Anda di halaman 1dari 10

RANGKUMAN

“KONSEP BERPIKIR KRITIS DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM


KEPERAWATAN”

Disusun oleh

Kelompok 1

Fatimatul Zahro S 210102027

Husna Latifunisa 210102036

Nova Amelia R 210102048

Ratna Uswatun K 210102055

Sendi Eka Dirgantara 210102068

Zulfiati Syangadah 210102079

PRODI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA III


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
RESUME METODOLOGI KEPERAWATAN

“KONSEP BERPIKIR KRITIS DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM


KEPERAWATAN”

A. Berpikir kritis dan Pengambilan Keputusan


Konsep yang digunakan untuk menggambarkan berpikir kritis dalam
keperawatan adalah penalaran klinis, perumusan diagnostic, pengambilan keputusan,
penilaian dan pemecahan masalah. Kemampuan berpikir kritis dalam pengambilan
keputusan klinis berhubungan erat dengan berpikir kritis. Berpikir kritis digambarkan
sebagai sebuah proses, tujuan tuntuk membuat keputusan yang masuk akal tentang
apa yang harus percaya dan apa yang harus dilakukan. Pengambilan keputusan klinis
adalah Sebuah proses yang melibatkan kedua penalaran diagnostik dan penilaian
klinis. Tindakan dalam ini diarahkan sebagai proses refleksi dari perawat maupun
pasien (Jan Florin, 2007).
Pengambilan keputusan sangat penting keberadaannya dalam melakukan
asuhan keperawatan maupun manajemen keperawatan. Pengambilan keputusan
merupakan suatu proses yang mencangkup semua penilaian kegiatan yang diperlukan
guna membuktikan dan memperlihatkan pilihan terbaik dalam menyelesaikan suatu
masalah tertentu. Setiap keputusan merupakan akibat dari proses finamis yang
dipengaruhi banyak kekuatan, pengambilan keputusan bukan merupakan prosedur
yang tetap akan tetapi proses yang bertuntun dan melibatkan pendekatan sistemik
yang harus diadaptasikan dengan lingkungan. Perawat dalam mengambil keputusan
melakukan semua tahap proses keperawatab, sehingga perawat harus berpikir kritis,
berkomunikasi dengan baik sebagai suatu elemen penting dalam pengambilan
keputusan klinis agar meningkatkan kemandirian pasien.
B. Pengertian Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat bermanfaat
dan berfungsi sangat efektif dalam semua aspek kehidupan, oleh karena itu
kemampuan berpikir kritis sudah seharusnya di tanamkan sejak dini baik di tempat
belajar, rumah maupun di lingkungan masyarakat. Berpikir kritis adalah suatu proses
berpikir dimana si individu atau pemikir akan memiliki rasa tahu yang tinggi terhadap
sesuatu hal yang dilihat atau informasi yang didapat. Berpikir kritis merupakan
sebuah konsep berpikir dengan sudut pandang yang luas, mengkritisi suatu masalah,
berpikir secara logis (masuk akal), kreatif dan juga lebih mudah dalam mengambil
keputusan.
Suatu proses yang berkesinambungan mencangkup interaksi dari suatu
rangkaian pikiran dan presepsi, sedangkan berpikir kritis merupakan konsep dasar
yang terdiri dari konsep yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis sebagai
sudut pandang, sebagai seorang perawat yang merupakan bagian dari pemberi layanan
kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntuk untuk
berpikir kritis dalam berbagai situasi. Penerapan berpikir kritis dalam proses
keperawatan dengan kasus yang nyata akan memberi gambaran kepada perawat
tentang pemberian asuhan keperawatan yang komprensif dan bermutu. (Budiono dan
Sumirah, 2015).
C. Karakter Berpikir Kritis
1. Konseptualisasi,
2. Rasional dan beralasan, artinya argument yang diberikan selalu berdasarkan
analisis dan mempunyai dasar kuat dari fakta.
3. Reflektif, artinya memfokuskan masalah dan mengumpulkan data serta fakta
sesuai permasalahan secara legkap.
4. Bagian dari suatu sikap, yaitu pemahaman dari sikap yang harus diambil
apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk.
5. Kemandirian berpikir, artinya seseorang yang berpikir kritis harus memiliki
kemampuan untuk menggunakan suatu konsep ataupun teori pada suatu
keadaan yang berbeda.
6. Berpikir adil dan terbuka, artinya mengkaji kembali alasan – alasan yang telah
digunakan seseorang dalam mengambil keputusan secara terbuka.
7. Pembambilan keputusan berdasarkan keyakinan, yaitu berpikir kritis sebagai
evaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, menciptakan suatu pemikiran
baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.
D. Langkah-Langkah Berpikir Kritis
Kneedler ( dalam Hendra Surya, 2013 : 179 – 180) menyatakan bahwa langkah
berpikir kritis dapat dikelompokan menjadi tiga langkah sebagai berikut :
1. Pengenalan masalah ( Defining and Calrifying Prolem)
a. Mengidentifikasi isu – isu atau permasalah pokok
b. Membandingkan kesamaan dan perbedaan.
c. Memilih informasi yang relevan.
d. Merumuskan atau menformulasikan masalah.
2. Menilai informasi ( Judging Informations )
a. Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar.
b. Mengecek konsistensi.
c. Mengindentifikasi asumsi.
d. Mengenali kemungkinan factor stereotip.
e. Mengenali kemungkinan bias, emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat
(semantic slanting).
f. Mengenali kemungkinan perbedaan orientasi nilai dan ideologi.
3. Memecahkan masalah atau menarik kesimpulan (Solvig Problem/Drawing
Conclusion)
a. Mengenali data – data yang diperlukan dan cukup tidaknya data.
b. Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan atau
kesimpulan yang diambil.
E. Berpikir Kritis Dalam Keperawatan
Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen penting dari
akuntabilitas professional dalam membrikan asuhan keperawatan berkualitas. Perawat
yang memiliki kemampuan berpikir kritis akan menunjukan sikap percaya diri,
berpandangan konseptual, kreatif, fleksibel, tekun dan reflektif (Ingram, 2008 dala,
jurnal bambang sudono, 2017). Komponen berpikir kritis dalam keperawatan yang di
dalamnya dipelajari karakteristik, proses, aplikasi berpikir kritis, dan pengambilan
keputusan yang etis dalam berpikir kritis. Kemampuan perawat mengidentifikai
masalah klien dan memilh solusi intervensi yang tepat tidak lepas dari kemampuan
perawat dalam berpikir kritis untuk menggali berbagi masalah berdasarkan edvince
base dari setiap problem dan solusi yang teridentifikasi (Potter & Perry, 2010).
F. Model Berpikir Kritis Dalam Keperawatan
Model yang di kemukakan oleh Rubenfeld & Scheffer (2006), yaitu model
T.H.I.N.K (Total Recall, Habits, Inquiry, New Ideas And Creativity, Knowing How
You Think) dalam proses keperawatan menjelaskan tentang berpikir kritis itu
merupakan komponen dari beberapa kegiatan berpikir yang mengenai dengan konteks
situasi ketika proses berpikir kritis itu terjadi.
1. Total Recall
Total recall atau Ingatan total merupakan mengingat beberapa fakta atau
sebaliknya dengan sepenuhnya dan bagaimana cara untuk menemukannya ketika
dibutuhkan. Ingatan total ini sangat berpengaruh untuk mengasah pengatuhuan,
pengetahuan yang dimaksud harus dipelajari dan disimpan dalam pikiran sehingga
dalam melakukan suatu tindakan seorang perawat dalam memberi pertolongan
kepada pasien dengan langsung menerapkan model dari berpikir kritis ini.
2. Habits
Habits atau kebiasaan, adalah model pendekatan berpikir yang sering kali diulang
sehingga menjadi sifat alami yang kedua. Kebiasaan ini biasanya menghasilkan
cara-cara yang dapat diterima dalam melakukan segala hal terutama di rumah
sakit.
3. Inquiry
Inquiry atau penyelidikan adalah memeriksa isu secara sangat mendetail dan
mempertanyakan isu yang mungkin segala tempat dengan jelas. Penyelidikan ini
juga merupakan memeriksa jenis bepikir yang sangat penting untuk kita mencapai
kesimpulan
4. News ideas and creativity
News ideas and creativity atau ide baru dan kreativitas adalah model berpikir yang
sangat khusus melebihi pemikiran pada umumnya. Pemikir kreatif menghargai
kesalahan sebagai pelajaran yang berharga.
5. Knowing how you think
Knowing how you think atau tahu bagaimana kamu berpikir berarti berpikir
tentang apa yang kita pikirkan. Berpikir tentang berpikir disebut “metacognition”,
meta berarti “ diantara atau pertengahan” dan cognition berarti “proses
mengetahui. Jadi jika kita berada diantara proses mengetahui, kita dapat
mengetahui bagaimana kita berpikir.
G. Strategi Berpikir Kritis
Strategi dalam peningkatan berpikir kritis dalam keperawatan dapat dilakukan
dengan cara mengikuti pelatihan dalam maslaah-masalah klinis sebagai kompetensi,
melalui pembelajaran, dan pengalaman, melalui hal tersebut perawat diharapkan dapat
lebih ketat untuk berpikir kritis dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang akan
diberikan kepada pasien dengan banyak mempertimbangkan baik buruknya.
H. Faktor Yang Menurunkan Berpikir Kritis
Faktor yang dapat menurunkan kemampuan berpikir kritis seseorang adalah
dengan terjebak dalam rutinitas dan cara tersering yang membuat terjebak dalam
rutinitas adalah membiasakan kita menggunakan model kebiasaan secara berlebihan
(Rubenfeld & Scheffer, 2007). Faktor-faktor lainya yang dapat mempengaruhi
kemampuan seseorang dalam berpikir kritis adalah kondisi fisik seseorang, keyakinan
diri/motivasi, merasa kecematan, kebiasaan atau rutinitas yang dikerjakan,
perkembangan intelektual, konsistensi atau ketetapan, perasaan atau emosional dan
pengalamn yang biasa rutin dilakukan sewaktu bekerja (Rubenfeld & Scheffer, 2007).
Beberapa faktor tersebut berkontribusi memberikan pengaruh terhadap kemampuan
berpikir kritis disaat melakukan asuhan keperawatan dan juga dapat mempengaruhi
kemampuan berpikir kritis menurun disaat menghadapi pasien. Namun tergantung
dari metode yang digunkan dalam mengukur kemampuan berpikir kritis dalam
keperawatan disaat melakukan asuhan keperawatan.
I. Metode Berpikir Kritis
7 metode critical thinking
1. Debate : metode yang digunakan untuk mencari, membantu, dan merupakan
keputusan yang beralasan bagi seseorang atau kelompok dimana dalam proses
terjadi perdebatan atau argumentasi.
2. Individual decision : Individu dapat berdebat dengan dirinya sendiri dalam proses
mengambil keputusan.
3. Group discussion : sekelompok orang memperbincangkan suatu masalah dan
masing-masing mengemukakan pendapatnya.
4. Persuasi : komunikasi yang berhubungan dengan mempengaruhi perbuatan,
keyajinan, sikap, dan nilai-nilai orang lain melalui berbagai alas an, argument,
atau bujukan. Debat dan iklan adalah dua bentuk persuasi.
5. Propaganda : komunikasi dengan menggunakan berbagai media yang sengaja
dipersiapkan untuk mempengaruhi massa pendengar.
6. Coercion : mengancam atau menggunakan kekuatan dalam berkomunikasi untuk
memaksakan suatu kehendak.
7. Kombinasi beberapa metode.
J. Aspek-Aspek Berpikir Kritis
Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa
perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Berpikir kritis seseorang dapat
dilihat dari beberapa aspek :
• Relevance
Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan.
• Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan.
• Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun
dalam sikap menerima adanya ide-ide baru orang lain.
• Outside Material
Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari
perkuliahan (refrence).
• Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak jelasan.
• Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, idea tau pandangan serta mencari data baru dari
informasi yang berhasil dikumpulkan.
• Justification
Member bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan
yang diambilnya. Termasuk di dalalmnya senantiasa member penjelasan mengenai
keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau solusi.
• Critical assessment
Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi/ masukan yang dating dari dalam
dirinya maupun dari orang lain.
• Practical utility
Ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut keperaktisan/
kegunaanya dalam penerapan.
• Width of understanding
Diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat muluaskan isi atau materi diskusi.

Secara garis besar, perilaku berpikir kritis diatas dapat dibedakan dalam beberapa
kegiatan:
1. Berpusat pada pertanyaan (focus on question)
2. Analisa argument (analysis arguments)
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask and answer questions of
clarification and/or challenge)
4. Evaluasi kebenaran dari sumber informasi (evaluating the credibility sources of
information).
K. Fungsi Berpikir Kritis Dalam Keperawatan
Berfikir kritis merupakan kemampuan yang sangat mempengaruhi sikap dan
prilaku dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Yang juga merupakan metode yang
wajib digunakan seorang perawat dalam membantu pasien memecahkan suatu
masalah ataupun mengambil tindakan di waktu yang sesingkat singkatnya. Salah
satunya hal yang sangat perlu diketahui sebelumnya yaitu manfaat dan fungsi
berpikir kritis dalam keperawatan. Hal tersebut sangat dibutuhkan dalam keperawatan
agar kita mengetahui dengan jelas untuk apa dipelajari kegunaan berpikir kritis ini.
Berpikir kritis dalam tahap pelaksanaannya antara lain yaitu mengkaji
ulang, menentukan kebutuhan bantuan, melaksanakan tindakan dan yang terakhir
adalah dokumentasi. Semua itu dilakukan untuk penerapan fungsi dan manfaat
berpikir kritis dalam keperawatan. Perawat tentu saja akan menemukan sangat
banyak jenis pasien yang tak terduga. Disamping semua itulah perawat harus dapat
mensiasatinya yaitu dengan berfikir kritis. dalam asuhan keperawatan, berpikir kritis
merupakan dasar dalam keperawatan. Dalam keperawatan sangat banyak manfaat
dan fungsi berpikir kritis.
1. Pemecahan Masalah
Salah satunya fungsi berpikir kritis merupakan untuk pemecahan masalah.
Pemecahan masalah disini adalah membantu pasien untuk mengatasi segala perasaan
yang tidak nyaman yang dialami pasien serta meningkatkan segala hal yang membuat
pasien merasa tidak aman dan nyaman dan juga membantu pasien menyelesaikan
masalah yang sangat mengganggu dirinya, demi membantu kesembuhan dirinya
sendiri.
2. Pengambilan Keputusan
Fungsi kedua adalah pengambilan keputusan yaitu merupakan pemecahan
masalah yang memperoleh hasil. Salah satu fungsi dan manfaat yang nyata adalah
terhadap keluarga pasien (asuhan keperawatan) pada pasien harus tepat.. Dan terhadap
perawat yaitu sebagai standart (rasa keingintahuan). Dan saat menghadapi pasien,
ilmu yang sudah diajarkan harus di terapkan ke pasien . Itu bertujuan untuk
menambah rasa percaya diri perawat dalam memberi asuhan kepada pasien. Sehingga
pengobatan pasien tepat waktu. Serta agar keluarga tidak mengganggu ketenangan
pasien.
3. Fungsi Lain
Fungsi lainnya juga untuk kepentingan pasiennya sendiri. Tentu saja pasien
sangat membutuhkan dukungan dari seorang perawat untuk menjadi motivasi dalam
hidupnya, demi kelangsungan kesembuhan dirinya. Dan dalam mendukung pasien,
perawat juga wajib berpikir kritis. Agar dapat membantu pasien dalam pemulihannya.
Hal ini karena banyak pasien yang sangat down ketika dia mengetahui penyakitnya.
Salah satunya disitulah perawat harus tergerak kembali untuk berpikir kritis, utnuk
membantu pasien menenangkan pikirannya, yang juga dilakukan demi kesembuhan
pasien itu sendiri. Dan diketahui bahwa, berpikir kritis ini tidak dipengaruhi oleh jenis
kelamin. Tapi bisa saja terpengaruh oleh bentuk fisik. Berpikir kritis dalam
keperawatan berfungsi juga untuk asuhan keperawatan terhadap pasien untuk
membantu pasien sembuh tepat waktu, atau lebih baik jika sembuhnya lebih cepat.
Karena itulah fungsi berpikir kritis. Jika karena senyuman perawat saja
dapat memicu kesembuhan perawat, tentu saja dengan perbuatan dan berpikir
kritisnya perawat, pasien akan semakin semangat hidup serta dengan lekas sembuh.
Karena dalam saat saat genting, nyawa pasien seakan akan berada pada tangan
perawat. Jika saja perawat tidak menerapkan dengan berpikir kritis, tentu saja bisa
menjadi hal yang sangat fatal. Apalagi jika sampai merenggut nyawa seseorang
karena kurang kritisnya suatu pemikiran, kurang mempertimbangkan hal hal yang
terjadi, bia saja disebut sebagai malapraktik, dan bisa saja dijatuhi hukuman penjara.
Oleh sebab itu, inti dari segala inti adalah. Fungsi berpikir kritis dalam keperawatan
sangan banyak dan tak terhingga. Demi keselamatan diri begitupun pasien itu sendiri.
L. Penerapan Berpikir Kritis Dalam Proses Keperawatan
Sebagai makhluk intelektual kita dituntut berfikir kritis yang bertujuan untuk
membantu memudahkan dalam menentukan keputusan secara tepat dan akurat. Dalam
lingkup keperawatan, berfikir kritis sangat diperlukan bagi seorang perawat demi
membantunya dalam menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan. Berfikir kritis
membantu seorang perawatuntuk lebih mudah dalam pengambilan sebuah keputusan
maupun tindakan yang akan dilakukan terhadap klien demi terpenuhnya kebutuhan
klien tersebut. Penerapan berfikir kritis dalam keperawatan diterapkan kedalam tahap-
tahap proses keperawatan. Tahap-tahapnproses keperawatan adalah pengkajian,
diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Pengkajian
Dalam tahap pengkajian, perawat ditegaskan untuk berfikir kritis yang bertujuan
untukmenggali secara dalam tentang klien utuk mendapatkan data-data yang akurat
danmendasar terhadap masalah kesehatan pasien.
2. Diagnosis Keperawatan
Dalam tahap diagnosa, perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap
pengambilan keputusan yang spaling kritis, karena perawat harus menentukan
masalah dan argumentasi yang masuk akal atau rasional. Makanya dari itu perawat
harus pandai dan lebih peka terhadap masalah, dan mengidentifikasikannya.
3. Perencanaan Keperawatan/Intervensi
Berfikir kritis dalam tahap perencanaan, berarti menggunakan pengetahuan
untuk mengembangkan hasil yang sesuai harapan dan memerlukan keterampilan
untuk memilih tindakan yang tepat. Perencanaan keperawatan biasanya berisikan
bagaimana menolong pasien berdasarkan respons terhadap kondisi penyakit yang
dihadapinya adalah hal yangpaling prioritas.
4. Implementasi
Berfikir kritis dalam tahap implementasi tindakan keperawatan adalah bagaimana
perawat dalam terampil dalam menguji hipotesis, karena tindakan keperawatan adalah
tindakan yang nyata yang menentukan tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuan.
5. Evaluasi
Berfikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitastindakan, dimana
perawat harus dapat mengambil keputusan tentang kebutuhan klien danmemutuskan
apakah tindakan tersebut perlu diulang atau tidak. Hasil yang didapat bagi perawat
yang menerapkan berfikir kritis adalah untuk membantunya dalam menyelesaikan
tugas dan mencapai tujuan.

Anda mungkin juga menyukai