Pembimbing:
dr. Bambang Kurniawan, Sp.OG
Pendahuluan
■ Kejadian plasenta praevia dilaporkan 0,5 - 1,0% dari jumlah total
kehamilan. Namun, kondisi ini kerap membutuhkan pengawasan intensif
saat dirawat di rumah sakit
■ Plasenta praevia tetap merupakan faktor risiko untuk berbagai komplikasi
maternal. Ada kejadian perdarahan postpartum (PPH) yang lebih tinggi
dan transfusi darah pada wanita dengan plasenta praevia dibandingkan
dengan populasi umum. Wanita dengan plasenta praevia lebih mungkin
melahirkan bayi sebelum 37 minggu dengan Apgar skor kurang dari 7.
Studi juga menunjukkan bahwa ada penerimaan yang lebih tinggi ke unit
perawatan intensif neonatal, kelahiran mati dan kematian
Pendahuluan
Primigravida dengan
Populasi
plasenta previa mayor
Inklusi Eksklusi
Usia kehamilan saat melahirkan (minggu) 36.52 ± 1.95 35.76 ± 2.54 0.020a
Klasik 0 2 (1.1)
B-lynch suture 0 0
Embolization 0 1 1.000b
Hysterectomy 0 6 0.386b
Table 5. Perbandingan outcome neonatus dari perempuan dengan
plasenta previa mayor
Primigravida Nonprimigravida 𝑃 value
𝑁 = 56 𝑁 = 187
Apgar score
■ Risiko plasenta akreta lebih tinggi pada perempuan dengan plasenta previa
yang memiliki riwayat persalinan SC. Hal ini dapat dijelaskan oleh implantasi
plasenta pada jaringan parut, didukung oleh teori yang menyebutkan bahwa
perlekatan atau invasi trofoblast ditingkatkan oleh riwayat disrupsi miometrium
■ Dalam penelitian ini, outcome neonatus untuk kedua kelompok tidak signifikan
kecuali Apgar skor. Apgar skor dalam menit pertama yang lebih tinggi pada
primigravida dapat dihubungkan dengan lokalisasi plasenta di posterior.
Kesimpulan