- Label : ketik pria
Klik Add
- Value : ketik 2
- Label : ketik wanita
Klik Add
Klik Ok
Missing : None
Columns : ketik 8

106
Align : pilih Right
Measure : pilih Scale
Sehingga akan tampak dilayar sebagai berikut:

4. Pilih Data View

Masukkan berat ibu, panjang bayi, dan jenis kelamin.


Sehingga tampak di layar sebagai berikut :

Untuk jenis kelamin jika


1 = pria
2 = wanita
Untuk menampilkan data kualitatif (nominal) Catatan!!! :
jika pada variabel gender masih keluar angka maka Klik
menu view – value labels sehingga tampak sebagai
berikut :

107
C. MENU ANALYZE
SPSS berguna untuk membantu pengolahan
data secara statistik. Dalam pengolahan data
statistik SPSS menyediakan Command Windows
dengan nama Analyze. Menu Analyze memiliki
sub menu yang digunakan untuk statistik, seperti
Descriptive, Compare Means, Correlate,
Regresion, Classify, Data Reduction, dan Scale.
Masing-masing submenu tersebut memiliki sub-sub
menu uji statistik yang lebih spesifik.
Olah data yang dapat dilakukan antara lain
statistik deskriptif melalui menu Descriptive melalui
menu Descriptive Statistic, uji beda dapat
dilakukan melalui menu Compare Mean, uji
hubungan dapat dilakukan melalui Correlate, uji
pengaruh sederhana dan berganda dapat
dilakukan melalui menu regression, uji asumsi
klasik dapat dilakukan bersama-sama melalui
proses regresi dan korelasi, uji validitas dan
reliabilitas dapat dilakukan melalui menu Classify,
analisis faktor dapat dilakukan melalui menu data
Reduction, dan lain sebagainya.

108
109
DAFTAR PUSTAKA

Brokopp., Dorothy Young dan Tisma, Marie, T.H. 2000.


Dasar-dasar Riset Keperawatan (Alih Bahasa:
Yasmin Asih dan Aniek Maryuni) Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran, EGC.
Bryman, Alan. 2008. Social Research Methods. New
York: Oxford University Press.
Dempsey, Patricia Ann dan Dempsey, Arthur. D. 2002.
Riset Keperawatan: Buku Ajar dan Latihan (Alih
Bahasa : Palupi Widyastuti) Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran, EGC.
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan
Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung
Persada Press.
Kasiram, H. Moh. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif-
Kuantitatif. Malang: UIN Malang Press.
Machfoedz, Ircham. 2007. Metodologi Penelitian: Bidang
Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan.
Yogyakarta.: Fitramaya.
Mc. Millan, Jamesh dan Sally Schumacer. tt. Research In
Education; A Conceptual Introduction (Terjemahan).
London: Longman.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi,
Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
Jakarta; Salemba Medika.
Notoatmodjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan.
Penerbit: Rineka Cipta: Jakarta.
Sitiatava Rizema Putra. 2012. Panduan Riset
Keperawatan dan Penulisan Ilmiah.
Suharsimi Arikunto. 2002. Manajemen Penelitian, Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudarwan Danim dan Darwis. 2003. Metode Penelitian
Kebidanan: Prosedur, Kebijakan dan Etik. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.

110
Sukardi. 2003. Metodologi dan Aplikasi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Suyanto. 2011. Metodologi dan Aplikasi Penelitian
Keperawatan: Nuha Media.
Wiratna Sujarweni. 2008. Belajar mudah SPSS untuk
Penelitian, Global Media Informasi.
Yunus., Hadi Sabari. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah
Kontemporer. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Internet:
http://zianarmie.wordpress.com/2011/02/09/sejarah-
perkembangan-riset-keperawatan/
http://nubito2pro.blogspot.com/p/riset-keperawatan.html
http://www.slideshare.net/KastamSyamsis/merangkum-
dan-mengutip-dalam-penulisan-karya-ilmiah
http://noorfuadi.blogspot.com/2011/12/populasi-sampel-
dan-sampling.html
https://akelangingi.blogspot.com/blogger-keperawatan
http://ibnurusdi.wordpress.com/2008/04/06/variabel-dan-
skala-pengukuran/
http://judul-kti-keperawatan.blogspot.com/

111

Anda mungkin juga menyukai