Anda di halaman 1dari 7

RESUME KONSEP BERFIKIR KRITIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu mata kuliah Critical Thinking

Disusun Oleh:
Roziatur Rohmah

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN
2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan
mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Sedangkan
berpikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berpikir yang
berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang
selain itu juga membahas tentang komponen berpikir kritis dalam keperawatan
yang di dalamnya dipelajari karakteristik, sikap dan standar berpikir kritis,
analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan kreatifitas dalam berpikir
kritis.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan
keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita
miliki, kita menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan
membuat kesimpulan yang valid, semua proses tersebut tidak terlepas dari
sebuah proses berpikir dan belajar.
Keterampilan kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi
memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan
dan dukungan.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan
pada pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominator
umum untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin
dan mandiri.
Seorang bidan yang professional harus memiliki karakteristik dalam
berpikir kritis. Hal ini meliputi seorang bidan mampu mempertimbangkan
sesuatu sesuai dengan alasan yang rasional dan logis, bersifat reflektif, mampu
menganalisis, mensintesis, mengevaluasi bukti-bukti yang ada terkait masalah
yang akan dipecahkan, memiliki kemampuan pemecahan masalah (problem
solvig). Karakteristik lainnya menurut beberapa ahli adalah seorang bidan
mampu membuat suatu kesimpulan dari berbagai informasi yang diperoleh, dari
berbagai hasil pemeriksaan yang telah dikumpulkan dengan adanya bukti,
membuat argument yang beralasan untuk mendukung kesimpulan dan
menjelaskan pola fikir yang telah terbentuk dari hasil kegiatan langkah-langkah
karakteristik sebelumnya.
Berpikir kritis memungkinkan perawat dan atau bidan untuk memenuhi
kebutuhan klien sesuai dengan data yang ia dapatkan, mampu
mempertimbangkan alternatif, sehingga asuhan kebidanan dan perawatan klien
berkualitas tinggi dan berpikir reflektif berarti bidan bukan hanya menerima
laporan dan tugas melakukan asuhan kebidanan lanjutan tanpa pemahaman yang
signifikan dan evaluasi (Mottola, 2001).
Praktisi terampil dapat berpikir kritis karena mereka memiliki
keterampilan kognitif dengan mencari informasi, diskriminasi, menganalisis,
mengubah pengetahuan, prediksi/asumsi, menerapkan Standar, dan alasan-
alasan logis. Kemampuan bidan untuk berpikir kritis dapat dipengaruhi oleh
usia, lama pendidikan dengan peningkatan jenjang pendidikan, filsafat (Brown,
2001; Schin, 2006).
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian berfikir kritis


Berpikir kritis merupakan ketrampilan berpikir universal yang berguna
untuk semua profesi dan jenis pekerjaan. Demikian juga berpikir kritis berguna
dalam melakukan kegiatan membaca,menulis, berbicara, mendengarkan,
berdiskusi, dan sebagainya, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Berpikir kritis mencakup keterampilan menafsirkan dan menilai
pengamatan , informasi, dan argumentasi. Berpikir kritis meliputi pemikiran dan
penggunaan alasan yang logis, mencakup keterampilan membandingkan,
mengklasifikasi, melakukan pengurutan (sekuensi), memghubungkan sebab dn
akibat, mendeskripsikan pola, membuat analogi, menyusun rangkaian, memberi
alasan secara deduktif dan induktif, peramalan, perencanaan, perumusan
hipotesis, dan penyampaian kritik. Berpikir kritis mencakup penentuan tentang
makna dan kepentingan dari apa yang dilihat atau dinyatakan, penilaian
argumen, pertimbangan apakah kesimpulan ditarik berdasarkan bukti-bukti
pendukung yang memadai.
Berpikir ritis tidak sama dengan berdebat atau mengkritisi orang lain.
Kata “kritis” terhadap suatu argumen tidak identik dengan “ketidaksetujuan”
terhadap suatu argumen atau pandangan orang lain. Penilaian kritis bisa saja
dilakukan terhadap suatu argumen yang bagus, sebab pemikiran kritis bersifat
netral, imparsial dan tidak emosional.

2. Tujuan dan Metode Berfikir Kritis

Tujuan berpikir ialah untuk menguji suatu pendapat atau ide, termasuk didalamnya
melakukan pertimbangan atau pertimbangan atau pemikiran yang didasarkan pada
pendapat yang diajukan. Pertimbangan – pertimbangan tersebut biasanya didukung
oleh kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan (Sapriya 2011:87). Metode berpikir
kritis:
1. mendeteksi permasalahan
2. mengumpulkan data untuk pembuktian faktual
3. menginterpretasikan data atau isu kontroversial
4. mencari alternatif pemecahan terhadap masalah, ide, dan situasi
5. membuat kesimpulan

3. Karakteristik Berpikir Kritis


Karakteristik berpikir kritis adalah :
1. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep.
Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas,
pikiran-pikiran tentang kejadian, objek, atribut, dan sejenisnya. Dengan
demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang digeneralisasi
secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.

2. Rasional dan beralasan.

Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan


mempunyai dasar kuat dari fakta fenomena nyata.

3. Reflektif

Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau


persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan
waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin
ilmu, fakta dan kejadian.

4. Bagian dari suatu sikap.


Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis
akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih
buruk dibanding yang lain.

5. Kemandirian berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima
pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan
secara benar dan dapat dipercaya.

6. Berpikir adil dan terbuka


Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.

7. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan.


Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan
kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan
yang akan diambil.

4. Konsep Berfikir Kritis dalam pelayanan kebidanan


Berpikir kritis merupakan seni, gambaran sikap seorang bidan dalam menganalis,
mengevaluasi sesuatu yang ia lihat, mengklarifikasi yang di dengar, metode
pengetahuan untuk berpikir logis dna berargumen serta aplikasi dari ilmu yang
dipahami untuk membuat suatu keputusan dan memutuskan sesuatu setelah hal
tersebut ia yakini. Setelah keputusan terbentuk maka bidan dapar berjalan menuju
tahap tindakan dalam manajemen asuhan kebidanan. Setiap melakukan tindakan
manajemen asuhan kebidanan, seorang yang berprofesi bidan selalu berpikir kritis dan
menjelaskan tujuan dari setiap tindakan tersebut.

5. Tahapan Berfikir Kritis


Teori tahapan berpikir kritis para ahli sebagian besar mencakup 5
tahapan, yaitu klarifikasi dasar, klarifikasi lanjut/mendalam, inferensi,
assesment, dan strategi/taktik (Warda, 2011: 34). Jacob dan Sam (2008)
mendefinisikan 4 tahapan proses berpikir kritis, yaitu :
a. Klarifikasi, yaitu tahap tahap di mana siswa merumuskan masalah
dengan tepat dan jelas.
b. Asesmen, yaitu tahap di mana siswa menemukan pertanyaan yang
penting dalam masalah.
c. Inferensi, yaitu tahap di mana siswa membuat kesimpulan
berdasarkan informasi yang telah diperoleh.
d. Strategi, yaitu tahap di mana siswa berpikir secara terbuka dalam
menyelesaikan masalah.

BAB III
KESIMPULAN

Berpikir kritis merupakan dasar bagi setiap bidan untuk melakukan manajemen
asuhan kebidanan, sehingga tepatnya pembuatan keputusan dan tepatnya asuhan yang
diberikan. Berpikir kritis harus diintegrasikan kepada seluruh profesi bidan dan dimulai
pada mahasiswa kebidanan untuk setiap manajemen asuhan kebidanan yang akan
dilakukan sehingga menghasilkan asuhan yang tepat dan bermutu.

Berpikir kritis berdampingan dengan berpikir kreatif, artinya kemampuan


berpikir seorang bidan untuk membuat hubungan yang baru dan yang lebih berguna dari
informasi yang sebelumnya sudah diketahui oleh bidan. Bidan melakukannya dengan
cara membangkitkan sejumlah besar ide-ide, menerima hal yang baru dan tidak cepat
mengambil keputusan. Semua informasi yang didapatkan diolah dengan membuat suatu
hubungan sebab akibat dengan teknik brainstorming, idea writing, mind mapping,
forcing new connections and relaxers

Anda mungkin juga menyukai