Anda di halaman 1dari 25

Berfikir kritis, Clinical judgment, Problem solving dalam

Asuhan komunitas

TIM DOSEN KEBIDANAN UIMA


Pengertian
Berfikir kritis (Kemampuan berfikir tingkat tinggi)
1. Menurut Vui (dalam Rosnawati, 2009),berfikir tingkat tinggi terjadi pada saat individu
mengaitkan informasi yang baru dengan informasi yang tersimpan dalam memori,
menghubung, menata ulang dan mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai
tujuan atau menyelesaikan masalah.

2. Thomas dan Thorne (2005) menyatakan bahwa “Higher order thinking is thinking on
higher level that memorizing facts or telling something back to sameone exactly the
way the it was told to you. When a person memorizies and gives back the informatio
without having to think about it. That’s because it’s much like arobot; it does what it’s
programmed to do, but it doesn’t think for itself”.
Berbasis kepada Taksonomi Bloom:

Kemampuan berpikir tingkat tinggi atau higher-order thinking

Aspek analisa Aspek evaluasi

Aspek mencipta

Dalam taksonomi Bloom berfikir tingkat tinggi terjadi pada tahap sintesis, analisis, evaluasi dan kreativitas.
Proses ini terjadi pada ranah kognitif dimana individu akan mengaitkan informasi yang baru dengan informasi yang
tersimpan dalam memori, menghubung, menata ulang dan mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai
tujuan atau menyelesaikan masalah. Proses dalam berfikir tingkat tinggi ini akan membantu individu dalam
memecahkan masalah. Dalam memecahkan masalah karena akan terjadi proses mengidentifikasi masalah terlebih
dahulu, dilanjutkan mencari penyebab munculnya masalah dan diakhiri dengan mencari berbagai alternatif solusi yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah. Jadi ada hubungan yang positif antara kemampuan berfikir tingkat
tinggi dan kemampuan problem solving.
Berbasis kepada Taksonomi Bloom:

Kemampuan berpikir tingkat rendah atau lower-order thinking

Aspek mengingat Aspek memahami

Aspek aplikasi

Berfikir tingkat rendah terjadi pada tahap sintesis, analisis, evaluasi dan kreativitas. Proses ini terjadi pada
ranah kognitif dimana individu memiliki kelemahan akan mengaitkan informasi yang baru dengan informasi yang
tersimpan dalam memori, menghubung, menata ulang dan mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai
tujuan atau menyelesaikan masalah. Proses ini akan mempersulit individu dalam memecahkan masalah.
Proses Penerapannya
Proses berfikir kritis merupakan kerangka dasar bidan dalam memberikan asuhan kebidanan, dalam bingkai manajemen
kebidanan. Sehingga, apabila bidan memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan menerapkan prinsip-prinsip
manajemen kebidanan dengan sistematis dan terpola, maka bidan tersebut telah menerapkan proses berfikir kritis. Penerapan
dalam asuhan kebidanan Komunitas dan tanggap darurat bencana adalah dengan melaksanakannya sesuai dengan program
yang telah disepakati sebagai upaya pencegahan dan penanganan secara dini masalah dan kegawatdaruratan yang mungkin
terjadi di komunitas dan tanggap terhadap bencana dengan menerapkan manajemen kebidanan di komunitas.
Proses pemecahan masalah
Berpikir Kritis
Proses berfikir kritis memerlukan komunikasi yang efektif dan
kemampuan pemecahan masalah serta komitmen untuk mengatasi
sikap egois dan tertutup, dengan prosedur:

a. Mengenali masalah untuk menemukan cara-cara yang bisa


diterapkan guna memecahkan masalah tersebut
b. Memahami pentingnya prioritas dan urutan prioritas dalam
pemecahan masalah
c. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang terkait (relevan)
d. Mengenali asumsi yang tak tertulis dan nilai-nilai
e. Memahami dan menggunakan bahasa dengan akurat, jelas, dan
tajam
f. Menafsirkan data untuk menilai bukti dan mengevaluasi
argument/ pendapat
g. Menyadari keberadaan hubungan logis antara proposisi
h. Menarik kesimpulan dan generalisasi yang dibenarkan
i. Menguji kesimpulan dan generalisasi masalah
j. Merekonstruksi pola yang telah diyakini atas dasar pengalaman
yang lebih luas
k. Memberikan penilaian yang akurat tentang hal-hal tertentu dan
kualitas dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah – langkah Berpikir Kritis
Ada enam tahapan aktivitas yang harus dilalui agar dapat mengembangkan
berpikir tingkat tinggi yaitu:
1) menggali informasi yang dibutuhkan;

2) mengajukan dugaan;
3) melakukan inkuiri;

4) membuat konjektur ;

5) mencari alternatif ;
6) menarik kesimpulan
Proses berfikir kritis memerlukan komunikasi yang efektif dan kemampuan
pemecahan masalah serta komitmen untuk mengatasi sikap egois dan tertutup,
dengan prosedur:

a. Mengenali masalah untuk menemukan cara-cara yang bisa diterapkan guna memecahkan masalah tersebut

b. Memahami pentingnya prioritas dan urutan prioritas dalam pemecahan masalah

c. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang terkait (relevan)

d. Mengenali asumsi yang tak tertulis dan nilai-nilai

e. Memahami dan menggunakan bahasa dengan akurat, jelas, dan tajam

f. Menafsirkan data untuk menilai bukti dan mengevaluasi argument/ pendapat

g. Menyadari keberadaan hubungan logis antara proposisi

h. Menarik kesimpulan dan generalisasi yang dibenarkan

i. Menguji kesimpulan dan generalisasi masalah

j. Merekonstruksi pola yang telah diyakini atas dasar pengalaman yang lebih luas

k. Memberikan penilaian yang akurat tentang hal-hal tertentu dan kualitas dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah dasar dalam menerapkan pemikiran kritis dalam proses pemecahan masalah :
1. Identifikasi Permasalahan
Dalam melakukan identifikasi permasalahan tidak sesederhana yang dibayangkan. Terkadang, apa yang kamu rasakan sebagai masalah,
mungkin tidak menjadi benar-benar sebuah masalah dan melainkan hanya sebuah kesalah pahaman. kamu harus mampu mendefinisikan masalah
dengan jelas dan menyatakannya dalam sebuah kalimat deklaratif. Hal ini akan membantu kamu untuk menimbang apakah hal tersebut bisa
diselesaikan dengan solusi sederhana atau solusi yang lebih kompleks.

2. Analisis masalah dari berbagai perspektif

Dalam melihat sebuah permasalahan, kamu perlu melihat dari berbagai perspektif. Apakah permasalah tersebut memang nyata
dan dirasakan oleh orang lain dan apakah bisa dipecahkan. Dengan melihat dari berbagai macam sudut, kamu dapat menemukan dan
menilai manakah solusi yang paling solutif dari permasalahan tersebut.
Langkah dasar dalam menerapkan pemikiran kritis dalam proses pemecahan masalah :
3. Brainstorming solusi
Untuk menemukan sebuah solusi, kamu dapat melakukan brainstorming dengan diri sendiri, teman, atau bahkan grup besar. Saat
melakukan brainstorming, jangan pernah menolak ide atau pemikiran secara cepat, karena kamu tidak pernah tahu bagian dari solusi mana
yang mungkin ternyata membantu. Tulis apapun yang muncul dalam pikiran kamu kemudian tinjau kembali sebelum memilih opsi terbaik.

4. Memilih solusi terbaik


Untuk memilih solusi terbaik, kamu perlu menyesuaikan solusi tersebut dengan situasi yang saat ini sedang terjadi. Karena, apa
yang berhasil dalam satu situasi mungkin tidak berfungsi dalam situasi lainnya.

5. Implementasikan solusi
Penting untuk dipahami bahwa sehebat apapun solusi yang dihasilkan jika tidak mampu diterapkan dengan baik, maka tidak akan
menghasilkan jalan keluar yang tepat.
Faktor Yang Mempengaruhi Berpikir Kritis

Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis antara lain kondisi fisik,
motivasi, kecemasan, kebiasaan, perkembangan intelektual, konsistensi, perasaan, dan pengalaman.
Faktor tersebut dapat memberikan dukungan positif ataupun menurunkan kemampuan berpikir kritis.

Faktor-faktor lainnya yang dapat juga mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berpikir kritis
adalah kondisi fisik seseorang, keyakinan diri/ motivasi, merasa kecemasan, kebiasaan atau rutinitas yang
dikerjakan, perkembangan intelektual, konsistensi atau ketetapan, perasaan atau emosi, dan pengalaman
yang biasa rutin dilakukan sewaktu bekerja
Clinical judgment (Penilaian Klinis)
Kata penilaian sendiri dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk membuat keputusan logis/ rasional dan
menentukan apakah suatu tindakan yang akan dilakukan benar atau salah. Sedangkan kata klinis, berkaitan dengan
klinik atau tempat perawatan; didasarkan pada observasi dan perawatan klien yang sebenarnya, yang dibedakan antara
konsep teori dan eksperimental; dan terdiri atas tanda-tanda klinis dari suatu masalah kesehatan.

Penilaian klinis merupakan penerapan informasi berdasarkan pengamatan aktual pada klien yang dikombinasikan
dengan data subjektif dan objektif yang mengarah pada kesimpulan akhir/ analisis/ diagnosis. Dapat diartikan juga
sebagai suatu proses dimana perawat/ bidan menetapkan data-data mengenai keadaan klien yang akan dikumpulkan,
kemudian membuat interpretasi data, dan diakhiri dengan penetapan diagnosis keperawatan/ kebidanan, kemudian
mengidentifikasi tindakan keperawatan/ kebidanan yang tepat. Hal ini termasuk proses pemecahan masalah,
pengambilan keputusan, dan berfikir kritis. Maka, disimpulkan bahwa penilaian klinis merupakan bagian dari proses
berfikir kritis.
Proses Penerapannya
Penilaian klinis merupakan penerapan informasi berdasarkan pengamatan aktual pada klien yang dikombinasikan dengan
data subjektif dan objektif yang mengarah pada kesimpulan akhir/ analisis/ diagnosis. Dapat diartikan juga sebagai suatu proses
dimana perawat/ bidan menetapkan data-data mengenai keadaan klien yang akan dikumpulkan, kemudian membuat
interpretasi data, dan diakhiri dengan penetapan diagnosis keperawatan/ kebidanan, kemudian mengidentifikasi tindakan
keperawatan/ kebidanan yang tepat. Hal ini termasuk proses pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan berfikir kritis.
Maka, disimpulkan bahwa penilaian klinis merupakan bagian dari proses berfikir kritis.
Penilaian klinis
Bidan menetapkan data-data mengenai keadaan klien yang akan
dikumpulkan, kemudian membuat interpretasi data, dan diakhiri dengan
penetapan diagnosis kebidanan, kemudian mengidentifikasi tindakan
kebidanan yang tepat. Hal ini termasuk proses pemecahan masalah,
pengambilan keputusan, dan berfikir kritis. Maka, disimpulkan bahwa
penilaian klinis merupakan bagian dari proses berfikir kritis.

Pada saat data terkumpul (anamnesa dan pemeriksaan fisik), langkah


selanjutnya adalah menentukan arti dari data tersebut. Jika informasi
tersebut sekiranya berguna dalam pencapaian tujuan asesmen, maka
informasi itu akan dipindahkan dari data kasar menjadi format interpretatif.
Langkah tersebut biasanya disebut pemrosesan data asesmen atau clinical
judgment asuhan kebidanan.
Problem solving

Makna bahasa dari problem yaitu “a thing that is difficult to deal with or understand”
(suatu hal yang sulit untuk melakukannya atau memahaminya), dapat jika diartikan “a question
to be answered or solved” (pertanyaan yang butuh jawaban atau jalan keluar), sedangkan
solve dapat diartikan “to find an answer to problem” (mencari jawaban suatu masalah).

secara terminologi problem solving seperti yang diartikan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain adalah
suatu cara berpikir secara ilmiah untuk mencari pemecahan suatu masalah. Sedangkan menurut istilah
Mulyasa problem solving adalah suatu pendekatan pengajaran menghadapkan pada peserta didik
permasalahan sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
permasalahan, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pembelajaran
Pengertian Problem Solving
1. suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan
data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat

2. Problem solving yaitu suatu pendekatan dengan cara identifikasi problem untuk dilanjutkan
ketahap sintesis kemudian dianalisis dengan pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap
aplikasi selajutnya pada tahap komprehensif untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian
masalah tersebut.

3. problem solving adalah suatu pendekatan dimana langkah-langkah berikutnya sampai


penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif yang umum sedangkan langkah-langkah berikutnya
sampai dengan penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik.

4. Sedangkan Edward menjelaskan bahwa problem solving merupakan suatu proses kognitif yang
diterapkan saat mengatasi permasalahan untuk meraih suatu tujuan. Jadi problem solving adalah
proses kognitif yang berfungsi untuk menemukan dan memecahkan masalah melalui proses
sintesis, analisis dan bersifat komprehensif.
Problem Solving
Berpikir memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru
adalah kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang
lain. Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir, dan
banyak masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi orang-orang
atau kelompok.
Sebaliknya, menghasilkan sesuatu (benda-benda, gagasan-gagasan) yang
baru bagi seseorang, menciptakan sesuatu, itu mencakup problem solving.
Ini berarti informasi fakta dan konsep-konsep itu penting. Seperti telah kita
ketahui, penguasaan informasi itu perlu untuk memperoleh konsep;
keduanya itu harus diingat dan dipertimbangkan dalam problem solving
dan perbuatan kreatif. Begitu pula perkembangan intelektual sangat
penting dalam problem solving (Slameto, 1990).

Dengan demikian problem solving merupakan suatu proses taraf yang dilalui dengan cara memahami
sejumlah pengetahuan dan ketrampilan kerja dan merupakan hasil yang dicapai individu setelah individu
yang bersangkutan mengalami suatu proses belajar problem solving yang diajarkan suatu pengetahua
tertentu. Dengan problem solving suatu masalah akan mempunyai banyak solusi dan kesimpulan yang
diambil lebih realistik (Lawson, 1991, dalam Yasin, 2009)
Proses Penerapannya
Metode problem solving menjadikan masalah yang ditemukan di kebidanan, dan masalah-masalah tersebut dijawab dengan
metode ilmiah, rasional dan sistematis Mengembangkan kemampuan berfikir, terutama didalam mencari sebab-akibat dan
tujuan suatu masalah. Metode ini melatih bidan bagaimana cara-cara mengambil langkah-langkah apabila akan memecahkan
suatu masalah. Memberikan kepada bidan pengetahuan dan kecakapan praktis yang bernilai atau bermanfaat bagi keperluan di
komunitas. Metode ini memberikan dasar-dasar pengalaman yang praktis mengenai bagaimana cara-cara memecahkan
masalah dan kecakapan ini dapat diterapkan bagi keperluan menghadapi masalah-masalah lainnya di masyarakat.
Problem solving
Proses pemecahan masalah dalam problem solving:
a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.
b. Mencari data atau keterangan yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
Misalnya, dengan jalan membaca buku- buku,
meneliti, bertanya, berdiskusi, dan lain-lain.
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah
tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan
kepada data yang telah diperoleh
d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
Dalam langkah ini Bidan harus berusaha
memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin
bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok. Apakah
sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali
tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini
tentu saja diperlukan metode-metode lainnya
seperti, demonstrasi, tugas diskusi, dan lain-lain.
e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai
kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari
masalah yang ada.
Berpikir kritis, Penilaian klinis, Problem solving dalam
Pengambilan keputusan
Mengembangkan kemampuan Bidan memiliki peranan
berpikir kritis yang merupakan Berpikir kritis dalam kebidanan penting dalam mengambil
Berpikir kritis memiliki kaitan
dalam proses pengambilan keputusan komponen penting karena bidan merupakan bagian yang penting keputusan klinis yang tepat
dan penilaian klinis yang akan menjadi selalu dihadapkan dengan situasi dilakukan sebelum mengambil dan akurat karena bidan
penentu pemberian asuhan kebidanan yang kompleks, yang menuntut keputusann dalam asuhan akan menemukan berbagai
yang berkualitas. Oleh karena itu, penilaian akurat, pengambilan kebidanan karena berpikir kritis situasi klinis yang berkaitan
seorang bidan wajib berpikir secara merupakan sikap bidan untuk dengan masyarakat atau
keputusan yang tepat dan
kritis dalam praktik kebidanan. Berfikir pasien, anggota keluarga,
merupakan proses pembelajaran memperoleh berbagai alasan yang
kritis sangat berkaitan dengan dan tenaga kesehatan
terus menerus (Mulyaningsih, 2013). rasional sebelum mengambil
pengambilan keputusan dan penilaian
keputusan kebidanan. lainnya, sehingga sangat
klinis yang tepat.
penting untuk berpikir kritis
pada setiap situasi.

Jika dalam proses pengambilan keputusan dilakukan secara tergesa-gesa ataupun tidak tepat, ini akan
berpengaruh bagi kualitas serta kuantitas pelayanan kesehatan kepada pasien. Berpikir kritis dapat
dijadikan sebuah acuan bagi pelayanan yang akan diberikan pasien agar lebih cepat dan tepat dalam
proses pengambilan keputusan. Berpikir kritis sangat berkaitan dalam proses pengambilan keputusan
maupun pemberian asuhan kebidanan yang professional. Bidan diminta untuk bias berpikir kritis dengan
menggunakan pengetahuan mengenai ilmu kebidanan secara menyeluruh agar bisa memberikan
perawatan yang efektif (Billings, 2009).
Hal - hal yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan adalah:
5. Untung & Rugi
1. Analisa Situasi Setiap keputusan selalu ada untung & 3. Pertimbangan Pribadi
Analisa terhadap situasi harus ruginya (resikonya). Tidak ada Pertimbangan & penilaian pribadi
dilakukan secara mendalam. Merujuk keputusan yang akan sempurna & juga sangat diperlukan sebelum
pada problem solving diatas, sebelum mengakomodir semua pihak. Namun mengambil keputusan.
mengambil keputusan, pikirkan apapun resikonya sudah harus kita Pertimbangan pribadi dapat diambil
beberapa hal seperti kenapa perhitungkan. dari penilaian atau pertimbangan
keputusan itu harus diambil dan apa diri sendiri.
yang akan terjadi jika tidak segera
mengambil keputusan.

2. Saran Dari Orang Lain


Sebelum mengambil keputusan, 4. Pengalaman
pikirkan beberapa hal seperti kenapa Pengalaman adalah “guru” yang
keputusan itu harus diambil dan apa
6. Back Up Plan 7. Efek Pada Orang Lain terbaik. Pengalaman dari kejadian
yang akan terjadi jika tidak segera terdahulu diperlukan dalam
mengambil keputusan. Namun harus Selalu sediakan rencana lain, jangan Apapun keputusan anda, baik itu
keputusan yang sifatnya pribadi, akan pengambilan keputusan agar kejadian
diingat bahwa saran dari orang lain hanya membuat 1 rencana. Segala
membawa dampak pada orang lain. yang dulu tidak terulang lagi serta
belum baik untuk kita ambil. keputusan itu pasti akan ada
Perhatikan juga apakah efek tersebut keputusan yang salah tidak diambil
kekurangannya walaupun sudah
positif, negatif atau tidak ada efeknya lagi.
dengan seksama & baik
direncanakan. Untuk mengantisipasi sama sekali.
masalah yang mendadak, siapkan
rencana & penyelesaian cadangan.
Problem Solving

Ada tiga langkah untuk problem solving, yaitu:


1. Mengidentifikasi masalah,
2. Menentukan sumber dan akar masalah, dan
3. Mencari solusi yang efektif dan efisien.

Adapun langkah-langkah lain yaitu:


1) adanya kesulitan yang dirasakan atau kesadaran akan adanya masalah.
2) masalah itu diperjelas dan dibatasi.
3) mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan atau diklasifikasikan.
4) mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesa-hipotesa kemudian hipotesa-hipotesa dinilai, diuji agar dapat ditentukan
untuk diterima atau ditolak.
5) penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sebagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk
dapat sampai kepada kesimpulan.
Problem Solving

Ada 6 langkah dalam problem solving menurut Wiliam,


yaitu:
1. Identifikasi masalah, mencari informasi

2. Menetapkan tujuan,

3. Menemukan berbagai akternatif solusi,

4. Memilih solusi, menyiapkan pelaksanaan solusi yang dipilih, dan

5. Mengevalusi dan

6. Merevisi solusi.
Faktor Yang Mempengaruhi Problem Solving

1. Ada beberapa hal yang mempengaruhi problem solving, seperti: motivasi, kepercayaan dan sikap
yang salah, kebiasaan dan emosi.

2. Problem solving dipengaruhi kemampuan kognitif atau kecerdasan

3. Pengasuhan orang tua dan kurikulum yang dikembangkan guru di sekolah

4. Kemampuan dan kekuatan yang dimiliki masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat

5. bentuk dan upaya kesehatan yang bersumber pada masyarakat yang mendukung kesehatan ibu dan
anak

6. Landasan Hukum dalam Penyelengaraan Kesehatan yang dilakukan oleh PSM


TERIMA KASIH

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai