Anda di halaman 1dari 89

HUBUNGAN PAPARAN INFORMASI MELALUI MEDIA

SOSIAL DENGAN KEDISIPLINAN MELAKUKAN


PROTOKOL KESEHATAN DI MASA PANDEMI COVID-19
DI KELURAHAN BENCONGAN KABUPATEN TANGERANG

SKRIPSI

Disusun Oleh:
DIANA SALEHA
17.14.201.015

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2021
ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb. Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang


telah memberikan curahan nikmat iman, islam dan sehat yang telah dikaruniai
kepada kita semua, dan yang lebih utama adalah ALLAH SWT telah
memberikan manusia akal untuk berfikir yang membedakan kita dengan
makhluknya yang lain.
Dengan mengucap Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi keperawatan yang berjudul “Hubungan Paparan Informasi Melalui
Media sosial dengan Kedisiplinan Melakukan Protokol Kesehatan di
Masa Pandemi Covid-19 Di Kelurahan Bencongan Kabupaten
Tangerang”. Skripsi ini merupakan salah satu tugas akhir dalam
menyelesaikan tugas akademik S1 Keperawatan. Dalam membuat riset ini
peneliti tidak yakin bisa berhasil jika tanpa bantuan orang lain yaitu pihak
yang telah mendukung dan memberikan motivasi dan kesempatan kepada
penulis. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ahamad Amarullah. S.Pd, M.Pd selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Tangerang (Periode 2019-2021).
2. Dr. Rita Sekasari, S.Kp.,Sp.KV.,MHSM.,FISQua selaku Dekan Fakultas
Ilmu Kesehtan (FIKes) Universitas Muhammadiyah Tangerang beserta
jajaranya yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan untuk belajar.
3. Imas Yoyoh., S.Kp., M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Kesehatan (FIKes) Universitas Muhammadiyah Tangerang dan merupakan
Dosen Pembimbing I yang telah menyediakan waktu, tenaga untuk
membimbing saya dengan sabar dan teliti kepada penulis.
4. Fauzan Hakim, SE,MM. selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Kesehatan
(FIKes) Universitas Muhammadiyah Tangerang dan merupakan Dosen
Pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga untuk membimbing
saya dengan sabar dan teliti kepada penulis.
5. Kartini, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Mat selaku Ketua Program Studi
Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehtan Universitas Muhammadiyah
Tangerang.
6. Hera Hastuti, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku Kaprodi Ners Fakultas
Ilmu Kesehtan (FIKes) Universitas Muhammadiyah Tangerang.
7. Bapak/ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, yang telah
memberikan doa dan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti
perkuliahan.
8. Teristimewa kedua orangtua bapak tersayang Amar Bachtiar dan mamah
Siti Kuniah yang memberikan dukungan moril dan materil serta doa yang
selalu di panjatkan kepada ALLAH SWT untuk penulis dan perhatian
yang mendalam serta selalu mengingatkan makan terutama ibadah.

i
9. Kepada sahabat-sahabatku Tya Yuningsih, Putri Dwi, Ida Farida, Adinda
Mutiara Susanti dan Verawati yang selalu memberikan semangat dan
dorongan selama perkuliahan keluh kesah selama diperkuliahan hingga
sampai saat ini selalu ada.
10. Seluruh teman-teman angkatan tahun 2017 terutama kelas A yang
berjuang untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.kep).
Skripsi keperawatan ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan saran maupun kritik dari semua pihak untuk arahan,
kritik dan saran yang telah diberikan oleh semua pihak. Semoga Allah
melimpahkan rahmat dan kemudahan kepada kita semua Amiin.
Wassalamu’alaikumWarahmaatullahiWabaraatuh.

Tangerang, September 2021.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR I
PERNYATAAN ORISIMALITAS.......................................................................
PERNYAATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................................
ABSTRAK..............................................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI III
DAFTAR SINGKATAN V
DAFTAR TABEL VI
DAFTAR GAMBARVII
DAFTAR LAMPIRAN VII

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Identifikasi Masalah 5
C. Batasan Masalah 6
D. Rumusan Maslah 7
E. Tujuan Penelitian 7
1. Tujuan Umum 7
2. Tujuan Khusus 7
F. Manfaat Penelitian 8
1. Manfaat Teoritis 8
2. Manfaat Praktis 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10


A. Landasan Teori 10
1. Konsep COVID-19 10
2. Konsep informasi 14
3. Media sosial 21
4. Kedisiplinan Protokol Kesehatan 26

iii
B. Penelitian Terkait 32
C. Kerangka Teori 36
D. Kerangka Konsep 37
E. Hipotesis.......................................................................................................37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39


A. Jenis dan Desain Penelitian 39
B. Tempat dan Waktu Penelitian 40
C. Populasi dan Samel 41
D. Definisi Operasional 44
E. Instrumen Penelitian 45
F. Pengujian Instrumen Peneliatian..............................................................47
G. Teknik Pengumpulan Data 38
H. Teknik Pengolahan Data 40
I. Analisis Data53
J. Etika Penelitian 58
K. Rencana Kerja dan Jadwal Penelitian 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................62


A. Hasil Penelitian.........................................................................................62
B. Pembahasan...............................................................................................70
C. Keterbatasan Penelitian.............................................................................76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................77


A. Simpulan...................................................................................................77
B. Saran ........................................................................................................78
Daftar Pustaka
Lampiran

iv
DAFTAR SINGKATAN

KEMENKES : Kementerian Kesehatan


KEMENDIKBUD : Kementerian Pendidikan dan Budaya
KOMINFO : Komite Informasi
WHO : World Health Organization

v
DAFTAR TABEL

a. Penelitian Terkait
b. Kerangka Teori
c. Kerangka Konsep
d. Definisi Operasional
e. Kisi-kisi paparan informasi
f. Kisi-kisi kedisipilinan protokol kesehatan
g. Analisia Univariat
h. Analisa brivat
i. Tabel rencana
j. Distribusi frekuensi
k. Hasil uji validitas
l. Hasil uji reliabilitas
m. Hasil uji normalitas
n. Hasil uji korelasi

vi
DAFTAR GAMBAR

a. Kerangka Teori
b. Kerangka Konsep

vii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Data Awal


2. Balasan Surat Permohonan Data Awal
3. Lembar Bimbingan

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Covid-19 merupakan penyakit yang dikarenakan oleh virus

severe acute respiratory syndrom coronavirus 2 ( SARS- CoV- 2) yang

menyebabkan kematian. Angka kejadian global yang terjangkit Covid-19

per April 2021 tercatat 223 Negara terkonfirmasi 150.110.310 orang

positif dan ada 3.158.792 yang meninggal dunia, sedangkan di Indonesia

yang positif ada 1.668.368 yang sembuh ada 1.522.634 dan 45.521 orang

meninggal dunia. (Komite Penanganan Covid-19, 2021)

Pandemi Covid-19 telah banyak memberikan dampak kepada

seluruh masyarakat diberbagai kehidupan. Dampak yang dirasakan oleh

masyarakat tidak hanya terbatas pada area kesehatan masyarakat, tapi

juga meliputi area lain seperti ekonomi, pendidikan, sosial, dan lainya.

Pandemi yang telah berlangsung sejak akhir Tahun 2019 ini telah

membuat masyarakat harus berjuang keras untuk mempertahankan

keberlangsungan hidupnya. Masyarakat wajib membiasakan diri dengan

kehidupan baru di era pandemi Covid-19. (Farokhah et al., 2020)

Selama masa pandemi Covid-19 banyak mengubah kehidupan

manusia, penerapan kebijakan lockdown dan sosial distancing di

beberapa wilayah Indonesia dan negara luar sehingga berdampak pada

tuntutan bagi sebagian orang yang punya kebiasan kerja di luar rumah

1
2

untuk Work From Home (WFH) serta siswa dari usia sekolah hingga

mahasiswa yang menempuh bangku perkuliahan melaksanakan

pengajaran dari rumah. Selah satu yang terdampak adanya covid-19

yakni remaja usia sekolah. Proses pembelajaran dari rumah tentunya

menjadikan remaja lebih sering membuka media social untuk

berinteraksi dan berkomunikasi di waktu yang senggang, dibandingkan

dengan mereka ketika belajar di sekolah. (Pratiwi et al., 2020)

Remaja rata-rata aktif menggunakan media social selama musim

pandemic Covid-19. Keaktifan dan intensitas penggunaan yang lama

dipengaruhi karena media social memiliki kecepatan dalam mendapatkan

informasi, dan kemudahan dalam mengirimkan pesan. masa remaja

menjadi masa individu dapat berinterinteraksi dengan baik berbagai

kalangan masyarakat, seperti masyarakat dewasa, lingkungan keluarga,

teman sebaya, dan paling utama orang tua. tentunya, dimasa pandemic

Covid-19 remaja sering aktif berkomunikasi dengan orang tua secara

langsung, akan tetapi dalam berkomunikasi dengan teman sebaya mereka

menggunakan media social. (Yuanita et al., 2020)

Di era digital, internet suatu bagian penting dalam kehidupan

sosial dan sehari-hari terutama di masa pandemi ini. Kementerian

Komunikasi dan Informatika mengungkapkan pengguna internet di

Indonesia saat ini mencapai 170 juta orang. Adapun kelompok umur

dengan penetrasi pengguna internet tertinggi pada tahun 2021 yaitu

kelompok umur 18-24 tahun sebanyak 15,9% dan umur 25-34 tahun
3

sebanyak 19,3% penggunaan media sosial lebih banyak digunakan oleh

laki-laki dibandingkan perempuan ( Kemenkominfo, 2021).

Melalui internet, masyarakat dapat melakukan berbagai aktivitas

termasuk mengakses media sosial. Media sosial memiliki arti yang luas

diberbagai informasi terhadap paparannya salah satunya tentang Covid-

19 di jejaring sosial seperti facebook, youtube, twitter, dan instagram

terutama media sosial yang lebih sering digunakan oleh masyarakat yaitu

facebook.(Between & Support, 2020)

Selama masa pandemi di indonesia, informasi atau berita yang

tersebar luas bercampur antara berita palsu (hoax) telah dilakukan survei

oleh Mastel (2017) dalam Judita, C.(2018) dan hasil yang didapatkan

menyatakan bahwa dari 1.146 responden, 44,3% diantaranya

mendapatkan atau menerima berita hoax setiap hari dan 17,2% menerima

lebih dari satu kali dalam sehari. Media arus utama juga menjadi saluran

penyebaran informasi/berita hoax, yaitu radio sebesar 1,20%, media

cetak sebanyak 5%, dan televisi sebesar 8,70%. Adapun saluran yang

banyak digunakan dalam penyebaran hoax adalah melalui media sosial

(Facebook, Twitter, Instagram, dan Path) terbanyak digunakan yaitu

92,40%, sisanya dilakukan melalui aplikasi chatting (Whatsapp, Line,

Telegram) dan situs web.

Maraknya Penyebaran informasi tentang Covid-19 terkadang

terdapat informasi palsu (hoax) di media sosial ini memicu ketakutan dan

kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat terkait Covid-19. Sehingga


4

masyarakat kurang dalam kesadaran diri untuk melakukan kedisiplinan

protokol kesehatan. (Pratiwi et al., 2020)

Sikap dan keterpaparan informasi termasuk faktor yang

mempengaruhi perilaku dari pejamu. Sikap adalah pandangan, pendapat,

atau kecenderungan seseorang pada suatu objek. Sikap mendorong

seseorang untuk bertindak atau bereaksi berdasarkan penilaiannya

dengan menentukaan baik atau buruknya hal tersebut. Selain sikap,

keterpaparan informasi juga termasuk salah satu hal yang penting karena

dapat meningkatkan pengetahuan dalam menentukan sikap dan tindakan

seseorang terhadap upaya menjaga kesehatan serta meningkatkan

kualitas kesehatan. Semakin sering seseorang terpapar informasi tentang

kesehatan semakin meningkatkan pula pengetahuan tentang pola hidup

sehat.(Aulia et al., 2019)

Tidak semua masyarakat menerapkan perilaku pencegahan

Covid-19 dari informasi yang disampaikan walaupun dianggap

membantu. Hal tersebut mungkin terjadi karena adanya faktor lain yang

memengaruhi individu dalam berperilaku, seperti memastikan terlebih

dahulu kebenaran informasi yang diperoleh, tidak adanya fasilitas yang

mendukung untuk melakukan perilaku pencegahan, kurangnya dorongan

atau motivasi yang diberikan langsung oleh orang terdekat.

mengungkapkan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor

internal meliputi pengetahuan, persepsi, emosi, motivasi, dan faktor

eksternal meliputi lingkungan fisik dan non fisik. (Budiarto, 2020)


5

Tingkat penularan Covid-19 yang masih cukup tinggi khususnya

wilayah jabodetabek mengenai hal ini masyarakat harus lebih waspada

agar terhindar dari Covid-19. Masih minim tingkat kesadaran dan pola

kebersihan masyarakat salah satu faktor penyebab tinginya angka Covid-

19. Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat adalah masyarakat

belum terbiasa menerapkan disiplin protokol kesehatan Covid-19,

pengetahuan masyarakat tentang pencegahan Covid-19 masih perlu di

tingkatkan melalui cara maupun platfrom dan masyarakat masih terbatas

dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti penggunaan

masker kain ketika beraktifitas, mencuci tangan dan berjaga jarak

(Farokhah et al., 2020)

Kedisiplinan Protokol kesehatan suatu upaya preventif yang

dinilai sebagai cara paling tepat untuk menghambat penyebaran Covid-

19. Kurangnya efektivnya tindakan pencegahan untuk meratakan kurva

kasus Covid-19 dapat dilihat dari kurang disiplinnya masyarakat

terhadap protokol yang sudah ditetapkan pemerintah. Penerapan tindakan

pencegahan sebagian besar disebabkan oleh masalah perilaku yang

sering ditentukan pengetahuan dan sikap. Dengan demikian, menilai

pengetahuan dan sikap tentang SARS-CoV-2 dan pengaruhnya terhadap

praktik perilaku pencegahan terhadap Covid-19 adalah tugas penting

sebelum merancang program pencegahan apa pun. Eksplorasi

pengetahuan dan sikap terkait Covid-19 menjadi semakin penting karena


6

meningkatnya disinformasi, misinformasi, dan malinformasi. (Ambar

Dani, 2021)

Sumber informasi Covid-19 di media sosial cukup signifikan, dari

hasil penelitian yang mempengaruhi informasi Covid-19 sekitar 56%

adalah rasa tanggung jawab sendiri sehingga menyebabkan perilaku yang

lebih preventif. Hubungan tersebut lebih kuat bagi mereka yang memiliki

tingkat orientasi kesehatan yang lebih tinggi. (Liu, 2020)

Hasil penelitian terdapat tingkat kepercayaan 95% sumber yang

mengenai informasi Covid-19 melalui media sosial, kategori memiliki

pengaruh yang dominan terhadap perilaku pencegahan Covid-19 pada

masyarakat di wilayah Jabodetabek. (Kundari, 2020)

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada masyarakat

yang ada di kelurahan Bencongan Kabupaten Tangerang, dengan

mewawancarai 10 orang, didapatkan hasil hampir semua menerima

informasi Covid-19 melalui media sosial. 3 responden mengatakan

mendapatkan informasi melalui media sosial namun mereka

mengabaikan informasi dan tidak mematuhi protokol kesehatam tersebut.

Dari 7 responden mengetahui adanya Covid-19 namun mereka masih

kurang mengetahui informasi dan melakukan protokol kesehatan,

sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat kurang dalam kesadaran

dan menerima informasi terkait covid-19 melalui informasi media sosial.

Hal ini dibuktikan ketika peneliti mengamati dan melihat masyarakat


7

atau orang sekitar yang belum mematuhi protokol seperti tidak memakai

masker, tidak menjaga jarak, dan tidak mencuci tangan.

Meningkat sangat pentingnya dalam bersikap menjaga protokol

kesehatan saat pandemi ini, maka penulis ingin melakukan penelitian

mengenai “Hubungan paparan informasi melalui media sosial dengan

kedisiplinan melakukan protokol kesehatan di masa pandemi Di

Kelurahan Bencongan Kabupaten Tangerang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi masalahnya

adalah:

1. Pandemi ini membawa dampak pada berbagai aspek kehidupan

masyarakat, seperti kesehatan, ekonomi, pendidikan, budaya dan

terutama sosial.

2. Terdapat Informasi hoax (palsu) melalui media sosial membuat

masyarakat menjadi ketakutan dan khawatir terhadap diri sendiri

dalam menanggapi suatu berita terutama di facebook.

3. Pengetahuan dan sikap berpengaruh pada kedisiplinan protokol

kesehatan.

4. Hasil dari studi pendahuluan melalui wawancara pada 10 responden

kurangnya informasi yang didapat dan kurang melakukan kedisiplinan

protokol kesehatan.
8

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka

peneliti membahas mengenai Variabel yang akan di teliti sebagai berikut:

1. Populasi masyarakat di masa pandemi covid-19 yang terdampak

kurangnya paparan informasi.

2. Variabel dependen pada penelitian ini adalah paparan informasi

melalui media sosial, Tingkat pengetahuan yang kurang sehingga

adanya persepsi pada masyarakat terkait informasi melalui media

sosial.

3. Variabel independen pada penelitian ini adalah kedisiplinan

melakukan protokol kesehatan di masa pandemi covid-19, yang

berkaitan dengan perilaku dimasyarakat.

4. Hubungan paparan informasi melalui media sosial dengan

kedisiplinan protokol kesehatan di masa pandemi covid-19

D. Rumusan Maslah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada “Hubungan

Paparan Informasi Melalui Media Sosial Dengan Kedisiplinan

Melakukan Protokol Kesehatan Di Masa Pandemi C0VID-19 Di

Kelurahan Bencongan Kabupaten Tangerang?”


9

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Identifikasi Hubungan Paparan Informasi Melalui Media Sosial

Dengan Kedisiplinan Melakukan Protokol Kesehatan Di masa

Pandemi Covid-19 Di Kelurahan Bencongan Kabupaten Tangerang.

2. Tujuan Khusus

Tujuan penelitian ini agar teridentifikasinya :

a. Mengetahui karakteristik usia, jenis kelamin dan pendidikan

penelitian.

b. Mengetahui tingkat paparan informasi melalui media sosial.

c. Mengetahui tingkat kedisiplinan terhadap tindakan pencegahan

COVID-19 yang dilakukan Masyarakat Kelurahan Bencongan.

d. Hubungan paparan informasi melalui media sosial dengan

Kedisiplinan melakukan protokol kesehatan Covid-19.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi pengetahuan

dan wawasan tentang hubungan paparan informasi dengan kedisiplinan

protokol.
10

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Diharapkan dengan dilakukan penelitian ini, peneliti dapat

menambah wawasanserta pengalaman dalam melakukan penelitian

keperawatan selanjutya dan menjadi bukti penerapan dari ilmu-

ilmu yang diperoleh selama perkuliahan.

b. Bagi Instiusi

Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi instasi

pendidikan sebagai studi literature atau evidance based mahasiswa

keperawatan Universitas Muhammadiyah Tangerang.

c. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan masukan untuk memperbaiki dan

meningkatkan pengetahuan dalam mematuhi kedisiplinan protokol

kesehatan.
11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Paparan informasi

a. Definisi Paparan Informasi

Paparan informasi adalah adalah salah satu faktor dasar

perilaku. Terbentuknya perilaku sehat pada seseorang dimulai

dari paparan suatu infomasi tentang kesehatan sehingga terbentuk

suatu keyakinan untuk berperilaku (behavioral beliefs).

Keyakinan perilaku adalah hal-hal yang diyakini dan dianut oleh

seseorang mengenai sebuah perilaku baik dari segi positif maupun

negatif. Perilaku baik terutama di bidang kesehatan akan

menghindarkan seseorang dari berbagai ancaman penyakit dan

mendukung keberlangsungan hidup sehat (Teori Integrated

Behavioral dalam Aulia, 2019)

Informasi yang di peroleh dari berbagai sumber akan

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Seseorang banyak

memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai

pengetahuan yang luas. Semakin sering orang membaca,

pengetahuan akan lebih baik daripada hanya sekedar mendengar

atau melihat saja (Notoatmodjo, 2003).


12

Menurut Rohmawati (2011) dalam Taufia (2017) keterpaparan

informasi kesehatan terhadap individu akan mendorong terjadinya

perilaku kesehatan.

b. Komponen Paparan Informasi

Menurut Roger (1983) dalam Rahmawati (2015)

menyatakan bahwa sumber paparan informasi ini yang

mempengaruhi kelima komponen, yaitu :

1. Self Efficacy

2. response 7 effectiveness

3. severity

4. vulnerability

5. fear

yang kemudian akan mendapatkan salah satu dari adaptive

coping response (contoh: sikap atau niat dalam berperilaku) atau

maladaptive coping respose (contoh: menghindar, menolak).

Teori tersebut dikatakan bahwa semakin seseorang mendapatkan

informasi dari berbagai sumber maka kecenderungan seseorang

akan mengambil sikap yang baik pula mengenai suatu hal.

c. Nilai Paparan Informasi

Menurut Aulia (2019) Nilai papran informasi harus

diperhatikan dari segi berikut:

1. Isi informasi

2. Frekuensi penyajian informasi


13

3. Media penyampaian informasi agar sesuai dengan

kapasitas seseorang yang menerima informasi

Untuk mengetahui atau menentukan nilai dari suatu

informasi, dapat dikaitkan dengan sifat-sifat berikut

Mulyana (2012) dalam Aulia (2019) :

1. Isi informasi yang disampaika harus akurat

2. Tepat cara penyampaian

3. Relevan

4. Mudah dipahami oleh penerima informasi

d. Sumber Paparan Informasi

Beberapa sumber informasi yang kita dapat sehari-hari, bisa

berupa dari sumber yaitu:

1. Lingkungan kerja.

2. Lembaga pendidikan.

3. Media massa.

4. Intansi pemerintah.

5. Masyarakat.

2. Media sosial

a. Definisi Media sosial

Media sosial adalah media online yang mendukung

interaksi sosial. Sosial media menggunakan teknologi berbasis web

yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.


14

Media sosial adalah platform media yang memfokuskan pada

eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas

maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat

sebagai fasilitator online yang menguatkan hubungan antar

pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial (Menurut Van

Dijk dalam Junawan, 2020)

b. Fungsi Media Sosial

Adapun funsi sosial media yang dapat digunakan dalam

kontek kegunaanya Menurut Junawan (2020) sebagai berikut :

1. Dalam hal ini sarana sosial media yang sengaja dibuat untuk

sebuah keperluan interaksi antar pengguna.

2. Banyak fungsi yang dapat dilihat dari sebuah sosial media

yang menyebar dikalangan masyarakat seperti memancing

sebuah komunikasi searah yang memungkin kan memiliki

banyak interaksi dan melakukan berbagaimacam dialog

diantara para pengguna.

3. Sosial media banyak memberikan dampak perubahan ditengah

masyarakat informasi seperti yang memproduksi pesan dan

yang emngkonsumsi pesan bahkan keduanya saling

berinteraksi satu sama lain dengan berbagai macam model

komunikasi seperti penggunaan audio maupun vidio.


15

c. Manfaat Media Sosial

Media merupakan bagian dari sebuah hubungan yang saling

terhubung satu dan yang lainya. Berikut ini sikap yang harus kita

kembangkan terkait dengan peran, dan manfaat media sosial

Menurut Junawan (2020) :

1. Sarana belajar, mendengarkan, dan menyampaikan. Berbagai

aplikasi media sosial dapat dimanfaatkan untuk belajar melalui

beragam informasi, data dan isu yang termuat di dalamnya.

Pada aspek lain, media sosial juga menjadi sarana untuk

menyampaikan berbagai informasi kepada pihak lain. Konten-

konten di dalam media sosial berasal dari berbagai belahan

dunia dengan beragam latar belakang budaya, sosial, ekonomi,

keyakinan, tradisi dan tendensi. Oleh karena itu, benar jika

dalam arti positif, media sosial adalah sebuah ensiklopedi

global yang tumbuh dengan cepat. Dalam konteks ini,

pengguna media sosial perlu sekali membekali diri dengan

kekritisan, pisau analisa yang tajam, perenungan yang

mendalam, kebijaksanaan dalam penggunaan dan emosi yang

terkontrol.

2. Sarana dokumentasi, administrasi dan integrasi. Bermacam

aplikasi media sosial pada dasarnya merupakan gudang dan

dokumentasi beragam konten, dari yang berupa profil,

informasi, reportase kejadian, rekaman peristiwa, sampai pada


16

hasil-hasil riset kajian. Dalam konteks ini, organisasi, lembaga

dan perorangan dapat memanfaatkannya dengan cara

membentuk kebijakan penggunaan media sosial dan

pelatihannya bagi segenap karyawan, dalam rangka

memaksimalkan fungsi media sosial sesuai dengan target-

target yang telah dicanangkan. Beberapa hal yang bisa

dilakukan dengan media sosial, antara lain membuat blog

organisasi, mengintegrasikan berbagai lini di perusahaan,

menyebarkan konten yang relevan sesuai target di masyarakat,

atau memanfaatkan media sosial sesuai kepentingan, visi, misi,

tujuan, efisiensi, dan efektifitas operasional organisasi.

3. Sarana perencanaan, strategi dan manajemen.Akan diarahkan

dan dibawa ke mana media sosial, merupakan domain dari

penggunanya. Oleh sebab itu, media sosial di tangan para

pakar manajemen dan marketing dapat menjadi senjata yang

dahsyat untuk melancarkan perencanaan dan strateginya.

Misalnya saja untuk melakukan promosi, menggaet pelanggan

setia, menghimpun loyalitas customer, menjajaki market,

mendidik publik, sampai menghimpun respons masyarakat.

4. Sarana kontrol, evaluasi dan pengukuran. Media sosial

berfaedah untuk melakukan kontrol organisasi dan juga

mengevaluasi berbagai perencanaan dan strategi yang telah

dilakukan. Ingat, respons publik dan pasar menjadi alat ukur,


17

kalibrasi dan parameter untuk evaluasi. Sejauh mana

masyarakat memahami suatu isu atau persoalan, bagaimana

prosedur-prosedur ditaati atau dilanggar publik, dan seperti apa

keinginan dari masyarakat, akan bisa dilihat langsung melalui

media sosial. Pergerakan keinginan, ekspektasi, tendensi, opsi

dan posisi pemahaman publik akan dapat terekam dengan baik

di dalam media sosial. Oleh sebab itu, media sosial juga dapat

digunakan sebagai sarana preventif yang ampuh dalam

memblok atau memengaruhi pemahaman publik.

d. Aplikasi Media Sosial

Menurut Junawan (2020) aplikasi media sosial yang sering

digunakan dikalangan masyarakat sekarang, diantaranya :

1. Facebook

2. YouTube

3. Twitter

4. Instagram

5. Line

6. Whatsapp

e. Karakteristik Media Sosial

Ada ciri khusus yang hanya dimiliki oleh media sosial

dibanding media lainnya. Salah satunya adalah media sosial

beranjak dari pemahaman bagaimana media tersebut digunakan


18

sebagai sarana sosial di dunia virtual. Adapun karakteristik media

sosial (Nasrullah, 2015) , yaitu:

1. Jaringan (Network)

Infrastruktur yang menghubungkan antar perangkat keras

untuk melakukan pertukaran informasi.

2. Informasi (Information)

Informasi merupakan bentuk utama dari media sosial karena

untukmelakukan komunikasi dibutuhkan informasi.

Contohnya seperti konten dari pengguna, profil yang dituju,

dan lain sebagainya.

3. Arsip (Archive)

Media sosial dapat menjadi media penyimpanan data yang

berisi informasi dari penggunanya.

4. Interaktivitas (Interactivity)

Media sosial harus memiliki interaktivitas atau interaksi

antarpengguna.

5. Simulasi Sosial (Social Simulation)

Media sosial dapat men-simulasikan keadaan sosial yang

sesungguhnya tanpa harus mengalaminya secara langsung.

Contohnya seperti chatting dengan teman tanpa harus

bertatap muka secara langsung.

6. Konten Pengguna (User Generated Content)


19

Konten-konten dalam Media sosial dapat dibuat oleh para

penggunanya, tidak hanya konten yang sudah ada

sebelumnya.

f. Pengaruh media sosial terhadap Remaja

Pada masa sekarang sosial media telah banyak memiliki

pengaruh terhadap para remaja, baik itu pengaruh yang berdampak

secara positif maupun negatif. Remaja rata-rata aktif menggunakan

media social selama musim pandemic covid-19. Keaktifan dan

intensitas penggunaan yang lama dipengaruhi karena media

social memiliki kecepatan dalam mendapatkan informasi, dan

kemudahan dalam mengirimkan pesan. masa remaja menjadi

masa individu dapat berinterinteraksi dengan berbagai aspek

kalangan masyarakat, seperti masyarakat dewasa.

(Yuanita,2020)

3. Kedisiplinan Protokol Kesehatan

a. Definisi Kedisiplinan protokol kesehatan

Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk

melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-

nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.

Disiplin akan membuat seseorang tahu dan dapat membedakan

hal-hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan,

yang boleh dilakukan, yang tak sepatutnya dilakukan (karena


20

merupakan hal-hal yang dilarang). Bagi seorang yang berdisiplin,

karena sudah menyatu dalam dirinya, maka sikap atau perbuatan

yang dilakukan bukan lagi dirasakan sebagai beban, namun

sebaliknya akan membebani dirinya apabila ia tidak berbuat

disiplin. Nilai-nilai kepatuhan telah menjadi bagian dari perilaku

dalam kehidupannya. Disiplin yang mantap pada hakikatnya akan

tumbuh dan terpancar dari hasil kesadaran manusia. Sebaliknya,

disiplin yang tidak bersumber dari kesadaran hati nurani akan

menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak akan bertahan lama,

atau disiplin yang statis, tidak hidup (Djojonegoro dalam

Soemarmo, 1998: 20-21).

Pada masa pandemi Covid-19 kedisiplinan sangat perlu

diterapkan, terutama disiplin protokol kesehatan. Disiplin

protokol kesehatan perlu tumbuh menjadi gerakan bersama yang

muncul dari kesadaran masyarakat. Hal itu disampaikan Staf

Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

(BPIP) Antonius Benny Susetyo (Romo Benny) menanggapi

Inpres Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan

Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan

Pengendalian Covid-19. Dengan menerapkan disiplin protokol

kesehatan angka kasus kematian akibat Covid-19 akan menurun

dan pandemic pun akan segera berakhir. Kedisiplinan itu dapat

diwujudkan dengan selalu menerapkan protokol kesehatan dengan


21

ketat. Dengan selalu menerapkan 3M, yaitu memakai masker,

menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Tingkat kedisiplinan masyarakat terhadap pelaksanaan

protokol kesehatan mengalami penurunan. Pandemic yang tak

kunjung berakhir menjadi salah satu faktor masyarakat mulai

jenuh dan mengakibatkan lalai terhadap protokol kesehatan. Peran

aktif pemerintah dalam mengedukasi dan mengajak masyarakat

agar tetap disiplin terhadap protokol kesehatan. Harus diimbangi

dengan peran dari berbagai komponen terutama tokoh-tokoh

masyarakat di setiap daerah agar dapat menciptakan kesadaran

yang tinggi di masyarakat luas agar selalu disiplin protokol

kesehatan. Dengan kerja sama antara masyarakat dan pemerintah,

maka sangat mungkin pandemic Covid-19 akan segera berakhir.

b. Tujuan Kedisiplinan Protokol Kesehatan

Tujuan dari disiplin protokol kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19

2. Menurunkan kasus kematian akibat Covid-19

3. mempercepat pemulihan ekonomi

c. Macam-macam disiplin

Macam-macam bentuk disiplin selain seperti yang

disebutkan diatas, disiplin juga terbagi menjadi:

1. Disiplin Diri Pribadi


22

Sesuatu yang harus ditaati atau ditinggalkan dan adanya

proses sikap seseorang terhadap hal tersebut. Disiplin diri

merupakan kunci bagi kedisiplinan pada lingkungan yang

lebih luas lagi. Contoh disiplin diri pribadi yaitu tidak pernah

meninggalkan Ibadah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

2. Disiplin Sosial

Disiplin sosial adalah Disiplin dari dalam kaitannya dengan

masyarakat atau dalam hubungannya dengan. Contoh prilaku

disiplin sosial adalah melaksanakan siskamling kerja bakti.

Senantiasa menjaga nama baik masyarakat dan sebagainya.

3. Disiplin Nasional

Disiplin nasional diartikan sebagai status mental bangsa yang

tercermin dalam perbuatan berupa keputusan dan ketaatan.

Baik secara sadar maupun melalui pembinaan terhadap

norma-norma kehidupan yang berlaku.

d. Indikator Kedisiplinan Protokol kesehatan

Menurut Dwi Oktavia (2020) indikator kedisiplinan

protokol kesehatan melakukan yaitu :

1. Memakai masker

2. Mencuci tangan

3. Menjaga jarak

4. Menghindari Kerumuhan
23

e. Faktor-Faktor kedisiplinan protokol kesehatan

Menurut Tito (2020) Ada beberapa penyebab faktor

disiplin protokol kesehatan yaitu :

a. Kurangnya pengetahuan akan bahayanya Covid-19.

b. Terdesaknya ekonomi membuat masyarakat lalai

menerapkan protokol kesehatan.

c. Terpengaruh oleh hoax yang tersebar di media sosial

d. Pandemi yang tidak kunjung selesai membuat masyarakat

dan petugas merasa jenuh.

e. Kurangnya rasa percaya terhadap pemerintah dalam

menangani Covid-19.

f. Penerapan kedisiplinan protokol kesehatan

Standar disiplin protokol kesehatan yang telah

ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Menurut

Kemenkes (2020), cara pencegahan penularan Covid-19

terhadap individu meliputi sebagai berikut:

1. Menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun dan air

mengalir selama 40 – 60 detik atau menggunakan cairan

antiseptik berbasis alkohol (handsanitizer) minimal 20 – 30

detik.

2. Membiasakan penggunaan alat pelindung diri berupa

masker yang menutupi hidung dan mulut jika harus keluar


24

rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak

diketahui status kesehatannya.

3. Menerapkan kebiasaan jarak minimal 1 meter dengan orang

lain untuk menghindari terkena droplet dari orang yang

batuk atau bersin.

4. Membatasi diri terhadap interaksi atau kontak dengan orang

lain yang tidak diketahui status kesehatannya.

5. Saat tiba di rumah setelah bepergian, segera mandi dan

berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga

di rumah.

6. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola

hidup bersih dan sehat(PHBS).

7. Mengelola penyakit penyerta/komorbid agar tetap

terkontrol.

8. Mengelola kesehatan jiwa dan psikososial.

9. Menerapkan etika batuk dan bersin.

10. Menerapkan adaptasi kebiasaan baru dengan

melaksanakan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas


25

B. Penelitian Terkait

Tabel. 2. 1
Penelitian Terkait
No Peneliti Judul peneliti Metode peneliti Hasil
1 (Between Hubungan dukungan Penelitian cross- Hasil analisis
& Support, sosial dan keterpaparan sectional dengan teknik multivariat
2020) media sosial terhadap voluntary sampling, menunjukkan
perilaku pencegahan berjumlah 424 dukungan keluarga
COVID-19 pada responden. (OR= 2,736; CI 95%=
komunitas wiaya 1,654 - 4,517),
jabodetabek tahun 2020 dukungan teman
(OR=2,035; CI 95%=
1,205 - 3,436),
dukungan tenaga
kesehatan (OR=1,729;
CI 95%= 1,023 -
2,923); dan sumber
informasi mengenai
COVID-19 (OR=
1,692; CI 95%= 1,036 -
2,764) memiliki
hubungan yang
signifikan terhadap
perilaku pencegahan
COVID-19 (P<0,05).
2 (Hilmah & Papapran disiplin Penelitian Hasil dari jawaban
Raharyanti, protokol kesehatan di menggunakan studi kuesioner pengetahuan
2020) masa pandemi Covid- deskriptif, dilakukan sebelum
19 di kampung dengan menggunakan pemberian informasi
papagunang RT 01 RW metode purposive didapat rata-rata
26

12 desa bunar sampling, dengan sebesar 79,87% dan


kecamatan cigudeg sasaran adalah setelah pemberian
kabupaten bogor tahun masyarakat sekitar informasi
2020 tempat tinggal yakni di dapat rerata sebesar
kampung 99,06% . Nilai rerata
Papanggungan RT 01 perilaku masyarakat
RW 12 Desa Bunar dalam menerapkan
Kecamatan Cigudeg protokol kesehatan
Kabupaten. Penyebaran sebelum pemberian
kuesioner maupun informasi adalah
edukasi dilakukan sebesar 81,06% ,
secara daring. sedangkan
setelah pemberian
informasi rerata
sebesar 92,01% .

3 (Ervita Upaya pemerintah dan Dalam riset ini Hasil riset dipakai buat
Adelia peran serta masyarakat memakai tata cara tingkatkan pemahaman
Putri, dalam mencegah kualitatif interaktif riset khalayak buat
Anita penyebaran covid-19 di ini ialah riset yang memutuskan laju
Trisiana, Indonesia mendalam memakai penyebaran covid- 19.
Jocellin metode pengumpulan
Dentatama, informasi langsung dari
Kun orang dalam area
Widya, alamiahnya.
2020)
4 (Wang et COVID-19-Related Penelitian Sebagian besar orang
al., 2020) Information Sources menggunakan studi Taiwan mengandalkan
and the Relationship deskriptif dengan internet untuk
With Confidence in desain cross sectional, informasi COVID-19.
People Coping with Sebanyak 1904 peserta Banyak responden juga
27

COVID-19: Facebook (1270 pekerja non- menggunakan berbagai


Survey Study in Taiwan. kesehatan dan 634 sumber informasi
Sumber Informasi pekerja perawatan tentang COVID-19;
Terkait COVID-19 dan kesehatan) direkrut dari Keragaman tersebut
Hubungannya Dengan iklan Facebook. dikaitkan dengan jenis
Keyakinan pada Orang kelamin, usia, dan
yang Mengatasi tingkat kekhawatiran
COVID-19: Studi terhadap COVID-19,
Survei Facebook di serta jika seseorang
Taiwan adalah petugas
kesehatan. Bagi
petugas kesehatan,
penggunaan pelajaran
formal sebagai sumber
informasi secara
signifikan dikaitkan
dengan kepercayaan
diri yang lebih baik
dalam menghadapi
COVID-19. Hubungan
yang signifikan antara
menerima informasi
dari lebih banyak
sumber dan
kepercayaan diri yang
lebih besar ditemukan
hanya pada pekerja
perawatan kesehatan
tetapi tidak pada
pekerja non-perawatan
kesehatan
28

5 (Liu, 2020) COVID-19 information Penelitian pengaruh konsumsi


on social media and menggunakan informasi COVID-19 di
preventive behaviors: deskriptif, dengan media sosial terhadap
Managing the Metode bootstrap, tanggung jawab pribadi
pandemic through sampel berjumlah dari cukup signifikan (β =
personal responsibility 511 peserta online 0,09, p = 0,003), dan
Informasi COVID-19 di tanggung jawab
media sosial dan pribadi, pada
perilaku pencegahan: gilirannya, mengarah
Mengelola pandemic pada perilaku yang
melalui tanggung jawab lebih preventif (β =
pribadi 0,56, p = 0,009).

C. Kerangka Teori
Berdasarkan uraian diatas, dapat digambarkan kerangka teori
penelitian sebagai berikut :
29

Aplikasi media sosial

1. Facebook 4. instagram

2. Youtube 5. Line

3. Twitter 6. Wh atsapp

Kedisiplinan Protokol Kesehatan


Covid-19
Paparan Informasi
- Memakai masker
- Isi informasi
- Mencuci tangan
- Frekuensi penyajian informasi
- menjaga jarak
- Media penyampaian informasi
- Menghindari kerumuhan

Sifat-sifat informasi Faktor yang mempengaruhi kedisiplinan


protokol kesehatan
- Isi informasi yang disampaikan
harus akurat - Kurangnya pengetahuan

- Tepat cara penyampaian - Terdesaknya ekonomi


informasi
- Terpengaruh oleh hoax yang tersebar
- Relavan di media sosial

- Mudah dipahami oleh penerima - Pandemi yang tidak kunjung selesai


informasi
- Kurang rasa percaya terhadap
pemerintah dalam menangani Covid-
19

Keterangan:
 - - - - - - : Diteliti
 : Tidak Diteliti

BAGAN 2.1 KERANGKA TEORI


Sumber: (Junawan,2020) (Aulia, 2019) (Dwi Oktavia,2020) (Tito,2020)
30

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan suatu hubungan atau kaitan antara

konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti

(Setiadi, 2013). Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat

atau ukuran yang dimiliki atau yang di dapatkan oleh suatu penelitian

tentang suatu konsep penelitian tertentu (Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan teori yang ada, maka peneliti membuat kerangka

konsep dimana yang menjadi variable terikat (variabel dependen) adalah

Paparan informasi melalui media sosial, dan yang menjadi variabel bebas

(variabel independen) adalah kedisiplinan melakukan protokol kesehatan.

Variabel Independent Variabel Dependent

Peaparan informasi melalui Kedisiplinan melakukan


media sosial Protokol kesehatan

BAGAN 2.2 KERANGKA KONSEP

E. Hipotesis Penelitian

Sugiyon,(2017) berpendapat bahwa hipotesis adalah “ Jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan

masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan,

dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan hanya didasarkan

pada teori relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data. Adapun langkah-langkah dalam


31

menguji hipotesis ini dimulai dengan menetapkan hipotesis nol (Ho) dan

hipotesis alternative (Ha), pemilihan tes statistik dan perhitungannya,

menetapkan tingkat signifikasi, dan penetapan kriteria pengujian”.

Sebelum pengujian dilakukan maka terlebih dahulu harus

ditentukan tarif signifikasinya. Hal ini dilakukan untuk membuat suatu

rencana pengujian agar diketahui batas-batas untuk menentukan pilihan

antara hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Taraf signifikannya

yang dipilih dan ditetapkan dalam penelitian ini adalah 0,05 (α= 0,05)

dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Angka ini dipilih karena dapat

mewakili hubungan variabel yang diteliti dan merupakan suatu taraf

signifikan yang sering digunakan dalam penelitian di bidang Ilmu Sosial.

Kriteria uji yang digunakan adalah jika taraf signifikasinya (α =0,05),

maka Ho diterima dan Ho ditolak artinya tidak terdapat pengaruh

signifikan antara satu variabel terhadap variabel independen

(sugiyono,2017).

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis yang di

ajukan dalam penelitian ini adalah :

Ha : Paparan Informasi Melalui Media Sosial berhubungan Dengan

Kedisiplinan Melakukan Protokol Kesehatan Di Kelurahan Bencongan

Tangerang.

Ho : Paparan Informasi Melalui Media Daring tidak berhubungan Dengan

Kedisiplinan Melakukan Protokol Kesehatan Di Kelurahan Bencongan

KabupatenTangerang.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Dharma (2015) menyatakan bahwa desain penelitian adalah model

atau metode yang digunakan dalam penelitian untuk melakukan suatu

penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian. Desain

penelitian memberikan kerangka kerja untuk pengumpulan dan analisis

data. Pemilihan riset merefleksikan tentang prioritas yang akan

memberikan hubungan sebab akibat di antara variabel-variabel yang ada

di penelitian (Swarjana, 2012). Kedua pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan suatu rancangan untuk

melakukan suatu penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, yang bertujuan

untuk mengetahui Hubungan paparan informasi melalui media sosial

dengan kedisiplinan melakukan protokol kesehatan di masa pandemi

covid-19 di Kelurahan Bencongan Kabupaten Tangerang. Metode

penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang

spesifikasinya adalah secara sistematis, terencana, dan terstruktur dengan

jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitian (Sugiyono, 2013).

Penelitian ini juga menggunakan analisa unvariat dan analisa bivariat

dengan desain deskriptif analitik.

39
40

Desain deskriptif analitik adalah untuk menggambarkan suatu

variabel-variabel yang diteliti tanpa menganalisa hubungan antar variabel

yang diteliti (Dharma, 2015). Desain deskriptif analitik ini dilihat mampu

menggambarkan variabel dari paparan informasi media sosial dengan

kedisiplinan melakukan protokol kesehatan di masa pandemi covid-19

yang nantinya akan diteliti. Pendekatan cross sectional merupakan suatu

penelitian dimana pengambilan data terhadap beberapa variabel hanya

dilakukan dalam satu waktu (Dharma, 2015). Kemudian peneliti

menggunakan pendekatan cross sectional, dimana variabel independen

dan dependenya diobservasi dalam satu kali secara bersamaan dan dalam

waktu secara bersamaan. Variabel dependen yaitu paparan informasi

memalui media sosial dan variabel independen meliputi Kedisiplinan

melakukan protokol kesehatan di masa pandemi covid-19.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jl. Sabi raya RT 01/02 Kelurahan

Bencongan Kabupaten Tangerang. Adapun alasan peneliti melakukan

penelitian di Kelurahan Bencongan ini karena fenomena yang di ambil

dalam studi penelitian ini sangat tepat. Penelitian ini juga akan

dilaksanakan untuk persiapan pada bulan April sampai dengan Mei 2021

untuk tahap proposal. Kemudian pelaksanaan yang akan dilakukan pada

bulan Juni sampai dengan bulan Juli untuk tahap pengumpulan data serta

pengolahan hasil data.


41

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti yang akan diambil dan keseluruhan objek yang ditelitu dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Populasi

adalah kumpulan dari individu atau objek fenomena yang secara

potensial dapat diukur sebagai bagian dari penelitian (Swarjana, 2015).

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan bencongan

RT 01/02 dan jumlahnya adalah 165.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik populasi

tersebut (Sugiyono, 2012). Sampel merupakan objek yang akan di teliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Dharma

(2015) menyatakan bahwa sampel merupakan sekelompok individu

yang merupakan bagian dai populasi terjangkau dimana peneliti

langsung mengumpulkan data tersebut dana atau melekukkan

pengamatan pengukuran pada unit ini.

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik purposif sampling. Maka penentuan besarannya

sampel menggunakan rumus Slovin yaitu:

N
n= 2
1+ N (e)
42

Keterangan:

n : besarnya sampel

N : besarnya populasi

e : tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan yaitu

5% atau 0,05

165
n= 2
1+(165 x 0,05 )

165
n=
1+(165 x 0,00252 )

165
n=
1+(165 x 1,4125)

165
n= =116
1+1,4125

n=116 Sampel

Dengan rumus diatas maka didapatkan jumlah sampel

sebanyak 116 responden.

Adapun kriteria inklusi dan eklusi yang di tentukan dalam

penelitian adalah

a. Kriteria sampel

Kriteria sampel dibagi menjadi kriteria inklusi dan ekslusi

yang dijelaskan sebagai berikut:


43

1) Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian

dapat mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi

syarat sebagai sampel (Notoatmodja, 2002) yaitu :

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Responden yang terdaftar di kelurahan Bencongan RW

01/RT02.

b. Responden yang berusia 18-35 tahun

c. Responden dengan tingakat pendidikan SD, SMP, SMA

dan Perguruan tinggi.

d. Responden yang bersedia mengikuti penelitian dengan

mengisi kuesioner.

2) Kriteria ekslusi

Kriteria ekslusi merupakan kriteria dimana subjek tidak

dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat

sebagai sampel penelitian (Notoatmodja, 2002).

Kriteria ekslusi peneitian ini adalah:

a. Responden yang tidak terdaftar di Kelurahan

Bencongan RW 01/RT02.

b. Responden yang tidak mengisi kuesioner.

c. Responden Lansia karna keterbatasan menulis dan

membaca.
44

D. Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan penjelasan semua variabel

dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara

operasional sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam

mengartikan makna penelitian.

Tabel 3.2 Definisi Operasional

NO Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil Skala


Operasional ukur
1 Variabel Sumber yang Kuesioner Respnden 1. Baik > Nominal
dependen digunakan oleh mengisi
50%
paparan responden lembar
(Dengan
informasi untuk kuesioner
melalui memperoleh dengan 10 skor total
media sosial informasi pertanyaan
10)
tentang Covid- dengan
2. Buruk <
19 jawaban :
Ya = 1 50%
Tidak = 0
(dengan

skor total

5)

(Budiman
dan Riyanto,
2013)
2 Variabel Perilaku Kuesioner Responden 1.Rendah =≤ Ordinal
independen masyarakat mengisi
56%( dengan
kedisiplinan terhadptanggu lembar
skor total 15)
melakukan ng jawab kuesioner
45

protokol dalam dengan 12 2. Sedang =


kesehatan memenuhi pertanyaan
56%-75%
norma-norma dengan
(dengan skor
atau atura- jawaban :
aturan yang S:selalu = 4 total 24)
berlaku. HS: hampir
3.Tinggi=≥76
selalu = 3
%-100%
J:jarang = 2
TP:tidak (dengan skor
pernah = 1
total 48)

Arikunto(201

0)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh

peneliti untuk mengobservasi, mengukur atau menilai suatu

fenomena. Data diperoleh dari suatu pengukuran kemudian

dianalisis dan dijadikan sebagai bukti (evidence) dari suatu

penelitian (Dharma, 2011).

a. Kuesioner A

Berisi data demografi dari responden mencangkup Nama,

Usia, Jenis Kelamin dan Pendidikan.

b. Variabel Terkait (X)


46

Berisi pertanyaan tentang Paparan Informasi melalui media

sosial sebanyak 10 pertanyaan. Kuesioner ini menggunakan

skala Guttman dengan kriteria sebagai berikut :

Ya =1

Tidak = 0

d. Variabel Bebas (Y)

Berisi pertanyaan tentang kedisiplinan melakukan protokol

kesehatan sebanyak 12 pertanyaan. Kuesioner ini

menggunakan skala Likert dengan kriteria sebagai berikut :

S: selalu =4

HS: hampir selalu =3

J: jarang =2

T: tidak pernah =1

Tabel 3.2 Kisi – kisi Paparan Informasi Melalui Media Sosial

Variabel Aspek No item Jumlah Item


Paparan Informasi Isi Media sosial 1,6,7,8,9,10 6
Frekuensi penyajian 2,3 2
Melalui Media
Informasi
Sosial
Media Penyampaian 4,5 2
Informasi
Total Item 10
47

Tabel 3.3 Kisi – kisi Kedisiplinan protokol kesehatan

Variabel Aspek No item Jumlah Item


Kedisiplinan Mencuci tangan 1, 2, 3 3
Memakai masker 4, 5, 6 3
Protokol Kesehatan
Menjaga jarak 7, 8, 9 3
Menghindari 10, 11, 12 3
Kerumunan
Total Item 12

F. Pengujian Instrumen Penelitian


1. Uji Validitas Instrumen
Validitas merupakan suatu alat ukur yang menunjukan
kevalidan suatu instrument, suatu instrumen yang valid adalah
instrumen yang mempunyai validitas yang tinggi. Tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data
yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel
(Arikunto, 2011). Untuk mengukur validitas instrumen yang
digunakan rumus sebagai berikut :
Rxy : koefisien validitas dalam hitungan
N : jumlah skor item
Ʃx : jumlah skor item
Ʃy : jumlah skor total
Ʃxy : jumlah skor “x” dikalikan “y”
Ʃx² : jumlah skor “x” yang dikuadradkan
Ʃy² : jumlah skor “y” yang dikuadradkan

2. Uji Reliabilitas Instrumen


Reabilitas sama dengan konsistensi atau keajegan (Sukardi,
2007). Suatu instrument dilakukan mempunyai nilai reliabilitas
yang tinggi apabila instrument yang dibuat mempunyai hasil
yang konsisten dalam mengukur. Meskipun dilakukan
beberapa kali terhadap kelompok subyek yang sama dan
48

diperoleh hasil yang relative sama selain aspek yang diukur


dalam diri subyek belum berubah. Begitupula sebaliknya,
suatu instrument dikatakan tidak reliable atau sia – sia jika
dilakukan pengetesan kembali menggunakan instrument
tersebut dan hasilnya berbeda. Pengukuran yang hasilnya
reliable tentu tidak dapat dikatakan akurat karena konsistens
menjadi syarat akurasi. Data yang diukur akan dianggap baik,
dapat diketahui dengan rumus alpha yang mempunyai
koefisien 0 sampai 1.
Keterangan:
Rn : reliabilitas instrumen
K : banyaknya butir soal
Ʃ : jumlah varians butir
ot² : varians total

G. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dengan

metode kuesioner. Metode kuesioner adalah metode pengumpulan

data dengan cara memberikan daftar-daftar pertanyaan tertulis

dengan beberapa pilihan jawaban kepada responden

(Dharma,2011).

1. Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2010) instrumen

pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam melakukan mengumpulkan data

menjadi sistematis dan dipermudah. Instrumen pengumpulan


49

data yang akan digunakan pada penelitian ini menggunakan

kuesioner

a) Kuesioner paparan informasi melalui media sosial

Data untuk paparan informasi melalui media sosial diukur

dengan kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan

terkait paparan informasi media sosial seperti Frekuensi

penggunaan media social, Intensitas penggunaan media

social, Sumber informasi Covid-19 melalui media, Sumber

informasi dianggap membantu, Respon setelah

mendapatkan informasi Covid-19.

b) Kuesioner kedisiplinan protokol kesehatan

Data untuk kedisiplinan protokol kesehatan diukur dengan

kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari 12 pertanyaan terkait

kedisiplinan protokol kesehatan seperti Mencuci tangan,

memakai masker dan menjaga jarak.

2. Langkah – langkah Pengumpulan Data

a. Tahap Persiapan:

1) Peneliti membuat surat permohonan data awal dari Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang

yang ditunjukan kepada Kelurahan Bencongan

2) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Tangerang yang ditunjukan kepada Kelurahan Bencongan


50

3) Peneliti akan melakukan uji etik sesuai dengan etika dalam

penelitian yang akan dilakukan di Universitas

Muhammadiyah Jakarta

4) Setelah mendapat surat persetujuan dari Kelurahan

Bencongan, peneliti akan menentukan waktu penelitian

5) Setelah sudah menentukan waktu penelitian, peneliti akan

membuat kuesioner

b. Tahap Pelaksanaan:

1) Peneliti akan bertemu dan meminta bantuan kepada pihak

kelurahan yang bertanggung jawab ditempat penelitian

untuk mengumpulkan data menggunakan lembar kuesioner

2) Penelitian akan mengidentifikasi responden yang

memenuhi kriteria inklusi penelitian dan melakukan

pendekatan kepada calon responden dengan menjelaskan

secara singkat tujuan dan manfaat penelitian pada lembar

kuesioner

3) Calon responden yang bersedia menjadi responden diminta

untuk mengisi kuesioner yang sudah dibuat berupa lembar

kuesioner

4) Peneliti akan mengumpulkan data primer dengan

memberikan kuesioner tentang paparan informasi melalui

media sosial dan kuesioner tentang kedisiplinan protokol


51

kesehatan kepada responden yang telah mengisi lembar

kuesioner

5) Setelah responden mengisi seluruh lembar kuesioner dalam

bentuk lembar, peneliti akan mengecek data yang sudah

diisi tersebut.

6) Kemudian data tersebut akan diolah dan dianalisis untuk

mengetahui hasil penelitian tersebut.

H. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data adalah salah satu data yang penting dalam

penelitian, karena data yang di peroleh masih mentah, belum

memberikan informasi yang jelas dan belum siap untuk disajikan

(Notoatmodjo, 2012). Pada proses pengolahan data, ada beberapa

hal yang harus dilakukan peneliti yaitu:

1. Pemeriksaan data (Editing)

Kuesioner yang telah dikumpulkan akan dikakukan

pemeriksaan data atau editing. Editing merupakan kegiatan

pengecekan kuesioner untuk mengetahui apakah data sudah

diisi dengan benar sesuai dengan petunjuk pengisian. Setelah

dilakukan editing ada beberapa lembar kuesioner yang belum

rampung, atau responden tidak mengisi kuesioner pada

halaman berikutnya, kemudian peneliti mendatangi responden

tersebut untuk melengkapi kuesioner yang belum diisi, untuk


52

pengecekan ulang pada kuesioner, responden telah mengisi

semua kuesioner yang telah di berikan.

2. Pemberian Kode (Coding)

Setelah semua data di edit atau disunting, langkah selanjutnya

adalah melakukan pengkodean data atau coding. Coding untuk

mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan.

3. Processing

Processing ini dilakukan dengan memasukkan data dari

kuesioner kedalam Computer, memasukkan data yang terlah di

coding kedalam aplikasi SPSS san juga menggunakan Aplikasi

Ms Exel.

4. Pembersihan data (Cleaning)

Pembersihan data ini dilakukan dengan cara mengecek

kembali data yang sudah dimasukan. Pengecekan ini bertujuan

untuk mengetahui data yang hilang (missing) akibat kesalahan-

kesalahan kode, dari semua kuesioner dilakukan pengecekan

ulang dan hasil kuesioner sudah lengkap.

5. Tabulasi

Tabulasi merupakan sistem pengolahan data langsung.

Tabulasi merupakan metode yang paling sederhana


53

dibandingkan dengan metode yang lain. Tabulasi dilakukan

dengan cara memasukkan data dari kuesioner kedalam

kerangka table yang telah disiapkan tanpa proses perantara.

I. Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan apakah model regresi variabel

dependen dan variabel independen mempunyai kontribusi atau

tidak (Ghozali,2012). Selain itu, untuk mengetahui sebaran

setiap variabel normal atau tidak, rumus yang digunakan dalam

uji normalitas ini adalah rumus Kormogrov-Smirnov sebagai

berikut:

1.36 √1+n 2
KD=
2 an 1 x n 2

Keterangan :

KD : Harga Kormogrov Smirnov

n1 : Jumlah sample yang diteliti

n2 : Jumlah sampel yang di harapkan (Sugiyono, 2008).

Hasil perhitungan ini selanjutnya dikonsultasikan

dengan harga tabel 𝛼 = 5% (0.05). apabila harga

Kormogov-Smirnov lebih kecil dari harga tabel maka data

tidak normal, dan sebaliknya apabila nilai Kormogrov-


54

Smirnov lebih besar dari pada harga tabel maka data

tersebut normal.

2. Analisis Unvariat

Notoadmodjo (2012) analisis unvariat bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap

variabel penelitian. Analisis ini menggunakan uji statistik

antara lain seperti rata-rata (mean), median, modus dan

standar deviasi. Mean atau nilai rata-rata adalah jumlah

total dibagi jumlah individu. Median adalah suatu nilai

yang membatasi 50% dari frekuensi distribusi setelah

bawah. Sedangkan modus adalah nilai variabel yang

mempunyai frekuensi terbanyak dalam distribusi.

Penentuan mean, median dan modus dilakukan dengan

menggunakan bantuan SPSS 20.0 for windows.

Untuk mendapatkan hasil penelitian rumus yang

digunakan untuk mengetahui masing-masing variabel

adalah:

f x 100 %
X=
N

Keterangan :

X = Hasil yang dicari

F = Frekuensi

N = Jumlah responden
55

g. Mean (rata-rata hitung)

x 1+ x 2 + x 3+ …+ x N
x=
N

h. Median (nilai tengah)

i. Modus (nilai yang sering muncul)

j. Standar Defisiensi (varians)

Pada penelitian ini variabel-variabel peringkasan datanya

adalah kategorik oleh karena itu karakteristik responden seperti

usia, jenis kelamin dan pendidikan terakhir. Variabel

independen yaitu paparan informasi melalui media sosial, dan

variabel dependen yaitu kedisiplinan melakukan protokol

kesehatan.

3. Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk membuktikan adanya

hubungan yang bermakna antarn variabel bebas dengan variabel

terikat. Maka selanjutnya dilakukan uji statistic dengan metode

chi square (x2). Secara perhitungan manual rumus umum chi


56

square yang digunakan adalah (Sabri & Hastono, 2018) :

2 (Fo−Fe)2
x =∑
Fe

Keterangan : :

∑ : Jumlah baris dan kolom

Fo : Frekuensi yang diobsevasi (frekuensi empiris)

Fe : Frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)

Dimana, rumus mencari frekuensi teoritis

fe=¿ ¿

∑fk : jumlah frekuensi pada kolom

∑fb : jumlah frekuensi pada baris

∑T : jumlah keseluruhan baris atau kolom

dk : (k-1) (b-1)

k : jumlah kolom

b : jumlah baris

Uji signifikan dilakukan dengan menggunakan batas

kemaknaan alpha (0,05) dan Confidence Interval (tingkat

kepercayaan) 95% dengan ketentuan bila :

1. Bila p value < (0,05) berarti Ho ditolak dan Ha diterima

artinya ada hubungan signifikan.

2. Bila p value > (0,05) berarti Ho diterima dan Ha ditolak

artinya tidak ada hubungan yang signifikan.

Adapun dalam penelitian ini analisa bivariat digunakan

untuk menguji apakah terdapat Hubungan Paparan Informasi


57

Melalui Media Sosial Dengan Kedisiplinan Potokol Kesehatan

Di Masa Pandemi Covid-19 Di Kelurahan Bencongan abupaten

Tangerang.

J. Etika Penelitian

Etos (tunggal) atau Etha (jamak), berasal dari Bahasa

Yunani yang berarti adat, kebiasaan, akhlak, watak, perasaan,

sikap, dan cara berfikir.

Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku

untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak

peneliti, pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat

yang akan memperoleh dampak dari hasil penelitian tersebut

(Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini pelaksanaanya harus izin

penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan peneliti melakukan

penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian (Dharma,

2015) sebagai berikut :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity).

Peneliti memberikan kebebasan kepada subjek untuk

memberikan informasi atau tidak memberikan informasi

(berpartisipasi). Sebagai ungkapan, peneliti menghormati

harkat dan martabat subjek penelitian, peneliti mempersiapkan

formulir persetujuan subjek yang mencakup dalam penjelasan


58

manfaat penelitian, penjelasan kemungkinan resiko dan

ketidaknyamanan yang ditimbulkan, penjelasan manfaat yang

didapatkan, persetujuan peneliti dapat menjawab setiap

pertanyaan yang diajukan subjek berkaitan dengan prosedur

penelitian, persetujuan subjek dapat mengundurkan diri (drop

out) sebagai objek peneliti kapan saja, kerahasiaan terhadap

identitas dan informasi yang diberikan oleh responden.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian

(respect privacy and confidentialy).

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk

privasi dan kebebasan individu dalam memberikan informasi.

Setiap orang berhak untuk tidak memberikan apa yang

diketahuinya kepada orang lain. Oleh karna itu, peneliti tidak

boleh memberikan informasi mengenai identitas dan

kerahasiaan identitas subjek. Prinsip ini dapat diterapkan

dengan cara tidak mencantumkan identitas seperti nama dan

alamat subjek kemudian diganti dengan inisial serta kode

tertentu. Maka dari itu, segala informasi menyangkut identitas

subjek tidak terekspos secara luas. Peneliti cukup

menggunakan coding sebagai identitas responden.

3. Keadilan dan inklusivitas atau keterbukaan (respect for justice

an inclusiveness)
59

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan

kejujuran, keterbukaan dan kewaspadaan. Untuk itu,

lingkungan penelitian harus disesuaikan kembali sehingga

dapat memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan

menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini

diterapkan oleh peneliti untuk menjamin bahwa semua

responden dalam penelitian memperoleh perlakuan keuntungan

yang sama, tanpa membeda-bedakan kemudian peneliti juga

memberikan suvenir yang sama kepada seluruh responden.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

(balancing harms and benefits)

Dalam sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat

semaksimal mungkin bagi masyarakat pada umumnya dan

subjek penelitian pada khususnya lansia. Peneliti hendaknya

berusaha meminimalisir dampak yang merugikan bagi objek.

Oleh karena itu, dalam pelaksanaan peneliti menjelaskan

manfaat penelitian ini pada lansia dalam menjalankan

manajemen perawatan diri dapat berjalan baik apabila

dukungan sosial yang didapatkan juga baik.


60

K. Rencana Kerja dan Jadwal Penelitian

3.3 Tabel Rencana Kerja dan Jadwal Penelitian

No Kegiatan April Mei Juni Juli

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1. Pengajuan
judul

2. Bimbingan
Proposal

3. Seminar
proposal
61

skripsi

4. Bimbingan
dan revisi
hasil sempro

5. Pembuatan
instrumen
penelitian

6. Pengumpulan
data

7. Pengolahan
dan analisa
data

8. Sidang hasil

9. Revisi sidang
hasil
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

1. Analisis Deskriptif Data

Hasil penelitian ini akan diuraikan tentang hubungan paparan

informasi melalui media sosial dengan kedisiplinan melakukan

protokol kesehatan di Masa pandemi Covid-19 di Kelurahan

Bencongan Kabupaten Tangerang. Penelitian ini dilakukan pada

tanggal 3 agustus sampai dengan 21 september 2021. Selanjutnya

penelitian ini dianalisa dengan univarat dan analisa bivariat dengan

menggunakan program SPSS 22 for windows.

Proses pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner yang

diberikan kepada 116 responden. Kuesioner yang digunakan penelitian

untuk mengukur paparan informasi melalui media sosial dengan

kedisiplinan melakukan protokol kesehatan covid-19 di Kelurahan

Bencongan Kabupaten Tangerang yang sudah dilakukan uji validitas

dan uji reliabilitasnya oleh peneliti.

2. Analisis Univariat

Analisa univariat ini mendeskripsikan karakteristik masing-masing

variabel yang diteliti. Pada Analisa univariat ini disajikan distribusi

frekuensi tentang karakteristik responden seperti usia, jenis kelamin,

serta pendidikan terakhir.

62
63

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden (N=116) di Kelurahan

Bencongan Kabupaten Tangerang tahun 2021

Data Demografi N %
Usia
18-24 tahun 79 68,1
25-35 tahun 37 31,9
Jenia Kelamin
Laki-laki 54 46,6
Perempuan 62 53,4
Pendidikan
Terakhir
SD/Sederajat 8 6,9
SMP/Sederajat 21 18,1
SMA/Sederajat 52 44,8
Perguruan Tinggi 35 30,2
Sumber: data primer yang diolah, 2021

Tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas responden

berusia 18-24 tahun sebanyak 95 responden (68,1%). Jenis kelamin

mayoritas perempuan sebanyak 62 responden (53,4%). Serta

pendidikan terakhir responden mayoritas dengan pendidikan akhir

SMA/Sederajat sebanyak 52 responden (44,8%).

3. Persyaratan Uji Analisis

a. Uji Validitas

Analisis validitas data pada penelitian ini menggunakan responden

berjumlah 30 orang.

Tabel 4.2 Tabel Hasil Uji Validitas


64

Variabel Pernyataan Pearson R tabel Hasil

Correlation
Paparan X1 0,648 0,361 Valid
X2 0,458 0,361 Valid
Informasi X3 0,429 0,361 Valid
X4 0,418 0,361 Valid
Melalui X5 0,400 0,361 Valid
X6 0,805 0,361 Vald
media sosial X7 0,640 0,361 Valid
X8 0,533 0,361 Valid
X9 0,380 0,361 Valid
X10 0,648 0,361 Valid
Kedisiplina Y1 0,913 0,361 Valid
Y2 0,892 0,361 Valid
n protokol Y3 0,773 0,361 Valid
Y4 0,691 0,361 Valid
kesehatan Y5 0,878 0,361 Valid
Y6 0,877 0,361 Valid
Covid-19 Y7 0,696 0,361 Valid
Y8 0,781 0,361 Valid
Y9 0,781 0,361 Valid
Y10 0,559 0,361 Valid
Y11 0,421 0,361 Valid
Y12 0,735 0,361 Valid
Sumber: data primer yang diolah 2021

Pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan

validitas pada kedua variabel adalah sebanyak 22 penyataan.

Untuk nilai r taraf kepercayaan 95% atau signifikansi 5% dapat

dicari berdasarkan jumlah responden (N). Oleh karena N=30 maka

df=N-2=30-2=28. Nilai r tabel = 0,361 (df=28, α=0,05). Hasil

Pearson Correlation pada tabel diatas diketahui bahwa semua butir

pernyataan memiliki nilai r hitung > r tabel sehingga semua

pernyataan dikatakan valid.


65

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrument menggunakan batas 0,6. Jika

cronbach alpha lebih besar dari 0,6 maka alat ukur dinyatakan

reliabel. Jika alat ukur sudah dinyatakan reliabel, maka instrumen

yang telah dipilih dapat digunakan untuk pengukuran dalam

pengumpulan data penelitian. Apabila tidak reliabel, maka alat

ukur dan tingkat kesalahan pengukuran yang dipakai harus

dievaluasi lagi.

Tabel 4.3 Tabel Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach N of Item Keterangan


Alpha

Paparan informasi 0,729 10 Reliabel


melalui media
sosial

Kedisiplinan 0,772 12 reliabel


Protokol kesehtan
Covid-19

Sumber data: Output SPSS diolah 2021

Dari tabel diatas berdasarkan hasil pengolahan data

menggunakan SPSS, dapat diketahui bahwa semua pernyataan

yang ada pada setiap variabel tersebut reliabel. Hal tersebut

ditunjukan dengan keseluruhan nilai Cronbach Alpha dari

masingmasing variabel pada uji tersebut bernilai > 0,6. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap pernyataan yang digunakan sebagai alat


66

ukur adalah reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian

selanjutnya.

c. Uji Normalitas

Pada penelitian ini menggunakan uji normalitas untuk

mengetahui distribusi pada kuesioner paparan informasi dan

kedisiplinan protokol kesehatan menunjukan adanya distribusi

normal atau tidak normal serta menggunakan hasil ukur mean atau

median. apabila data terdistribusi normal, maka hasil ukur

digunakan adalah nilai mean, namun apabila data tidak terdistribusi

normal, maka hasil ukur yang digunakan adalah nilai median

(Dahlan,2014).

a. Uji normalitas

Uji normalitas yang digunakan pada penlitian ini

menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov sebagai metode

pengujian analisis. Uji ini dilakukan untuk melihat nilai

residual bukan melihat nilai masing-masing variabel. Nilai

residual yang dihasilkan akan terdistribusi secara normal atau

tidak. Adapun hasilnya kemudia dibandingkan dengan nilai α =

5% (0,05). Apabila nilai signifikansi (Sig) lebih besar dari 0,05

maka data penelitian berdistribusi secara normal. Sedangkan

apabila nilai signifikansi (Sig) lebih kecil dari 0,05 maka data

penelitian tidak berdistribusi secara normal.


67

Tabel 4.4 Hasil Normalitas dengan menggunakan SPSS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 116
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 1,84561021
Most Extreme Differences Absolute ,065
Positive ,045
Negative -,065
Test Statistic ,065
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.


Sumber Data: Output SPSS diolah 2021

Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-

tailed) sebesar 0,200 (> 0.05), maka H0 diterima atau data residual

terdistribusi normal.

4. Analisis Bivariat

Analisa yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan

rumus Chi Square yaitu dengan membuktikan adanya hubungan

paparan informasi melalui media sosial dengan kedisiplinan protokol

kesehatan.

Dibawah ini disajikan tabel yang menunjukkan sebuah hubungan

variabel hubungan paparan informasi melalui media sosial dengan

kedisiplinan protokol kesehatan. Hasil analisis dapat dijelaskan pada

tabel 4.5
68

Tabel 4.5 Analisis Hubungan Ppaaran Informasi Melalui

Media Sosial Dengan Kedisiplinan Protokol Kesehatan Di

Masa Pandemi Covid-19 Di Kelurahan Bencongan Kabupaten

Tangerang(n=116)

Kedisiplinan protokol kesehatan

Paparan Rendah Sedang Tinggi Total P-


Informasi Melalui Valuve
N % N % N % N %
Media Sosial

Buruk 13 37,1% 11 31,4% 11 31,4% 35 100,0% 0,000

Baik 3 3,7% 18 22,2% 60 74,1% 81 100,0%

Total 16 13,8% 29 25,0% 71 61,2% 116 100,0%

Sumber Data: Output Spss 2021

Tabel 5.6 menunjukan bahwa sebagian besar Responden paparan

informasi tinggi sebanyak 81 responden (100,0%) didapatkan bahwa

paparan informasi kesehatan rendah 3 responden (3,7%), paparan

informasi sedang sebanyak 11 responden (31,4%) dan paparan

informasi tinggi sebanyak 60 responden (74,1%). Sedangkan, sebagian

kecil masyarakat terhadap kedisiplinan protokol kesehatan sebanyak

35 responden (100,0%) didapatkan bahwa kedisiplinan protokol

kesehatan rendah sebanyak 13 responden (37,1%), kedisiplinan

protokol kesehatan sedang sebanyak 11 responden (31,4%) dan

Kedisiplinan protokol esehatan tinggi 11 responden (31,4%).

Hasil uji chi square diperoleh p-value sebesar 0,000 dengan nilai

kemaknaan 0,05 maka p-value < nilai . Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak artinya ada Hubungan antara Paparan


69

Informasi Melalui media Sosial dengan Kedisiplinan Protokol

Kesehatan Di Masa Pandemi Covid-19 Di Kelurahan Bencongan

Kabupaten Tangerang.

B. Pembahasan

1. Analisis Deskriptif Data (Univariat)

a. Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti maka

peneliti memperoleh data yang merupakan keadaan nyata dengan cara

menyebarkan kuesioner dengan protokol kesehatan kepada 116

responden untuk mengetahui karakteristik masyarakat yaitu meliputi

tingkat Pendidikan, Usia, dan jenis kelamin dijelaskan sebagai berikut:

1) Usia

Dari hasil Analisis dan data pada penelitian ini dari jumlah

116 responden didapati usia masyarakat di kelurahan bencongan

sebagian besar hasil yang di dapatkan adalah orang denga usia 18-

24 tahun sebanyak 79 responden (68,1%) dan sebagian kecil

orang dengan usia 25-35 sebanyak 37 responden (31,9%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Salfina diperoleh hasil responden yang termasuk

dalam kategori umur remaja dan memiliki perilaku pencegahan

COVID-19 kategori baik sebanyak 60,4%.


70

Berdasarkan hal diatas peneliti menyimpulkan bahwa

Responden jumlah terbanyak adalah masyarakat yang berusia 18-

25 tahun, karena peneliti melakukan penelitian di Kelurahan

bencongan mayoritas masyarakat adalah usia 18-25 tahun.

2) Jenis Kelamin

Dari hasil analisis dan data pada penelitian ini dari jumlah

116 reponden didapati jenis kelamin masyarakat kelurahan

bencongan sebagian besar Jenis kelamin mayoritas perempuan

sebanyak 62 responden (53,4%).

Ditinjau dari peneltian Ruth Yohana terdapat pengaruh

jenis kelamin terhadap paparan informasi melaui media sosial

dengan kedisiplnan melakukan protokol kesehatan covid-19.

Didapatkan hasil berdasarkan jenis kelamin, sehingga dapat

diuraikan bahwa presentasi perempuan lebih besar yaitu dengan

jumlah 57 orang (63,3%), sedangkan laki-laki 33 orang (36,7%).

Berdasarkan hal tersebut peneliti menyimpulkan bahwa

responden jumlah terbanyak adalah masyarakat yang berjenis

kelamin perempuan sebanyak 62 responden (53,4%).

3) Tingkat Pendidikan

Dari hasil analisis dan data pada penelitian ini dari jumlah

116 reponden didapati jenis kelamin masyarakat kelurahan

bencongan sebagian besar pendidikan akhir masyarakat adalah


71

SMA/Sederajat sebanyak 52 responden (44,8%) dan sebagian

kecil adalah SD/Sederajat sebanyak 8 responden (6,9%).

Ditinjau dari penelitian salfina sebagian besar masyarakat

berpendidikan SMA dan mampu menerima informasi mengenai

Covid-19 dengan baik. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka akan lebih mudah dalam memahami ilmu dan

pengetahuan, dengan demikian memiliki wawasan yang lebih

luas.

Berdasarkan hal diatas peneliti menyimpulkan bahwa

Responden jumlah terbanyak adalah masyrakat yang tingkat

pendidikan akhirnya adalah SMA/Sederajat sebanyak 52

responden (44,8%), karena peneliti melakukan penelitian di

Kelurahan bencongan mayoritas masyarakat pendidikan Akhir

adalah SMA/Sederajat.

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Paparan Informasi melalu media sosial Dengan

Kedsiplinan Protokol Kesehatan Covid-19

Berdasarkan analisis hubungan paparan informasi melalui

media sosial dengan kedisiplinan protokol kesehatan covid-19 di

kelurahan bencongan kabupaten tangerang. Hasil penelitian

diperoleh bahwa terdapat hubungan antara paparan informasi

melalui media sosial dengan kedisiplinan protokol kesehatan


72

covid-19. Responden paparan informasi tinggi sebanyak 81

responden (100,0%) didapatkan bahwa paparan informasi

kesehatan rendah 3 responden (3,7%), paparan informasi sedang

sebanyak 11 responden (31,4%) dan paparan informasi tinggi

sebanyak 60 responden (74,1%). Sedangkan, sebagian kecil

masyarakat terhadap kedisiplinan protokol kesehatan sebanyak 35

responden (100,0%) didapatkan bahwa kedisiplinan protokol

kesehatan rendah sebanyak 13 responden (37,1%), kedisiplinan

protokol kesehatan sedang sebanyak 11 responden (31,4%) dan

Kedisiplinan protokol esehatan tinggi 11 responden (31,4%).

Berdasarkan hasil chi Square diketahui bahwa p-value 0,000

<α 0,05 yang dapat diartikan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang

signifikan antara Hubungan Paparan Informasi Melalui Media

Sosial Dengan Kedisiplinan Protokol Kesehatan di Masa Pandemi

Covid-19 di Kelurahan Bencongan Kabupaten Tangerang.

Hal ini ditunjukan Informasi yang di peroleh dari berbagai

sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.

Seseorang banyak memperoleh informasi maka ia cenderung

mempunyai pengetahuan yang luas. Semakin sering orang

membaca, pengetahuan akan lebih baik daripada hanya sekedar

mendengar atau melihat saja (Notoatmodjo, 2003).


73

Media sosial adalah platform media yang memfokuskan

pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam

beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat

dilihat sebagai fasilitator online yang menguatkan hubungan antar

pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial (Menurut Van

Dijk dalam Junawan, 2020)

Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk

melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-

nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.

Disiplin akan membuat seseorang tahu dan dapat membedakan hal-

hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang

boleh dilakukan, yang tak sepatutnya dilakukan (karena merupakan

hal-hal yang dilarang). Bagi seorang yang berdisiplin, karena sudah

menyatu dalam dirinya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan

bukan lagi dirasakan sebagai beban, namun sebaliknya akan

membebani dirinya apabila ia tidak berbuat disiplin. Nilai-nilai

kepatuhan telah menjadi bagian dari perilaku dalam kehidupannya.

Disiplin yang mantap pada hakikatnya akan tumbuh dan terpancar

dari hasil kesadaran manusia. Sebaliknya, disiplin yang tidak

bersumber dari kesadaran hati nurani akan menghasilkan disiplin

yang lemah dan tidak akan bertahan lama, atau disiplin yang statis,

tidak hidup (Djojonegoro dalam Soemarmo, 1998: 20-21).


74

Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti menyimpulkan

bahwa terdapat hubungan antara paparan informasi melalui media

sosial dengan kedisiplinan protokol kesehatan covid-19. Dapat

dilihat dari hasil penelitian yaitu paparan informasi buruk dengan

kedisiplinan protokol kesehatan tinggi sebanyak 11 (31,4%) da

paparan informasi baik dengan kedisiplinan protokol esehatan

tinggi sebanya 60 (74,1%).

C. Keterbatasan

Penelitian ini bersifat kuantitatif yang diperoleh dari masyarakat

Kelurahan Bencongan. Keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian

ini yaitu :

1. Keterbatasan peneliti ini adalah peneliti hanya melakukan untuk melihat

adanya hubungan antara paparan informasi melalui media sosial dengan

kedisiplinan protokol kesehatan Covid-19 di kelurahan bencongan

kabupaten tangerang

2. Dalam melakukan penelitian ini peneliti merasa terhambat dalam

pengambilan data dikarenan terhalangnya dengan pandemi Covid-19.

3. Terdapatnya responden yang tidak mau mengisi kuesioner saat di

sebarkan.

4. kurangnya waktu penelitian sehingga peneliti merasa diburu-buru saat

pengambilan data.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan peneliti ini yang berjudul

“Hubungan Paparan Informasi Melalui Media Sosial Dengan Kedisiplinan

Melakukan Protokol Kesehatan Covid-19 di Kelurahan Bencongan

Kabupaten Tangerang”. Penelitian ini dilakukan 116 responden yang ada

di kelurahan bencongan RT 01/02, dapat disimpulkan:

1. Hasil penelitian ini sebagai besar responden berusia 18-24 tahun

sebanyak 79 responden (68,1%). Jenis kelamin mayoritas perempuan

sebanyak 62 responden (53,4%). Serta pendidikan terakhir responden

mayoritas dengan pendidikan akhir SMA/Sederajat sebanyak 52

responden (44,8%).

2. Hasil penelitian ini sebagai besar responden memiliki paparan

informasi baik dengan kedisiplinan protokol kesehatan tinggi

sebanyak 60 (74,1%)

3. Hasil penelitian menunjukan terdapat Hubungan Paparan Informasi

Melalui Media Sosial Dengan Kedisiplinan Protokol Kesehatan

Covid-19 di Kelurahan Bencongan Kabupaten Tangerang (p-

value=0,000<0,05).

75
76

B. SARAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini, peneliti

mengajukan beberapa saran yang ditujukan sebagai berikut :

1. Bagi Kelurahan

Diharapkah kelurahan lebih meningkatkan dan memperhatikan lagi

program untuk tingkat kedisiplinan, agar masyarakat patuh terhadap

protokol kesehatan selama pandemi.

2. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan masukan untuk saling memberikan dukungan dimulai dari

skala terkecil yaitu keluarga, baik berupa dukungan informasi, emosional

maupun tindakan nyata untuk bersama-sama menerapkan perilaku

pencegahan COVID-19. Selain itu, masyarakat disarankan untuk selektif

dalam memilih sumber informasi di media sosial agar terhindar dari

informasi palsu (hoaks).

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat dijadikan referensi dan dapat

menambahkan variabel lain yang berhubungan dengan paparan informasi

dengan kedisiplinan protokol serta memperhatikan keterbatasan peneliti

ini.
77

DAFTAR PUSTAKA
Aulia, K., Arifin, S., & Hayatie, L. (n.d.). Hubungan sikap dan keterpaparan
informasi dengan kejadian pedikulosis kapitis. 25–32.
Between, R., & Support, S. (2020). Hubungan Dukungan Sosial dan
Keterpaparan Media Sosial terhadap Perilaku Pencegahan COVID-19 pada
Komunitas Wilayah Jabodetabek Tahun 2020. May, 281–294.
Ervita Adelia Putri, Anita Trisiana, Jocellin Dentatama, Kun Widya, Y. J. (2020).
Upaya Pemerintah dan Peran Serta Masyarakat dalam Mencegah Penyebaran
Covid-19 di Indonesia. Jurnal Global Citizen, 9(1), 71–84.
Farokhah, L., Ubaidillah, Y., & Yulianti, R. A. (2020). Penyuluhan Disiplin
Protokol Kesehatan Covid-19 Di Kelurahan Gandul Kecamatan Cinere Kota
Depok.
Hilmah, D., & Raharyanti, F. (2020). PENERAPAN DISIPLIN PROTOKOL
KESEHATAN DI MASA PANDEMI Covid-19 DI KAMPUNG
KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR TAHUN. Prosiding
Forum Ilmiah Tahunan IAKMI ( Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat
Indonesia ), 25–26.
Liu, P. L. (2020). Since January 2020 Elsevier has created a COVID-19 resource
centre with free information in English and Mandarin on the novel
coronavirus COVID- 19 . The COVID-19 resource centre is hosted on
Elsevier Connect , the company ’ s public news and information . January.
Pratiwi, W. R., Sukarta, A., Studi, P., Bidan, P., & Media, S. (2020).
HUBUNGAN PEMBERITAAN MEDIA SOSIAL TERHDAP TINGKAT. 111–
120.
Wang, P. W., Lu, W. H., Ko, N. Y., Chen, Y. L., Li, D. J., Chang, Y. P., & Yen,
C. F. (2020). COVID-19-Related Information Sources and the Relationship
with Confidence in People Coping with COVID-19: Facebook Survey Study
in Taiwan. Journal of Medical Internet Research, 22(6), 1–8.
https://doi.org/10.2196/20021
Yuanita, D. I., Malia, B., & Hidayati, R. (2020). Sikap Remaja di Media Sosial
Instagram saat Musim Pandemi Covid 19. 03(1), 9–17.
78

Lampiran

Lembar Kuesioner
A. DATA UMUM
Nama (inisial) :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :

B. Paparan informasi melalui media sosial


 Pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda silang ( √ ) sesuai
dengan jawaban yang anda anggap benar.
 Keterangan
Ya = 1
Tidak = 0
Sumber informasi melalui media sosial
1. Facebook
2. Twitter
3. Instagram
4. Youtube

NO Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah anda mencari sumber informasi melalui media


sosial

2. Apakah anda mengakses media sosial

3. Apakah anda sering mengakses media sosial

4. Apakah anda mempunyai handphone untuk akses


media sosial

5. Apakah anda pernah online ke jejaring sosial


(facebook, twitter,instagram dan youtube)

6. Apakah anda pernah melihat gambar-gambar tentang


covid-19 melalui media sosial

7. Apakah anda pernah menonton film pendek tentang


covid-19 di media sosial
79

8. Apakah media sosial menjadi salah satu kebutuhan


primer anda

9. Apakah yang anda dapatkan dari media sosial


termasuk informasi yang positif

10. Apakah yang anda dapatkan dari media sosial


termasuk informasi yang negatif

C. Kedisiplinan protokol kesehatan


 Pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda silang ( √ ) sesuai dengan
jawaban yang anda anggap benar.
 Keterangan
S : Selalu J : Jarang
HS : Hampir selalu TP : Tidak pernah

NO PERTANYAAN S HS J TP

1. Bila anda pulang dari luar rumah ( seperti


warung, tempat kerja, sekolah/kampus,
supermarket, mall, dll) apakah anda rajin
mencuci tangan anda?

2. Ketika menerima kontak dari luar rumah


(seperti kiriman paket, surat atau layanan
pesan antar makanan) apakah anda mencuci
tangan?

3. Apakah anda selalu menggunakan


handsanitizer untuk mencuci tangan saat
berada di luar rumah (seperti mall, restoran,
dan tempat lainnya)?

4. Ketika anda berpergian/keluar rumah, apakah


anda memakai masker ?

5. Apakah anda tetap memakai masker saat


berbicara/berinteraksi dengan orang sekitar
saat diluar rumah?

6. Apakah anda membawa masker cadangan


80

saat berpergian keluar rumah ?

7. Saat anda berada di mall/supermarket/pasar,


apakah anda menjaga jarak minimal 1 meter?

8. Ketika anda makan di luar rumah apakah


anda tetap menjaga jarak saat berkomunikasi
dengan lawan bicara?

9. Apakah anda tetap menjaga jarak saat


menggunakan transportasi umum?

10. Saat pandemi apakah anda tetap menghadiri


konser yang berkerumun?

11. Apakah anda masih menerima ajakan kumpul


bersama teman/kerabat disaat pandemi?

12. Selama pandemi, apakah anda menghimbau


keluarga anda untuk mengurangi
aktivitas/kegiatan yang berkerumun?
81

HASIL UJI VALIDITAS

No Butir Person R Tabel Nilai Keterangan

Instrumen Correlation Signifikansi

R Hitung

1 0,648 0,361 0,000 Valid

2 0,458 0,361 0,011 Valid

3 0,429 0,361 0,018 Valid

4 0,418 0,361 0,021 Valid

5 0,400 0,361 0,018 Valid

6 0,805 0,361 0,000 Valid

7 0,640 0,361 0,000 Valid

8 0,533 0,361 0,002 Valid

9 0,380 0,361 0,038 Valid

10 0,648 0,361 0,001 Valid

11 1 0,361 0 Valid

TABEL UJI RELIABILITAS

Variabel Rxy R tabel Keterangan

Paparan informasi 0,729 0,361 Reliabel


melalui media sosial

HASIL UJI VALIDITAS

No Butir Person R Tabel Nilai Keterangan


82

Instrumen Correlation Signifikansi

R Hitung

1 0,913 0,361 0,000 Valid

2 0,892 0,361 0,000 Valid

3 0,773 0,361 0,000 Valid

4 0,691 0,361 0,000 Valid

5 0,878 0,361 0,000 Valid

6 0,877 0,361 0,000 Valid

7 0,696 0,361 0,000 Valid

8 0,781 0,361 0,000 Valid

9 0,781 0,361 0,000 Valid

10 0,559 0,361 0,001 Valid

11 0,421 0,361 0,020 Valid

12 0,735 0,361 0,000 Valid

13 1 0,361 0 Valid

TABEL UJI RELIABILITAS

Variabel Rxy R tabel Keterangan

Kedisiplinan Protokol 0,772 0,361 Reliabel


Kesehatan Covid-19
83
84
85
86

Anda mungkin juga menyukai