Anda di halaman 1dari 10

Nama : Laetitia I.R.

A Montolalu

NIM : 19061004

Kelas : A/semester 2

PENERAPAN SIKAP BERPIKIR KRITIS BAGI PERAWAT DALAM


PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT

ABSTRAK
Latar Belakang : Sikap berpikir kritis adalah nilai yang harus
ditunjukkan keberhasilannya oleh pemikir kritis. Perawat harus
menunjukkan keterampilan kognitif untuk berpikir secara kritis,
tetapi juga penting untuk memastikan bahwa keterampilan ini
digunakan secara adil dan bertanggung jawab.
Tujuan : Untuk mengetahui gambaran penerapan sikap berpikir
kritis perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dirumah
Sakit.
Metode : Jurnal ini merupakan suatu perbandingan atau analisis
antara satu jurnal dengan jurnal lainnya dari berbagai sumber
seperti referensi jurnal, buku teks dan e-book
Hasil : Hasil dari perbandingan ini adalah kita jadi tahu bahwa
dalam pemberian asuhan keperawatan berpikir kritis sangat di
butuhkan dalam melakukan suatu tindakan baik dalam masalah
kecil maupun besar untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Kesimpulan : Dalam melakukan suatu tindakan asuhan
keperawatan, perawat dituntut untuk berpikir kritis karena sangat
dibutukan dan lebih berpengaruh dalam melakukan suatu tindakan
untuk keselamatan pasien.
Kata kunci : penerapan berpikir kritis, asuhan keperawatan, rumah
sakit.

ABSTRACT

Background : Critical thinking is the value that critical thinkers must


demonstrate their success. Nurses must demonstrate cognitive skills to
think critically, but it is also important to ensure that these skills are used
fairly and responsibly.
Objective : To find out the description of the application of nurses'
critical thinking attitude in providing nursing care at the hospital.
Method : This journal is a comparison or analysis of one journal with
another journal from various sources such as journal references,
textbooks and e-books.
Results : The result of this comparison is that we know that providing
critical thinking nursing care is very much needed in taking action on
both small and large problems to meet the needs of patients.
Conclusion : In carrying out an act of nursing care, nurses are required
to think critically because it is highly needed and more influential in
taking an action for patient safety compared to nurses who lack critical
thinking.
Keywords : application of critical thinking, nursing care, the hospital.
LATAR
BELAKANG
Berpikir adalah proses tertentu di
otak yang menghubungkan suatu
situasi dan fakta, ide dengan fakta, ide
atau kejadian lainnya agar mampu
menemukan suatu kesimpulan yang
tepat dan sesaui untu digunakan dalam
mencari penyelesaian terhadap
masalah yang di hadapinya (Kowiyah,
2012). Berpikir adalah menggunakan
pikiran dan mencakup membuat
pendapat, membuat keputusan menarik
kesimpulan dan merefleksikan.
Berpikir merupakan suatu proses yang
aktif dan terkoordinasi. Ketika perawat
mengarahkan berpikir kearah
pemahaman dan menemukan jalan
keluar dari masalah kesehatan klien,
prosesnya menjadi bertujuan dan
berorientasi pada tujuan. Dalam
kaitannya dengan keperawatan,
berpikir kritis adalah reflektif,
pemikiran yang masuk akal tentang
masalah keperawatan tanpa ada solusi
dan difokuskan pada keputusan apa
yang harus di yakini dan dilakukan.
Berpikir secara kritis menantang
individu untuk menelaah asumsi
tentang informasi terbaru dan untuk
menginterpretasikan serta keperawatan memberikan jaminan
mengevaluasi uraian dengan tujuan keamanan dan memenuhi standar
mencapai simpulan atau perspektif pelayanan. Berpikir kritis merupakan
baru (Potter & Perry, 2005). suatu pengujian yang rasional terhadap
Banyak yang telah mendefenisikan beberapa ide, kesimpulan, prinsip,
berpikir kritis, tapi pada dasarnya berpikir argumen, penjelasan, persoalan,
krtitis lebih banyak di artikan sebagai pernyataan, keyakinan dan tindakan, serta
suatu proses dari pada suatu tujuan inti dari praktik keperawatan professional
(Facione, 2015). Berpikir kritis dalam (Taylor, 2006). Berpikir menjadi bagian
keperawatan merupakan suatu komponen tak terpisahkan dari asuhan keperawatan
esensial dari akuntabilitas professional yang dilakukan oleh perawat.
dan kualitas asuhan keperawatan. Perawat Perawat merupakan sumber
diminta untuk bisa berpikir kritis dengan daya manusia terpenting di rumah
menggunakan pengetahuan mengenai sakit karena selain jumlahnya yang
ilmu keperawatannya secara menyeluruh dominan dominan (55-65%) juga
agar bisa memberikan perawatan yang merupakan profesi yang memberikan
efektif. Sikap berpikir kritis adalah nilai pelayanan yang konstan dan terus
yang harus ditunjukkan keberhasilannya menerus selama 24 jam kepada pasien
oleh pemikir kritis. Perawat harus setiap hari. Oleh karena itu pelayanan
menunjukkan keterampilan kognitif untuk keperawatan sebagai bagian integral
berpikir secara kritis, tetapi juga penting dari pelayanan kesehatan jelas
untuk memastikan bahwa keterampilan mempunyai kontribusi yang sangat
ini digunakan secara adil dan bertanggung menentukan kualitas pelayanan di
jawab (Potter & Perry, 2005). Seorang rumah sakit.Sehingga setiap upaya
perawat harus memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas
untuk menggali setiap perubahan yang pelayanan rumah sakit harus juga
terjadi pada kondisi pasien, memberikan disertai upaya untuk meningkatkan
pelayanan keperawatan mandiri dan kualitas pelayanan keperawatan (Yani,
tanggap terhadap berbagai permintaan 2007).
dan bisa menentukan prioritas. Hal ini Perawat akan menemukan
tentu saja membutuhkan kemampuan berbagai situasi klinis yang berkaitan
berpikir kritis yang mempunyai dengan masyarakat atau pasien, anggota
kemampuan untuk menyelesaikan keluarga dan tenaga kesehatan lainnya,
masalah yang terjadi secara baik serta sehingga penting untuk berpikir kritis
bisa berkomunikasi dengan lancer dan pada setiap situasi. Perawat harus
jelas (Fero et al, 2009). Berpikir kritis mengembangkan kemampuan berpikir
dalam keperawatan merupakan kritis dalam menyelesaikan masalah dan
keterampilan berpikir perawat menguji pengelaman baru yang menyangkut
berbagai alasan secara rasional sebelum pasien dengan cara berpikiran terbuka,
mengambil keputusan dalam asuhan kreatif, percaya diri, dan bijaksana.
keperawatan. Berpikir kritis dalam asuhan
Perawat memiliki peranan penting dalam lima tahap, yaitu pengkajian,
penganmbilan keputusan klinis yang tepat diagnosis, perencanaan, implementasi,
dan akurat. Pengambilan keputusan klinis dan evaluasi (Nursalam, 2008).
merupakan hal yang membedakan antara Proses keperawatan adalah satu
perawat dan staf teknis. Perawat pendekatan untuk pemecahan masalah
professional akan mengambil tindakan yang memampukan perawat untuk
yang cepat dan tepat ketika keadaan klien mengatur dan memberikan asuhan
memburuk, mendeteksi jika pasien keperawatan. Proses keperawatan
mengalami komplikasi serta memiliki mengandung elemen berpikir kritis yang
inisiatif untuk mengatasinya (Potter & memungkinkan perawat membuat
Perry dalam Aprisunadi, 2011). Lulusan penilaian dan melakukan tindakan
perawat akan sering dihadapkan pada berdasarkan nalar (Potter & Perry, 2005).
pasien dengan berbagai macam situasi
dan di tuntut untuk mampu berpikir kritis
dan sistematis untuk menganalisa sesuai TUJUAN
penyakit yang di derita pasien (Indriasari,
2016). (Haryanto, 2014) Mendukung 1. Tujuan Umum
pendapat tersebut dengan menjelaskan
Mengetahui gambaran berpikir
rentang perawatan pasien di rumah sakit
bervariasi mulai dari kasus ringan hingga kritis perawat dalam melakukan
kasus yang kompleks, sehingga menuntut asuhan keperawatan di rumah
perawat untuk berpikir kritis dan sakit.
mempunyai waktu tanggap yang cepat.
Mutu asuhan keperawatan 2. Tujuan Khusus
menjadi alat utama menjaga a. Untuk mengetahui karakteristik
kepercayaan pelanggan pelayanan. perawat dalam berpikirk kritis di
Asuhan keperawatan bermutu
rumah sakit.
dilakukan dengan meningkatkan
kemampuan berpikir kritis perawat b. Mengetahui proses perawat
dalam melakukan proses keperawatan. dalam berpikir kritis
Pelayanan keperawatan didasarkan
c. Mengetahui cara
pada pendekatan pengambilan
keputusan yang dapat ditingkatkan mengaplikasikan berpikir kritis
dengan berpikir kritis. dalam keperawatan.
Standar praktik keperawatan
profesional di Indonesia telah METODE
dijabarkan oleh Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI) pada tahun Jurnal ini merupakan suatu
2000. Standar tersebut mengacu pada perbandingan atau analisis antara satu
proses keperawatan yang terdiri atas jurnal dengan jurnal lainnya dari berbagai
sumber seperti referensi jurnal, buku teks
dan e-book. Adapun topik jurnal yang di
bandingkan yaitu berhubungan dengan
sikap berpikir kritis dalam pemberian PEMBAHASAN
asuhan keperawatan yang lebih berpatok
Hasil dari pembandingan ini menyatakan
pada tugas perawat dalam mengambil
suatu tindakan. komponen sikap di anggap sebagai aspek
sentral dari seorang pemikir yang kritis
HASIL sikap-sikap yang termasuk kepercayaan
diri, kemandirian, integritas, pengambilan
Hasil perbandingan ini terdapat pada resiko, kreativitas, keadilan, kerendahan
bagaimana seharusnya peran perawat hati, dan keberanian, (Craven & Hirnle,
dalam berpikir kritis terhadap pasien. 2009). Perawat yang pemikir kritis akan
Hasilnya adalah kita jadi tahu bahwa mempunyai sikap-sikap tersebut beserta
dalam pemberian asuhan keperawatan aplikasi keperawatannya, yaitu :
berpikir kritis sangat di butuhkan
1. Berpikir Mandiri
dalam melakukan suatu tindakan baik
dalam masalah kecil maupun besar Mengingat berbagai ide sebelum
untuk memenuhi kebutuhan pasien. membuat kesimpulan sendiri dengan
Dalam penerapan berpikir kritis dalam mencari literature keperawatan,
pola berpikir kritis terbagi menjadi 3 terutama ketika ada pandangan yang
pemikiran yaitu pemikiran kritis dasar, berbeda pada subjek yang sama.
pemikiran kritis kompleks, dan Berbicara dan berdiskusi dengan
pemikiran kritis komitmen. Contohnya perawat lain dan berbagi ide tentang
dengan memperhatikan kebutuhan intervensi keperawatan yang akan
pasien dengan seksama, meningkatkan dilakukan (Potter & Perry, 2009).
kepekaan terhadap keluhan pasien 2. Ketekunan
seperti kelihan nyeri dan menanyakan Keinginan untuk mencari
bagaimana perasaan yang sedang di wawasan dan kebenaran lebih
alami pasien sehingga perawat dapat jauh meskipun sulit. Banyak
berpikir kritis dalam melakukan waktu dan energy akan
tindakan apa selanjutnya yang akan dibutuhkan untuk mendapatkan
diberikan kepada pasien, tanpa pasien dan mempertimbangkan informasi
mengeluh terlebih dahulu hal itu dapat baru dan membentuk wawasan
meningkatkan rasa nyaman pada baru (Craven & Hirnle, 2009).
pasien. Jika mendapatkan informasi yang
tidak lengkap atau hilang tentang
pasien perawat harus
mengklarifikasi atau langsung
menanyakan pada pasien secara
langsung. Mencoba berbagai seorang perawat dapat melakukan
pendekatan dan mencari sumber tindakan keperawatan, selalu
informasi sampai mendapatkan dipersiapkan dengan baik sebelum
solusi yang tepat (Potter & Perry, melakukan aktivitas keperawatan dan
2009). mendorong pasien untuk mengajukan
3. Curiosity pertanyaan (Potter & Perry, 2009).
Menjadi termotivasi untuk 6. Keadilan
mencapai dan bertanya Keinginan untuk menelaah sudut
“mengapa”. Sebuah tanda klinis pandang orang lain dengan standar
atau gejala sering menunjukkan intelektual yang sama, dan tidak
berbagai masalah (Craven & dipengaruhi oleh kepentingan atau
Hirnle, 2009). keuntungan diri sendiri atau orang
Mengeksplorasi dan belajar lebih lain. Mendengarkan kedua belah
banyak tentang pasien sehingga pihak dalam diskusi apapun (Craven
membuat penilaian klinis yang & Hirnle, 2009). Jika seorang pasien
tepat (Potter & Perry, 2009). atau anggota keluarga mengeluh
4. Kreativitas tentang seorang pekerja. Maka
kemudian mencari penyelesaian yang
Menciptakan ide-ide baru dan
adil dan terbuka dengan keinginan
pendekatan alternative atau
untuk memenuhi kebutuhan pasien
pendekatan yang berbeda jika
(Potter & Perry, 2009).
intervensi tidak bekerja untuk
7. Kerendahan hati
pasien
(Craven & Hirnle, 2009). Pemikir kritis mengerti kapan
harus membutuhkan informasi
Implementasi keperawatan pasien
lebih lanjut untuk membuat
yang nyeri mungkin membutuhkan
keputusan (Craven & Hirnle,
posisi yang berbeda atau teknik
2009). Meminta orientasi kepada
distraksi, perawat dapat melakukan
perawat yang lebih mengetahui.
pendekatan yang melibatkan keluarga
Meminta daftar perawat secara
pasien untuk diterapkan di rumah
teratur untuk mengetahui tindakan
(Potter & Perry, 2009).
yang akan dilakukan dengan
5. Kepercayaan
pendekatan keperawatan (Potter &
Merasa yakin dalam kemampuan Perry, 2009).
seseorang untuk mencapai tujuan 8. Integritas
belajar bagaimana untuk
Keinginan untuk menerapkan
memperkenalkan diri kepada pasien,
standar bukti intelektual yang
berbicara dengan keyakinan ketika
baku dan sama terhadap
mulai melakukan tindakan dengan
pengetahuan yang dimiliki oleh
sesuai prosedur (Craven & Hirnle,
orang lain. Hal ini membutuhkan
2009). Seorang pasien berpikir bahwa
kejujuran untuk menelaah dan dibutuhkan untuk menarik
mengakui kesalahan dan kesimpulan, untuk
ketidakkonsistenan pikiran, membentuk suatu dugaan atau
penilaian dan tindakan (Craven & hipotesis, mempertimbangkan
Hirnle, 2009). Menjadi jujur dan informasi yang relevan dan
bersedia untuk mematuhi mengembangkan konsekuensi
prinsipprinsip dalam menghadapi yang sesuai dengan data,
kesulitan, tidak ada kompromi pernyataan, prinsip, bukti,
untuk standar keperawatan atau penilaian, keyakinan, opini,
kejujuran dalam memberikan konsep, deskripsi, pertanyaan,
asuhan keperawatan dan bentuk-bentuk represanti
(Potter & Perry, 2009). lainnya (Facione, 2015).
Berpikir kritis mempunyai enam sub- 4. Kesimpulan
skill yang terdiri dari : Kesimpulan diartikan
1. Interpretasi sebagai suatu kemampuan
Merupakan proses memahami dan untuk mempersentasikan hasil
menyatakan makna atau signifikansi penilaian seseorang dengan
variasi yang luas dari pengalaman, cara meyakinkan dan
situasi, data, peristiwa, penilaian, koheren. Gunakan
persetujuan, keyakinan, aturan, pengetahuan dan pengalaman
prosedur dan kriteria (Facione, untuk memilih strategi yang
2015). Menjadi tertib dalam akan digunakan dalam
pengumpulan data. perawatan pasien (Potter &
Perry, 2013).
Mencari pola untuk mengkategorikan
data (diagnosis keperawatan), (Potter 5. Evaluasi
& Perry, 2013). Evaluasi merupakan suatu proses
2. Analisis pengkajian kredibilitas pernyataan
atau representasi yang menilai atau
Analisi adalah proses
menggambarkan persepsi,
mengidentifikasi hubungan antara
pengalaman situasi, penilaian,
pernyataan, pertanyaan, konsep,
keyakinan atau opini seseorang serta
deskripsi, atau bentukbentuk
mengkaji kekuatan logis dari
representasi lainnya untuk
hubungan actual antara dua atau lebih
mengungkapkan keyakinan,
pernyataan (Facione, 2015).
penilaian, pengalaman, alasan,
informasi dan opini (Facione, 2015).
3. Penjelasan
Penjelasan merupakan
proses mengidentifikasi dan
memperoleh unsur yang
6. Regulasi Diri
Pengontrolan diri
adalah kesadaran untuk
memantau aktifitas PENUTUP
tersebut, dan hasil-hasil
yang dikembangkan, 1. KESIMPULAN
terutama melalui Dalam melakukan suatu
penggunaan keterampilan tindakan asuhan keperawatan,
dalam menganalisis, perawat di tuntut untuk berpikir
mengevaluasi penilaian kritis karena sangat dibutukan dan
inferensial seseorang lebih berpengaruh dalam
dengan suatu pandangan melakukan suatu tindakan untuk
melalui pengajuan keselamatan pasien di bandingkan
pertanyaan, konfirmasi, dengan perawat yang kurang
validasi, atau pembetulan berpikir kritis. Ada pengaruh
terhadap hasil penilaian berfikir kritis terhadap
seseorang (Facione, kemampuan perawat dalam
2015). melakukan asuhan keperawatan
dan perawat yang berfikir kritis
berpeluang mampu melakukan
asuhan keperawatan
keperawatandengan baik jika
dibandingkan dengan perawat
yang kurang berfikir kritis. Ada
pengaruh lama kerja terhadap
kemampuan perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan
dan lama kerja merupakan faktor
dominan dari counfounding
terhadap kemampuan perawat
dalam melakukan asuhan
keperawatan.
2. DEFINISI
1. berpikir kritis sebagai
pengaturan diri dalam REFERENSI
memutuskan sesuatu,
analisis, evaluasi, dan
inferensi, dan dengan Aprisunadi. (2011). Hubungan Antara
menggunakan suatu bukti. Berpikir Kritis Perawat dengan
Berpikir kritis penting, Kualitas Asuhan Keperawatan di
Berpikir kritis merupakan Unit Perawatan Ortopedi Rumah
suatu kemampuan untuk Sakit Umum Pusat Fatmawati
menganalisa dan Jakarta. Universitas Indonesia.
mencetuskan suatu Craven, R. F., & Hirnle, C. J., (2009).
gagasan. Fundamentals of nursing : human
health and function (6th ed.).
1. 2. berpikir kritis yaitu proses Philadelphia : wolters kluer
health/lippincot Williams &
berpikir yang penuh
wilkins.
keterampilan dalam membuat
pengertian atau konsep, Fathi,A., & Simamora, R. H. (2019,
mengaplikasikan, menganalisis, march). Investigating nurses’
dan mengevaluasi. Berpikir coping strategies in their workplace
kritis digunakan untuk as an indicator of quality of nurses’
memecahkan suatu masalah life in Indonesia : a preliminary
agar mendapat solusinya. study. In IOP Conference Series :
Berfikir kritis dalam Earth and Environmental Science
(Vol. 248, No. 1, p. 012031).
keperawatan adalah komponen
IOP Publishing.
dasar
Facione P. A. (2015). Critical Thinking :
What It Is and Why It Counts.
Insight
Assessment, 7(ISBN 13: 978-1-
891557-07-1), 1-28.
https://doi.org/ISBN : 13 :978-
1891557-07-1.

Fero, L. J., Witsberger, C. M.,


Wesmiller, S. W., Zullo, T.
G., Hoffman, L. A.,
(2009). Critical thinking Ability of
New Graduate and Experienced
Nurses. Journal of Advanced Perry, A. G., & Potter, P. A. (2009).
Nursing, Potter and perry’s fundamentals of
65(1), 139-148. nursing Australian version. (J.
Crips & C. Taylor, Eds.) (3rd ed).
Australian :
mosby Elsevier Australia.

Potter, P. A., & Perry, A. G., (2010).


Fundamental of nursing. Buku 1,
https://doi.org/10.1111/j.13652648. edisi 7. Jakarta : Salemba Medika
2008.04834.x.
Haryanto, A Potter, P. A., & Perry, A. G., (2013).
(2014). Hubungan
Fundamentals of nursing. (8th ed).
Berpikir Kritis
dan Waktu Elsevier.
Tanggap Perawat
dengan Rubenfeld, M.G., Scheffer, B.K. (2007).
Kualitas Berpikir kritis dalam keperawatan.
Asuhan Jakarta : EGC
Keperawatan di Instalasi Gawat Sudono, DS, Bambang, dkk. (2017).
Darurat Rumah Sakit islam Gambaran Kemampuan Berpikir
Surabaya. Universitas sebelas Kritis Perawat Primer Dalam
maret Surakarta. Pelaksanaaan Asuhan Keperawatan
di Rumah Sakit
Indriasari , F. N. (2016). Hubungan Islam Surakarta. Jurnal Ilmu
Antara Penerapan Model
Keperawatan Indoensia Vol. 10,
Pembelajaran Problem Based
No. 1.
Learning dengan Motivasi Belajar
Mahasiswa Program Study Ilmu Taylor, B. J. (2006). Reflective Practice:
Keperawatan. Jurnal Keperawatan A
Notokusumo, IV(1), 40-46. Guide For Nurses and Midwives.
Kowiyah. (2012). Kemampuan Berpikir Meidenhead: Open University
Press.
Kritis. Jurnal Pendidikan Dasar,
3(5), 175-179. Yani, A. 2007. Geografi. Jakarta:

Nursalam, & Efendi, F. (2008). Grafindo.112.

Pendidikan Dalam Keperawatan.


Jakarta : Salemba Medika
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005) Buku
Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses dan Praktek (edisi
4). Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai