Anda di halaman 1dari 2

Komponen Berpikir

Kritis Komponen berpikir kritis meliputi: Pengetahuan dasar spesifik merupakan komponen
pertama berpikir kritis, yang meliputi teori dan informasi dari ilmu-ilmu pengetahuan,
kemanusiaan dan ilmu-ilmu keperawatan dasar. Pengetahuan ini dapat diperoleh perawat melalui
jenjang pendidikan yang diikuti, mulai dari diploma, sarjana, sampai tingkat pendidikan master
atau doctor. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, semakin banyak pilihan ketika
menghadapi situasi yang menantang. Semakin banyak pilihan dengan mengumpulkan informasi
akan mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan yang benar dan penuh keyakinan
sehingga menciptakan kekuatan pada diri sendiri.
Pengalaman merupakan komponen kedua dari berpikir kritis. Pengalaman perawat dalam praktik
klinik akan mempercepat proses berpikir kritis, Karena ia akan berhubungan dengan kliennya,
melakukan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan membuat keputusan untuk melakukan
perawatan terhadap kesehatan kliennya. Pengalaman di lahan praktek merupakan laboratorium
nyata bagi penerapan ilmu keperawatan, dimana perawat akan menerapkan teori yang sudah
dipelajari dan tetap memperhatikan kenyataan yang ada dengan mengadakan penyesuaian,
mengakomodasi respon klien, dan memperhatikan pengalaman yang terjadi. Pengalaman adalah
hasil interaksi antara individu melalui alat inderanya dan stimulus yang berasal dari berbagai
sumber belajar. Ada 5 jenis stimulus stimulus/ rangsangan yang bersal dari sumber belajar, yaitu:
1. Interaksi manusia 2. Realita. 3. Pictorial representati 4. Written symbols 11 5. Recorded sound
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-
tugas di bidang pekerajaan tertentu (Kepmendiknas No. 045/U/2002). Kompetensi merupakan
kemampuan individual yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu tugas/ pekerjaan yang
dilandasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Contoh: untuk menunjukkan kompetensi melakukan prosedur mengukur tekanan darah klien,
mahasiswa harus melakukan praktek mengukur tekanan darahdi laboratorium sekolah terlebih
dahulu sebelum ke klinik. Ini dilakukan untuk memastikan apakah prosedurnya sudah sesuai
dengan cara kerja yang telah diajarkan.
Berpikir kritis merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencangkup
interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi, sedangkan berpikir kritis merupakan konsep
dasar yang terdiri dari konsep yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri
berbagai sudut pandang, sebagai seorang perawat yang merupakan bagian dari pemberi layanan
kesehatan,yaitu memberi layanan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
akan selalu dituntut untuk berpikir kritis dalam berbagai situasi. Penerapan berpikir kritis dalam
proses keperawatan dengan kasus yang nyata akan memberikan gambaran kepada perawat
tentang pemberian asuhan keperawatan yang komprensif dan bermutu.(Budiono dan
Sumirah,2015,p.90).
Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen penting dari akuntabilitas profesional
dalam memberikan asuhan keperawatan berkualitas.perawat diharapkan dapat berpikir kritis
untuk memproses data yang kompleks dan membuat keputusan yang cerdas mengenai
perencanaan dan pengelolaan mengingat pentingnya hal tersebut dalam pembuatan keputusan,
problem solving dan clinical judgment, sedangkan kepercayaan diri mempengaruhi hampir setiap
aspek kehidupan individu, dari kemampuan individu untuk berpikir optimis dan bertahan melalui
kesulitan, serta pengembangan rasa percaya diri adalah komponen yang sangat penting dalam
pengambilan keputusan keperawatan. (Carlos and all,2014 dalam jurnal Tri ayunda 2018)
Berpikir kritis penting dilakukan oleh perawat sebelum mengambil keputusan dalam asuhan
keperawatan.Asuhan keperawatan merupakan satu metode ilmiah dalam penyelesaian masalah
klien. Kemampuan perawat mengidentifikasi masalah klien dan memilih solusi intervensi yang
tepat tidak lepas dari kemampuan perawat berpikir kritis, yaitu kemampuan perawat menggali
alasan berdasarkan evidence base dari setiap problem dan solusi yang teridentifikasi.
Kemampuan berpikir kritis dapat digunakan ketika menyelesaikan masalah keperawatan (Zori &
Morrison, 2009 dalam jurnal bambang sudono, 2017).
Berpikir ktitis sangat penting untuk melakukan suatu praktik keparawatan yang disiplin,
berkompeten, dan aman. Perawat dalam melaksanakan tugasnya harus memiliki banyak
pengetahuan apabila seorang perawat tidak bisa untuk berpikir kritis maka suatu tugas yang akan
dilakukan akan tidak cepat selesai. Karena berpikir kritis tersebut adalah suatu proses yang statis,
tetapi selalu berubah seiring berjalannya waktu secara konstan dan dinamis setiap harinya atau
setiap waktu. Oleh karena itu tindakan keperawatan sangan membutuhkan yang namanya proses
berpikir kritis. Pemikir kritis dalam tindakan keperawatan merupakan seseorang yang
mempunyai skill pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar, mencari informasi,
menggunakan alasan rasional, dan memprediksi yang akan terjadi.
CONTOHNYA
1.dengan memperhatikan kebutuhan pasien dengan seksama, meningkatkan kepekaan terhadap keluhan
pasien seperti kelihan nyeri dan menanyakan bagaimana perasaan yang sedang di alami pasien sehingga
perawat dapat berpikir kritis.

Berani  tahu dan melakukan perawatan pada pasien dengan benar (contoh  tidak takut merawat
pasien HIV AIDS karena tahu cara perawatan yang tepat)

Anda mungkin juga menyukai