pemikir kritis menerima bahwa mereka tidak mengetahui dan mncoba untuk mendapatkan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat keputusan yng tepat. Keselamatan dan kesejahteraan klien mungkin beresiko jika perawat tidak mampu mengenali ketidakmampuannya untuk mengatasi masalah praktik. Perawat harus memikirkan kembali situasi, mencari pengetahuan tambahan, dan kemudian menggunakan informasi untk membentuk konklusi. Kapan saja perawat ditarik ke unit perawatan yang berbeda didalam rumah sakit untuk bekerja, mungkin ada klien dengan kondisi dimana perawat tidak memberikan perawatan. Perawat mungkin enggan mengakui bahwa dirinya belum berpengalaman. Keinginan untuk berhadapan dengan perawat yang lebih berpengalaman dan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menangani masalah klien dengan tepat memampukan perawat dengan dewasa secara professional.
INTEGRITAS
Pemikir kritis mempertanyakan dan menguji
pengetahuan dan keyakinan pribadinya seteliti ereka menguji pengetahuan dan keyakinan orang lain. Integritas pribadi membangun rasa percaya dari sejawat dan bawahan. Orang yang mempunyai integritas dengan cepatbberkeinginan untuk mengaki dan mengevaluasi segala ketidakkonsistenan dalam ide dan keyakinannya. Eksekutif keperawatan yang merupakan pemimpin kuat belajar menerima ketika ide-ide mereka tidak lagi berfungsi untuk memberikan arahan pada pelayanan keperawatan. Mereka memberikan informasi baru dan mendorong bawahan untuk memberikan jalan keluar pada masalah manajemen yang sulit.
KETEKUNAN
Pemikir keritis terus bertekat untuk menemukan solusi
yang efektif untuk masalah keperawatan klien. Solusi yang cepat adalah hal yang tidak dapat diterima. Prawat belajar sebanyak mungkin mengenai masalah, mencoba berbagai pendekatan untuk perawatan, dn terus mencari sumber tambahan sampai pendekatan yang tepat ditemukan. Sebagai contoh, perawat menggunakan berbagai terapi perawatan luka untuk klien diabetic. Tipe klie yang khusus ini apat memiliki lukayang rumit karena proses penyembuhan luka yang normal mengalami gangguan. Untk menemukan terapi yang berhasil, perawat dapat berkonsul dengan perwat spesialis atau ahli gizi atau bahkan merujuk ke artikel riset tentang perawatan luka.
KREATIFITAS
Kreatifitas mencakup berfikir orijnal. Hal ini berarti
menemukan slusi diluar apa yang dilakukan secara tradisioal. Seringkali klien menghadapi masalah yang membutuhkan penedekatan unik. Sebagai contoh, klien atritis dapat mempunyai keterbatasan serius pada gerakan pinggul dan lututnya. Salah satu pendekatan kreatif untuk membantu klien teap mobilitas adalah dengan menaikan semua kursi dirumah diatas blok kecil yag dipakukan pada kaki kursi, sehingga klien tidak perlu membungkuk dengan sudut ekstream ketika duduk.
STANDAR UNTUK BERFIKIR KRITIS
Komponen kelima dari berfikir kritis mencakup standar
intelektual dan professional. Paul (1993) menemuka bahwa standar intelektual menjadi universal untuk berfikir kritis. Ketika perawat memikirkan masalah klien, penting sekali artinya untuk menggunakan standar ini untuk mmastikan bahwa keputusan yang tepat telah dibuat.sevagai contoh, ketik berupaya untuk memahami keparahan dari nyeri yang dirasakan klien, perawat mencari informasi yang jelas dari klien dan mengklarifikasi segala bentuk pernyataan yang membingungkan. Segala pengukuran, seperti tingkat pembengkakan disekitar area yang nyeri, dibuat dengan tepat. Perawat memeriksa klien dan memastikan bahwa temuan tersebut telah secara spesifik ditentukan letaknya dan teah diinterpretasikan dngan akurat. Sejalan dengan perawat mengumpulkan semua informasi mengenai nyeri yang dirasakan klien, pertanyaan tambahan mungkin diajukan untuk memastikan bahwa informasi telah digali cukup dalam dan lengkap.
Standar profesinal untuk berfikir kritis mengacu ada
kriteria etik untuk penilaian keperawatan dan kriteria untuk tanggung jawab dan tanggung gugat professional. Standar ini mengekpresikan tjuab dan nilai profesi keperawawatan. Penerapan standar ini mengaharuskan perawat menggunakan berfikir kritis untuk kebaian individua tau kelompok ( Kataoka- Yahiro & Saylor 1994)
TINGKAT BERFIKIR KRITIS
Model berfikir kritis membantu memperlihatkan
kompleksitas dari proses pembuatan keputan dalam keperawatan. Sejalan dengan perawat mendapat pengetahuan baru dan matur tentang profesinal komepeten, maa kemampuannya untuk berfikir secara kertis juga berkembang. Model Kataoka -yohiro & saylor (1994) mengidentifikasi tiga tingkat berfikir kritis dalam keperawatan: tingakt dasar, kompleks dan komitmen. Tingkat ini cenderung sejajar dengan lima tingkat kecakapan yang diuraikan oleh Benner (1984): pendatang, pemula lanjut, kompeten, cakap, dan ahli,
Pada tingkat dasar pelajar menganggap bahwa yang
berwenang mempunyai jawaban yang benar untuk stiap masalah. Berfikir cenderung untung menjadi konkret dan didasarkan pada serangkaian peraturan atau prinsip. Hal ini merupakan langkah awal dalam perkembangan kemampuan mempertimbangkan (katoka-yohiro & saylor, 1994) individu mempunyai keterbatasan pengalaman dalam menerapkan berfikir kritis. Disamping kecenderungan untuk diatur oleh orang lain, individu belajar menerima perbedaan pendapat dan nilai-nilai diantara pihak yang berwenang. Dalam kasus perawat baru, berfikir kritis sambal melakukan prosedur keperawatan masih terbatas. Pendekatan tahap demi tahap digunaan untu memberikan perawatan dan mungkin tidak dapat diadaptasi untuk kebutuhan klien yang unik atau yang tidak lazim.
Pada tingkat yang berfikir kritis yang kompleks
seseorang secara kntinu mengenali keragaman dari pandangan dan persepsi individu. Apa yang berubah adalah kemampuan dan inisiatif individu. Pengalan membantu individu mencapai kemampuan untuk terlepas dari kewenangan dan menganalisis serta meneliti alternative secara lebih mandiri dan sistematis. Dalam kaitannya dalam keperawata, praktisi mulai untuk mencari bagaimana tindakan keperawtan mempunyai manfaat jangka panjang untuk klien. Perawat mulai mengfantisifasi alternatif lebih baik dan menggali lebih luas. Hanya kemauan untuk mempertimbangkan penyimpangan dari protocol atau praturan standar ketika terjadi situasi klien yang kompleks. Sering terdapat lebih dari satu solusi untuk suatu masalah. Perawat belajar keragaman dari pedekatan yang berbeda untuk terapi yang sama. Tingkat ketiga dari berfikir kritis adalah komitmen. Pada tingkt ini pearawat memilih tindakan atau keyakinan brdasarkan alternative dan identifikasi pada tingkat berfikir yang kompleks. Perawat mampu untuk mengantisipasi kebutuhan untuk membuat pilihan yang kritis setelah menganalisis keuntungan dari alternative lainnya. Maturitas perawat tercermin dalam kerutinan selalu mencari pilihan yang terbaik, yang paling inovatif, dan paling sesuai untuk perawatan klien.
TINJAUAN PROSES KEPERAWATAN
Proses keperawatan adalah suatu pendekatan untuk
pemecahan masalah yang mmampukan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan. Proses keperawatan mengandung elemen berfikir kritis yang memungkinkan perawat mmbuat penilaian dan melakukan tindakan berdasarkan nalar. Proses adalah serangkaian tahapan atau komponen yang mengarah pada pencapaian tujuan. Tiga karakteristik dari peoses adalah tujuan, organisasi dan kreativitas (Bevis, 1978). Tujuan adalah maksud spesifikatau tujuan dari proses. Proses keperawatan digunakan unttuk mendiagnosa dan mengatasi respons manusia terhadap sehat dan sakit (American Nurses Assosiation, 1980). Organisasi adalah suatu rangkaian tahap atau komponen yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Proses keperawatan mencakup lima tahap: pengkajan, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Kreativitas adalah perkembangan berkesinambungan dari proses itu sendiri. Proses keperawatan adalah dinamik dan berkelanjutan. Proses keperawatan memberikan cetak biru untuk berfikir kritis sehingga perawat dan mengindividualisasian asuhan dan berespon terhadap kebutuhan klien dengan tepat waktu dan cara yang masuk akal untuk mempebaiki atau mempertahankan tingkat kesehatan klien.
Proses keperawtan adalah kerangka kerja dan struktur
orgnisasi yang kreatif untuk memberikan asuhan keperawtan, namun proses keperawtan juga cikup fleksibel untuk digunakan disemua lingkup keperawatan. Tujuan dariproses keperawtan adalah untuk mengfidentiikasi kebutuhan perawatan kesehatan klien, menentukan prioritas, menetapkan tujuan dan hasil asuhan yan diperkirakan, menetapkan danmnegomunikasikan rencana asuhan yang berpusat pada klien, memberikan intervensi keperawtan yang dirancang untutk memenuhi kebutuhan klien, dan mengevaluasi keefektifan asuhan keperawatan dalam mencapai hasil dan tujuan klien yag diharapkan. Cara adalah keakuratan perawat dalm mengkaji, mendiagnostik menangani klien, dan hasil adalah peningkatan fungsi dan kesejahteraan klien.
PENERAPAN DALAM PERAKTIK
Pertimbangan adalah salah satu cara orang berfikir.
Seseorang mencerminkan dan sampai pada suatu keputusan serta memecahkan masalah (Bandman and bandman 1995). Sebagai contoh,ketika perawat, Nn. Sims mengamati Tn. Sierra sedang duduk diruang pemeriksaan klinik, berbagai fikiran mulai melintas dalam benaknya. Perilaku klien apa yang dikenali? Apa makna dari perilaku tersebut? Apakah ada perawat yang telah mengenali perlaku ini sebelumnya? Bagaimana perawat bereaksi terhadap klien? Apakah ada factor tertentu di klinik yang memepengaruhi klien? Perawat mulai menggunakan pertimbangan untuk berhasil dalam menentukan minat dan kebutuhan perawatan kesehatan klien.sebagai contoh, minat pertimbangan membantu perawat memutuskan apa yang harus dikatakan pada Tn. Sierra setelah klien berkata Apakah saya harus dirawat dirumah sakit? Respons seseorang mungkin. Hanya dokter anda yang tahu. Jawaban ramah yang mungkn Jangan khawatir, anda pasti akan menjadi lebih baik. Respons lainnya mungkin Ceritakan pada saya apa yang membuat Anda berfikir bahwa anda hars dirawat dirumah sakit. Pendekatan yang terakhir tidak menyangkal dan tidak menghindari kekhawatiran klien. Sebaliknya, perawat memfasilitasi pertimbangan klien sendiri sehingga klien dapat menyebutkan fakta aau kesimpuan tentang kondisinya itu sendri. Bergantung pada apa yang klien katakana, perawat mungkin akan mengajukan pertanyaan lebih lanjut, memilih untuk memeriksa klien, atau barangkali keluar dari ruang pemeriksaan untuk menelaah catatan medis klien.
Metoda ilmiah aalah slahsatu pendekatan terhadap
pertibangan yang beralih dari fakta-fakta pegalaman ang dapat diamati hingga penjelasan masuk akal dari fakta-fakta tersebut (bandman and bandman 1995). Metoda ini adalah pendekatan yang memungkinkan untuk identifikasi dan resolusi dari masalah. Klien di klinik mungkin mengatakan pada perawat bahwa nyeri pungung bawah terjadi setelah ia jatuh dari tangga. Dengan pengamatan yang lebih dekat perawat menemukan postur klien yang membungkuk. Meringis, dan gerakan yang lambat dari kursi ke meja pemeriksaan. Perilaku klien menunjukan adanya nyeri, tetapi perwat akan bertanya Apakah anda merasakan nyeri?Jika yantolong katakana pada saya dimana tepatnya anda merasaka nyeri tersebut. Apakah nyeri tersebut memburuk ketika anda mencoba untuk duduk? perawat mungkn meminta klien untuk dengan perlahan membungkuk ke depan atau ke sampng. Intuisi tentang masalah klien tidak dapat dipercaya seperti hal nya pengamatan akltual atau yang dapat diukur. Perawat terus menggunakan pedekatan pemecahan masalah untuk mempelajari lebih dalam mengenai klien, untuk menentukan sifat maslah, dan pada akhirnya utuk memberikan pendekatan terhadap peredaan ketidaknyamanan yang dialami klien.
Proses keperawatan terhadap pertimbnagan ilmiah.
Perawat membuat kesimpuan tentang maksna dari respons klien terhadap masalah ksehatan atau menyamaratakan status fungsi kesehatan kien. Suatu pola akan mulai terbentuk; sebagai contoh, klien mengalami nyeri akut dan mobiltasnya terbatas. Perawat terus mengumpulkan informasi sampai klasifikasi yang akurat
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti