Anda di halaman 1dari 54

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN TERHADAP SIKAP REMAJA


TENTANG PERNIKAHAN DINI DI SMKN 1 DESA LALANG
KABUNG KECAMATAN PELALAWAN

NAMA : SUHERNI TRIWAHYUNI

NIM : 2211028

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN TENGKU MAHARATU
PEKANBARU
2024
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN TERHADAP SIKAP REMAJA


TENTANG PERNIKAHAN DINI DI SMKN 1 DESA LALANG
KABUNG KECAMATAN PELALAWAN

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya


Kebidanan di STIKes Tengku Maharatu

NAMA : SUHERNI TRIWAHYUNI


NIM : 2211028

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TENGKU MAHARATU PEKANBARU
2024

i
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Suherni Triwahyuni

NIM : 2211028

Jurusan : DIII Kebidanan

Judul KTI :Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap Remaja Tentang Pernikahan

Dini di SMKN 1 Desa Lalang Kabung

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing dan siap untuk

dipertahankan didepan penguji

Menyetujui,

Pembimbing

(Rummy Islami Zalni S.ST, M.Kes)

NIDN : 1030048501

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Judul Proposal : Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap Remaja Tentang


Pernikahan Dini di SMKN 1 Desa Lalang Kabung

Nama : Suherni Triwahyuni

Nim : 2211028

Menyetujui,

Pembimbing

( Rummy Islami Zalni S.ST, M.Kes )

NIDN : 1030048501

Penguji I Penguji II

(Emi Yulita, S.SiT, M.Keb) (Wan Anita S.SiT. M.Kes)

NIDN : 1005077801 NIDN : 1027107701

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti mengucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat

nya, peneliti dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul

“Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap Remaja Tentang Pernikahan Dini di

SMKN 1 Desa Lalang Kabung Kecamatan Pelalawan Tahun 2024”.

Pembuatan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak mengalami kendala,

hambatan dan kesulitan, namun berkat dorongan dan dukungan dari berbagai pihak, baik

secara moril maupun materil, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan

terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Erika, M, Kep, Sp.Mat, Phd Selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Tengku Maharatu Pekanbaru.

2. Ns. Carles, S.Kep,M.SI. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tengku

Maharatu Pekanbaru.

3. Qori Armiza Septia,S Tr.Keb. M.K.M selaku ketua Program Studi DIII Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pekanbaru.

4. Rummy Islami Zalni S.ST,M.kes selaku Dosen Pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan masukan

kepada peneliti dalam penyelesaian KTI ini.

5. Seluruh dosen D-III Kebidanan STIkes Tengku Maharatu yang telah memberikan

ilmu dan pengalaman serta mendidik penulis selama masa kuliah.

6. Serta terimakasih kepada orang tua tercinta Bapak Suherman dan Ibu Nur Anita yang

telah membesarkan peneliti hingga saat ini. Terimakasih sebesar-besarnya peneliti

ucapkan atas segala bentuk bantuan, yang tiada hentinya selama ini memberikan

doa , semangat, nasehat, kasih sayang, dan pengorbanan yang tidak tergantikan.

iv
7. Seluruh teman-teman Program Studi Kebidanan Angkatan 2021 yang telah berperan

banyak memberikan pengalaman dan pembelajaran selama di bangku kuliah ini.

8. Terakhir untuk seluruh pihak yang memberikan bantuan kepada peneliti namun tidak

dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas bantuan, semangat, dan doa baik

yang diberikan kepada peneliti selama ini.

Akhir kata, peneliti dapat menyadari tanpa Ridho dan pertolongan dari Allah

SWT, serta bantuan, dukungan, motivasi dari segala pihak Proposal Karya Tulis Ilmiah

ini tidak dapat diselesaikan. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam

penelitian ini, peneliti ucapkan banyak terimakasih dan semoga Allah SWT membalas

segala kebaikan kalian. Aamin Yarabbal’alamin.

Pekanbaru, 03 Januari 2024

Peneliti

v
DAFTAR ISI

LEMBAR HALAMAN SAMPUL .......................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................................iv

DAFTAR ISI...........................................................................................................................vii

DAFTAR TABEL...................................................................................................................viii

DAFTAR SKEMA..................................................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................2

B. Rumusan Masalah........................................................................................................3

C. Tujuan Penelitian..........................................................................................................4

D. Manfaat Penelitian........................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................8

A. Tinjauan Teori..............................................................................................................11

B. Penelitian Terkait.........................................................................................................15

C. Kerangka Konsep.........................................................................................................17

D. Hipotesa........................................................................................................................21

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................................25

A. Desain Penelitian..........................................................................................................27

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian.......................................................................................28

C. Populasi Dan Sampel....................................................................................................34


D. Etika Penelitian.............................................................................................................35

E. Alat Pengumpulan Data................................................................................................40

F. Prosedur Pengumpulan Data........................................................................................41

G. Definisi Operasional.....................................................................................................43

H. Analisis Data................................................................................................................45

I. Uji Validitas Dan Realibilitas....................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional...............................................................................................27

viii
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori.......................................................................................................19

Skema 2.2 Kerangka Konsep..................................................................................................20

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 Lembar Kounsultasi Proposal

Lampiran 5 Surat Mohon Izin Penelitian Tujuan Ke SMKN 1 Desa Lalang Kabung

x
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pernikahan adalah salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia,

terutama dalam pergaulan hidup masyarakat. Sebab pernikahan bagi seseorang

atau kalangan masyarakat merupakan hal yang sakral karena di dalam

pernikahan itu dimaksudkan untuk membina hubungan yang harmonis antara

suami istri sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 ayat (2) dan ayat (3) Undang-

Undang Nomor 16 Tahun 2019. Menurut Hukum Islam pernikahan adalah ialah

akad yang menghalalkan pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban serta

bertolong-tolongan antara seorang lelaki dan seorang perempuan yang antara

keduanya bukan muhrim, Islam menyarankan manusia untuk menikah salah

satunya untuk memperoleh keturunan dan membangun keluarga (Isnaini & Sari,

2019).

Masa remaja adalah masa pertumbuhan dan perkembangan baik secara

fisik maupun psikologis dan intelektual. Remaja lebih memiliki rasa ingin tahu

yang cukup besar menyukai suatu tantangan dan berani menanggung resiko atas

perbuatan yang dilakukan (Kemenkes 2022). Umur remaja berkisar 12 tahun

sampai dengan 21 tahun Usia remaja ini terbagi menjadi 3 masa yakni masa

pertama berada diusia 13-15 tahun yang merupakan masa remaja awal usia 15-17

tahun dapat disebut sebagai masa remaja menengah, dan usia 18-21 tahun dapat

disebut sebagai masa remaja akhir. Akan tetapi usia ideal remaja berkisar 12

tahun hingga 18 tahun dimana masa tersebut seseorang benar benar mengalami

perubahan signifikan pada lingkungan sosialnya (Thalib 2019).

1
2

Namun saat ini banyak remaja yang melakukan Pernikahan dini dan

menganggap bahawa pernikahan dini adalah hal yang wajar dilakukan

(Kusmiran, 2022). Pernikahan dini di lingkungan remaja cenderung berdampak

negatif baik dari segi sosial ekonomi, mental/psikologis, fisik, terutama bagi

kesehatan reproduksi sang remaja tersebut. Dampak dari pernikahan usia dini

pada kesehatan reproduksi salah satunya yaitu perempuan usia 15-18 tahun

memiliki kemungkinan dua kali lebih besar meninggal saat melahirkan

dibandingkan yang berusia 20-25 tahun, sedangkan usia di bawah 15 tahun

kemungkinan lima kali lebih besar meninggal saat melahirkan. Perempuan muda

yang sedang hamil akan mengalami beberapa hal seperti akan mengalami

pendarahan, keguguran, dan persalinan yang lama atau sulit (Nad, 2019).

Kebanyakaan rumah tangga yang menikah dini dalam usia pernikahan

kurang dari 5 tahun berpotensi 39% akan bercerai dan jumlah tersebut bisa

bertambah meningkat (Damayanti,2017). Selain perceraian terdapat dampak lain

dari pernikahan dini seperti pada kesehatan remaja, baik secara fisik dan psikis,

adapun Penyebab pernikahan usia dini di pengaruhi oleh berbagai macam faktor

yang timbul baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Pernikahan

yang dilakukan di usia remaja membawa dampak atau resiko negatif dalam

kehidupan seseorang termasuk juga terhadap status kesehatannya, baik itu

kesehatan secara fisik maupun psikologisnya. Pernikahan usia dini berdampak

pada kelahiran anak Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), kekerasan anak,

penelantaran anak, ketidak harmonisan dalam rumah tangga dan perceraian

(Sabi,2016).
3

Pengetahuan berhubungan dalam risiko dan sikap terhadap pernikahan

dini. hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki

maka semakin tinggi sikap responden terhadap penolakan pernikahan dini begitu

juga sebaliknya. hal ini berarti bahwa semakin tinggi pengetahuan kesehatan

reproduksi yang dimiliki subjek maka semakin rendah perilaku seksual

pranikahnya, sebaliknya semakin rendah pengetahuan kesehatan reproduksi yang

dimiliki maka semakin tinggi perilaku seksual pranikahnya, yang terdapat dalam

hasil penelitian Krisnadewi (2019) tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan

Remaja Terhadap Pernikahan Usia Dini( Krisnadewi 2019).

Menurut WHO World Health organization, pernikahan dini adalah

pernikahan yang dilakukan oleh sepasang suami istri atau salah satu pasangan

yang masih tergolong anak-anak atau remaja yang berusia di bawah 19 tahun.

menurut United Nations Children's Fund (UNICEF), pernikahan dini adalah

pernikahan yang dilakukan secara formal atau informal sebelum usia 19 tahun

( Radiyani, 2018). Jumlah pernikahan dini di banyak negara terus meningkat dari

tahun ke tahun. Menurut Council on Foreign Relations (CFR), terdapat 14,2%

juta anak perempuan yang menikah dini. Jumlah ini terus meningkat terutama di

beberapa negara seperti Asia Selatan (46,8%), Afrika Sub-Sahara (37,3%),

Amerika Latin (29%), Asia Timur dan Pasifik (17,6%) (Marianingsih, 2020).

Setiap tahunnya sebanyak 44,44% anak di tingkat ASEAN khususnya di

Indonesia yaitu mencapai 25,53% jumlah pernikahan dini tertinggi kedua

setelah Kamboja. Perkawinan diatur dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun

2019 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, dalam hal ini

disebutkan bahwa negara menjamin dengan undang-undang hak warga negara


4

untuk berkeluarga dan meneruskan keturunan. perkawinan yang menjamin hak

anak untuk bertahan hidup, tumbuh dan berkembang. , hak atas perlindungan

terhadap kekerasan dan diskriminasi yang tertuang dalam pasal perkawinan

hanya diperbolehkan ketika suami istri telah mencapai usia 19 tahun (UU RI No.

16 Tahun 2022).

Hasil Survei Kesehatan Dasar tahun 2022 menyebutkan 2,6% perempuan

pertama kali menikah di bawah usia 15 tahun dan 23,9% menikah pada usia 15-

19 tahun (RISKESDAS, 2022). Data Susena menghasilkan proporsi perempuan

yang menikah pada usia 15-19 tahun. anak dibawah 15 tahun menikah 1,12%,

dibawah 16 tahun 3,54% dan Pernikahan dibawah 18 tahun 22,82% (Susenas,

2021). Dan menurut United Nations Development and Social Affairs (UNDESA

2023, InFoDaTin 2023), Indonesia merupakan negara ke-37 dengan tingkat

pernikahan remaja yang tinggi. Sementara itu, di tingkat provinsi, Kalimantan

Selatan (39,53%), Kalimantan Tengah (39,21%) dan Bangka Belitung (37,19%)

Untuk Sumut sebesar 16,99% menurut Badan Pusat Statistik Finlandia (BPS,

2022).

Menurut Badan Pusat Statistik Riau di Pekanbaru jumlah pernikahan 3

tahun terakhir sebanyak 6 8,57% tahun 2020, 6 5,12% tahun 2021 dan 6 1,63%

tahun 2022. Sedangkan menurut data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak (DP3A) di Kabupaten Pelalawan terjadi peningkatan di

Pelalawan yaitu pada tahun 2022 44,67% yang melakukan pernikahan. terdapat

sekitar 41,1% pada tahun 2020 kemudian pada tahun 2021 terdapat 44,6% yang

melakukan pernikahan. dan terjadi peningkatan pada tahun 2022 terdapat 45,4%
5

Desa lalang Kabung, terdapat 2 buah sekolah SMAN 1 dan SMKN 1,

SMKN 1 memiliki siswa terbanyak dibanding SMAN 1 Pada survei awal di

SMKN 1 desa Lalang Kabung kecamatan Pelalawan, dari 10 Siswa kelas 12

jumlah yang dikumpulkan dengan informasi baik sebanyak 3 orang, dan kurang

informasi 7 orang tidak tahu usia ideal dalam pernikahan berapa. Berdasarkan

latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap Remaja Tentang Pernikahan Dini di

SMKN 1 Desa Lalang Kabung Kabupaten Pelalawan Tahun 2024.


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian

tentang Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap Remaja Tentang Pernikahan

Dini di SMKN 1 Desa Lalang Kabung Kabupaten Pelalawan Tahun 2024?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan Terhadap Sikap remaja

tentang pernikahan dini di SMKN 1 Desa lalang kabung kecamatan

pelalawan.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang pernikahan dini

di SMKN 1 Desa lalang kabung kecamatan pelalawan.

b. Untuk mengetahui sikap remaja tentang pernikahan dini di

SMKN 1 Desa lalang kabung kecamatan pelalawan.

c. Untuk mengetahui Pengetahuan dan sikap remaja tentang

pernikahan dini di SMKN 1 Desa Lalang Kabung.


7

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Keilmuan

a. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan refrensi kepustakaan

dan masukan bagi mahasiswa program studi DIII Kebidanan tentang

Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap Remaja Tentang Pernikahan

dini di SMK 1 Desa Lalang Kabung.

b. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pedoman bagi peneliti

lain untuk melanjutkan tentang Hubungan Pengetahuan Terhadap

Sikap Remaja Tentang Pernikahan dini di SMKN 1 Desa Lalang

Kabung.

2. Manfaat Aplikasi

Diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dalam penelitian selanjutnya

tentang Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap Remaja Tentang Pernikahan

Dini di SMKN 1 Desa Lalang Kabung. Diterbitkan dalam bentuk jurnal

untuk menambah pengetahuan khususnya mengenai Hubungan Pengetahuan

Terhadap Sikap Remaja Tentang Pernikahan dini.


BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dari seseorang terhadap objek melalui

indera yang dimilikinya (Notoatmodjo,2014). Pengetahuan adalah suatu hasil

dari rasa keingintahuan seseorang melalui proses sensorik, terutama pada bagian

mata dan telinga terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan (knowledge)

merupakan hasil penginderaan manusia atau sebuah hasil tau seseorang terhadap

sebuah objek melalui panca indera yang dimiliki. Panca indera manusia yang

digunakan untuk penginderaan terhadap suatu objek yaitu penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan peraba. Pengetahuan seseorang sebagian besar

didapatkan melalui indera pendengaran dan indera penglihatan

(Notoatmodjo,2019) .

Notoadmodjo (2019) karya Efendy, pengetahuan merupakan hasil

penggunaan panca indera, berdasarkan intuisi atau kebetulan, wibawa dan

martabat, tradisi dan opini masyarakat. Kristina dan Yuni (2017) Menurut

Soejoet, salah satu dari faktor yang menyebabkan perubahan pemahaman, sikap

dan perilaku seseorang sehingga seseorang siap untuk mengadopsi jenis perilaku

baru adalah yang didefinisikan sebagai kesiapan psikologis. sesuai dengan

tingkat pengetahuannya. Pengetahuan sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan

formal. Pengetahuan erat kaitannya dengan pendidikan, dimana seseorang

dengan pendidikan tinggi diharapkan mempunyai pengetahuan yang lebih luas.


9

Namun hal ini dikarenakan peningkatan pengetahuan tidak sepenuhnya

diperoleh melalui pendidikan formal tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan

informal. Pengetahuan manusia pada objek mengandung dua aspek yaitu aspek

positif dan negatif. Kedua aspek ini menentukan sikap seseorang, semakin

banyak diketahui aspek positif dan mototaksis maka semakin positif sikap

terhadap objek tertentu. Menurut teori Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) World

Health Organization yang dikutip oleh Notoadmodjo (2019), salah satu bentuk

objek kesehatan dapat digambarkan dengan pengetahuan yang diperoleh dari

pengalaman sendiri (Dewi dan Wawan, 2017).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo, 2019) ada 6 tingkatan pengetahuan berdasarkan

dibawah ini:

a. Tahu (know)

Tahu adalah mengingat kembali memory yang telah ada sebelumnya

setelah mengamati sesuatu.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan tentang

sebuah objek yang telah diketahui dan diinterpretasikan dengan benar.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi yaitu kemampuan untuk mempraktekkan materi yang telah

dipelajari pada kondisi sebenarnya (real).


10

d. Analisisf (Analysis)

Analisis adalah sebuah kemampuan menjabarkan atau menjelaskan

tentang sebuah objek atau materi namun masih didalam suatu struktur

organisasi dan masih bersangkutan antara satu dengan yang lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan sebuah kemampuan untuk menghubungkan

bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi yaitu pengetahuan untuk melakukan suatu penelitian

terhadap sebuah materi.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

(Riyanto, 2019) Faktor yang mempengaruhi informasi antara lain:

1) Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses perubahan sikap dan perilaku

seseorang atau kelompok dan merupakan usahan untuk mendewasakan

manusia melalui upaya pelatihan dan juga pengajaran. Semakin tinggi

tingkat pendidikan maka semakin cepat menerima dan memahami suatu

informasi.

2) Informasi/Media Massa

Informasi merupakan suatu Teknik untuk mengumpulkan,

menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan

menyebarluaskan informasi untuk tujuan tertentu.Informasi didapatkan dari

pendidikanasi maka dari itu pengetahuan yang dimiliki juga semakin


11

banyak formal maupun non formal, dapat memberikan pengaruh dalam

jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan serta peningkatan

pengetahuan. Informasi mempengaruhi pengetahuan seseorang, jika

seseorang tersebut sering memperoleh informasi tentang sebuah

pembelajaran maka akan menambah pengetahuan dan juga wawasannya,

sedangkan jika seseorang yang tidak sering menerima informasi.

3). Sosiol kultura dan Ekonomi

Tradisi atau kebudayaan manusia yang dilakukan tanpa ada alas an

baik atau buruknya menambah ilmu pengetahuannya meskipun tidak.

Status keuangan juga dapat menentukan tersedianya fasilitas yang

dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tertentu, sehingga status keuangan

mempengaruhi pengetahuan seseorang. Orang dengan budaya sosial yang

baik mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya. dengan status

ekonomi di bawah rata-rata, untuk memenuhi persyaratan yang diperlukan

untuk menambah informasi.

4). Lingkungan

Lingkungan bisa mempengaruhi proses masuknya pengetahuan

kedalam seseorang, dikarenakan adanya interaksi timbal balik atau tidak

yang akan diterima sebagai pengetahuan oleh individu. Lingkungan yang

baik akan pengetahuan akan baik juga, namun apabila lingkungan kurang

baik maka pengetahuan yang didapat akan kurang baik.


12

5). Pengalaman

Pengalaman bisa didapatkan dari diri sendiri dan orang lain, sehingga

pengalaman yang sudah didapat bisa meningkatkan pengetahuan seseorang.

Pengalaman individu tentang sebuah permasalahan akan membuat orang

tersebut mengetahui bagaimana cara menyelesaikan masalah dari pengalaman

sebelumnya yang telah dialami, maka dari itu pengalaman yang didapat bisa

dijadikan sebagai pengetahuan apabila memperoleh masalah yang sama.

6). Usia

Semakin seseorang bertambah usia maka akan semakin berkembang

juga daya tangkap dan pola berpikir, sehingga pengetahuan yang diperoleh

juga semakin membaik dan bertambah.

7) Pengukuran Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2019). Pengetahuan tentang kesehatan dapat

diukur berdasarkan jenis penelitiannya, Kuantitatif atau Kualititatif:

8) Penelitian Kuantitatif

Pada umumnya mencari jawaban atas kejadian/fenomena yang

menyangkut berapa banyak, berapa sering, berapa lama dan sebagainya,

maka biasanya menggunakan metode wawancara dan angket. Cara ukur

pengetahuan yaitu:

Baik : jika skor 76%-100%.

Cukup : jika skor 56-75%

Kurang : jika skor <56% dengan skala ordinal


13

9) Sikap

a. Sikap (attitude) merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap menurut Campbell,

1950 dalam Notoadmojo 2019 mendefiniskan sangat sederhana yakni: ‘’An

individual’s attiude is syndrome of respons consistency with regard to

object’’. Jadi jelas dikatakan bahwa sikap itu suatu sindrom atau kumpulan

gejala dalam merespons stimulus atau objek sehingga sikap itu melibatkan

pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang lain (Notoadmojo

2019).

b. Komponen Sikap

Sikap mempunyai komponen pokok yaitu:

1. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep, terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak ( trend to behave )

4. Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai

tingkatan.

5. Menerima (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu induksi dari sikap.

6. Mengharagai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.


14

7. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi

(Swarjana, 2019).

4. Kategori Tingkat Sikap

Menurut Hidayat (2017) beberapa bentuk jawaban pertanyaan atau


pernyataan yang masuk dalam kategori adalah:

Pertanyaan positif Nilai Pertanyaan negatif Nilai


Sangat Setuju (SS) 4 Sangat setuju 1
Setuju (S) 3 Setuju 2
Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju 3
Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 4
(STS)

a) Angka : 0-25% : Sangat Tidak Setuju


b) Angka : 25-50% : Tidak Setuju
c) Angka : 50-75% : Setuju
d) Angka : 75-100% : Sangat Setuju

5. REMAJA
a. Definisi Pengertian

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (2022), remaja atau kata asing

yaitu masa pubertas yang artinya mencapai kedewasaan adalah sesuatu yang

terjadi antara usia 10 dan 19 tahun Dalam dunia kedokteran, masa pubertas

dikenal dengan tahap perkembangan fisik, yaitu. saat organ reproduksi manusia
15

matang. Secara anatomis berarti alat kelamin pada khususnya dan kondisi tubuh

secara umum telah memperoleh bentuk yang sempurna (Sarwono, 2016).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia Sarwono (2018), mendefinisikan

remaja berdasarkan tiga kriteria yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi.

1) Masa remaja adalah masa dimana seseorang berkembang mulai dari

munculnya ciri-ciri seksual sekunder hingga kematangan seksual.

2) Masa remaja adalah masa dimana individu mengalami pola

perkembangan dan identifikasi psikologis sejak masa kanak-kanak hingga

dewasa.

3) Masa remaja merupakan masa transisi dari ketergantungan sosial

ekonomi sepenuhnya ke keadaan yang relatif lebih mandiri.


16

A. Perkembangan Remaja

Masa remaja terbagi dalam 3 tahapan yakni ;

1) Masa remaja awal (early aolescene) usia 10-14 tahun, ditandai dengan

meningkatnya pertumbuhan dan juga pematangan fisik .

2) Masa remaja menengah (middle adolescence) 15-16 tahun ditandai dengan

hampir lengkapnya pertumbuhan pubertasi, serta munculnya ketrampilan

berpikir yang baru, meningkatnya pengenalan terhadap datangnya masa

dewasa, dan keinginan untuk memapankan jarak emosional dan psikologis

dengan orangtua.

3) Masa remaja akhir (late adolescence) 17-21 tahun dapat ditandai dengan

persiapan sebagai peran orang dewasa.

B. Karakteristik Masa Remaja

Karakteristik remaja adalah tumbuh menjadi dewasa, secara fisik,

remaja ditandani dengan ciri ciri perubahan pada penampilan atau fisik

seperti berikut :

Tanda tanda seks primer :

1) Terjadi menstruasi atau haid pada remaja perempuan

2) Terjadi mimpi basah pada remaja laki-laki

Tanda tanda seks sekunder :

a. Remaja perempuan mengalami pelebaran pada pinggul,

pertumbuhan rahim dan vagina, payudara membesar, serta

tumbuhnya rambut dibagian ketiak dan sekitar kemaluan.


17

b. Pada remaja laki-laki mengalami perubahan suara, tumbuhnya

jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, kemudian

terjadinya ereksi dan ejakulasi.


18

6. PERNIKAHAN DINI

1) Pengertian Pernikahan Dini Menurut( WHO) World Health Organization,

pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh 4.444

pasangan yang masih tergolong anak-anak atau remaja di bawah usia 19

tahun. Pernikaha dini adalah pernikahan yang dilakukan secara formal

atau informal sebelum usia 18 tahun (UNICEF). Menurut Pasal 7(1) UU

RI Nomor 16 Tahun 2019, perkawinan diperbolehkan hanya jika suami

istri berusia di atas 19 tahun. Jika masih di bawah usia tersebut, disebut

pernikahan dini.

2) Faktor Penyebab Pernikahan Dini

Penyebab terjadinya pernikahan dini adalah rendahnya pendidikan

remaja, kebutuhan ekonomi, budaya pernikahan dini, perjodohan dan

pergaulan bebas (BKKBN, 2022) yang diuraikan sebagai berikut:

a. Pendidikan Rendah

Alasan menikah muda adalah rendahnya tingkat pendidikan, baik

tingkat pendidikan orang tua maupun anak. Rendahnya tingkat

pendidikan orang tua menyebabkan rendahnya pengetahuan tentang

dampak pernikahan di usia muda, serta tentang dampak hukum, psikologi

dan biologi anak. Rendahnya tingkat pendidikan orang tua membuat

orang tua tidak mengetahui pengaruh orang tua , sehingga orang tua tidak

merasa bersalah jika menikahkan anaknya pada usia berapapun (Jannah,

2018).
19

b. Kebutuhan Ekonomi

Masalah keuangan keluarga seringkali mendorong anak yang

lebih besar untuk segera menikah karena orang tuanya tidak mampu lagi

membiayai perumahan dan biaya sekolah, dalam hal ini anak terkadang

memutuskan untuk menikah dini karena beban keuangan keluarga

berkurang dan mereka dapat membantu. perekonomian keluarga, karena

menurut orang tua anak perempuan yang sudah menikah bertanggung

jawab kepada suaminya (pasal BKKBN 2022).

c. Budaya Nikah Muda

Terdapat budaya nikah muda pada kelompok sosial tertentu.

Anak yang dikawinkan sampai umur 20 tahun bagi perempuan dan umur

25 tahun bagi laki-laki tidak dihitung khusus perempuan. Pada

masyarakat miskin, menikahkan anak perempuan berarti meringankan

beban, pada pernikahan dini, anak tetap menjadi tanggung jawab laki-laki

(Kertamuda, 2018).

3) Dampak Pernikahan Dini

a. Dampak Positif Pernikahan dini dapat memberikan dampak positif bagi

pasangan yaitu (wiwin, 2016):

1. Dukungan Emosional

Dengan dukungan emosional, setiap pasangan dapat melatih kecerdasan

emosional dan spiritual.

2. Dukungan Finansial
20

Pernikahan dini dapat meringankan beban finansial. Lebih banyak kebebasan

Berada jauh dari rumah membebaskan mereka untuk melakukan hal-hal

sesuai keinginan mereka secara finansial dan emosional.

3. Belajar Tanggung Jawab

Banyak anak muda yang mempunyai tanggung jawab kecil sebelu

menikah karena mempunyai orang tua, sehingga setelah menikah mereka harus

mengurus urusannya sendiri tanpa orang tua.

b. Dampak Negatif

1) Aspek Ekonomi

Secara umum generasi muda masih belum mempunyai

pemahaman terhadap permasalahan sosial ekonomi, padahal individu

tersebut harus memenuhi kebutuhan keluarga. Tak jarang mereka

yang menikah muda tidak pernah memikirkan permasalahan yang

muncul ketika menikah. Mereka yang menikah dini tidak mempunyai

pekerjaan, sehingga sulit memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

Kebanyakan dari mereka hanya memikirkan bagaimana mereka bisa

langsung hidup bersama pasangannya. Masalah selanjutnya adalah

masalah selanjutnya yang tidak perlu memikirkan bagaimana cara

mengatasi masalah tersebut.

2) Aspek Psikologi

Seseorang yang menikah muda dikhawatirkan tidak akan

mampu mengendalikan emosi dan pikirannya. Sehingga ketika

muncul masalah dalam keuangannya, mereka merasa tertekan dan


21

mengalami neurosis depresi karena tidak bisa menerima

keadaan.rekannya Jadi tidak dapat dipungkiri bahwa mereka bertindak

sebelum berpikir dengan baik. Hal ini terjadi karena perasaannya yang

belum matang, dan hal ini merupakan salah satu hal yang sering terjadi

dalam hubungan sehingga menimbulkan ketidakharmonisan dalam

keluarga. Oleh karena itu, sangat penting mempersiapkan mental

menghadapi kehidupan baru.

3) Aspek Pendidikan

Pendidikan mengajarkan untuk bersiap melakukan

tindakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.

Pendidikan baik formal maupun informal sangat penting bagi

keberlangsungan hidup jiwa. Salah satu dari faktor yang

berhubungan dengan komplikasi persalinan adalah ibu yang

kurang memiliki informasi tentang pentingnya menjaga

kehamilan yaitu. ibu yang berpendidikan rendah memiliki risiko

komplikasi kelahiran lebih tinggi dibandingkan ibu yang

berpendidikan tinggi.

4) Kesehatan Reproduksi

Perempuan dianggap siap kawin apabila organ

reproduksinya telah matang secara biologis. Kematangan 4.444

organ reproduksi wanita dianggap matang ketika mencapai usia

24 tahun, Dari sisi medis organ reproduksi yang belum cukup

matang akan berpotensi menimbulkan masalah.


22

D. Penelitian Terkait

Penelitian Silviana Rahmat (2021) dengan judul Hubungan

Tingkat pengetahuan remaja terhadap kejadian pernikahan dini,

mayoritas responden yang mempunyai pengetahuan yang baik sebanyak

37 responden dan minoritas responden yang mempunyai pengetahuan

yang kurang baik sebanyak 16 responden berdasarkan sikap remaja di

SMKN 1 Desa Lalang Kabung. Responden yang mempunyai sikap yang

baik sebanyak 29 responden yang mempunyai sikap kurang baik

sebanyak 15 responden.

Penelitian yang dilakukan Eka Fitriana Rahayu (2022) dengan

judul Gambaran pengetahuan terhadap pernikahan dini pada remaja putri

di masa pandemi di pondok pesantren Sayung Demak, populasi dalam

penelitian ini adalah remaja putri usia 15-19 tahun berjumlah 30

responden. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total

sampling dikarenakan jumlah populasi dalam sebulan kurang dari 30

responden.

Penelitian yang dilakukan Anna Dewi Sitompul (2021) dengan

judul Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dampak Pernikahan

Dini Di puskesmas Pengikiran Kabupaten Padang Lawas Utara, jenis

penelitian ini menggunkan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif,

dan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pernikahan Dini. Populasi

dalam penelitian adalah seluruh remaja putri usia 10-19 tahun yang
23

berada di wilayah kerja puskesmas, teknik pengambilan sampel pada

penelitian ini adalah Random sampilng. Yang artinya semua individu

dalam populasi ini diberi kesempatan yang sama untuk diteliti sebagai

anggota sampel. Berdasarkan random sampling atau acak terhadap 12

desa, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 3 desa yaitu Hiteurat

berjumlah 345%, Sipaho 188% dan Paolan 144% yang totalnya 677%

remaja putri. Dengan menggunkan rumus Cluster Random Sampling

didapatkan besar sampel 44% sampel.


24

E. Kerangka Teori

Remaja

Faktor Eksternal:
1.Pengetahaun
1. Pendidikan yang rendah
2.Sikap
2. Kebutuhan Ekonomi

3. Budaya nikah muda

Pernikahan Usia Dini

Dampak pernikahan dini:

 Aspek Kesehatan
 Aspek psikologis
 Aspek sosial

Skema 2.1 Kerangka Teori ( Hidayat, 2017)


25

D. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel terikat

Pengetahuan Sikap Pernikahan Dini


Pernikahan Dini

Skema 2.2 Kerangka Konsep

F. Hipotesa

Hipotesis pada hakikatnya adalah asumsi sementara tentang adanya

hubungan antara variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2017), Hipotesis biasanya

dirumuskan sebagai hubungan antara dua variabel, variabel bebas dan variabel

terikat. Fungsi hipotesis adalah menentukan arah dari bukti, artinya hipotesis

adalah pernyataan yang harus dibuktikan (Notoatmodjo, 2017)

Ha : Ada Hubungan Pengetahuan Terhadap Remaja Tentang Pernikahan Dini di

SMKN 1 Desa Lalang Kabung.

Ho : Tidak ada Hubungan Terhadap Remaja Tentang Pernikahan Dini di SMKN

1 Desa Lalang Kabung.

Ha : Ada Hubungan Sikap Terhadap Remaja Tentang Pernikahan Dini di SMKN

1 Desa Lalang Kabung.

Ho : Tidak ada Sikap Terhadap Remaja Tentang Pernikahan Dini di SMKN 1

Desa Lalang Kabung.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desaian Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif, Metode penelitian kuantitatif

dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, Pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, Analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan

tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2020).

Dilihat dari pendekatannya, penelitian ini merupakan penelitian analitik cross-

sectional adalah suatu rancangan penelitian observasional yang dilakukan untuk

mengetahui hubungan variabel indenpenden dengan variabel dependen dimana

pengukuranya dilakukan pada titik dalam waktu yang bersamaan (pendekatan point-

time), artinya setiap subjek hanya mempunyai data yang diambil atau diamati satu kali,

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja

Terhadap Pernikahan Dini di SMKN 1 Desa Lalang Kabung. (seluruhnya data penelitian

diambil sekaligus ) (Notoatmodjo, 2020).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1) Lokasi
Penelitian ini akan dilakukan di SMKN 1 Desa Lalang kabung 2024.
2) Waktu
penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2024.

26
27

C. Populasi Dan Sampel


1. Populasi
Menurut Sugiyono (2020) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :

obyek/subyek. Yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas 12 sebanyak 140 siswa

di SMKN 1 Desa Lalang Kabung.

2. Sampel
Menurut Sugiyono (2017) Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dengan Sampel dapat menghemat

waktu, biaya, tenaga, hasil penelitan lebih akurat, dan proses penelitian akan

lebih mudah. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan

dengan metode simple random sampling , yaitu cara pengambilan sampel

secara acak melalui pengundian atau pendekatan bilangan acak.

Rumus Slovin:

N
n=
1 + N(e) 2
Keterangan :
n = Besar Sampel
N = Populasi
E = Persantase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih
bisa ditolerir.
e = 0,1
28

N
n=
1+N(e)2

140
n=
1+140 (0,1)

140
n=
1+1.40

140
n=
2.40

n : 58

D. Etika Penelitian
1) Informed consent

Informed consent merupakan bentuk kesepakatan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan menyerahkan formulir persetujuan.

2) Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subjek peneliti dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3) Confidentiality (kerahasiaan)
29

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerasiahaan

hasil penelitian, baik informasi maupun masalah- masalah lainnya (hidayat, 2016).

E. Alat Pengumpulan Data

1. Data Primer

Yaitu menyebarkan kuesioner yang diberikan kepada responden.


2. Data Sekunder
Yaitu data yang didapat dari SMKN 1 Desa Lalang Kabung, dan tinjauan pustaka

yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

F. Prosedur Pengumpulan Data

1) Tahap persiapan dimulai dengan menetapkan tema judul penelitian, Melakukan

konsultasi dengan dosen pembimbing, Membuat proposal Karya Tulis Ilmiah,

melakukan studi pendahuluan dan revisi.

2) Mengurus surat permohonan izin penelitian dari STIKes Tengku Maharatu di

Pekanbaru, kemudian mengirim permohonan izin penelitian kepada Kepala

Sekolah SMKN 1 Desa Lalang Kabung.

3) Menentukan besarnya sampel dengan teknik Sampling yaitu Simple Random

Sampling

4) Peneliti meminta kesedian responden untuk menjadi bagaian dari penelitian ini

dan menandatangani lembar Informend consent. Kemudian peneliti mengajukan

kontrak waktu kepada seluruh responden.

5) Peneliti dibantu oleh Guru SMKN 1 untuk membagi kuesionernya kepada

responden.
30

6) Responden diberikan kuesioner, setelah kuesioner diisi oleh responden kemudian

peneliti mengumpulkan dan periksa kelengkapanya .

7) Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan data.

G. Definisi Operasional

Tabel 3. Aspek Pengukuran Variabel Bebas dan Terkait


N Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
o Independen Pengetahuan Dengan Ukur
1

Pengetahua Adalah sesuatu yang memberikan Kuesioner a.Baik(76- Ordinal


n diketahui remaja 100%)
pertanyaan-
(10-19)kemampuan b.Cukup(56-
Responden pertanyaan 75%)
menjawab c.Kurang(<56
pengetahuan
pertanyaan tentang
%)
Kejadian dari remaja terhadap
pernikahan dini
pernikahan dini
2 Variabel Reaksi positif atau Dengan Kuesione - positif, jika Ordinal
Denpenden negatif tentang memberikan > mean
Sikap kejadian pernikahan pertanyaan - Negatif, jika
dini tentang < mean
pernikahan dini

H. Pengolahan Data

1. Editing
Peneliti melakukan pemeriksaan kembali atas data yang telah didapatkan dari

responden.Proses editing ini dilakukan peneliti untuk meneliti atau memeriksa kembali

kelengkapan jawaban responden berdasarkan kuesioner yang diberikan, sehingga apabila


31

ada kekurangan data segera dilengkapi, apabila terdapat jawaban yang belum di isi maka

peneliti meminta respoden untuk mengisi kuesioner kembali.

2. Scoring
Kuesioner yang telah diisi oleh responden dan dilakukan editing, selanjutnya

dilakukan scoring atau pemberian nilai pada masing-masing jawaban responden.

3. Coding
Pemberian kode ditujukan untuk mempermudah dalam pengolahan dan proses

selanjunya melalui tindakan pengklasifikasikan data. Maka peneliti memberikan kode

pada data yang telah didapatkan untuk mempermudah dalam pengelompokan dan

klarifikasi data.

4. Tabulating
Setelah diberikan nilai dan kode, selanjutnya peneliti menyusun sedemikian rupa

agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun dan ditotal, dan disajikan untuk

mempermudah langkah penelitian selanjutnya. Data karakteristik responden yang

dimasukkan menggunakan coding yang ditentukan, kemudian untuk jawaban dari

pertanyaan pengertian, faktor penyebab dan dampak pernikahan dini dimasukkan

scoring. Setelah data diinput diexcel dan di coding kemudian dilakukan pengolahan data

dengan menggunakan aplikasi SPSS. Pengolahan data di SPSS ini dengan analisis

univariat untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan karakteristik responden, dan

analisis bivariat dengan uji chi-square untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja

tentang pernikahan dini dengan kejadian pernikahan dini.

I. Analisi Data
1. Analisis Univariat
data dilakukan dalam penelitian Analisis univariat bertujuan untuk

menggambarkan (menyajikan) masing-masing hubungan antara tingkat pengetahuan


32

remaja terhadap pernikahan dini di Desa Lalang Kabung Kabupaten Pelalawan dengan

menggunakan tabel distribusi frekuensi dan persentase.

2. Analisis Bivariat

Analisis yang dilakukan terhadap 2 variabel yang diduga berhubungan Pada

penelitian ini variabel bebas ( pengetahuan ) sedangkan variabel terikat (kejadian

pernikahan dini). Uji bivariat dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

windows pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Analisis bivariat menggunakan

teknik uji korelasi dengan menggunakan chi-square untuk mengetahui hubungan

variabel independent dan dependen Arikunto,2019). Dengan tingkat signifikasinya

P=0,05 jika (p<0,05) maka Ho di tolak dan Ha di terima, sebaliknya jika (p=>0,05)

maka Ho diterima dan Ha ditolak.

I. Uji Validitas Dan Realibilitas

1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu alat ukur yang berfungsi mengukur sesuatu aspek

namun tidak bisa hasil ukur yang diteliti bisa menimbulkan varians kesalahan.

Alat ukur dengan validitas yang tinggi akan mempunyai kesalahan yang kecil

sehingga bisa dipercaya bahwa angka yang dihasilkan merupakan suatu angka

yang sebenarnya. Alat pengukuran yang digunakan dalam peneliti ialah

menggunakan kuesioner, sebelum membuat alat ukur kuesioner perlu disusun

terlebih dahulu agar bisa dapat dijadikan instrumen yang tepat untuk bisa

menemukan, dan berbagai informasi dan variabel penelitian (Yusup, 2018), Uji

validitas dikatakan valid dalam penelitian apabila hasil dari hitung > tabel. Uji ini
33

dilkaukan menggunakan SPSS ( Statistical product and service solution) dengan

cara memasukan item pertanyaan dan skor total yang didapatkan.

2. Realibilitas
Realibilitas adalah suatu uji yang menguji konsistensi hasil penelitian

dengan bermacam metode penelitian dalam kondisi baik tempat dan waktu yang

berbeda. Uji realibilitas juga secara khusus mengacu pada konsistensi hasil score

dari item-item yang ada pada penelitian dan dapat menguji ketetapan skais pada

instrumen r penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan r realibilitas dalam

SPSS Statistik. Uji realibilitas yang paling tepat digunakan adalah Alpha’s

cronbach atau alpha coeficient ( Yusup, 2018)


Daftar Pustaka

Alfabeta, CV. UNICEF Child Marriage Report. (2020). Pencegahan Perkawinan Anak
percepatan yang tidak bias ditunda.
https://www.unicef.org/indonesia/id/laporan/perkawinan-anak
diIndonesia

BPS. 2020. Pencegahan Perkawinan Anak Percepatan yang Tidak Bisa Ditunda. Badan
Pusat Statistik, 6–10.

Badan PusatSatistic BKKBN (2022). Perkawinan Muda Dikalangan Perempuan. Pusat


Penelitian dan Pengembangan Kependudukan Badan Kependudukan

Dini Kristina dan Yuni. (2018). Pengaruh Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan
dalam Stimulasi: Jurnal Kesehatan Prima Krisnadewi (2019) tentang
Hubungan Antara Pengetahuan Mengenai Risiko Perkawinan Usia Dini
Dan Sikap Terhadap Perkawinan Usia Dini Pada

Februanti. 2017. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dampak Pernikahan Dini Pada
Kesehatan Reproduksi Di Tasikmalaya. Media Informasi. 13(1), 21–26.
https://doi.org/10.37160/bmi.v13i1.76

Isnaini, N., & Sari, R. (2019). Pengetahuan dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi
di smk budaya bandar lampung. Jurnal Kebidanan Malahayati.
https://doi.org/10.33024/jkm.v5i1.1338

Kusmiran, (2018). "Klinik Dana" sebagai Upaya Pencegahan Pernikahan

Nasional Arikunto, (2018). Tingkat pengetahuan dan sikap Yogyakarta WHO, (2022).
Health for the World's Adolescents: A Second Chance in the Second
Decade. Geneva, World Health Organization Departemen of
Noncommunicable disease surveillance.

Notoathmodjo 2017. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo.


Soekidjo. 2018. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi Jakarta Rineka
Cipta Nad (2019). Pengaruh Meningkatkan Pengetahuan dan
Keterampilan Stimulasi: Kesehatan Prima
RISKESDAS, (2018). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian RI.

Remaja Putri. Erfandi. (2019). Pengetahuan dan faktor-faktor Pengetahuan. Dewi &
Wawan, (2018). Kapasitas Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Suryani. 2018. Faktor Penyebab Pernikahan Usia Dini dan Dampaknya Terhadap
Pendidikan Keluarga di Desa Tik-Kuto Kecamatan Rimbo Pengadang.
http://e theses.iaincurup.ac.id/17/

Yuspa & Tukiman. (2017). Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kesehatan Reproduksi
Wanita. UNICEF (2018). "Klinik Dana" sebagai Upaya Pencegahan
Pernikahan Dini Yogyakarta Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Lampira 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth :
Calon responden penelitian
Di – Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi kebidanan STIKes

Tengku Maharatu Pekanbaru

Nama : Suherni Triwahyuni

NIM : 2211028

Jurusan : DIII Kebidanan

Judul Proposal : “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap


Pernikahan Dini di SMKN 1 Desa Lalang Kabung Kecamatan
Pelalawan.”

Dengan ini Menyampaikan bahwa saya akan melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Pernikahan Dini di Desa Lalang

Kabung” penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya Hubungan dan Sikap Pengetahuan

Terhadap Pernikahan Dini. Penelitian ini tidak akan menimbulkan dampak negatif dan

kerugian kepada responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga

dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian atas perhatian dan kesediaanya

saya ucapkan terimakasih.

Peneliti

Suherni Triwahyuni
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama Inisial :

Umur :

Setelah membaca dan memahami isi penjelasan pada lembar permohonan menjadi

responden, saya bersedia ikut berpartisipasi sebagai responden pada penelitian dengan

judul “ Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Pernikahan dini di SMKN

1 Desa Lalang Kabung”. Saya memahami penelitian ini tidak menimbulkan dampak

negatif pada diri saya, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini.

Pekanbaru, 2024

Responden

(...............................)
Lampiran 3 LEMBAR KUESIONER

Tanggal Pengisian :
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
A. Petunjuk pengisian : Beri tanda (X) pada jawaban yang menurut anda benar.

1. Menurut anda pernikahan dini di lakukan pada usia berapa?


a. <19 tahun
b. >19 tahun
c. <25 tahun
d. >25 tahun
2. Darimanakah remaja mendapat informasi tentang pernikahan dini?
a. Televisi
b. Lingkungan keluarga
c. Teman
d. Radio
3. Pernikahan usia muda akan berdampak pada?
a. Kesejahteraan
b. Kebahagian
c. Keharmonisan
d. KDRT ( Kekersan dalam rumah tangga)
4. Tujuan seseorang melakukan pernikahan dini adalah?
a. Untuk mendapat rezeki
b. Untuk mendapatkan keturunan dan membentuk keluarga yang sejahtera
c. Untuk meringankan beban orang tua
d. Untuk mendapatkan keuntungan
5. Berikut yang termasuk kriteria keberhasilan suatu pernikahan adalah kecuali....
a. Penyesuaian yang baik dari pihak pasangan
b. Menjadi kebanggaan yang baik untuk suami dan istri
c. Hubungan yang baik antara orang tua dan anak
d. Berselisih pendapat antara suami dan istri
6. Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) usia
pernikahan yang ideal wanita adalah?
a. 16 tahun
b. 19 tahun
c. 20 tahun
d. 25 tahun
7. Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) usia
pernikahan yang ideal laki-laki adalah?
a. 16 tahun
b. 19 tahun
c. 20 tahun
d. 25 tahun
8. Usia yang baik bagi perempuan untuk melahirkan, sehingga dapat menurunkan
resiko kematian ibu dan bayi adalah?
a. 15 tahun-20 tahun
b. 20 tahun-35 tahun
c. 35 tahun-40 tahun
d. 40 tahun keatas
9. Dibawah ini yang merupakan dampak kesehatan Reproduksi pada perempuan
yang melakukan pernikahan usia dini adalah?
a. Resiko terkena kanker serviks
b. Mudah stres
c. Tidak percaya diri
d. Menyebabkan Berat Bayi Lahir Rendah ( BBLR)
10. Pernikahan dini dapat menimbulkan dampak kesehatan pada bayi seperti?
a. Kanker Serviks
b. Mudah stres
c. Tidak percaya diri
d. Menyebabkan Berat Bayi Lahir Rendah ( BBLR)
11. Peroses persalinan yang sulit pada perempuan yang berusia <19 tahun
disebabkan?
a. Sistem reproduksinya belum matang
b. Kelainan panggul yang disebabkan belum berkembang secara sempurna
c. Belum siap secara psikologis
d. Kesulitan mengejan saat melahirkan
12. Dampak kehamilan pada usia muda atau remaja terhadap angka kesakitan dan
kematian ibu dan bayi adalah?
a. Tidak ada dampak terhadap angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi
b. Ibu dan bayi yang di lahirkan sehat karena usia ibu masih muda
c. Meningkatkan jumlah kematian ibu dan bayi
d. Ibu rentan menderita anemia
13. Berikut merupakan faktor yang dapat menyebabkan pernikahan usia dini,
Kecuali?
a. Faktor ekonomi keluarga
b. Faktor keturunan
c. Putus sekolah
d. kehamilan di luar nikah
14. Masalah ekonomi merupakan salah satu faktor terjadinya pernikahan usia dini
hal ini akan berdampak pada?
a. Keharmonisan keluarga
b. Ketidakharmonisan keluarga dan perceraian
c. Interaksi sosial
d. Kerukunan antar masyarakat
15. Secara psikologis perempuan yang menikah di usia <19 tahun rentan
mengalami stress hal ini dikarenakan?
a. Perempuan yang berusia kurang dari 19 tahun belum matang secara
Emosional
b. Perempuan adalah mahluk yang sangat sensitive
c. Kurangnya perhatian dari suami
d. perempuan usia <19 tahun belum dewasa

Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Beri tanda ceklis pada kolom yang menurut anda benar

No Sikap SS S TS STS Skor


1. Menurut saya perempuan sebaiknya menikah
di usia >19 tahun, karena sistem
reproduksinya sudah matang.
2. Pernikahan dini merupakan sebuah
strategi/cara untuk bertahan secara ekonomis
3. Berada dalam lingkungan yang baik dan
melakukan kegiatan-kegiatan positif dapat
mencegah terjadinya pernikahan dini pada
remaja
4, Perjodohan yang dilakukan orang tua
memiliki pengaruh besar dalam terjadinya
pernikahan dini.
5. Latar belakang adat istiadat merupakan salah
satu pendorong untuk melakukan pernikahan
dini.
6. Salah satu faktor yang menyebabkan
terjadinya pernikahan dini yaitu orang tua
menikahkan anaknya untuk meringankan
beban ekonomi keluarga.
7. Faktor social ekonomi tidak mempengaruhi
terjadinya pernikahan dini.
8. Informasi yang berkembang pesat tentang
kebudayaan hubungan seksual tidak menjadi
pengaruh remaja untuk melakukan hubungan
seks pranikah.
9. Kemauan diri sendiri merupakan faktor
terjadinya pernikahan dini.
10. Pernikahan dini dapat terjadi karena akibat
kurangnya pemantauan dari orang tua tentang
pergaulan anak.
KUNCI JAWABAN

1. A 6. B 11. B

2. B 7. D 12. C

3. D 8. B 13. B

4. B 9. A 14. B

5. D 10. D 15. A

Anda mungkin juga menyukai