Apabila klien sudah sadar akan diri dan masalahnya, maka dia
mempunyai harapan terhadap konselor dan proses konseling, yaitu
supaya dia tumbuh, berkembang, produktif, kreatif, dan mandiri,
sehingga dapat menentukan keberhasilan proses konseling
Macam macam klien, oleh Willia 2009:
Klien Sukarela
Klien Terpaksa
Klien enggan
Klien bermusuhan
Klien krisis
1. Klien Sukarela
klien yang datang pada konselor atas kesadaran sendiri karena memiliki
maksud dan tujuan tertentu. Hal ini dapat berupa keinginan
memperoleh informasi, mencari penjelasan tentang masalahny, tentang
karier dan lanjutan studi dan sebagainya.
ciri-ciri:
a. Datang atas kemauan sendiri.
b. Dapat beradaptasi dengan konselor.
c. Mudah terbuka, seperti dalam membicarakan persoalannya.
d. Bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses konseling.
e. Berusaha mengemukakan sesuatu dengan jelas.
f. Sikap bersahabat, mengharapkan bantuan.
g. Bersedia mengungkapkan rahasia walaupun menyakitkan.
2. Klien terpaksa
klien yang datang pada konselor atas dorongan teman atau keluarga
ciri-ciri:
a. Klien bersifat tertutup.
b. Enggan berbicara.
c. Curiga terhadap konselor.
d. Kurang bersahabat.
e. Menolak secara halus bantuan konselor.
3. kLien Enggan
PENGERTIAN KONSELING
• Konseling adalah suatu hubungan professional antara seorang konselor
terlatih dan seorang klien. Hubungan ini biasanya dilakukan orang per
orang. Hubungan dirancang untuk membantu klien memahami dan
memperjelas pandangan hidupnya, belajar mencapai tujuan yang
ditentukan sendiri melalui pilihan – pilihan yang bermakna dan
penyelesaian masalah emosional atau antar pribadi (Yulifah, 2009: 82).
• Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain
dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui
pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan klien
(Saraswati, 2002: 15).
Lanjutan...
3.Penyelesaian masalah.
Berikan informasi setepat dan sejelas mungkin sesuai dengan
persoalan yang diajukan, termasuk berbagai alternatif jalan
keluar. Hindari memberikan informasi yang tidak dibutuhkan klien.
4.Pengambilan keputusan.
Mendorong dan membantu klien untuk menentukan jalan keluar
atas persoalan yang dihadapinya.
5.Menutup/menunda konseling
Bila klien terlihat puas, ucapkan salam penutup. Bila diskusi
dengan klien belum selesai dan klien belum mampu mengambil
keputusan, tawarkan klien untuk mengaturr pertemuan
selanjutnya.
Keterampilan yang harus dimiliki
konselor
Keterampilan observasi (Dalam mengobservasi sesuatu hal penting yang
perlu diperhatikan : Pengamatan obyektif dan kesan yang kita berikan
terhadap apa yang kita lihat dan kita dengar)
Keterampilan mendengar (1. Mendengar pasif (diam), dilakukan bila klien
dan keluarga sedang menceritakan masalahnya. 2. Memberi tanda
perhatian verbal dan non verbal, seperti hmm, yaa, oh begitu, lalu,
terus, atau sesekali mengangguk. 3.Mengajukan pertanyaan untuk
mendalami dan klarifikasi. 4. Mendengar aktif, yaitu dengan memberikan
umpan balik/merefleksikan isi ucapan dan perasaan klien dan keluarga)
Keterampilan bertanya (1. Pertanyaan tertutup, pertanyaan yang
menghasilkan jawaban ya atau tidak.2. Pertanyaan terbuka, pertanyaan
biasanya memakai kata tanya bagaimana atau apa, mengapa.)
Konseling Keluarga
4.Intelegensi
• Intelegensi pada prinsipnya mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri dan
cara pengambilan keputusan. Klien yang berintelegensi tinggi akan banyak
berpartisipasi, lebih cepat, dan tepat dalam membuat suatu keputusan.
5.Status sosial ekonomi.
• Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah laku. Individu yang
berasal dari keluarga dengan status ekonomi yang baik akan mempunyai sikap
dan pandangan yang positif tentang masa depannya dibandingkan keluarga
yang status ekonominya rendah.
6.Sosial budaya
• Yang termasuk dalam sosial budaya adalah pandangan keagamaan dan
kelompok etnis.
Daftar Pustaka