Anda di halaman 1dari 51

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP TINGKAT

KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III MENGHADAPI


PERSALINAN DI MASA PANDEMI COVID-19 DI
POLIKLINIK OBGYN RS MARDI WALUYO
METRO

Oleh:
SKOLASTIKA GIGIH PURWANINGSIH
NPM: 195140170P

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
TAHUN 2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN


IBU HAMIL TRIMESTER III MENGHADAPI PERSALINAN DI MASA
PANDEMI COVID-19 DI POLIKLINIK OBGYN RS MARDI WALUYO
METRO

yang dipersiapkan dan disusun oleh:

SKOLASTIKA GIGIH PURWANINGSIH


NPM: 195140170P

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi


Pada tanggal 23 April 2021

Dosen Pembimbing,

Ns. Richta Puspita H M. Kep


NPP. 2222366

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Ns. Budi Antoro, S.Kep.,M.Kep


NPP 2222178

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena hanya dengan
rahmat dan pertolongan-Nya lah penulis mampu menyelesaikan Proposal dengan
judul: “Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil
Trimester III Menghadapi Persalinan Di Masa Pandemi Covid-19 Di Poliklinik
Obgyn RS Mardi Waluyo Metro”.

Proposal ini diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
pada program studi keperawatan Universitas Mitra Indonesia. Proses penyusunan
ini tidak terlepas dari dukungan banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Andi Surya, MM Sekalu ketua Yayasan Mitra Lampung
2. Ibu. Dr. Ir. Hj. Amelia Reny W.A.,MM selaku Rektor Universitas Mitra
Indonesia
3. Bapak Achmad Djamil, SKM.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Mitra Indonesia.
4. Bapak Ns. Budi Antoro, S.Kep.,M.Kep selaku ketua Program Studi
Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Mitra Indonesia
5. Ibu Ns. Richta Puspita H M. Kep. selaku pembimbing
6. Seluruh dosen dan staf Pengajar Universitas Mitra Indonesia yang telah
membekali ilmu selama penulis kuliah di Universitas Mitra Indonesia

Semoga proposal ini bermanfaat untuk peningkatan pelayanan kesehatan


masyarakat. Sekian terimakasih.
Bandar Lampung, April 2021
Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul Luar..................................................................................... i


Halaman Persetujuan.................................................................................... ii
Kata Pengantar............................................................................................. iii
Daftar isi....................................................................................................... iv
Daftar Tabel................................................................................................. v
Daftar Gambar.............................................................................................. vi
Daftar Lampiran........................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah.............................................................................. 6
1.3 Rumusan Masalah................................................................................. 7
1.4 Tujuan................................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian................................................................................ 7
1.6 Ruang lingkup....................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kecemasan............................................................................................ 9
2.2 Kehamilan............................................................................................. 17
2.3 Dukungan Sosial................................................................................... 18
2.4 Penelitian Terkait.................................................................................. 21
2.5 Kerangka Teori..................................................................................... 22
2.6 Kerangka Konsep.................................................................................. 22
2.7 Hipotesis............................................................................................... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Metodologi Penelitian........................................................................... 24
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian............................................................... 24
3.3 Populasi Penelitian................................................................................ 24
3.4 Sampel Penelitian.................................................................................. 24
3.5 Variabel Penelitian................................................................................ 25
3.6 Definisi Operasional............................................................................. 25
3.7 Etika Penelitian .................................................................................... 26
3.8 Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 26
3.7 Pengolahan Data................................................................................... 27
3.8 Analisis Data......................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

iv
Tabel 3.1 Definisi Operasional........................................................................25

DAFTAR GAMBAR

v
Gambar 2.1 Kerangka Teori................................................................................ 22

Gambar 2.2 Kerangka Kerja................................................................................ 22

DAFTAR LAMPIRAN

vi
Lampiran 1. Surat Keputusan Penetapan Pembimbing dan Judul Tugas Akhir
Lampiran 2. Surat Izin Presurvey
Lampiran 3. Surat Balasan Izin Presurvey
Lampiran 4. Informend Consent
Lampiran 5. Kuesioner
Lampiran 6. Jadwal Penelitian
Lampiran 7. Kendali Bimbingan

vii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dimasa pandemi Covid-19 (Corona Virus Disease) ibu hamil merasa semakin
cemas terutama untuk ibu hamil trimester III yang akan segera melahirkan.
Kecemasan ibu didasari oleh bagaimana penyebaran virus ini, yaitu melalui
droplet pada saat bersin, batuk atau berbicara. Droplet dapat menempel pada
benda dan permukaan seperti meja, gagang pintu,dll. Seseorang dapat
terinfeksi oleh virus ini apabila menyentuh benda atau permukaan benda
tersebut yang kemudia menyentuh mata, hidung dan mulut tanpa mencuci
tangan (WH0, 2020).

Sampai dengan 18 Maret 2021, secara global dilaporkan 123,012,584 kasus


konfirmasi di 221 negara dengan total 2,715,467 kematian. Covid-19 pertama
kali dideteksi di Indonesia pada 2 Maret 2020, hingga per 23 Agustus 2020
indonesia telah melaporkan 153.535 kasus positif, dengan 6.680 kematian,
107.500 telah sembuh dan 39.355 kasus yang sedang dalam perawatan.
Pemerintah indonesia telah melakukan tes kepada 1.157.184 orang dari total
269 juta penduduk, yang berarti sekitar 4.292 orang per satu juta penduduk.
(Wikipedia, 2020).

Virus ini merupakan virus baru sehingga belum ada bukti yang menunjukkan
peningkatan resiko keguguran. Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa
penularan dari ibu ke bayi mungkin terjadi selama kehamilan atau kelahiran
(Penularan Vertikal). Di seluruh dunia terdapat laporan bahwa beberapa bayi
terlahir premature dari beberapa ibu yang tidak sehat dengan Corona Virus.
Tetapi belum jelas apakah virus ini yang menyebabkan kelahiran premature
(UKOSS, 2020).

Corona Virus belum memiliki efek tertentu bagi kehamilan. Di Inggris, 472
wanita hamil dirawat di rumah sakit dengan Corona Virus dengan bayinya
2

selama masa pandemi. Sebagian wanita dalam penelitian ini hanya


memerlukan perawatan biasa dan dipulangkan dengan keadaan baik, sekitar
satu dari sepuluh wanita memerlukan perawatan intensif dan lima wanita
meninggal, meskipun belum diketauhui apakah virus ini adalah penyebab
kematiannya. Hingga saat ini masih belum ada penelitian yang menemukan
obat atau vaksin untuk virus covid-19 (UKOSS, 2020).

Penelitian di Inggris menunjukkan bahwa satu dari lima bayi lahir premature
dan dirawat di unit neonatal, kurang dari 20 bayi lahir sangat premature.
Penularan infeksi Corona Virus dari ibu ke bayinya adalah rendah (UKOSS,
2020). Uraian diatas membuat peneliti tertarik untuk mengambil variabel
tersebut dikarenakan di masa pandemi Covid-19 ini ibu hamil akan merasa
semakin cemas dalam mempersiapkan persalinannya.

Wanita hamil merupakan kelompok yang rentan mengalami gangguan


kesehatan khususnya penyakit infeksi dikarenakan adanya perubahan fisiologi
tubuh dan mekanisme respon imun di dalam tubuhnya. Selain itu juga terdapat
perubahan imunitas tubuh dari arah Th1 ke arah Th2. Berdasarkan data kasus
wanita terkonfirmasi positif di Amerika Serikat pada Agustus 2020 sejumlah
15.735 jiwa (0,3% dari total kasus 8 terkonfirmasi positif). Menurut data
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Jakarta, 13,7%
perempuan hamil lebih mudah terinfeksi Covid-19, dibandingkan mereka
yang tidak hamil (Rohmah, 2020).

Berdasarkan sumber resmi Pemerintah melalui website Covid19.go.id dengan


tanggal update terakhir 25/04/2021, pasien terkonfimasi positif 150.189.733
orang secara global. Dari jumlah tersebut, sebanyak 127.725.589 orang telah
dinyatakan sembuh dan 3.162.707 orang meninggal dunia akibat Covid-19. Di
Indonesia sebanyak 1.641.194. Sedangkan di Provinsi Lampung sendiri
melalui website resminya covid19.lampungprov.go.iddengan tanggal update
29/04/2021 tercatat pasien terkonfirmasi positif corona sebanyak 13257 orang
3

dan tersebar di seluruh Kabupaten/Kota dengan jumlah terbanyak berada di


Kota Bandar Lampung.

Kecemasan merupakan keadaan yang normal terjadi dalam berbagai keadaan,


seperti pertumbuhan, adanya perubahan dan pengalaman baru, (Mandagi,
2013). Kecemasan (Anxiety) merupakan perasaan takut yang tidak jelas
penyebabnya dan tidak didukung oleh situasi yang ada, (Usman, 2016).
Kecemasan tidak dapat dihindarkan dari kehidupan sehari-hari, (Saseno,
2013). Kecemasan dapat dirasakan oleh setiap orang jika mengalamitekanan
dan perasaan mendalam yang menyebabkan masalah psikiatrik dan dapat
berkembang dalam jangka waktu lama (Shodiqoh, 2014).

Gangguan cemas merupakan salah satu gangguan psikiatrik yang paling sering
dijumpai. Menurut laporan The National Comorbidity Study, satu dari empat
orang memenuhi kriteria diagnosis untuk setidaknya satu gangguang
kecemasan. Gangguan cemas juga lebih banyak terjadi pada wanita (30,5%)
daripada pria (19,2%) (Sadock, 2015). Gejala cemas yang timbul berbeda-
beda pada setiap individu. Gejala cemas dapat berupa gelisah, pusing,jantung
berdebar, gemetaran dan lain sebagainya. Salah satu sumber stressor
kecemasan adalah kehamilan, terutama pada ibu hamil yang labil jiwanya,
(Ursman, 2016). Pada umumnya seorang ibu yang mengalami kehamilan
untuk pertama kalinya akan merasa senang dan semakin tinggi rasa ingin tahu
terhadap perubahann dirinya dan perkembangan janin. Tetapi disaat yang
sama timbul pula rasa cemas dalam diri ibu hamil, (Shodiqoh, 2014).

Kecemasan ibu hamil dapat timbul khususnya pada trimester ketiga kehamilan
hingga saat persalinan, dimana pada periode ini ibu hamil merasa cemas
terhadap berbagai hal seperti normal atau tidak normal bayinya lahir, nyeri
yang akan dirasakan dan sebagainya (Usman, 2016). Semakin dekatnya jadwal
persalinan, terutama pada kehamilan pertama, wajar jika timbul perasaan
cemas atau takut karena kehamilan merupakan pengalaman yang baru
(Maimunah, 2009).
4

Kecemasan akan berdampak negatif pada ibu hamil sejak masa kehamilan
hingga persalinan, menghambat pertumbuhannya, melemahkan kontraksi otot
Rahim dan lain-lain. Dampak tersebut dapat membahayakan ibu dan janin
(Novitasari, 2013). Sebuah penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa ibu
hamil dengan tingkat kecemasan yang tinggi memiliki resiko melahirkan bayi
prematur bahkan keguguran (Astria, 20019). Selain berdampak pada proses
persalinan, kecemasan pada ibu hamil juga dapat berpengaruh pada tumbuh
kembang anak. Kecemasan yang terjadi terutama pada trimester ketiga dapat
mengakibatkan penurunan berat badan lahir (Shahhosseini, dkk, 2015).

Kasus tersebut menyerang semua kalangan, salah satunya adalah ibu hamil.
Hal ini menyebabkan ibu hamil mengalami rasa cemas bahkan sampai
mengalami depresi serta dapat meningkatkan jumlah kematian. Hasil studi
menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami rasa cemas bahkan sampai
stres diakibatkan karena berbagai macam masalah diantaranya adalah
ekonomi, keluarga, pekerjaan, serta kekhawatiran terhadap kehamilan itu
sendiri dan persalinan. Dalam hal ini pandemi covid menjadi salah satu awal
mula sumber permasalahan tersebut. Selain itu, mengakibatkan layanan
kesehatan maternal dan neonatal dibatasi, misalnya seperti adanya
pengurangan frekuensi pemeriksaan kehamilan dan kelas ibu hamil tertunda.
Keadaan tersebut menyebabkan permasalahan secara psikologi yaitu rasa
cemas pada ibu hamil. Salah satu studi penelitian mengatakan bahwa ibu
hamil hamil mengalami gejala depresif dan dan kecemasan lebih tinggi saat
adanya pandemi covid-19 dibandingkan sebelumnya, termasuk kecendungan
ingin melukai dirinyasendiri. Dalam kondisi tersebut, menimbulkan kondisi
bahaya selama kehamilan sehingga dapat berpengaruh terhadap kesehatan ibu
dan janinnya (Nurhasanah, 2020).

Menurut Stuart (2013) faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil
diantaranya yaitu status kesehatan ibu dan bayi, umur, pendidikan, pekerjaan,
ekonomi, dan dukungan keluarga khususnya suami. Hasil data penelitian yang
dilakukan oleh Aprianawati (2017) menunjukan bahwa dukungan suami yaitu
5

cukup 8 responden (29,6%), dan dukungan suami baik yaitu 19 responden


(70,4%). Hasil tingkat kecemasan pada ibu hamil menunjukan bahwa ibu
hamil yang memiliki kesemasan ringan yaitu sebanyak 17 ibu hamil (63,0%),
dan yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 6 ibu hamil (22,2%).
Dukungan suami sangat diharapkan oleh seorang ibu primigravida yang
pertama kali menghadapi kehamilan, ketika menghadapi proses persalinan
cenderung mengalami kecemasan. Hal ini dikarenakan proses persalinan
adalah sesuatu hal baru yang akan dialaminya (Musbikin, 2006). Namun saat
ini partisipasi pria dalam kesehatan reproduksi masih rendah, masih banyak
suami belum mampumenunjukkan dukungan penuh terhadap proses
persalinan. Rendahnya partisipasi suami tersebut dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya pengetahuan suami tentang kehamilan,
pengalaman status perkawinan, status sosial ekonomi,budaya, pendapatan,
tingkat pendidikan (Kholil, 2015).

Peran suami sangat diharapkan ketika istri sedang hamil atau bersalin.
Pemerintah juga sangat menaruh perhatian terhadap upaya peningkatan peran
laki-laki, yaitu dengan memasyarakatkan program suami siaga (suami siap
antar jaga). Suami harus tahu perkembangan kondisi istri, memberikan
dorongan dan semangat serta lebih memberi perhatian. Ibu bersalin yang
didamping selama persalinan memberikan banyak keuntunganantara lain
menurunkan sectio caesarean (50%), waktu persalinan lebih pendek (25%),
menurunkan pemberian epidual (60%), menurunkan penggunaan oksitosin
(40%), menurunkan penggunaan analgetik (30%) dan menurunkan kelahiran
dengan forcep (40%). Dukungan suami yang diberikan untuk istri dapat
berupamendampingi istri saat kunjungan antenatal, memberikan perhatian
dankasih sayang ekstra saat istri hamil, memberikan tambahan informasi hal-
hali penting dalam merawat kehamilan serta memberikan sarana baik biaya
maupun transportasi untuk melakukan ANC. Dukungan emosional suami
terhadap istri dapat menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan
6

senang dalam diri istri, sehingga istri akhirnya menjadi lebih mudah
menyesuaikan diri dalam situasi kehamilannya tersebut (Fithriany, 2011)

Hasil penelitian Maharani (2014) menemukan bahwa dukungan sosial


partisipan penelitian ini berada pada rata-rata tinggi sedangkan untuk
kecemasan dalam menghadapi persalinan berada pada rata-rata rendah. Hasil
penelitian juga menemukan korelasi negatif antara dukungan sosial dan
kecemasan menghadapi persalinan. Artinya semakin tinggi dukungan sosial
yang diperoleh maka akan semakin rendah kecemasan dalam menghadapi
persalinan yang dirasakan oleh ibu hamil trimester ketiga.

Data Poliklinik Obgyn RS Mardi Waluyo Metro menunjukkan jumlah ibu


hamil yang berkunjung selama tahun 2020 sebanyak 355 ibu. Sementara sejak
Januari – Maret 2021 terdapat 152 ibu hamil dan 102 ibu hamil (60.5%)
dengan usia kehamilan trimester III.

Hasil presurvey yang dilakukan peneliti melalui wawancara terhadap 10 ibu


hamil Trimester III di Poliklinik Obgyn RS Mardi Waluyo Metro menunjukkan
sebanyak 8 orang (80%) mengatakan takut, gelisah karena akan menghadapi
persalinan pada Masa Pandemi Covid-19, terutama jika persalinan harus
dilakukan di RS.

Berdasarkan masalah tersebut maka dari diperlukan penelitian tentang


“Hubungan dukungan sosial Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil
Trismester III Menghadapi Persalinan di Masa Pandemi Covid-19 di Poliklinik
Obgyn RS Mardi Waluyo Metro”.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Kasus Corona Virus di Indonesia sebesar 165.887 jiwa dengan jumlah
kematian yaitu 4,3%. Kasus tersebut menyerang semua kalangan, salah
satunya adalah ibu hamil. Hal ini menyebabkan ibu hamil mengalami rasa
cemas bahkan sampai mengalami depresi serta dapat meningkatkan jumlah
kematian.
7

2. Menurut data Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI)


Jakarta, 13,7% perempuan hamil lebih mudah terinfeksi Covid-19,
dibandingkan mereka yang tidak hamil (Rohmah, 2020).
3. Data Poliklinik Obgyn RS Mardi Waluyo Metro menunjukkan jumlah ibu
hamil yang berkunjung selama tahun 2020 sebanyak 355 ibu. Sementara
sejak Januari – Maret 2021 terdapat 152 ibu hamil dan 102 ibu hamil
(60.5%) dengan usia kehamilan trimester III.
4. Hasil presurvey yang dilakukan peneliti melalui wawancara terhadap 10
ibu hamil Trimester III di Poliklinik Obgyn RS Mardi Waluyo Metro
menunjukkan sebanyak 8 orang (80%) mengatakan cemas karena akan
menghadapi persalinan pada Masa Pandemi Covid-19, terutama jika
persalinan harus dilakukan di RS

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: “Apakah ada hubungan dukungan sosial terhadap tingkat
kecemasan ibu hamil trismester III menghadapi persalinan di masa pandemi
Covid-19 di Poliklinik Obgyn RS Mardi Waluyo Metro?”.

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial terhadap tingkat kecemasan
ibu hamil trismester III menghadapi persalinan di masa pandemi Covid-19
di Poliklinik Obgyn RS Mardi Waluyo Metro.
1.4.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dukungan sosial pada ibu hamil
trismester III menghadapi persalinan di masa pandemi Covid-19 di
Poliklinik Obgyn RS Mardi Waluyo Metro
b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat kecemasan ibu hamil
trismester III menghadapi persalinan di masa pandemi Covid-19 di
Poliklinik Obgyn RS Mardi Waluyo Metro
8

c. Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial terhadap tingkat


kecemasan ibu hamil trismester III menghadapi persalinan di masa
pandemi Covid-19 di Poliklinik Obgyn RS Mardi Waluyo Metro

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman secara
langsung sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh
selama di akademik, serta menambah wawasan tentang hubungan
dukungan sosial terhadap tingkat kecemasan ibu hamil trismester III
menghadapi persalinan di masa pandemi Covid-19.

1.5.2 Manfaat Praktis


a. Bagi Tenaga Kesehatan
Menambahkan informasi tentang Faktor Psikologis kecemasan yang
mempengaruhi kesiapan ibu hamil trimester 3 dalam menghadapi
persalinan dan sebagai dasar untuk mengedukasi masyarakat untuk
memanajemen tingkat kecemasan sebelum persalinan dan dapat
mencegah kecemasan yang terjadi pada saat persalinan di masa
pandemi covid-19.
b. Bagi Universitas Mitra Indonesia
Memberikan masukan untuk mata ajar yang berhubungan dengan
manajemen Kecemasan pada ibu hamil trimester III yang sedang
mempersiapkan persalinannya di masa pandemi covid-19.
c. Bagi Penelitian Selanjutnya
Memberikan tambahan teori untuk memperkaya ilmu mengenai
hubungan dukungan sosial terhadap tingkat kecemasan ibu hamil
trismester III menghadapi persalinan di masa pandemi Covid-19.
9

1.6 Ruang Lingkup Penelitian


Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif, desain
penelitian metode survey analitik menggunakan pendekatan cross sectional,
objek penelitian adalah hubungan dukungan sosial terhadap tingkat kecemasan
ibu hamil trismester III menghadapi persalinan di masa pandemi Covid-19.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trismester III. Tempat
penelitian dilakukan di Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Metro, penelitian
dilakukan pada bulan Mei tahun 2021.
10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecemasan
2.1.1 Definisi Kecemasan
Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi. Individu yang merasa cemas akan merasa tidak nyaman atau takut,
namun tidak mengetahui alasan kondisi tersebut terjadi. Kecemasan tidak
memiliki stimulus yang jelas yang dapat diidentifikasi (Videbeck, 2012).

Cemas (ansietas) merupakan sebuah emosi dan pengalaman subjektif yang


dialami sesorang dan berhubungan dengan perasaan yang tidak pasti dan
tidak berdaya. (Kusumawati dan Hartono, 2012)

Kecemasan adalah emosi tidak menyenangkan yang ditandai dengan


kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang timbul secara alami dan
dalam tingkat yang berbeda-beda. (Maimunah, 2009)

2.1.2 Etiologi Kecemasan

Secara umum, terdapat dua teori mengenai etiopatogenesis munculnya


kecemasan, yaitu teori psikologis dan teori biologis. Teori psikologis
terdiri atas tiga kelompok utama yaitu teori psikoanalitik, teori perilaku
dan teori eksistensial. Sedangkan teori biologis terdiri atas sistem saraf
otonom, neurotransmiter, studi pencitraan otak, dan teori genetik (Sadock,
2015).

1. Teori Psikoanalitik
Kecemasan didefinisikan sebagai sinyal adanya bahaya pada
ketidaksabaran. Kecemasan dipandang sebagai akibat dari konflik
psikik antara keinginan tidak disadari yang bersifat seksual atau agresif
dan ancaman terhadap hal tersebut dari superego atau realitas
eksternal. Sebagai respon terhadap sinyal ini, ego memobilisasi
11

mekanisme pertahanan untuk mencegah pikiran dan perasaan yang


tidak dapat diterima agar tidak muncul ke kesadaran (Sadock, 2015).
Individu yang mengalami gangguan kecemasan menggunakan secara
berlebihan salah satu atau pola tertentu dari mekanisme pertahanan
(Videbeck, 2012).
2. Teori Perilaku
Menurut teori ini, kecemasan adalah respon yang dipelajari terhadap
stimulus lingkungan spesifik. Sebagai contoh, seorang anak yang
dibesarkan oleh ayah yang kasar, dapat menjadi cemas ketika melihat
ayahnya. Hal tersebut dapat berkembang, anak tersebut kemungkinan
tidak mempercayai semua laki-laki. Sebagai kemungkinan penyebab
lain, mereka belajar memiliki respon internal kecemasan dengan
meniru respon kecemasan orangtua mereka (Sadock, 2015) Kecemasan
dapat dipelajari oleh individu melalui pengalaman dan dapat diubah
melalui pengalaman baru (Videbeck, 2012).
3. Teori Eksistensial
Teori ini digunakan pada gangguan cemas menyeluruh tanpa adanya
stimulus spesifik yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab perasaan
cemas kronisnya. Konsep utama teori eksistensial adalah individu
merasa hidup tanpa tujuan. Kecemasan adalah respon terhadap
perasaan tersebut dan maknanya (Sadock, 2015).
4. Sistem Saraf Otonom
Stimulasi sistem saraf otonom dapat menimbulkan gejala tertentu
seperti kardiovaskular (contoh: takikardi), muskular (contoh: sakit
kepala), gastrointestinal (contoh: diare), dan pernapasan (contoh:
takipneu). Sistem saraf otonom pada sejumlah pasien gangguan cemas,
terutama dengan gangguan cemas sangat beratmenunjukkan
peningkatan tonus simpatik, adaptasi lambat terhadap
stimulusberulang, dan berespons berlebihan terhadap stimulus sedang
(Sadock, 2015).
5. Neurotransmiter
12

Berdasarkan penelitian pada hewan terkait perilaku dan terapi obat,


terdapat tiga neurotrasmiter utama yang berhubungan dengan
kecemasan, yaitu asam gama-amino butirat (GABA), serotonin dan
norepinefrin (Sadock, 2015). Asam gama-amino butirat (GABA)
merupakan neurotransmiter yang berfungsi sebagai anticemas alami
dalam tubuh dengan mengurangi eksitabilitas sel sehingga mengurangi
frekuensi bangkitan neuron (Videbeck, 2012). Peran GABA pada
gangguan cemas didukung oleh efektifitas benzodiazepin yang
meningkatkan aktivitas GABA di reseptor GABA tipe A (GABAA) di
dalam terapi beberapa gangguan cemas. Beberapa peneliti berhipotesis
bahwa sejumlah pasien dengan gangguan cemas memiliki fungsi
abnormal reseptor GABAA, walaupun hubungan ini belum terlihat
langsung (Sadock, 2015) Benzodiazepin terikat pada reseptor yang
sama seperti GABA dan membantu reseptor pascasinaps untuk lebih
reseptif terhadap efek GABA. Hal tersebut mengurangi frekuensi
bangkitan sel dan mengurangi kecemasan (Videbeck, 2012). Serotonin
(5-HT) memiliki banyak subtipe. Serotonin subtipe 5-HT1Aberperan
pada terjadinya gangguan cemas, juga mempengaruhi agresi dan
mood. (Videbeck, 2012) Peningkatan pergantian atau siklus serotonin
di korteks prefrontal, nukleus akumben, amigdala, dan hipothalamus
lateral menyebabkan tipe stres akut yang berbeda. (Sadock, 2015)
Norepinefrin merupakan neurotransmiter yang meningkatkan
kecemasan. Norepinefrin yang berlebihan dicurigai ada pada gangguan
panik, gangguan ansietas umum dan gangguan stres pascatrauma.
(Videbeck, 2012) Teori mengenai peran norepinefrin pada gangguan
kecemasan adalah pasien yang mengalami kecemasan dapat memiliki
sistem regulasi noradrenergik yang buruk dengan ledakan aktifitas
yang sesekali terjadi. Sel dari sistem noradrenergik utamanya dibawa
ke locus cereleus(nukleus) di pons dan memproyeksikan akson ke
korteks cerebral, batang otak, dan tulang belakang (medulla spinnalis).
(Sadock, 2015)
13

6. Studi Pencitraan Otak


Suatu kisaran studi pencitraan otak, yang hampir selalu dilakukan pada
gangguan cemas spesifik, menghasilkan beberapa kemungkinan
petunjuk dalam memahami gangguan cemas. Studi struktural, seperti
CT dan MRI, yang dilakukan menunjukkan peningkatan ukuran
ventrikel otak. Hal tersebut pada suatu studi dihubungkan dengan lama
penggunaan benzodiazepin pada pasien. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan pasien dengan gangguan cemas memiliki keadaan
patologis dari fungsi otak dan hal ini dapat menjadi penyebab dari
gejala gangguan cemas yang dialami pasien. (Sadock, 2015)
7. Teori Genetik
Studi genetik menghasilkan bukti bahwa sedikitnya beberapa
komponen genetik turun berperan dalam timbulnya gangguan cemas.
Hereditas dinilai menjadi salah satu faktor predisposis timbulnya
gangguan cemas. Hampir separuh dari semua pasien dengan gangguan
panik setidaknya memiliki satu kerabat yang juga mengalami
gangguan tersebut. Gambaran untuk gangguan cemas lainnya,
walaupun tidak setinggi itu, juga menunjukkan adanya frekuensi
penyakit yang lebih tinggi pada kerabat derajat pertama pasien yang
mengalaminya daripada kerabat orang yang tidak mengalami gangguan
cemas. (Sadock, 2015)
2.1.3 Tingkat Kecemasan
Terdapat empat tingkat kecemasan, yaitu:
1. Ansietas ringan, berhubungan dengan ketegangandalam kehidupan
sehari-hari. Ansietas ringan merupakan perasaan bahwa ada sesuatu
yang berbeda dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensoris
meningkat dan dapat membantu memusatkan perhatian untuk belajar
menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak,merasakan dan melindungi
diri sendiri.
2. Ansietas sedang, merupakan perasaan yang menganggu bahwa ada
sesuatu yang benar-benar berbeda yang menyebabkan agitasi atau
14

gugup. Hal ini memungkinkan individu untuk memusatkan perhatian


pada hal yang penting dan mengesampingkan hal lain. Kecemasan
tingkat ini mempersempit lahan persepsi.
3. Ansietas berat, dapat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu
yang berbeda dan terdapat ancaman, sehingga individu lebih fokus
pada sesuatu yang rinci dan spesifik dan tidak berfikir tentang hal yang
lainnya.4.Ansietas sangat berat, merupakan tingkat tertinggi ansietas
dimana semua pemikiran rasional berhenti yang mengakibatkan respon
fight, flight, atau freeze, yaitu kebutuhan untuk pergi secepatnya, tetap
di tempat dan berjuang atau tidak dapat melakukan apapun. Ansietas
sangat berat berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror.
(Videbeck, 2012; Stuart, 2007)

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan


Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi kecemasan pada
ibu hamil, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dibagi
menjadi dua jenis, yaitu kepercayaan tentang persalinan dan perasaan
menjelang persalinan. Selain faktor internal, faktor eksternal juga dibagi
menjadi dua jenis, yaitu informasi dari tenaga kesehatan dan dukungan
suami (Shodiqoh, 2014). Kepercayaan pada faktor internal merupakan
tanggapan percaya atau tidak percaya dari ibu hamil mengenai cerita atau
mitos yang didengar dari orang lain atau yang berkembang di daerah asal
atau tempat tinggalnya. Sedangkan, perasaan menjelang persalinan
berkaitan dengan perasaan takut atau tidak takut yang dialami oleh ibu
menjelang persalinan (Shodiqoh, 2014)

Informasi dari tenaga kesehatan merupakan faktor eksternal yang penting


bagi ibu hamil karena informasi yang diperoleh dapat mempengaruhi
tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Menurut
Natoatmodjo (2015), kelengkapan informasi yang diperoleh mengenai
keadaan lebih laanjut mengenai kehamilannya, termasuk adanya penyakit
15

penyerta dalam kehamilan, membuat ibu hamil lebih siap dengan semua
kemungkinan yang akan terjadi saat persalinan dan ibu tidak terbebani
dengan perasaan takut dan cemas. Selain informasi dari tenaga kesehatan,
dukungan suami juga merupakan faktor eksternal yang penting bagi ibu
hamil. Dukungan suami dapat mengurangi kecemasan sehingga ibu hamil
trimester ketiga dapat merasa tenang dan memiliki mental yang kuat dalam
menghadapi persalinan (Shodiqoh, 2014).

Selain faktor internal dan faktor eksternal, terdapat pula faktor biologis
dan faktor psikis yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil. Faktor
biologis meliputi kesehatan dan kekuatan selama kehamilan serta
kelancaran dalam melahirkan bayinya. Sedangkan, faktor psikis seperti
kesiapan mental ibu hamil selama kehamilan hingga kelahiran dimana
terdapat perasaan cemas, tegang, bahagia, dan berbagai macam perasaan
lain, serta masalah-masalah seperti keguguran, penampilan dan
kemampuan melahirkan (Maimunah, 2009).

Secara spesifik, faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil


seperti pengambilan keputusan, usia ibu hamil, kemampuan dan kesiapan
keluarga, kesehatan dan pengalaman mendapat keguguran sebelumnya.
(Maimumah, 2009).

2.1.5 Gejala Kecemasan


Gejala kecemasan dapat berupa:
1. Perasaan ansietas, yaitu melihat kondisi emosi individu yang
menunjukkan perasaan cemas, firasat buruk, takut akan pikiran
sendiri, dan mudah tersinggung.
2. Ketegangan (tension), yaitu merasa tegang, lesu, tak bisa istirahat
dengan tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar, dan
gelisah.
16

3. Ketakutan, yaitu takut pada gelap, takut pada orang asing, takut
ditinggal sendiri, takut pada binatang besar, takut pada keramaian lalu
lintas, dan takutpada kerumunan orang banyak.
4. Gangguan tidur, yaitu sukar masuk tidur, terbangun pada malam hari,
tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi,
mimpi buruk, dan mimpi yang menakutkan.
5. Gangguan kecerdasan, yaitu sukar berkonsentrasi dan daya ingat
buruk.
6. Perasaan depresi, yaitu hilangnya minat, berkurangnya kesenangan
pada hobi, sedih, bangun dini hari, dan perasaan yang berubah-ubah
sepanjang hari.
7. Gejala somatik (otot), yaitu sakit dan nyeri di otot-otot, kaku, kedutan
otot, gigi gemerutuk, dan suara yang tidak stabil.
8. Gejala somatik (sensorik), yaitu tinitus (telinga berdengung),
penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemah, perasaan
ditusuk-tusuk.
9. Gejala kardiovaskular, yaitu takikardi, berdebar, nyeri di dada, denyut
nadi mengeras, perasaan lesu/lemas seperti mau pingsan, dan detak
jantung seperti menghilang/berhenti sekejap.
10. Gejala respiratori, yaitu rasa tertekan atau sempit di dada, perasaan
tercekik, sering menarik napas, dan napas pendek/sesak.
11. Gejala gastrointestinal, yaitu sulit menelan, perut melilit, gangguan
pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di
perut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, buang air besar
lembek, kehilangan berat badan, dan sulit buang air besar
(konstipasi).
12. Gejala urogenital, yaitu sering buang air kecil, tidak dapat menahan
air seni, amenorrhoe, menorrhagia, perasaan menjadi dingin (frigid),
ejakulasi praecocks, ereksi hilang, dan impotensi.
13. Gejala otonnom, yaitu mulut kering, muka merah, mudah berkeringat,
pusing dan sakit kepala, dan bulu-bulu berdiri/merinding.
17

14. Tingkah laku pada saat wawancara, yaitu gelisah, tidak tenang, jari
gemetar, keningberkerut, muka tegang, tonus ototmeningkat, napas
pendek dan cepat, dan muka merah (Sadock, 2015).
Selain pengaruh gejala diatas, kecemasan memengaruhi pikiran, persepsi,
dan pembelajaran. Kecemasan cenderung menimbulkan kebingungan dan
distorsi persepsi waktu dan ruang tetapi juga orang dan arti peristiwa.
Distorsi ini dapat menggangu proses pembelajaran dengan menurunkan
konsentrasi, mengurangi daya ingat, dan menggangu kemampuan
menghubungkan satu hal dengan hal yang lain yaitu membuat asosiasi
(Kaplan & Sadock, 2014).

2.1.6 Pengukuran Tingkat Kecemasan


Pengukuran tingkat kecemasan dapat menggunakan berbagai skala
penelitian, salah satunya adalah Hamilton Rating Scale For Anxiety
(HARS). HARS digunakan untuk melihat tingkat keparahan terhadap
gangguan kecemasan, terdiri dari 14 item penelitian sesuai dengan gejala
kecemasan yang ada (Sadock, 2015).

Masing-masing kelompok gejala diatas diberi penilaian angka antara 0-4,


yang dirincikan sebagai berikut: 0= tidak ada gejala sama sekali, 1= gejala
ringan (apabila terdapat 1 dari semua gejala yang ada), 2= gejala sedang
(jika terdapat separuh dari gejala yang ada), 3= gejala berat (jika terdapat
lebih dari separuh dari gejala yang ada), dan 4= gejala berat sekali (jika
terdapat semua gejala yang ada) (Shodiqoh, 2014)

Masing-masing nilai dari 14 kelompok gejala dijumlahkan dan dinilai


derajat kecemasannya, yaitu: <14: tidak ada kecemasan; 14-20: kecemasan
ringan; 21-27: kecemasan sedang; 28-41: kecemasan berat; dan 42-56:
kecemasan berat sekali (Shodiqoh, 2014).
18

2.2 Kehamilan
2.2.1 Definisi Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri dan Ginekologi Internasional, kehamilan adalah
fertilisasi atau penyatuan antara spermatozoa (dari pria) dan ovum (sel
telur dari wanita) yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dari
fase fertilisasi hingga kelahiran bayi, kehamilan normal akan berlangsung
selama 40 minggu yang dibagi menjadi tiga semester yatu trimester
pertama yang berlangsung dalam 13 minggu pertama, trimester kedua
berlangsung antara minggu ke-14 sampai minggu ke-27, dan trimester
ketiga berlangsung dari minggu ke-28 hingga kelahiran (Evayanti, 2015).

2.2.2 Perubahan Psikologis Selama Kehamilan


Perubahan psikologis selama masa kehamilan, yaitu:
1. Perubahan Psikologi Trimester Pertama
Pada trimester pertama (13 minggu pertama kehamilan) sering timbul
rasa cemas bercampur rasa bahagis, rasa sedih, rasa kecewa, sikap
penolakan, ketidakyakinan atau ketidakpastian, sikap ambivalen
(bertentangan), perubahan seksual, fokus pada diri sendiri, stres dan
goncangan psikologis sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dan
pertengkaran. (Janiwarty dan Pieter, 2013)
2. Perubahan Psikologi Trimester Kedua
Bentuk perubahan psikologi ibu hamil pada trimester kedua seperti
rasa khawatir, perubahan emosional dan terjadi peningkatan libido.
Trimester kedua kehamilan dibagi menjadi dua fase, yaitu pre-
quickening (sebelum gerakan janin dirasakan oleh ibu) dan post-
quickening (setelah gerakan janin dirasakan oleh ibu). Fase pre-
quickening merupakan fase untuk mengetahui hubungan interpersonal
dan dasar pengembangan interaksi sosial ibu dengan janin, perasaan
menolak dari ibu yang tampak dari sikap negatif seperti tidak
mempedulikan dan mengabaikan, serta ibu yang sedang
mengembangkan identitas keibuannya. sedangkan, fase post-quikening
19

merupakan fase dimana identitas keibuan semakin jelas. Ibu akan


fokus pada kehamilannya dan lebih mempersiapkan diri untuk
menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Kehidupan psikologis ibu
hamil tampak lebih tenang, tetapi perhatian mulai beralih pada
perubahan bentuk tubuh, keluarga, dan hubungan psikologis dengan
janin. Pada fase ini, sifat ketergantungan ibu hamil terhadap
pasangannya semakin meningkat seirig dengan pertumbuhan janin
(Janiwarty dan Pieter, 2013).
3. Perubahan Psikologi Trimester Ketiga
Pada trimester ketiga kehamilan, perubahan psikologis ibu hamil
semakin kompleks dan meningkat dibandingkan trimester sebelumnya
akibat kondisi kehamilan yang semakin membesar. Beberapa kondisi
psikologis yang terjadi, seperti perubahan emosional dan rasa tidak
nyaman, sehingga ibu hamil membutuhkan dukungan dari suami,
keluarga dan tenaga medis. Perubahan emosi ibu semakin berubah-
ubah dan terkadang menjadi tidak terkontrol. Perubahan emosi tersebut
akibat dari adanya perasaan khawatir, rasa takut, bimbang dan ragu
dengan kondisi kehamilannya. (Janiwarty dan Pieter, 2013)

2.3 Dukungan Sosial


2.3.1 Pengertian
Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan, maupun
bantuan dalam bentuk lainnya yang diterimanya individu dari orang lain
ataupun dari kelompok (Sarafino, 2018). Fetzer (2018) dalam
penelitiannya menjelaskan bahwa ibu hamil yang mengalami mual dan
muntah (emesis gravidarum) karena stres dapat diatasi dengan
mendapatkan dukungan sosial yang tinggi. Dukungan sosial mengacu pada
bantuan emosional, instrumental dan finansial yang diperoleh dari orang
lain. Segi fungsional dukungan sosial mencakup dukungan emosional,
mendorong adanya ungkapan perasaan, pemberian nasehat atau informasi,
pemberian bantuan material. Dukungan sosial terdiri dari informasi atau
20

nasehat verbal dan/atau nonverbal, bantuan nyata atau tindakan yang


diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan
mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima.

2.3.2 Aspek-Aspek Dukungan Sosial


Menurut Nursalam dan Kurniawati (2017) terdapat empat jenis atau
dimensi dukungan sosial yang meliputi:
1. Dukungan emosional
Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan
perhatian terhadap orang yang bersangkutan (misalnya: umpan balik,
penegasan).
2. Dukungan penghargaan / penilaian
Dukungan penghargaan merupakan ungkapan hormat/penghargaan
positif untuk orang lain itu, dorongan maju atau persetujuan dengan
gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif orang itu
dengan orang lain, misalnya orang itu kurang mampu atau lebih buruk
keadaannya (menambah harga diri).
3. Dukungan informasi
Dukungan informasi mencakup pemberian nasehat, saran, pengetahuan
dan informasi petunjuk terkait dengan permasalahan kehamilan.
4. Dukungan instrumental
Dukungan instrumental merupakan suatu dukungan atau bantuan
secara langsung, misalnya orang memberi pinjaman uang kepada orang
yang membutuhkan atau menolong dengan memberi pekerjaan pada
orang yang tidak punya pekerjaan.

2.3.3 Cara mengukur dukungan Sosial


Dalam mengukur dukungan sosial yang diperoleh ibu hamil peneliti
mengadopsi dari teori Aspuah (2013), dari teori tersebut kemudian peneliti
modifikasi sehingga bisa digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini.
Dukungan sosial yang diukur dengan skala likert dimana untuk pertanyaan
21

favourable bila jawaban selalu diberi skor 5, sering skor 4, kadang-kadang


skor 3, jarang skor 2 dan tidak pernah skor 1. Adapun untuk pertanyaan
unfavourable bila jawaban selalu diberi skor 1, sering skor 2, kadang-
kadang skor 3, jarang skor 4 dan tidak pernah skor 5.

2.4 Penelitian Terkait


Penelitian Romalasari (2020) tentang Hubungan Antara Dukungan Suami Dan
Partisipasi Mengikuti Kelas Ibu Hamil Dengan Kecemasan Menghadapi
Persalinan Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Tiga Di Puskesmas
Nglipar I, hasil analisis menunjukkan ada hubungan negatif antara dukungan
suami dengan kecemasan menghadapi persalinan dengan nilai koefisien
korelasi sebesar 0,331 dan p=0,019 (p<0,05). Ada hubungan negatif antara
partisipasi mengikuti kelas ibu hamil dengan kecemasan menghadapi
persalinan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,595 dan p=0,000 (p<0,01).

Penelitian Latifah (2016) tentang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan


Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pandian, Sumenep, menunjukkan dukungan emosional dan
dukungan instrumental berhubungan dengan kecemasan ibu hamil
primigravida di wilayah kerja Puskesmas Pandian, Sumenep.

Penelitian Prautami (2019) tentang Sistem Pendukung Dengan Tingkat


Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Di Klinik Abi Ummi Dw Sarmadi
Palembang, hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan uji statistic Chi
Square menunjukkan ada hubungan sistem pendukung dengan tingkat
kecemasan dengan nilai p value dukungan keluarga (0,01), status ekonomi
(0,00), dan paparan informasi (0,01). Ada hubungan yang bermakna system
pendukung dengan tingkat kecemasan ibu hamil trimester III.
22

2.5 Kerangka Teori

Berdasarkan telaah pustaka diatas maka dapat disusun kerangka teori sebagai
berikut:

Faktor yang Mempengaruhi


1. Faktor internal (kepercayaan tentang
persalinan dan perasaan menjelang
persalinan)
2. Faktor eksternal (informasi dari tenaga Kecemasan
kesehatan dan dukungan sosial)
3. Faktor biologis (kesehatan dan kekuatan
selama kehamilan)
4. Faktor Psikis (keseiapan mental ibu
selama kehamilan)

Sumber: Shodiqoh (2014)


Gambar 2.1 Kerangka Teori

2.5 Kerangka Konsep


Berdasarkan kerangka teori diatas maka kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Dukungan sosial Kecemasan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

2.6 Hipotesis Penelitian


Hipotesis di dalam penelitian merupakan pernyataan tentatif atau jawaban
sementara dari sebuah masalah penelitian. Pernyataan atau jawaban
sementara tersebut harus diuji apakah benar (diterima) atau salah (ditolak).
23

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dijabarkan,


maka hipótesis dalam penelitian ini, yaitu:

Hipotesis Alternatif:
Ada hubungan dukungan sosial terhadap tingkat kecemasan ibu hamil
trismester III menghadapi persalinan di masa pandemi Covid-19 di Poliklinik
Obgyn RS Mardi Waluyo Metro

Hipotesis Nol:
Tidak ada hubungan dukungan sosial terhadap tingkat kecemasan ibu hamil
trismester III menghadapi persalinan di masa pandemi Covid-19 di Poliklinik
Obgyn RS Mardi Waluyo Metro
24

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif Menurut Sugiyono (2013),
metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Rancangan penelitian adalah survey analitik dengan menggunakan
pendekatan “cross sectional”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan dukungan sosial terhadap tingkat kecemasan ibu hamil trismester III
menghadapi persalinan di masa pandemi Covid-19 di Poliklinik Obgyn RS
Mardi Waluyo Metro

3.2 Tempat dan Waktu


Penelitian dilaksanakan di Poliklinik Obgyn RS Mardi Waluyo Metro dengan
periode penelitian Mei 2021

3.3 Populasi Penelitian


Populasi merupakan seluruh subyek atau objek dengan karakteristik tertentu
yang diteliti. Populasi penelitian ini adalah ibu hamil trismester III di
Poliklinik Obgyn RS Mardi Waluyo Metro sejumlah 102 orang.

3.4 Sampel Penelitian


Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki. Sampel dalam penelitian ini menggunakan
rumus slovin:
25

n = N
1+N(d 2 )
Keterangan:
n : Besar sampel
N : besar populasi
d : tingkat penyimpangan yang diinginkan (0.1)
n = 102 = 50.49
1 + 102 (0,12 )
Jadi sampel yang digunakan sejumlah 51 orang.
1. Kriteria Inklusi
a. Ibu hamil trismester III
b. Ibu hamil bersedia menjadi responden
c. Ibu hamil yang tidak mengalami perdarahan selama satu bulan terakhir
d. Ibu hamil dengan keadaan tidak sakit
e. Ibu hamil yang dapat berkomunikasi dengan baik
2. Kriteri Ekslusi
a. Ibu hamil trismeter I dan II
b. Ibu hamil yang mengundurkan diri saat pengambilan data
c. Ibu hamil yang tidak bersedia mengikuti penelitian

3.5 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Variabel-Variabel yang digunakan di dalam
penelitian ini yaitu:
1. Variabel bebas (Independent), yaitu dukungan sosial
2. Variabel terikat (Dependent), yaitu kecemasan

3.6 Definisi Operasional


Definisi operational adalah unsur penelitan yang memberitahukan bagaimana
cara mengukur suatu variabel atau dapat dikatakan semacam petunjuk
pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dalam
26

penelitian ini definisi operasional dari variabel dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 2. Definisi Operasional


No Variabel Definisi Alat ukur Cara Hasil ukur Skala
ukur ukur
1 Kecemasan Perasaan takut dan Menggunakan Mengisi 1.< 14 : Tidak Ordinal
tidak nyaman yang kuesioner HARS ada kecemasan
tidak jelas 2.14 –20 :
HRS-A yang Kecemasan
penyebabnya yang
dialami oleh ibu terdiri dari 14 ringan
hamil trimester item, dengan 3.21 –27 :
ketiga.batas-batas skala masing- Kecemasan
normal, yang sedang
masing item
diukur berdasarkan 4.28 –41 :
0-4, dengan kecemasan
skala HARS total skor berat
keseluruhan 5.42 –56 :
(Hawari, 2011)
0-56 Kecemasan
sangat berat

2 Dukungan Dukungan yang Kuesioner Mengisi 0: Baik (Skor Ordinal


social diberikan orang- Kuesione nilai ≥
orang sekitar ibu mean/median)
hamil meliputi r 1 :TIdak Baik
suami dan keluarga (Skor nilai <
yang lain mean/median)

(Friedman, 2015)

3.7 Etika Penelitian


Penelitian ini yang menjadi responden adalah manusia, maka peneliti harus
memahami hak dasar manusia. Masalah etik yang harus diperhatikan antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Informed Concent
Informed Concent merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian ini dengan memberikan lembar persetujuan. Infromed
consent diberikan sebelum peneliti dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden.
27

2. Anonymity (tanpa nama)


Jaminan kepada responden dengan tidak mencantumkan nama responden
pada lembar alat ukur, Pada instrument penelitian dan hasil penelitian,
nama responden hanya akan dicantumkan inisial saja untuk menjaga
kerahasiaan responden.
3. Confidenuality
Penelitian ini menjamin kerahasiaan informasi yang telah diberikan oleh
responden hanya data-data tertentu yang merupakan hasil penelitian
sebagai laporan. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaan oleh peneliti, hanya pada kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset. Penelitian ini akan menjamin kerahasiaan data
yang diperoleh dari responden untuk tidak disebarluaskan, hanya akan
menyajikan data-data tentang hasil perhitungan skor kuesioner spiritual,
dukungan sosial, dan kualitas hidup pasien kanker.
4. Beneficience
Peneliti memberikan informasi yang baik untuk responden dalam
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Peneliti akan memberikan
informasi mengenai pentingnya spiritual dalam meningkatkan kualitas
hidup pasien kanker dan bagaimana dukungan sosial pasien dapat
mempengaruhi kuaitas hidup pasien.
5. Non-malefisience
Pada penelitian ini peneliti sudah memperhitungkan bahwa subyek
penenlitian (responden ) tidak dirugikan sedikitpun baik dari segi materil
maupun non-materil. Peneliti mendampingi selama proses pengisian
kuesioner sehingga hal-hal yang tidak dipahami oleh responden dapat
diselesikan dengan segera.
6. Balancing Harms and Benefits
Pada penelitian ini peneliti berusaha meminimalisir dampak yang dapat
merugikan subjek penelitian. Peneliti setelah menerima hasil kuesioner
selanjutnya menjelaskan pengertian dan manfaat spiritual, dukungan sosial
dan kualitas hidup. Manfaat bagi responden adalah untuk memahami
28

bahwa spiritual dan dukungan sosial diperlukan pada pasien kanker.


Penelitian ini tidak memberikan kerugian hanya mencari keterangan saja.
7. Respect for Person
Penelitian ini menghormati martabat manusia: pertama, setiap individu
(responden) diperlakukan sebagai manusia yang memiliki otonomi (hak
untuk menentukan nasib diri sendiri) ; kedua, setiap individu yang otonomi
kurang atau hilang perlu mendapatkan perlindungan. Memiliki hak otonom
apabila pasien menolak maka tidak menandatangani inform consent

3.8 Teknik Pengambilan Data


1. Instrumen Penelitian
Pada penelitian kali ini digunakan data primer yang didapatkan
saat penelitian.
2. Prosedur Penelitian
a. Pertama, menyerahkan surat izin penelitian kepada pihak Rumah
sakit
b. Kedua, setelah menerima persetujuan peneliti meminta data
pasien yang berasal dari rekam medis puskesmas
c. Ketiga, menyeleksi data pasien sesuai dengan kriteria inklusi
penelitian.
d. Keempat, mencatat data pasien yang didapat.

3.9 Pengolahan Data


Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diolah
menggunakan program statistika. Kemudian, proses pengolahan data
menggunakan program komputer ini terdiri beberapa langkah:
1. Koding, untuk mengkonversikan (menerjemahkan) data yang
dikumpulkan selama penelitian kedalam simbol yang cocok untuk
keperluan analisis
2. Data Entry, memasukkan data kedalam komputer.
3. Verifikasi, memasukkan data pemeriksaan secara visual terhadap
29

data yang telah dimasukkan kedalam komputer.


4. Output komputer, hasil yang telah dianalisis oleh komputer kemudian
dicetak

3.10 Analisis Data


Digunakan untuk menggunakan hubungan antara variabel bebas dan
terikat dengan menggunakan uji statistik non parametrik Chi square. Uji
Chi Square adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji
hipotesis bila dalam populasi terdiri akut dua atau lebih kelas dimana data
berbentuk nominal. Setelah data terkumpul disusun kedalam data 2x2.
Pengambilan keputusan tentang hipotesis yang dianjurkan diterima atau
ditolak diperoleh dari harga Chi square, yang dibandingkan chi
square tabel dengan derajat kebebasan (dk), dan taraf kesalahan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Astria Y, Nurbaeti I, Rosidati C. 2009. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil


Trimester III Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan di
Poliklinik Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit X Jakarta. Hubungan
Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kecemsan Dalam Menghadapi
Persalinan. 10 (19): 38-48.

Alibasjah RW, Izza K, Susiloningsih N. 2014.Hubungan Usia Ibu Hamil


Trimester 3 Dengan Kecemasan Menghadapi Persalinan pada
Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Palimanan Cirebon. Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Badudu Z. 2012.Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan. Erlangga:Bandung.

Evayanti Y. 2015. Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami pada


IbuHamil Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di
Puskesmas Wates Lampung Tengah Tahun 2014. Jurnal Kebidanan. 1
(2): 81-90.

Handayani R. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan


Menjelang Persalinan pada Ibu Primigravida Trimester III di Wilayah
Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2012. Ners Jurnal
Keperawatan. 11(1): 62-70.

Heriani. 2016. Kecemasan Dalam Menjelang Persalinan Ditinjau Dari Paritas,


Usia dan Tingkat Pendidikan. Jurnal Ilmu Kesehatan Aisyah. 1(2): 1-7.

Hernanto FF. 2016. Pengetahuan Tentang Kehamilan, Dukungan Keluarga dan


Kecemasan Ibu Primigravida Trimester III. Jurnal Psikologi Indonesia.
5(3):235.

Janiwarty B, Pieter HZ. 2013. Pendidikan Psikologi Untuk Bidan: Suatu Teori dan
Terapannya. Rapha Publishing. Yogyakarta

Kusumawati F, Hartono Y. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Salemba Medika.


Jakarta.

Litsmanasari A, Warsiti. 2013. Perbedaan Tingkat Kecemasan Menghadapi


Persalinan pada Ibu Primigravida dan Multigravida Trimester III di
Puskesmas Sanden Bantul. Stikes Aisyiyaj Yogyakarta.

Maimunah S. 2009. Kecemasan Ibu Hamil Menjelang Persalinan Pertama. Jurnal


Humanity. 5 (1): 61-67.
Mandagi DVV, Pali C, Sinolungan JSV. 2013. Perbedaan Tingkat Kecemasan
Pada Primigravida dan Multigravida di RSIA Kasih Ibu Manado. Jurnal
e-Biomedik (eBM). 1 (1): 197-201.

Novitasari T, Budiningsih TE, Mabruri MI. 2013. Keefektivan Konseling


Kelompok Pra-Persalinan Untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan
Primigravida Menghadapi Persalinan. Developmental and Clinical
Psychology. 2 (2): 62-70.

Nurhasanah, I. (2021). Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan pada Ibu Hamil


saat Pandemi Covid-19: Literatur Review. Jurnal Bidan Komunitas, 4(1),
25-30.

Rosyidah NN. 2017. Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Trimester


III dalam Menghadapi Persalinan di BPS Ny. Roidah, SST, M.Kes Desa
Dlanggu Mojokerto. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan. pp: 81-86

Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. 2015. Kaplan Sadock’s Synopsis of Psychiatry:
Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. Edisi 11. Wolters Kluwer
Health. New York-USA.

Said N, Kanine E, Bidjuni H. 2015. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan


Kecemasan Ibu Primigravida di Puskesmas Tuminting. Ejournal
Keperawatan (e-Kep). 3(2): 1-8.

Saseno, Kriswoyo PG, Handoyo. 2013. Efektifitas Relaksasi Terhadap Tingkat


Kecemasan pada Lansia di Posyandu Lansia Adhi Yuswa RW. X
Kelurahan Kramat Selatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. 9(3).

Shahhosseini Z, Pourasghar M, Khalilian A, Salehi F. 2015. A Review of the


Effect of Anxiety During Pregnancy on Children’s Health. Mater
Sociomed. 27 (3): 200-202.

Shodiqoh ER, Syahrul F. 2014. Perbedaan Tingkat Kecemasan Dalam


Menghadapi Persalinan Antara Primigravida dan Multigravida. Jurnal
Berkala Epidemiologi. 2 (1): 141-150.

Stuart GW. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. EGC. Jakarta.

Usman FR, Kundre RM, Onibala F. 2016. Perbedaan Tingkat Kecemasan Ibu
Hamil Menghadapi Persalinan Dengan Kepatuhan Antenatal Care (ANC)
Di Puskesmas Bahu Kota Manado. Ejournal Keperawatan (e-Kp). 4 (1):
1-7.

Videbeck, SL. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. EGC. Jakarta


Lampiran 1. Surat Keputusan
Lampiran 2. Surat Isin Presurvey Penelitian
Lampiran 3. Surat Balasan Presurvey
Lampiran 4. Informed Consent

Informed Consent
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Skolastika Gigih Purwaningsih
Institusi : Fakultas Kesehatan Prodi Keperawatan Universitas Mitra
Indonesia
Alamat : Jl. ZA. Pagar Alam No.7, Gedong Meneng, Kec. Rajabasa,
Kota Bandar Lampung, Lampung
Adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Prodi Keperawatan Universitas Mitra
Indonesia, pada kesempatan ini saya akan melakukan penelitian tentang
“Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil
Trimester III Menghadapi Persalinan Di Masa Pandemi Covid-19 Di
Poliklinik Obgyn Rs Mardi Waluyo Metro”. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu
Hamil Trimester III Menghadapi Persalinan Di Masa Pandemi Covid-19, harapan
saya agar Ibu berkenan untuk berpartipasi dalam penelitian ini dengan mengisi
kuesioner yang telah saya sediakan.
Penelitian ini membutuhkan sekitar 51 subyek penelitian dengan jangka
waktu keikutsertaan masing-masing subyek selama 30-45 menit.
A. Kesukarelaan untuk mengikuti penelitian
Ibu bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada paksaan. Bila
Ibu sudah memutuskan untuk ikut, Ibu juga bebas untuk mengundurkan diri
setiap saat tanpa menggangu proses hubungan dengan peneliti atau sangsi
apapun. Jika Ibu tidak bersedia untuk berpartisipasi maka tidak akan
mengganggu hubungan dengan peneliti maupun dengan instansi dengan
peneliti.
B. Prosedur Penelitian
Apabila Ibu bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, Ibu diminta
menandatangani lembar persetujuan ini rangkap dua, satu untuk Ibu simpan
dan satu untuk peneliti. Ada juga diminta untuk mengisi data diri sebagai
gambaran karakteristik responden. Pengumpulan data variable menggunakan
kuesioner.
C. Kewajiban Subyek Penelitian
Sebagai subyek penelitian, Ibu, berkewajiban mengikuti aturan atau petunjuk
penelitian seperti yang tertulis di atas. Bila ada yang belum jelas, Ibu,
dipersilahkan bertanya kepada peneliti.
D. Risiko dan Efek Samping dan Penanganannya
Tidak ada efek samping maupun resiko dalam penelitian ini
E. Manfaat
Berpartisipasi dalam penelitian ini, Ibu akan dapat menurunkan tekanan darah.
F. Kerahasiaan
Tidak ada informasi pribadi akan disertakan pada kuesioner. Data kuesioner
dikembalikan secara anonim dan tanggapan elektronik tidak dapat dilacak ke
pengirim.
G. Kompensasi
Penelitian menyediakan sovenir berupa makanan ringan, untuk setiap individu
sebagai bentuk tanda terima kasih kepada Ibu yang telah berpartisipasi dalam
penelitian ini.
H. Informasi Tambahan
Ibu/Ibu diberikan kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas
terkiat dengan penelitian ini. Jika sewaktu-waktu memerlukan penjelasan lebih
lanjut Ibu dapat menghubungi Skolastika Gigih Purwaningsih Telp.
0823649393164
PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN

Semua penjelasan tersebut telah disampaikan kepada saya dan semua

pertanyaan saya telah di jawab oleh peneliti. Saya mengerti bahwa bila

memerlukan penjelasan, saya dapat menanyakan kepada Skolastika Gigih

Purwaningsih Telp. 0823649393164

Dengan menandatangani formulir ini, saya setuju untuk ikut serta dalam

penelitian ini.

Bandar Lampung, Mei 2021

Tanda tangan (subyek) Tanda tangan Peneliti

________________________
(Nama Lengkap :………………………) (Skolastika Gigih Purwaningsih)
Lampiran 5. Kuesioner

KUESIONER

Identitas diri:
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :

Berikan tanda(√) pada kolom alternative jawaban yang sesuai dengan keadaan
suami anda. Tidak ada jawaban yang salah. Semua jawaban benar.

No Dukungan Sosial Jawaban


Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang pernah
Dukungan Emosional:
1 Suami bersedia mendengarkan
keluhan yang saya rasakan
2 Suami mengerti dengan keadaan saya
yang akan mengalami persalinan
3 Suami ikut serta memikirkan masalah
yang saya hadapi
4 Suami tidak mempedulikan kesehatan
saya
5 Suami merasa khawatir ketika saya
sedang sakit
6 Suami tidak peduli jika saya sedang
sedih
7 Suami kurang mengerti dengan
keadaan saya yang akan mengalami
persalinan
Dukungan Penilaian
8 Suami tidak memahami keadaan saya
yang sudah tidak sebugar dulu lagi
9 Suami kurang memberi dukungan saat
tidak mau minum obat
10 Suami memberikan pujian pada hasil
pekerjaan saya
11 Suami memberikan pujian pada saya
saat ia telah meminum obat yang di
berikan oleh bidan
12 Suami menghargai pengorbanan saya
yang telah susah payah mengandung
buah hati/ anaknya
13 Suami menerima setiap saran saya
sebagai saran yang baik
14 Suami tidak pernah menghargai
pengorbanan saya yang telah susah
payah mengandung buah hati/ anaknya
Dukungan Instrumental
15 Suami membantu saya mengerjakan
pekerjaan rumah
16 Suami tidak memperhatikan setiap
jenis makanan yang saya konsumsi
17 Suami mengantar saya saat saya ingin
membeli perlengkapan bayi
18 Suami kurang memperhatikan tentang
perlengkapan bayi
19 Suami tidak menyediakan dana yang
di pergunakan untuk priksa kehamilan
20 Suami tidak membantu saya
mengerjakan pekerjaan
Dukungan Informasi
21 Suami saya memberikan informasi
kepada saya tentang persalinan dari
buku dan majalah
22 Saya dan suami saya mencari
informasi tentang persalinan di rumah
sakit/ puskesmas
23 Suami saya kurang peduli informasi
tentang tanda-tanda persalinan
24 Suami tidak mendampingi saya saat
konsultasi ke petugas kesehatan untuk
memperoleh informasi tentang
kehamilandan persalinan
25 Suami kurang menganjurkan saya
untuk memeriksakan kesehatan ketika
saya mengeluh dengan keshatan saya
LEMBAR KUISIONER PENELITIAN
Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

Silahkan berikan tanda (√) pada kolom isi sesuai dengan yang anda rasakan saat
ini dengan skala penelian:

Tingkat Kecemasan
No Gejala Kecemasan
1. Saya mengalami perasaan cemas dalam menghadapi persalinan
diantaranya:
□ cemas terhadap proses persalinan
□ firasat buruk menjalani
□ mudah tersinggung dengan orang lain
□ ketegangan menghadapi persalinan
2. Saya mengalami ketegangan menjelang persalinan:
□ merasa tegang
□ lesu
□ tidak bisa istirahat tenang
□ mudah terkejut
□ mudah menangis
□ gemetar
□ gelisah
3. Saya merasa ketakutan akan menghadapi persalinan ditandai dengan:
□ takut gelap
□ orang asing
□ ditinggal sendiri
□ pada binatang besar
□ pada keramaian lalu lintas
□ kerumunan orang banyak
4. Saya mengalami ganggaun tidur menjelang persalinan seperti:
□ sulit tidur
□ terbangun saat malam hari
□ tidur tidak nyenyak
□ bangun dengan lesu
□ banyak mimpi-mimpi
□ mimpi buruk
5. Saya mengalami gangguan terhadap kecerdasan menjelang persalinan
seperti:
□ sukar konsentrasi
□ daya ingat menurun
□ mudah lupa
6. Saya mengalami perasaan depresi menjelang persalinan yang di tandai
dengan:
□ hilangnya minat
□ berkurangnya kesenangan pada hobi
□ sedih
□ perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari
7. Saya mengalai gangguan gejala somatikmenjelang persalinan seperti:
□ nyeri otot
□ kaku
□ kedutan otot
□ gigi gemerutuk
□ suara tidak stabil
8. Saya mengalai gangguan gejala sensorik menjelang persalinan seperti:
□ telinga bordering
□ penglihatan kabur
□ muka merah atau pucat
□ merasa lemas
□ perasan ditusuk-tusuk
9. Saya mengalami gangguan gejala kardiovaskulermenjelang persalinan
seperti:
□ denyut jantung cepat
□ berdebar-debar
□ nyeri dada
□ denyut nadi cepat
□ rasa lesu
10. Saya mengalami gangguan gejala pernapasan menjelang persalinan
seperti:
□ rasa tekanan pada dada
□ rasa tercekik
□ sering menarik nafas panjang
□ merasa napas pendek
11. Saya mengalami gangguan gejala gastrointestinal menjelang persalinan
seperti:
□ sulit menelan makanan
□ berat badan menurun
□ mual muntah
□ nyeri lambung sebelum dan sesudah makan
□ merasa panas di perut
□ sulit buang air besar
12. Saya mengalami gangguan gejala uroginetalmenjelang persalinan seperti:
□ sering kencing
□ tidak dapat menahan kencing
□ tidak datang haid
□ ekresi melemah
13. Saya mengalami gangguangejala autonomy menjelang persalinan seperti:
□ mulut kering
□ mudah berkeringat
□ muka merah
□ bulu-bulu berdiri (merinding)
□ pusing atau sakit kepala
14. Saya mengalami gangguan gejala perilaku dan sikap menjelang persalinan
seperti:
□ gelisah
□ gemetar pada jari-jari
□ mengkerutkan dahi
□ muka tegang
□ otot tegang (tonus otot meningkat)
□ napas pendek dan panjang
Lampiran 6. Jadwal Penelitian

JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan Waktu
Maret April Mei Juni Juli Agustus
2021 2021 2021 2021 2021 2021

1 Pengajuan
judul
2 Pembuatan
proposal
3 Penyusunan
proposal dan
konsultasi
4 Seminar
proposal
5 Perbaikan
Proposal
6 Pengumpulan
data
7 Penyusunan
skripsi
8 Ujian skripsi

9 Revisi dan
penjilidan
skripsi
Lampiran 7. Kendali Bimbingan

Anda mungkin juga menyukai