Anda di halaman 1dari 6

Berpikir Kritis dalam Keperawatan sebagai Solusi Peningkatan Self

Confidence terhadap klien di Rumah Sakit

Anita Denike Siregar/181101009


anitadenike25@gmail.com

Abstrak
Tulisan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya berpikir
kritis dalam keperawatan yang ditinjau dengan upaya pendalaman pemahaman tentang berpikir
kritis dalam keperawatan serta penerapannya untuk klien di rumah sakit,sehingga perawat dapat
memutuskan dan melaksanakan asuhan keperawatan yang tepat kepada pasien. Asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan kajian berpikir kritis juga seyogianya
akan meningkatkan rasa percaya diri (Self Confidence) dalam diri Klien,baik Pasien maupun
keluarga pasien sehingga perawat tidak hanya memiliki peran membantu penyembuhan namun
lebih kepada peningkatan kenyamanan pasien di rumah sakit.Berdasarkan pendekatan kualitatif
yaitu metode analisis data,peneliti berusaha menelaah kembali tentang pembelajaran Berpikir
kritis dalam keperawatan sehingga memperoleh manfaat: 1) Perawat dapat lebih mengerti arti
berpikir kritis sesungguhnya, 2)mengetahui apa saja metode dalam berpikir kritis dan
3)mengenal karakteristik berpikir kritis serta 4) mengetahui penerapan berpikir kritis dan
dampaknya terhadap rasa kepercayaan diri klien.
Kata kunci : Berpikir kritis,Keperawatan,Self Confidence

A. Latar belakang tanggungjawabnya. Dewasa ini,tak

Profesi perawat dituntut untuk sedikit perawat yang dianggap sebagai

menjalankan tugas dengan “pembantu Dokter” saja, akibatnya tak

pofesionalisme yang total karena objek jarang klien di rumah sakit seolah

yang dihadapinya adalah individu memandang rendah dengan profesi ini.

ataupun kelompok masyarakat sehingga Asumsi tersebut tidak relevan dengan

berpikir kritis merupakan hal mendasar kenyataan yang ada,bahwa dari segi

yang harus dikuasai dan senantiasa pendidikan,ners dan dokter berada

diterapkan oleh perawat dalam dalam posisi setara yakni strata 1,namun

mengemban tugas dan yang membedakan adalah Perawat dan


Dokter memiliki kompetensi yang diteliti melalui sampel yang terkumpul
berbeda walaupun dengan objek yang (Sugiono.2009). Penelitian deskriptif
sama. analisis ini meninjau kembali konsep
Hal inilah yang menjadi latar berpikir kritis dari berbagai media
belakang ditulisnya tulisan ini,agar sehingga mendapat penggambaran yang
perawat juga menjadi mitra yang jelas dan lebih mudah untuk dimengerti.
dianggap intelektual melalui aplikasi Teknik pengumpulan data yang
berpikir kritis dalam mengambil dilakukan yaitu dengan menganalisa
keputusan dan penanganan asuhan berbagai pendapat dan menyatukannya
keperawatan yang tepat dan tentunya menjadi suatu gambaran umum.
meningkatkan kepercaan diri bagi klien
di rumah sakit,sehingga hal tersebut Hasil Metode
menunjukkan kualitas sebenarnya tentang Dengan metode deskriptif
profesionalisme keperawatan.
analisis ini maka tulisan ini dapat
berupa gambaran dari bagaimana
Tujuan
bentuk dari berpikir kritis itu
Dengan adanya tulisan ini sendiri,mengetahui lebih mendalam
diharapkan perawat lebih dalam tentang apa-apa saja metode berpikir
mengerti tentang 1)konsep berpikir kritis dan bagaimana karakteristik dari
kritis dalam keperawatan,2) Apa saja berpikir kritis yang dapat diterapkan
metode dalam berpikir kritis,3) Apa sebagai gaya hidup dalam dunia
yang menjadi karakteristik seseorang keperawatan. Untuk lebih
dikatakan berpikir kritis, serta 4) memahaminya akan dijelaskan di bab
Bagaimana aplikasi berpikir kritis pembahasan.
diterapkan untuk mengambil keputusan
pemberian asuhan keperawatan.
Pembahasan
International Council of Nursing
Metode
(1973) menyebutkan bahwa perawat
Metode penelitian yang memiliki peran untuk membantu
diterapkan dalam tulisan ini adalah individu,baik sakit ataupun sehat,dalam
deskriptif analisis.metode ini berfungsi kinerja aktivitas yang menunjang pada
untuk menggambarkan objek yang kesehatan dan pemulihannya. Individu
adalah makhluk unik,sama halnya merupakan cara pikir aktif yang
dengan setiap klien yang dihadapi oleh menggunakan
perawat,mereka hadir dari berbagai inteligensia,pengetahuan,keterampilan
perilaku,pengalaman,rasa sakit,dan dalam menjawab pertanyaan,menggali
budaya yang berbeda-beda sehingga hal situasi dalam menjawab pertanyaan
tersebut menjadi poin penting mengapa yang relevan,menelaah ide untuk
seorang perawat harus memiliki pola mencapai kesimpulan yang berguna,dan
pemikiran yang kritis. Perawat adalah meninjau perspektif dalam
proses belajar untuk selalu berpikir mengembangkan pemahaman yang
kritis sehingga dituntut untuk menyeluruh serta mendiskusikan ide
menginterpretasikan dan mengevaluasi tersebut dengan orang lain untuk
suatu penilaian untuk dapat pertukaran ide.
memecahkan masalah dan upaya Segala bentuk tindakan yang dilakukan
menemukan solusi sehingga perawat oleh perawat dengan berpikir kritis
dapat mengambil keputusan yang benar merupakan konsekuensi yang harus
untuk mengambil tindakan asuhan diterima oleh setiap individu/klien yang
keperawatan yang tepat. dihadapi, seperti dalam Potter dan
Setiap keputusan merupakan kebijakan Perry, (2005) berpikir kritis
yang tidak boleh disepelekan seperti membebaskan individu untuk berpikir
yang dituliskan Renee Fox (1980) terhadap dirinya sendiri dalam membuat
meneyebutkan bagaimanapun biasa dan tindakan setelah pemahaman yang jelas
rutinnya suatu tindakan perawat mengenai masalah ataupun situasi yang
terhadap pasien,meskipun tampak tidak ada. Sehingga berpikir kritis tentunya
mengancam dan tragis,tidak ada dapat meningkatkan rasa percaya diri
interaksi perawat-pasien yang bersifat klien dalam lingkungan,baik
biasa saja. Maka segala persoalan yang pasien,keluarga ataupun rekan kerja
dihadapi oleh perawat dengan pasien perawat.
merupakan keseriusan yang mutlak. Berpikir kritis itu sendiri
Dalam bukunya Critical memiliki pola yang sistematis, yang
thinking applied to Nursing, St Louis dikembangkan oleh Kataoka-Yahiro
(1996) menyebutkan detail tentang dan Saylor (1994) ada empat model
kemampuan berpikir kritis yaitu yakni dasar pengetahuan khusus
dimana perawat memiliki pengetahuan disebabkan oleh kesalahan
yang mencakup informasi dan teori dari perawat,berpikir mandiri, mengambil
ilmu pengetahuan alam,hunaniora dan resiko dalam menerima pemikiran
memikirkan masalah baru,memilili kerendahan hati agar
keperawatan,pengalaman seperti selalu berproses dalam penggalian
pemanfaatan sarana laboratorium saat pengetahuan tambahan,intergritas untuk
menjalankan pendidkan seperti yang membangun rasa percaya diri,
dituliskan oleh Banner (1984) bahwa ketekunan, dan kreativitasnya dalam
perawat yang ahli memiliki konteks dari berpikir. Serta seorang perawat juga
situasi klinis yang menginterpensikan harus memiliki standar dalam berpikir
sebagai relevansi atau menjadi suatu krtitisyang mengacu pada kriteria etik
yang relavan atau tidak dan tingkat untuk penilaian keperawatan sebagai
kompetensinya hanya datang dari tujuan profesi keperawatan untuk
pengalaman,kompetensi yang individu dan kelompok (Kataoka-
merupakan proses kognitif yang Yahiro & Saylor, 1994).
digunakan untuk pembuatan keputusan Perawat yang dikatakan mampu
yang mencakup pertimbangan berpikir kritis ditandai dengan
diagnostik,kesimpulan klinis dan karakteristik berpikir kritis itu sendiri.
pembuatan klinis sebagai cara suatu Wade (1995) mengidentifikasi delapan
tindakan yang tidak menyimpang dari karakteristik berpikir kritis ,meliputi : 1)
prosedur namun tetap berpikira kreatif Kegiatan merumuskan pertanyaan, 2)
untuk mendapatkan hasil yang membatasi permasalahan, 3) menguji
sama,sikap. Menurut Potter & Perry data-data,4) menganalisis berbagai
(2005) Proses keperawatan adalah suatu pendapat dan bias, 5) menghindari
pendekatan sistematik komperhensif pertimbangan yang sangat emosional,5)
untuk asuhan keperawatan.Sikap menghindari penyederhanaan yang
dimana berpikir kritis ini merupakan berlebihan, 6) Menghindari
sikap yang ditunjukkan atau perilaku penyederhanaan berlebihan, 7)
sebahai hasil dari suatu pemikiran yang mempertimbangan berbagai interpretasi
terdiri dari Tanggung Gugat (Perawat dan 8) menoleransi ambiguitas. Berbeda
menerima gugatan yang dilayankan dengan pendapat Beyer (1995) yang
pasien atau keluarga pasien yang menyatakan karakteristik berpikir kritis
sebagai berikut : a) Watak (dispositions) terprogram melalui elemen pada tulisan
yang bersifat terbuka,menghargai Marinier.A-Tomey (1996) dijelaskan
kejujuran, b) Kriteria (Criteria) dengan berdararkan 1) Penentuan
menerapkan standarisasi yakni harus tujuan,2)membuat pertanyaan isu
berdasarkan relevansi,keakuratan fakta- masalah yang ada,3)menentuan
fakta,berdasarkan sumber yang kredibel kerangka acuan,4)dimensi empiris
dan pertimbangan yang matang, (bukti akurat), 5) Dimensi konsep (jelas
c)Argumen (argument) preposisi yang dan mendalam), 6)Asumsi (dapat
dilandasi data meliputi kegiatan dibuktikan kebenarannya),7) implikasi
pengenalan,penilaian,dan penyusunan dan konsekuensi. Sehingga keputusan
pendapat, d)Pertimbangan atau perawat dalam menentukan asuhan
pemikiran (reasoning) meliputi kegiatan keperawatan dapat diterima oleh klien
menguji hubungan antara beberapa di rumah sakit.
pernyataan atau data. e) Sudut pandang
(point of view) yaitu cara pandang atau Penutup
penafsiran dimana orang yang berpikir Dari pemaparan di atas dapat
kritis akan memiliki cara pandang yang disimpulkan bahwa berpikir kritis
berbeda terhadap suatu fenomena, dan merupakan sikap kompleks yang harus
f)Prosedur penerapan kriteria dimiliki oleh seorang perawat sebagai
(procedures of applying criteria) profesi yang menjalankan tugasnya,hal
meliputi perumusan masalah,penentuan yang dapat membuat seseorang mampu
keputusan yang diambil,dan berpikir kritis ketika mampu
mengidentifikasi pemikiran-pemikiran. menerapkan karakteristik dan model
Dari pembasan di atas selalu berpikir kritis agar menjadi suatu
berujung pada pengambilan keputusan budaya berpikir untuk pengambilan
yang berdasarkan pengambilan asuhan keperawatan yang tepat.
keputusan dengan langkah yang

Daftar Pustaka
Aini,Nur.2018.Teori Model Keperawaatan.Malang:Penerbit Universitas
Muhammadyah

Asmadi.2008.Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:EGC


Deswani.2009.Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis.Jakarta: Salemba Medika.

Efendi,Ferry dan Makhfudli.2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan


Praktek dalam Keperawatan.Jakarta:salemba Medika.

Efendi,Ferry Nursalam.2009.Pendididkan Dalam Keperawatan.Jakarta:Salemba


Medika

Fathi,A,& Simamora, R. H. (2019,March). Investiggating nurses’ coping strategies in


their workplace as an indicator of quality of nurses’ life in Indonesia : a preliminary
study. In IOP Conference Series : Earth and Environmental Science ( Vol. 248, No. 1,
p. 012031). IOP Publishing.

Harnilawati.2013.Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas.Sulawesi Selatan:Pustaka


As Salam

Ismantoro,Dwi Yuwono.2013.Memahami Berbagai Etika Profesi dan


Pekerjaan.Yogyakarta:Medpress Digital

Johnson,Elaine.Contextual Teaching dan Learning.Jakarta:Penerbit MLC

Kusnanto.2004.Pengantar Profesi dan Praktek Keperawatan Profesional.Jakarta:EGC

Kusnanto.2004.Pengantar Profesi dan Praktek Keperawatan Profesional.Jakarta:EGC

Pieter,Herry Zen.2017.Dasar Dasar Komunikasi Bagi Perawat.Jakarta:Penerbit


Kencana

Potter,P.A,Perry.A.G.1995. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep,Proses,dan


praktik ,edisi 4,Volume 2. Jakarta : ECG

Priharjo,Robert.1995.Pengantar Etika Keperawatan .Yogyakarta:Penerbit Kanisius

Stevens,P.J.M.1999.Ilmu keperawatan Edisi 2 Jilid 9.Jakarta:EGC

Sumajitun.2009.Manajemen Keperawatan Konsep Dasar dan Aplikasi Pengambilan


Keputusan Klinis. Jakarta:Trans Info Media.

Tavris,Carol.Psikologi Edisi 9 Jilid 1 .Jakarta:Penerbit Erlangga

Zubaidah,Siti. 2010. Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat dikembangkan


melalui pembelajaran sains :jurnal kesehatan,Volume 1,14. 2-8.

Anda mungkin juga menyukai